Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

DENGAN RISIKO TINGGI SERTA


PENATALAKSANAANNYA

Kelompok 8:
 IANA THALITA ZAHRA
 SHITARA AUFA SETYAWATI
 RISMAWATI

REGULAR 2
TINGKAT 2
TOPIK PEMBAHASAN

T
B AY I BERA
1.
LAHIR
AH
REND
)
(BBLR
A S FIKSIA
2. TORU
M
O N A
NE
01
BBLR
bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram, tanpa memandang usia
kehamilan.
BB LR)
(
BBLR
DIBAGI: ETIOLOGI
 Biasanya oleh kelahiran
BBLR sangat rendah premature
berat badan lahir kurang dari • Faktor ibu seperti: masalah
1500 gram Kesehatan
(preeklamsi,kekurangan gizi), ibu
BB kurang selama kehamilan,
BBLR usia <17 tahun/ >35 tahun

bila berat badan lahir antara  Faktor bayi seperti: cacat bawaan
1.501 - 2.499 gram. dan kehamilan ganda.
Penerapan Asuhan
Kebidanan Pada BBLR
Penerapan manajemen kebidanan menurut Varney
(1997), meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial dan tindakan antisipasi segera untuk
mencegahnya, penyusunan rencana tindakan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Langkah I
:Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu


cara untuk mendapatkan
informasi dengan menggunakan Data Subjektif
metode wawancara secara
langsung dan pemeriksaan fisik. ● Anamnesis : Riwayat Maternal

Data Objektif

● Pemeriksaan Umum

● Pemeriksaan Fisik
1. Data Subyektif
Anamnesis (Riwayat maternal)
1. Umur ibu 6. Aktivitas yang
menyebabkan trauma
2. HPHT, usia
kehamilan 7. Penyakit yang
diderita selama hamil
3. Riwayat persalinan
sebelumnya 8. Faktor janin
Nutrisi
4. Paritas Keadaan sosial
ekonomi
5. kenaikan BB selama atan
pencat
hamil
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum BBL, BBLR
1. Pernafasan 5. Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan,
2. Warna Kulit reaksi, bayi bila
Bayi baru lahir aterm ekstremitas disentuh
kelihatan lebih pucat dan pembengkakkan.

3. Denyut Jantung 6. Tali pusat

4. Suhu aksiler 7. Berat badan


Normal adalah
2500 gr- 4000 gr atan
pencat
2. Data Obyektif
b. Pemeriksaan fisik BBL pada BBLR

Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan):


panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkaran
dada kurang atau sama dengan 30 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37
minggu, rambut lanugo masih banyak, tulang rawan daun
telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga

atan
pencat
2. Data Obyektif
b. Pemeriksaan fisik BBL pada BBLR

alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae


pada skrotum kurang, testis belum turn ke dalam skrotum.
Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora
belum tertutup labia mayora. Tonus otot lemah, sehingga
bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi syaraf
yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks
hisap dan menelan masih lemah atau tidak efektif dan
tangisannya lemah, verniks keseosa tidak ada atau sedikit.

atan
pencat
2. Data Obyektif
b. Pemeriksaan fisik BBL pada BBLR

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat


badan seharusnya untuk masa kehamilan, dikatakan
dismatur apabila bayi memiliki ciri pada preterm seperti
pada prematuritas, term dan post term akan dijumpai kulit
terselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit
pucat atau bernoda meconium, kering keriput tipis,
jaringan lemak dibawah kulit tipis, bayi tampak aktif dan
kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan.

atan
pencat
Langkah II : Interpretasi
Data

Pada langkah ini, dilakukan identifikasi


yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas
Data dasar yang sudah dikumpulkan
data-data yang telah dikumpulkan.
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah
atau diagnosis yang spesifik.
1. Diagnosa kebidanan

Bayi Ny ... Umur ... jam dengan prematuritas


murni/dismaturitas
2. Data Dasar
1) Data subyektif
Identitas pasien, Identitas penanggung jawab, Keluhan
utama, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetric, Pola
kebutuhan sehari-hari
2) Data Objektif
Keadaan umum, Tingkat kesadaran, Tanda vital,
Pemeriksaan antropometri, Pemeriksaan fisik pencat
atan
Langkah III : Diagnosa
Potensial

Mengidetifikasi masalah atau diagnosa


potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang telah
diidentifikasi. membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati
klien bidan diharapkan bersiap-siap bila
diagnosa/ masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
Langkah III : Diagnosa Potensial
a. Hipotermia
Oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat kurangnya
jaringan lemak dibawah kulit.
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketidak normalan kadar gula darah bayi yang rendah. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar
gula darah 50- 60 mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan bayi dengan BBLR dalam kadar 40 mg/dL.
c. Masalah Pemberian ASI
Masalah pemberian ASI pada BBLR terjadi karena ukuran tubuh bayi dengan BBLR kecil, kurang energy, lemah, lambungnya
kecil dan tidak dapat menghisap.
d. Gangguan Pernapasan
Disebabkan oleh kekurangan surfaktan (rasio lesitin/spingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan perkembangan paru yang
belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung
Langkah IV : Identifikasi
Kebutuhan Dengan
Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan


segera oleh bidan atau dokter atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Hal yang dilakukan:

Konsultasi dan kolaborasi dengan dr. Sp. A


untuk pemberian terapi.
Langkah V:
Perencanaan

Membuat suatu rencana asuhan yang


menyeluruh atau komprehensif adalah
suatu pengembangan dari masalah atau
diagnosa yang sedang terjadi dan Langkah ini merupakan kelanjutan
terantisipasi mengumpulkan informasi penatalaksanaan yang diidentifikasikan atau
tambahan berdasarkan teori yang diantisipasi.
berkaitan.
LANGKAH V: PERENCANAAN
a. Pengaturan suhu tubuh
Pengaturan suhu dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotermi.
b. Pengawasan Nutrisi/ASI
Kebutuhan nutrisi pada bayi premature dimulai dengan pemberian cairan/ ASI 50 – 60/ kg BB/ hari.
c. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen untuk mengurangi bahaya hipoksia.
d. Pencegahan infeksi
Bayi BBLR sangat rentan terhadap infeksi oleh karena daya tahan tubuh yang masih lemah.
e. Penimbangan ketat
Penimbangan BB setiap hari untuk membandingkan berat badan dengan asupan kalori yang diberikan, yang tujuannya untuk
menentukan jumlah asupan yang tepat atau kebutuhan peningkatan asupan.
LANGKAH VI :
PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan


bidan dapat berkolaborasi dengan dokter
spesialis anak untuk pemberian terapi.
Bidan juga ikut bertanggung jawab atas antara lain dengan cara:
pelaksanaan rencana perawatan
komprehensif, kolaboratif Mengatur suhu tubuh bayi, Mengawasi
pemeberian nutrisi/ ASI, Memberikan oksigen,
Mencegah terjadinya infeksi, Menimbang
secara rutin/berkala
LANGKAH VII :
EVALUASI

Evaluasi merupakan bagian dari proses


asuhan kebidanan untuk melakukan
pengkajian apakah asuhan kebidanan
telah berhasil keseluruhan atau belum Berdasarkan evaluasi rencana asuhan
sama sekali. kebidanan dituliskan dalam catatan
perkembangan menggunakan SOAP yang
terdiri dari 4 bagian yaitu data subyektif, data
obyektif, assesment, dan planing.
Evaluasi
keadaan bayi Suhu tubuh bayi
BBLR

Berat badan bayi


Bidan harus jika mengalami
melakukan peningkatan
evaluasi seb
a g ai
berikut:
Reflek menghisap
bayi sudah baik
02
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi
setelah lahir tidak bernafas secara spontan
dan teratur.
Asfiksia neonatorum adalah
suatu keadaan bayi baru lahir
yang mengalami gagal bernapas
secara spontan dan teratur
segera setelah lahir, sehingga
bayi tidak dapat memasukkan
oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang
dari tubuhnya.
a
Asfiksi m
a to ru
—Pengertian Neon
ETIOLOGI

Faktor gangguan
sirkulasi menuju janin Faktor dari ibu
a. Gangguan aliran pada tali pusat seperti Gangguan his, misalnya karena atonia uteri
lilitan tali pusat menyebabkan hipertoni, penurunan tekanan
b. Adanya pengaruh obat, karena narkosa saat darah, vasokontriksi arterial hipertensi pada
persalinan. hamil dan gestosis preeklamsi.
Penerapan Asuhan
Kebidanan Pada Bayi
Asfiksia Neonatrum
Langkah I
:Pengkajian
1) Data Subjektif

a. Anamnesis : Riwayat Maternal

Yang terdiri; ● Umur orang tua, ibu yang <20 tahun dan
>35 tahun resiko tinggi
● usia kehamilan, apakah usia
kehamilan dan persalinan sudah ● Riwayat Kesehatan Bayi dan Ibu. Kaji
cukup umur riawayt Kesehatan bayi dan ibu pada saat
itu.
b. Pengkajian
Riwayat Obstetri

Riwayat kehamilan yang lalu, Riwayat persalinan : Untuk mengetahui


apabila kehamilan yang lalu apakah ibu pada saat persalinan
mengalami ruptur uteri, jika mengalami
mengalami his yang berlebihan ruptur uteri akan menyebabkan asfiksia
kemungkinan dapat berulang dalam karena kontraksi uterus yang terus
kehamilan selanjutnya menerus mengganggu sirkulasi darah
ke plasenta.
2) Data Obyektif

3. Pemeriksaan fisik

a) Dada, adanya retraksi dinding dada


1. Keadaan Umum : Menilai apakah yang berlebihan.
bayi tidak menangis, dan sianosis
b) Warna kulit, kebiruan atau sianosis
2. Tingkat Kesadaran : Pada bayi
yang asfiksia cenderung c) Reflek, ditandai dengan tidak ada
kesadarannya yaitu somnolen. gerakan atau asimetis, gerakan tidak
teratur, tremor (gerakan tidak
sama),kekuatan dan tonus otot lemah.
Langkah II : Interpretasi
Data

b. Data dasar

1) Data subyektif : Bayi tidak menangis dan


bernafas megap- megap

2) Data Obyektif : Kesadaran somnolen, Kulit


sianosis, hidung ada secret atau cairan
a. Diagnosa kebidanan ketuban, ada retraksi dinding dada.
Bayi baru lahir pada Ny ... dengan
asfiksia ringan/sedang/berat
Langkah III : Diagnosa 1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
Potensial bayi akan mengalami asidosis, sehingga memerlukan
perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera.

Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat


adalah sebagai berikut:

Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit,


Tidak ada usaha napas, Tonus otot lemah bahkan
Penilaian asfiksia dimulai dari menit hampir tidak ada, Bayi tidak dapat memberikan
pertama kelahiran dan menit kelima reaksi jika diberikan rangsangan, Bayi tampak pucat
bahkan sampai berwarna kelabu, Terjadi kekurangan
yang dinilai yaitu bayi tidak menangis,
oksigen yang berlanjut sebelum atau sebelum pers
bernapas megap-megap, sianosis, tonus alinan.
otot melemah.
2) Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut:
● Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali per menit
● Usaha napas lambat
● Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
● Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
● Bayi tampak sianosis
● Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan

3) Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10)


Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut:
● Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit
● Bayi tampak sianosis
● Adanya retraksi sela iga
● Bayi merintih (grunting)
● Adanya pernapasan cuping hidung
● Bayi kurang aktivitas
● Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, rales, dan wheezing positif
Langkah IV : Identifikasi
Kebutuhan Dengan Tindakan
Segera
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-
tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi:

A: Memastikan saluran nafas terbuka


B: Memulai pernafasan
Meletakan kepala dalam posisi defleksi
a).Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan.
Menghisap mulut, hidung dan kadang-kadang trakea.
b). Memakai VTP, bila perlu
Bila perlu masukan pipa endotrakeal (pipa ET) untuk
memastikan saluran nafas terbuka. C: Mempertahankan sirkulasi darah

Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara


kompresi dada dan pengobatan.
Rujuk bayi bila ada
tanda (setelah Jika rujuk catat:
resusitasi):

• Frekuensi nafas < 30 kali / >


60 kali / menit. a. Nama ibu, alamat, tanggal dan
• Ada tarikan dinding dada. waktu bayi baru lahir.
• Merintih, nafas megap- b. Kondisi bayi seperti gawat janin
megap, nafas bunyi saat sebelumnya, air ketuban
ekspirasi dan inspirasi. mekonium, tangisan bayi, waktu
• Tubuh pucat atau kebiruan. memulai resusitasi, langkah
• Bayi lemas. resusitasi yang dilakukan, hasil
resusitasi.
Langkah V:
Perencanaan

1. Jelaskan kepada ibu tentang kondisi


bayi

2. Jelaskan kepada keluarga tentang


tindakan yang akan dilakukan.

3. Lakukan manajemen asfiksia bayi


baru lahir.
LANGKAH VI :
PELAKSANAAN

1. Menjelaskan kepada ibu tentang


kondisi bayi bahwa bayinya
mengalami gagal nafas atau asfiksia.

2. Menjelaskan kepada keluarga tentang


tindakan yang akan dilakukan. antara lain dengan cara:

3. Melakukan manajemen asfiksia bayi Mengatur suhu tubuh bayi, Mengawasi


baru lahir. pemeberian nutrisi/ ASI, Memberikan oksigen,
Mencegah terjadinya infeksi, Menimbang
secara rutin/berkala
3. manajemen asfiksia bayi baru lahir:

a) Penilaian pada bayi untuk menentukan keadaan bayi apakah bernapas megap-megap
b) Jaga bayi tetap hangat agar tidak terjadi hipotermi
c) Atur posisi bayi untuk mempermudah pernapasan
d) Isap lendir untuk membebaskan jalan napas
e) Keringkan dan rangsang taktil untuk merangsang agar bayi bisa menangis
f) Reposisi untuk memudahkan tindakan pengisapan lendir
g) Nilai napas untuk menilai apakah bayi sudah menangis atau belum
h) Apabila tidak bernapas lakukan ventilasi
i) Nilai napas jika masih belum menangis atau masih megap-megap lakukan ventilasi lagi
LANGKAH VII :
EVALUASI

Evaluasi merupakan hasil dari


pelaksanan yaitu jika bayi tidak
bernapas maka lakukan ventilasi selama
20x dalam 30 detik, menghentikan ventilasi dan menilai kembali
selama 30 detik, apabila bayi tidak bernapas
spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan
rujukan.
THANK
S! AN
QU Y
S? EST
IO N

Anda mungkin juga menyukai