Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI

FARMAKODINAMIK
KELOMPOK 3
 AGENG PUTRI
 ANDINI EKA DAMAYANTI
 ARMETHA SARA NOVIA SARI
 INDRI KUSUMA WATI
 JIHAN PRAWIRA YUDHA
 RIKI PURWOSUTANTO
INTERAKSI OBAT
Merupakan satu dari delapan kategori masalah
terkait obat (drug related problem) yang
diidentifikasi sebagai kejadiaan/kedaan terapi
obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis
pasien.
Interaksi obat paling tidak melibatkan
2 jenis obat, yaitu :
 Obat Objek → obat yang aksinya/efeknya
dipengaruhi/diubah oleh obat lain.

 Obat Presipita → obat yang dapat


mengubah aksi/efek obat lain
FARMAKODINAMIK
Adalah bagian dari ilmu farmakologi yang
mempelajari tentang bagaimana suatu obat
(bahan aktif) bekerja sehingga menghasilkan efek
biologis.
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

Adalah interaksi yang terjadi di tempat kerja


obat. Dua/lebih obat dapat berinteraksi di tempat
yang sama/ditempat yang berlainan.
Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada
reseptor, atau terjadi antara obat-obat yang
bekerja pada sistem fisiologis yang sama.
Interaksi ini dapat menimbulkan efek sinergi, dan
efek antagonis

 Efek Sinergi → terjadi apabila dua obat/lebih


digunakan secara bersamaan dapat memberikan
efek yang lebih menguntungkan daripada diberikan
secara terpisah.
Efek
obat A=1

Efek obat
AB=3

Efek
obat B=1
Contoh :
 Kombinasi antibiotik sulfonamide dengan dihydrofolic
acid reductase inhibitor berupa trimethoprim
 Efek obat pelemas otot depolarisasi akan diperkuat
oleh antibiotika aminoglikosida, kolistin, dan
polimiksin karena keduanya bekerja pada tempat yang
sama
 Kombinasi obat beta-blocker dan Ca²⁺ channel-blocker
seperti verapamil dapat menyebabkan aritmia/asistole.
Keduanya bekerja pada jaringan konduksi otot jantung
yang sama.
Contoh :
Obat Objek Obat Mekanisme Interaksi
(A) Pracsipitan (B) Efek

Glibenclamid Simetidin Simetidin menghambat Efek


sitokom P-450 sehingga glibenclamid
menurunkan aktivitas ditingkatkan oleh
enzim mikrosom hati, jadi simetidin karena
obat lain yang merupakan eliminasi
substrat enzim tersebut diperlambat
akan terakumulasi dan
meningkatkan efek obat
tersebut
Efek Antagonis → terjadi ketika efek
farmakologis dari salah satu obat berkurang karena
penggunaan obat secara bersamaan, tanpa
menurunkan kadar obatnya di dalam darah.

Efek
obat A=1

Efek obat
AB=0

Efek
obat B=1
Contoh :
 Pembalikan (penetralan) efek opiat oleh obat
nalokson
 Pengobatan keracunan pestisida organofosfat
dengan sulfas atropin untuk menetralisir efek-
efek kolinergik yang terjadi
 Interaksi antara ꞵ-bloker dengan agonis-ꞵ₂
pada penderita asma
 Interaksi antara penghambat reseptor dopamin
(haloperidol, metoclo-pramid), dengan
levodopa pada pasien parkinson
Contoh :
Obat Objek Obat Mekanisme
Pemecahan
(A) Pracsipitan Interaksi Efek
Masalah
(B)
Salbutamol Propanolol Menghilangkan efek Menghilangkan Tidak bisa
bronkodilatasi efek salbutamol diberikan
aktivator ꞵ2- bersamaan
adrenoceptor
Diazepam CTM CTM meningkatkan Depresi ssp Ganti
sedasi dari diazepam berlebihan akan golongan
menyebabkan antihistamin
henti nafas lain
Furosemid Ibuprofen Berkompetisi dengan Retensi air dan Pergantian
asam lemah, garam dan golongan
termasuk diuretic, meningkatkan analgetik
oada sekresi tubulus dekompensasi jenis lain,
cordis seperti
(menurunkan paracetamol
kinerja jantung)

Anda mungkin juga menyukai