Anda di halaman 1dari 21

 PENGAKUAN HUKUM ADAT

DAN HAK ULAYAT


Pendahuluan
 Adanya negara dan konstitusi masyarakat
hukum adat (MHA) sbg semi-autonomous social
field
 MHA terancam negara menerapkan kriteria
sepihak memojokkan MHA marginal/rentan
 Dekade terakhir ada perhatian dari masyarakat
dunia PBB, negara dunia dan NGO namun
belum signifikan bagi MHA
 Kebijakan desentralisasi diharapkan kontribusi
positif bagi MHA
2
Masyarakat hukum adat?
 Masyarakat hukum masyarakat yang menetap, terikat dan
tunduk pada tata hukumnya sendiri
 Jika hukum yang berlaku hukum adat masyarakat hukum
adat subyek hak ulayat
 4 kriteria MHA
1. Adanya sejumlah orang‑orang tertentu bertindak, semua
merasa terikat dan semua merasa sama-sama mendapat
untung/rugi.
2. Adanya keteraturan, golongan tertentu punya kelebihan,
wibawa dan kekuasaan.
3. Adanya harta benda bersama barang tertentu, tanah, air,
tanaman, tempat peribadatan dan gedung lainnya
4. Tidak pernah terlintas untuk membubarkan/keluar dari
persekutuannya.
3
MHA di Minangkabau?

 Jurai/Paruik
 Kaum
 Suku
 Nagari sebagai MHA subyek hak
ulayat

“Adat salingka nagari”


“Pusako salingka kaum/suku”
4
Pengakuan & Perlindungan Hak MHA

 Zaman Hindia Belanda sudah ada:


1. Hk agraria keperdataan Buku II
BW/KUHPer kepemilikan adat diakui
(Ps 131 & 163 IS) ancaman domein
verklaring
2. Hk agraria administratif Ps 62 RR
1854 s/d AW 1870pemberian hak
erfpacht & hak sewa oleh Gub Jend
tidak boleh atas tanah hak-hak 5
Pengakuan & Perlindungan... (2)

 Era Kemerdekaan:
1. Pasal 33 Ayat (3) UUD BAR+ dikuasai negara
(HMN) utk sebesar-besar kemakmuran rakyat
mengganti konsep domein negara kolonial
2. Penjelasan Ps 18 (II) UUD negara menghormati
kedudukan daerah-daerah istimewa dan
peraturan negara mengenainya akan mengingati
hak-hak asal-usul daerah tersebut 250
zelfbesturende landchappen dan
volksgemeenschappen, spt desa (Jawa dan Bali),
negeri (Minangkabau), marga (Palembang) dsb.
6
Pengakuan & Perlindungan... (3)

 Pasca Amandemen UUD


1. Pasal 18 B Ayat (2) negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur
dalam undang-undang
2. Pasal 28 I Ayat (3) identitas budaya dan hak masyarakat
tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan peradaban
 Persyaratan memang sangat membebaninamun Pemerintah
dan Pemda tidak boleh menegasikan MHA inkonstitusional

7
Pengakuan & Perlindungan... (4)

 Tingkat Internasional:
1. 1966 Konvenan Internasional Hak-
hak Ekonomi Sosial dan Budaya
sudah diratifikasi dgn UU 11/2005
2. 1989 Konvensi ILO No. 169 tentang
Penduduk Asli dan Adat di Negara-
negara Independen

8
Pengakuan & Perlindungan... (5)

 Dalam UUPA (UU 5/1960):


1. Ps 2 (2) penafsiran autentik HMN
mencabut domein verklaring Ps 1 AB
2. Ps 3 menyebut dan mengakui hak
ulayat eksplisit
3. Ps 5 hukum adat sebagai hukum
positif

9
Belum ada itikad baik…
 Sampai 1999 belum ada peraturan utk mengimplementasikan
pengakuan tersebut
 Hak ulayat “korban” kebijakan politik pertumbuhan ekonomi
rezim
 Hak ulayat tidak teridentifikasi dianggap tanah negara
(bebas) “perampasan” terhadap tanah rakyat
 Praktik pengelabuan hukum (kebohongan publik)
pengadaan tanah HGUpengusaha buat perjanjian sewa
dengan MHApengusaha/penguasa ”memplintir” menjadi
pelepasan hakkeluar HGU
 HGU habis timbul sengketa MHA vs Negara MHA
berbegang pada sewa, pemerintah bertumpu pada status HGU
di atas tanah negara

10
Kriteria Masih Ada Hak Ulayat

 Masih ada MHA sekelompok orang


yang masih merasa terikat oleh tatanan
hukum adatnya subyek
 Masih ada tanah ulayat tanah tempat
terdapat hak ulayat lingkungan hidup
warga MHA obyek
 Masih ada hukum adat mengenai
pengurusan, penguaasaan dan
penggunaan tanah ulayat 11
Tanah Ulayat?
 tanah ulayat adalah tanah tempat terdapatnya
hak ulayat masyarakat hukum adat.
 bagi orang Minangkabau istilah “ulayat”
dimaksudkan sebagai hubungan hukum antara
orang, kaum, suku dan nagari dengan tanah.
 Suatu hak kebendaan yang menunjukkan
kepemilikan: menurut sistem matrilineal
Bandingkan dengan UUPA!
UUPA menyebutkan istilah “hak ulayat” (bukan
tanah ulayat).
Pasal 3 UUPA: mengakui pelaksanaan hak
ulayat?
Wajar: karena hak ulayat telah ada sebelum
terbentuknya negara Republik Indonesia 17
Agustus 1945.
UUPA tidak pernah menyebutkan istilah ulayat
berasal dari Minangkabau, tetapi semua orang
mengakui itu.
Pengertian Hak Ulayat?
UUPA tidak menyebutkan pengertian hak
ulayat.
Penjelasan Pasal 3 UUPA: yang dimaksud
dengan "hak ulayat dan hak-hak yang
serupa itu" ialah apa yang di dalam
perpustakaan hukum adat disebut
"beschikkingsrecht".
Beschikkingsrecht?
Pertama: Van Vollenhoven, Miskenningen Van Het Adatrech.
Hanya ciri-ciri:
1. Hanya warganya yg bebas mempergunakan tanah/hutan: pertanian
(clearing it for agriculture), kampung (founding a village) dan hasil hutan
(gathering forest produce).
2. Orang luar: izin penguasa persekutuanrecognitie atau retributie
3. Hak pengawasan terhadap cultivated lands.
4. Bertanggung jawab: unaccountable delict within the area.
5. Tidak dapat dialihkan selama-lamanya ( can not be permanently
alinated).
Istilah Lain?
 Djojodiguno dan Iman Sudiyat: hak purba;
 Supomo: hak pertuanan.
 Daerah lain: hak patuanan (Ambon),
panyampeto, pawatasan (Kalimantan),
wewengkon (Jawa), prabumian (Bali),
tatabuan (Bolaang Mangondow), wanua,
limpo (Sulawesi), dan
 ulayat (Minangkabau)
Permenag No. 5/1999
Setelah lebih 39 tahun
Hak ulayat : kewenangan yang menurut Hukum Adat dipunyai oleh
masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang
merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil
manfaat dari sumberdaya alam, termasuk tanah, dalam wilayah
tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang timbul
dari hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak
terputus antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah
yang bersangkutan.
Tanah ulayat adalah bidang tanah yang di atasnya terdapat hak
ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu.
Bandingkan dgn Tanah Ulayat
MK!
Pengertian hak ulayat menurut UUPA dan
peraturan pelaksanaannya, tidak persis sama
dengan pemahaman orang Minang
Yang sesuai: ulayat nagari.
Tanah ulayat kaum (pusako tinggi):tanah milik
adat yang bersifat komunal.
Isi kewenangan “pemilik” asal persil dari
konversi hak milik adat, bukan pemberian hak.
Hak ulayat tidak dikonversi (UUPA)
Dimensi Hak Ulayat UUPA
Aspek publik: mengatur pengelolaan dan
pemanfaatan ulayat mereka
kewenangan untuk membuat
perencanaan, serta kewenangan
pengendalian perbuatan hukum bahkan
menyerahkan atau mengizin orang.
Aspek keperdataan: dimiliki oleh seluruh
anggota masyarakat hukum adat dan
melakukan perbuatan hukum
Kriteria Hak Ulayat (Permenag No. 5
Tahun 1999 )

Adanya masyarakat hukum adat: subyek sekelompok


orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya
sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum
karena kesamaan tempat tinggal atau pun atas dasar
keturunan.
Tanah ulayat: tertentu yang menjadi lingkungan hidup
para warga persekutuan hukum tersebut dan
tempatnya mengambil keperluan hidupnya sehari-hari,
dan
Hukum adat: pengurusan, penguasaan dan
penggunaan tanah ulayat ditaati oleh para warga
persekutuan hukum tersebut.
Sekian
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai