Anda di halaman 1dari 35

ILMU USAHATANI

”BERIKAN PENJELASAN PADA ISTILAH YANG ADA PADA


TIAP KOTAK ATAU LINGKARAN ATAU TANDA PANAH “

1. Atika Permata Sari 20024010001


2. Salsabillah Alif Rizkiyah 20024010002
3. Ida Wahyu Romandani 20024010003
4. Jesika Ayu Nur Islami 20024010004
GAMBAR 1
INPUT
USAHATANI

Input adalah suatu unit yang dibutuhkan agar menghasilkan output. Input akan sangat menentukan besar-
kecilnya produksi yang diperoleh. Input terbagi menjadi dua macam, yaitu input fisik dan non fisik.
Adapun contoh input fisik pada usaha tani, antara lain :

1. Lahan Pertanaman 2. Modal (Sarana Produksi)

Tanah sebagai salah satu input yang Modal adalah biaya yang dikeluarkan
merupakan pabrik hasil-hasil dalam proses produksi. Modal dibagi
pertanian, dimana tempat produksi menjadi dua, yaitu modal tetap dan tidak
berjalan dan darimana hasil produksi tetap. Besar kecilnya modal dalam usaha
ke luar. Di dalam tanah mengandung tani tergantung dari :
berbagai macam mineral dan unsur • Skala usaha
hara yang sangat dibutuhkan • Macam komoditas
tumbuhan. • Tersedianya kredit
Adapula contoh input non-fisik dalam usaha
tani, antara lain: 2. Manajemen

Manajemen terdiri dari merencanakan,


1. Tenaga Kerja mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi
suatu proses produksi. Karena proses produksi ini
melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor
tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana
produksi yang penting dan perlu diperhitungkan
mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau
dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup.
dalam tahapan proses produksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor Faktor manajemen dipengaruhi oleh:
produksi tenaga kerja adalah : • Tingkat pendidikan
• Tersedianya tenaga kerja • Pengalaman berusahatani
• Kualitas tenaga kerja • Skala usaha
• Jenis kelamin • Besar kecilnya kredit
• Tenaga kerja musiman • Macam komoditas
Pengaruh penggunaan faktor produksi dapat dinyatakan dalam 3 (tiga) alternatif sebagai berikut:
• Decreasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi melebihi proporsi
pertambahan produksi
• Constant return to scale artinya bahwa penambahan faktor produksi akan proporsional dengan
penambahan produksi yang diperoleh
• Increasing return to scale artinya bahwa proporsi dari penambahan faktor produksi akan menghasilkan
pertambahan produksi yang lebih besar (Rahim dan Retno, 2007).
PROSES USAHATANI
Proses ialah sebuah usaha yang dilakuan dalam mengolah factor produksi atau input menjadi hasil produksi
atau output. Contoh proses dalam usaha tani, yaitu :

1. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan merupakan suatu proses mengubah sifat tanah dengan mempergunakan alat
pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh lahan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan
yang dikehendaki manusia dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan lahan dalam usaha
tani bertujuan untuk:
• Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
• Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
• Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan
dengan baik
• Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
• Menyatukan pupuk dengan tanah
3. Pengolahan benih

Pengolahan benih merupakan proses transformasi


2. Pemeliharaan Tanaman fisik benih dari saat setelah panen
menjadi benih yang bersih dan seragam serta
Pemeliharaan tanaman adalah perlakuan memenuhi standar yang ditentukan.
terhadap tanaman dan lingkungannya agar Tujuan pengolahan benih adalah untuk
tanaman tumbuh sehat dan normal. menghasilkan benih yang memiliki mutu fisik,
Pemeliharaan tanaman terdiri dari : fisiologis, dan genetik yang sesuai dengan standar
• Pendangiran mutu benih. Tahap-tahap dalam pengolahan benih,
• Penyiangan yaitu:
• Penyulaman • Penerimaan
• Pemupukan • Pra-pengolahan
• Pemberantasan hama dan penyakit. • Pengeringan
• Pembersihan
• Pemilahan
• Perlakuan
• Pengemasan
OUTPUT USAHATANI
2. Output negatif
Output merupakan produk atau jasa yang dihasilkan
dari proses produksi.
Output megatif ialah hasil usahatani yang berdampak buruk
bagi tenaga kerja maupun lingkungannya. Contoh dari
1. Output positif output negatif yaitu :
Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan akan
Output positif adalah hasil usahatani yang mengakibatkan:
berdampak baik bagi tenaga kerja maupun • Resurgensi (meningkatnya reproduksi hama),
lingkungannya. Contoh dari output positif yaitu : • Resisten (hama/penyakit menjadi kebal terhadap racun
• Tanaman saat di panen menghasilkan sesuatu pestisida)
yang baik dan sehat dengan jumlah yang sudah • Residu racun yang ditinggalkan dapat menyebabkan
diperkirakan (sampai kepada target) penyakit pada tubuh manusia, terutama pada perempuan
• Menghasilkan barang yang mempunyai nilai yang bekerja disektor pertanian.
jual yang tinggi. Hal tersebut akan berdampak Selain itu, hasil tanaman tidak bagus, yang membuat nilai
pada upah tenaga kerja yang tinggi pula. jualnya rendah dan merugikan petani. Selain itu juga dapat
menyebabkan tanah keras dan tidak subur lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Karmini. (n.d.). Ekonomi Produksi Pertanian (Februari 2, Vol. 148). 2018.


Oelviani, R. (2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 8–24.
Sunarmani, satuhu dan. (2012). Pengertian Usaha Tani Ilmu Usahatani. 10–24.
Tatuh, Jen. (2012). AGRIBISNIS SEBAGAI SEBUAH SISTEM.
http://agricomunindo.blogspot.com/2012/09/agribisnis-sebagai-sebuah-sistem_15.html?m=1 diakses
pada 4 september 2021 pada 16.31
Jaya, Murni SP. (2020). TEHNIK PENGOLAHAN TANAH DALAM BUDIDAYA TANAMAN.
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/96111/tehnik-pengolahan-tanah-dalam-budidaya-tanaman/
diakses pada 5 september 2021 pada 12.55
WANAFIAH, KARYADI. (2016). Pengolahan benih dan mesin pengolahan benih.
https://teknologibenih.wordpress.com/2016/07/22/alat-dan-mesin-processing-benih/ diakses pada 5
september 2021 pada 13.01
GAMBAR 2
USAHA TANI

• Usaha adalah suatu kegiatan yang diharapkan untuk menghasilkan sesuatu.


• Tani adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam dalam bentuk
mengusahakan tanah dengan tanam-menanam
• Jadi usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan
pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang
tinggi sehingga pendapatan usaha tani nya meningkat. Usahatani tidak hanya
mengutamakan output semata namun juga harus memperhatikan aspek-aspek yang
terkait, salah satunya adalah input produksi. Untuk mencapai manajemen yang baik,
petani membutuhkan peran peneliti untuk menganalisis usahataninya.
Sumber daya lainnya

Sumber daya adalah segala sesuata yang berasal dari alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya
lainnya yang dimaksud dalam sistem usahatani adalah sumber daya
alam dan lingkungan yang meliputi tanah/lahan, air, tanaman, ternak,
modal, manusia, teknologi, dan manajemen.
Misalnya modal, dengan modal petani dapat menghemat penggunaan
lahan, tanpa menambah luas lahan namun tetap dapat meningkatkan
produksi, contohnya adalah intesifikasi, penggunaan bibit unggul, pupk
dan pestisida
Ternak

• Ternak adalah hewan peliharaan yang hidupnya mengenai tempatnya, makananya dan
berkembang biaknya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia, dipelihara khusus
sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
• Ternak dapat dilakukan oleh perorangan maupun sekelompok. Salah satu tujuan dari usaha
ternak adalah untuk memperoleh keuntungan, baik berupa uang ataupun berupa hasil
seperti susu, daging, telur, dan lain sebagainya.
• Misalnya usaha ternak seperti sapi telah banyak berkembang di Indonesia, akan tetapi
petani pada umumnya masih memelihara sebagai usaha sambilan, dimana tujuan utamanya
adalah sebagai tabungan, sehingga manajemen pemeliharaannnya masih dilakukan secara
konvensional. Kendala utama yang dihadapi petani yang belum memadukan usaha ini
dengan tanaman adalah tidak tersediaanya pakan secara memadai terutama pada musim
kemarau.
Lahan

Lahan adalah permukaan bumi yang berupa tanah, batuan, mineral dan kandungan cairan yang
terkandung didalamnya yang memiliki fungsi tersendiri yang dapat dimanfaatkan manusia. Oleh
karena itu, lahan merupakan salah satu unsur usahatani biasa disebut sebagai faktor produksi yang
mempunyai kedudukan penting.
Kedudukan penting dari lahan sebagai faktor produksi yang terkait dengan kepemilikan dan
pemanfaatannya sebagai tempat proses produksi berlangsung. Secara fisik, kondisi dan sifat lahan
(tanah,air, dan kandungannya) sangat beragam antara satu agroekosistem dengan agroekosistem
lainnya atau bersifat spesifik lokasi. Sedangkan secara hukum. Terkait dengan status kepemilikan
dapat mempengaruhi nilai dan harga sehingga penggunaan dan penghasilan dari faktor produksi ini
dapat berbeda akibat berbeda status kepemilikannya.
Jadi kepemilikan lahan menjadi hal pertama yang perlu diperhatikan apabila ingin melakukan
usahatani. Dengan mengetahui sumber kepemilikan lahan dan status lahan yang akan digarap
petani akan lebih leluasa untuk memberikan kontribusi yang sesuai dengan kegiatan usahataninya.
Tanaman

Tanaman adalah salah satu makhuk hidup yang terdapat di alam semesta, yang
memiliki daun, batang, dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri
dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis.
Tanaman pada pertanian ialah tanaman yang bermanfaat secara ekonomi dan
cocok dengan rencana kerja dan eksistensi manusia. Sifat dari tanaman pada
pertanian memiliki sifat yang khas yaitu pengelolaan, artinya tanaman itu selama
kehidupannya dikelola untuk dipanen hasilnya meskipun tingkat pengelolaannya
tidak intensif, misalnya tanaman-tanaman dalam sistem pertanian ladang
berpindah atau tanaman-tanman di pekarangan.
Air

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga
per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertaha hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain itu air dipergunakan
untuk memasak, mandi, mencuci. Selain itu, air juga digunakan untuk
keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, dan lain-lain.
Efisiensi penggunaan air merupakan aspek yang terkait dengan peningkatan
produksi dan nilai ekonomi usahatani padi dilahan sawah irigasi.
Contoh Peningkatan efisiensi penggunaan air dalam usahatani padi menjadi
penting sejalan dengan makin terbatasnya ketersediaan air. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan perbaikan saran irigasi, introduksi teknik hemar air,
pengaturan saat tanam/pola tanam untuk memaksimalkan pemanfaatan curah
hujan. Jadi sistem irigasi basah kering merupakan ssitem pemberian air ke
lahan sawah dengan level tertentu, kemudian pemberian air berikutnya
dilakukan pada periode tertentu setelah genangan air pada level tesebut surut
hingga tidak terjadi genangan.
Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Jadi tenaga kerja merupakan subsitem usahatani yang apabila faktor tenaga kerja ini
tidak ada maka usahatani tidak akan berjalan. Besar kecilnya peranan tenaga kerja
terhadap hasil usahatani dipengaruhi oleh keteranpilan kerja yang tercermin dari tingkat
produktivitasnya.
Oleh karena itu, sebagian besar tenaga kerja manusia dalam usahatani berlahan garapan
sempit berasar dari tenaga kerja dalam keluarga petani itu sendiri. Petani akan menyewa
tenaga kerja buruh, jika tenaga kerja dalam keluarga sudah tidak mencukupi.
Dalam pertanian masa depan, diharapkan petani menjadi petani sejati yang menguasai
hak untuk memiliki keragaman hayati, hak untuk melestarikan, memuliakan,
mengembangkan, saling tukar dan jual benih serta hak untuk memperoleh makanan
yang aman dan menyehatkan. Pertanian lokal setempat menemukan cara-cara untuk
memperbaiki struktur tanah, kapasitas menahan air serta keberadaan unsur hara dan air
tanpa pemanfaatan input buatan.
Modal

• Modal dari segi ekonomi merupakan salah satu faktor produksi yang berasal
dari kekayaan seseorang yang digunakan untuk menghasilkan pendapata bagi
pemiliknya.
• Contohnya lahan usaha yang dimiliki. Sebagai faktor produksi, sebenarnya
lahan tidak termasuk dalam modal, namun dalam perhitungan biaya, biaya
lahan dimasukkan ke dalam biaya modal karena lahan merupakan barang
modal (aset tetap yang dimiliki perusahaan). Pekerjaan-pekerjaan
memperbaiki lahan akan menambah kegunaan lahan tetapi mengeluarkan
biaya. Demikian pula apabila pekerjaan itu dilaksanakan sendiri oleh petani,
maka harus tetap diperhitungkan sebagai biaya.
Manajemen

Petani mempunyai keterbatasan dalam memanfaatkan kesempatan ekonomi


untuk meningkatkan pendapatannya. Oleh karena itu, perlu ada pembinaan terkait
dengan pengelolaan usahataninya. Pengelolaan usahatani digambarkan sebagai
kemampuan petani dalam menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan
penggunaan faktor-faktor produksi yang beragam seefektif mungkin sehingga
produksi pertanian memberikan hasil yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA

Author. (1981). Pengertian Hewan Ternak. 53(9), 1689–1699.


http://repository.uin-suska.ac.id/6477/4/BAB III.pdf

Ding, W., Zhu, L., Xu, J., Feng, L. J., & Xu, X. Y. (2010). Bioremediation of micro-polluted source water by
simulated river bioreactor with different carriers. Huanjing Kexue/Environmental Science, 31(11), 2639–
2644.

Kebijakan, R., & Pupuk, S. (2017). Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Dalam Perspektif Reorientasi
Kebijakan Subsidi Pupuk Dan Peningkatan Pendapatan Petani. Analisis Kebijakan Pertanian, 3(1), 68–80.
https://doi.org/10.21082/akp.v3n1.2005.68-80

Nappu, B. (2014). ANALISIS PENGELOLAAN AIR DALAM USAHATANI PADI PADA LAHAN
SAWAH IRIGASI DI SULAWESI SELATAN Sulawesi Selatan memiliki lahan sawah pendampingan
Sekolah Lapang Pengelolaan tinggi . Senjang produktivitas tersebut harus dapat adalah pengelolaan air yang
efisie. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol., 17(0411), 61–68.
GAMBAR 3
Segitiga Keberlanjutan

Segitiga keberlanjutan menjadi salah satu konsep yang dianut dalam pelaksanaan pemerintahan pada
berbagai nergara di dunia. Keseimbangan komponen yang ada pada segitiga keberlanjutan akan
menciptakan keselarasan dan keharmonisan hubungan antara komponen sosial, ekonomi, dan lingkungan.

• Lingkungan Alam
Menurut Emil Salim (1976), lingkuan adalah segala sesuatu atau kondisi yang ada di sebuah tempat.
Lingkungan alam sendiri merupakan lingkungan yang terbentuk dari proses alam yang perkembangannya
belum mengalami pembaruan oleh manusia.

• Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber daya yang
terbatas dan menyalurkannya kedalam berbagai individu atau kelompok yang ada dalam suatu
masyarakat.
• Sosial
Yaitu segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama. (Salim, 2002)
Pengertian sosial pada strukturnya yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat
yang menempatkan pihak-pihak didalam posisi-posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan
norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu.

• Lingkungan-ekonomi
Pemikiran ini muncul didasarkan pada ketidakmampuan ekonomi konvensional dalam menangani
pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang. Dalam ekonomi lingkungan, sumber daya
alam dan lingkungan dipelajari dan dipertahankan serta ditingkatkan penggunaannya dengan tujuan
pemakaian jangka panjang atau berkelanjutan. Dari sudut pandang ekonomi, masalah lingkungan
timbul, karena biaya lingkungan tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi, sehingga menyebabkan
kerugian bagi orang lain atau pasar.
• Lingkungan-Sosial
Tempat dimana masyarakat saling berinteraksi dan melakukan sesuatu bersama–sama antar sesama maupun dengan
lingkungannya. Lingkungan sosial terbagi menjadi beberapa tingkat. Tingkat keluarga, tingkat sekolah, dan lingkungan
masyarakat.

• Sosial-ekonomi
Adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendidikan serta pendapatan. Faktor yang menentukan sosial ekonomi masyarakat yaitu:
1. Tingkat pendidikan
2. Jenis pekerjaan
3. Pendapatan
4. Keadaan rumah tangga
5. Tempat tinggal
6. Kekayaan
7. Jabatan
8. Aktivitas ekonomi
• Keberlanjutan
Keberlanjutan dapat diartikan sebagai “menjaga agar sesuatu upaya terus berlangsung”, “kemampuan untuk
bertahan dan menjaga agar tidak merosot”. Sedangkan dalam konteks pertanian, keberlanjutan merupakan cara
untuk tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumber daya.

• Berkelanjutan secara ekonomis berarti suatu kegiatan pembangunan harus mampu menghasilkan pertumbuhan
ekonomi, pemeliharaan kapital, penggunaan sumberdaya, serta investasi secara evisien.
• Berkelanjutan secara alami berarti bahwa kegiatan tersebut mampu mempertahankan integritas ekosistem,
memelihara daya dukung lingkungan dan konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati
(biodiversity).
• Berkelanjutan secara sosial diartikan bahwa pembangunan tersebut dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil
pembangunan, mobilitas sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan
pengembangan kelembagaan. (Sergelding, 1996)
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/forgis-indonesia/56a84d7791fdfd65058b4575/terapan-konsep-pembangunan-berkela
njutan-dalam-dunia-usaha

https://pendidikan.co.id/pengertian-lingkungan-jenis-unsur-konsep-dan-menurut-ahli/
Dinar, & Hasan. (2018). Pengantar Ekonomi: Teori Dan Aplikasi. In CV. Nur Lina (Issue 1980).
Salim, Agus. (2002). Perubahan sosial : sketsa teori dan refleksi metodologi kasus Indonesia / Agus Salim.
Yogyakarta :: Tiara Wacana Yogya,.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_lingkungan
https://ayuniindya.wordpress.com/2012/12/11/lingkungan-sosial/
Astrawan, I. W. G., Nuridja, I. M., & Dunia, I. K. (2014). Analisis Sosial – Ekonomi Penambang Galian C Di Desa
Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Karang Asem Tahun 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi UNDIKSH, 1.
Rivai, R. S., & Anugrah, I. S. (2016). Konsep dan Implementasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di
Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(1), 13. https://doi.org/10.21082/fae.v29n1.2011.13-25
Rokhmin, D. (1998). Pembangunan Pertanian Berkelanjutan : Dalam Perspektif Ekonomi, Sosial dan Ekologi.
Agrimedia, 4(1).
Sudalmi, E. R. (2010). Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Inovasi Pertanian, 9(2), 15–28.
http://www.ejurnal.unisri.ac.id/index.php/innofarm/article/viewFile/28/2
GAMBAR 4
• TRADISIONAL SYSTEM. Menurut Yudiarini (2011), pertanian subsisten adalah suatu kegiatan produksi
pertanian yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. Misalnya petani padi atau
umbi-umbian yang hasil tanamanya hanya cukup untuk dimakan dirinya dan keluarganya.
• SHIFTING CULTIVATION. Menurut Matinahoru (2018), Perladangan berpindah merupakan sebuah sistem
bercocok tanam yang dilakukan oleh petani secara berpindah- pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan
cara membuka lahan hutan primer maupun sekunder.
• BLUSH FALLOW. Menurut FAO (2006), Penebangan semak (atau pertanian tebas dan bakar) adalah praktik
pembukaan lahan kecil untuk ditanami selama beberapa tahun (umumnya dua hingga lima tahun) dan
kemudian meninggalkan lahan di bawah vegetasi alami untuk waktu yang lebih lama, biasanya lebih dari lima
tahun untuk mengembalikan kesuburan tanah.
• NOMADIC HERDING Penggembalaan nomaden adalah sistem pertanian ekologis atau hampir ekologis. Hal
ini dilakukan terutama untuk menghasilkan makanan bagi keluarga dan untuk memenuhi kebutuhan sandang,
papan dan rekreasi. Ini adalah bentuk penggembalaan yang paling sederhana. Menurut Jones & Whittlesey
(1932) seperti yang ditunjukkan oleh nama "penggembalaan nomaden", jenis pertanian ini hampir seluruhnya
terdiri dari pemeliharaan ternak, hewan, dan produk-produknya yang merupakan "tanaman" para pengembara.
• SEMI COMMERCIAL SYSTEM Petani semi komersial, adalah petani yang menanam untuk keperluan
dirinya dan keluarganya, tapi dapat menyisihkan sebagian hasil tanamanya untuk di jual. Misalnya Petani padi
yang menyisihkan hasil panen padinya untuk dijual, atau menyisihkan sebagian dari lahannya untuk ditanami
tanaman lain yang kemudian dijual. Transformasi pertanian atau komersial di perdesaan, dapat diartikan
sebagai perubahan bentuk, ciri, struktur, dan kemampuan sistem pertanian yang dapat menggairahkan,
menumbuhkan, mengembangkan, dan menyehatkan perekonomian ma-syarakat pedesaan yang berkenaan
dengan perbaikan pertanian tradisional menuju komersial (Yudiarini, 2011).
• Sistem Pertanaman (Cropping System) adalah Pola tanam yang digunakan pada budidaya tanaman (usahatani)
dan interaksinya dengan sumberdaya yang digunakan termasuk ketrampilan (skill) dan teknologi. (Fakultas
Pertanian UGM, 2017)
• Sistem campuran. Pertanian campuran adalah jenis pertanian yang melibatkan penanaman tanaman dan
pemeliharaan ternak. (Lungu, 2012)
• Sistem tanam berbasis padi dapat digambarkan sebagai campuran dari praktek pertanian yang terdiri
dari padi sebagai tanaman utama diikuti oleh budidaya tanaman lain selanjutnya. (Deep dkk., 2018)
• Sistem pertanian tanaman akar dan umbi-umbian adalah sistem kompleks yang ditemukan di daerah
lembab dan sub-lembab di Afrika barat dan tengah; memiliki tanaman campuran akar dan umbi-
umbian, beberapa tanaman pohon dan sereal tetapi sedikit ternak. (Adjei-Nsiah dkk., 2020)
• Kacang-kacangan biji-bijian seperti kacang tunggak, kedelai, kacang tanah dan kacang-kacangan
biasa umumnya ditanam sebagai tanaman tunggal, tumpangsari atau bergiliran dengan tanaman lain di
zona sub-lembab dan semi-kering. Biji-bijian legum telah memberikan kontribusi dalam berbagai cara
untuk pemulihan dan pemeliharaan kesuburan tanah. (Abaidoo & Opoku, 2019)
• Pola Agrisilvikultur merupakan sistem agroforestri yang mengkombinasikan tanaman kehutanan dengan
tanaman pertanian.  (Titdoy dkk., 2014)
• Sistem silvopastoral adalah sistem yang menggabungkan penanaman pohon dengan produksi ternak.
(Basuki & Kuncahyo, 2017)
• Pola agrosilvopastoral adalah sistem agroforestri yang mengkombinasi komponen tanaman
kehutanan/pohon, tanaman pertanian dan peternakan. (Titdoy dkk., 2014)
• Petani komersial, adalah petani yang bercocok tanam untuk tujuan menjual hasil tanamanya di pasar untuk
keuntungan. Petani komersial termasuk petani dengan metode intensif yang memanfaatkan lahan semaksimal
mungkin, petani tanaman pasar seperti kopi dan the, serta petani dengan lahan luas atau modal besar.
Pertanian modern adalah praktik pertanian yang menggunakan ilmu dan teknologi terkini untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas proses sekaligus mengurangi input sumber daya alam seperti lahan, air,
dan energi. (Elita, 2020)
• Tumbuhan menahun atau tanaman menahun atau tumbuhan bertahunan atau tanaman bertahunan, adalah
tumbuhan yang dapat meneruskan kehidupannya setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya
dalam jangka waktu lebih daripada dua tahun di dalam siklus hidupnya. (Wikipedia, 2020)
• Ternak, hewan ternak atau rajakaya dalam bahasa Jawa adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai
sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. (Wikipedia, 2021)
• Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem (Wikipedia, 2021)
• agroforestry adalah suatu bentuk pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan
atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman
pertanian. (Provinsi Banten, 2019)

• Ranching. Peternakan adalah area tanah, termasuk berbagai struktur, yang diberikan terutama untuk
peternakan, praktik memelihara ternak penggembalaan seperti sapi dan domba. Ini adalah subtipe dari
sebuah peternakan. (Wikipedia, 2021b)
DAFTAR PUSTAKA
Abaidoo, R. C., & Opoku, A. (2019). legume based cropping systems for improving soil environments in sub-saharan africa. 80,
59–71.
Adjei-Nsiah, S., Asumugha, G., Njukwe, E., & Akoroda, M. (2020). The root and tuber crop farming system Diversity, complexity
and productivity potential. Farming Systems and Food Security in Africa: Priorities for Science and Policy Under Global Change,
182–213.
Basuki, D. K., & Kuncahyo, B. (2017). Model Simulasi Pengelolaan Hutan Rakyat Kelompok Tani dengan Sistem Silvopastura di
Kabupaten Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88085
Deep, M., Kumar, R. M., Saha, S., & Singh, A. (2018). Rice-based cropping systems. 68(January), 27–30.
Elita, L. (2020). Mampukah Pertanian Modern Jadi Solusi Bagi Petani Indonesia? ketikunpad.
https://ketik.unpad.ac.id/posts/104/mampukah-pertanian-modern-jadi-solusi-bagi-petani-indonesia
Fakultas Pertanian UGM. (2017). PENGANTAR SISTEM PERTANAMAN. https://www.slideshare.net/AndrewGates/pengantar-
sistem-pertanaman-dody
FAO. (2006). Shortened bush-fallow rotations and sustainable rural livelihoods. 1–5. http://teca.fao.org/read/4578
Jones, W. D., & Whittlesey, D. S. (1932). Nomadic Herding Regions. Economic Geography, 8(4).
https://doi.org/https://doi.org/10.2307/140368
Lungu, J. C. N. (2012). CROP RESIDUES FOUND IN ZAMBIA Crop residues found in Zambia include stovers of cereals such as
sorghum , maize and millet and haulms of leguminous crops such as beans and groundnut , straws from rice and other crops ,
sugar cane tops , cassava leaves , sw. Table I, 135–139.
DAFTAR PUSTAKA
Matinahoru, J. M. (2018). Studi Perladangan Berpindah Dari Suku Wemale Di Kecamatan Inamosol
Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrologia, 2(2). https://doi.org/10.30598/a.v2i2.262
Priyadarshni. (n.d.). Nomadic Herding: An Ecological System of Agriculture. Your Article Library.
https://www.yourarticlelibrary.com/agriculture/nomadic-herding-an-ecological-system-of-agriculture/44660
Provinsi Banten. (2019). Pengenalan agroforestry.
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/2019/Pengenalan_Agroforestry.pdf
Titdoy, S., Thomas, A., Saroinsong, F. B., & Belakang, I. L. (2014). TOMPASO KABUPATEN MINAHASA
The agroforestry systems in Tolok Satu Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal Unsrat, 1–15.
Wikipedia. (2020). Tumbuhan menahun. Wikipedia.
Wikipedia. (2021a). PERKEBUNAN. https://g.co/kgs/c3Ekzm
Wikipedia. (2021b). peternakan. https://g.co/kgs/pfaAnL
Wikipedia. (2021c). TERNAK. https://g.co/kgs/zFzNAf
Yudiarini, N. (2011). Perubahan Pertanian Subsisten Tradisional Ke Pertanian Komersial. dwijenAGRO, 2(1),
1–8.

Anda mungkin juga menyukai