Anda di halaman 1dari 51

Motivasi & Caring Dalam Pelayanan

Keperawatan Jiwa

DYA SUSTRAMI, S.Kep., Ns., M.Kes


DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA,
KOMUNITAS, KELUARGA DAN GERONTIK
STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2021
“Irhamu man fil ardli yarhamkum man fis sama’”
– Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.” —
HR. Abu Dawud dan Timidzi.
LATAR BELAKANG
Di Indonesia, pada
Jumlah penderita
tahun 2017, Skizofrenia
gangguan jiwa di dunia
menduduki peringkat
saat ini diperkirakan
ketiga sebagai jenis
sebanyak 450 juta jiwa
penyakit gangguan jiwa
termasuk skizofrenia
terbanyak. Peringkat ini
(Kementrian Kesehatan RI,
meningkat satu tingkat
2019).
dari pendataan yang
dilakukan pada 1990
(Kementrian Kesehatan RI,
2019).

Prevalensi rumah tangga dengan skizofrenia di Jawa Timur sebesar 6,4 permil
sementara Surabaya tercatat sebanyak 7,4 permil (Riskesdas, 2018). Data di Rumah
Sakit Jiwa Menur menunjukkan pada tahun 2018 terdapat 25454 pasien skizofrenia
dan tahun 2019 terdapat sebanyak 21064 pasien di rawat jalan.
Skizofrenia menjadi perhatian dunia dan di Indonesia. Penyakit ini
menjadi kontributor terbesar pada Year Life Disability (YLDs) yaitu
penyakit yang paling banyak menyebabkan tahun hilang dan
kecacatan. Skizofrenia adalah penyakit mental parah yang
mempengaruhi sekitar 21 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini
dikenal sebagai salah satu penyebab utama kecacatan, menghadirkan
beban kesehatan, sosial dan ekonomi tidak hanya pada pasien tetapi
juga pada keluarga dan masyarakat (Liu & Zhang, 2020).
Latar belakang
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat
(Peraturan Menteri Kesehatan, 2019)
Dalam menjalankan fungsi sebagai pemberi asuhan, perawat dituntut
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan professional
Sebagai perawat/ners yang sangat penting dan menentukan adalah
memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami
dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai
perawat yaitu empati, bertanggungjawab, bertanggung gugat dan mampu
belajar sepanjang hayat
NEXT
Motivasi & Caring
Motivasi
• Suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu

Caring
• Pemberian asuhan, didasarkan nilai kebaikan, perhatian,
kasih sayang dan menghormati keyakinan pasien.
Memfasilitasi individu mencapai kesejahteraan yg lebih
tinggi....
CARING pada ODGJ ???

Hanya Manusia Terpilih


Yang Mau & Mampu Melakukan
Gangguan Jiwa
Orang yg mengalami gg dalam pikiran, perilaku & perasaan, termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan & hambatan dlm menjalankan fungsi orang sbg manusia

Gangguan Pikiran Gangguan Perasaan Gangguan Perilaku Gejala Fisik Gangguan Fungsi
• Sulit konsentrasi • Cemas berlebihan • Menyendiri • Gangguan tidur Pekerjaan / Sosial
• Pikiran berulang dan tidak masuk • Gaduh gelisah dan makan • Tidak mampu
• Bingung, kacau, akal • Perilaku yang • Pusing, tegang, kerja/sekolah
ketakutan yang • Sedih yang terus diulang sakit kepala • Sering bolos
tidak beralasan berlarut • Perilaku kacau berdebar-debar, sekolah/kerja
• Gangguan • Marah tidak • Hiperaktif keringat dingin • Prestasi menurun
penerimaan beralasan • Sakit ulu hati, • Tidak mampu
pancaindera yang diare, mual bergaul
ada objek atau • Kurang gairah • Menarik diri dari
sumbernyaa kerja dan seksual pergaulan
Apa yg Kita Harapkan...
Kesembuhan..?
Kembali hidup Produktif di Masyarakat..?
Memanusiakan Manusia..?
..... ?

Jean Watson
CARING IN NURSING
is Human Science & Human Care
Ternyata:
 Individu memiliki harkat & martabat,
shg masing” perlu dihargai.
 Masing” individu mempunyai potensi
untuk berubah
 Manusia adalah mahluk holistic yang
berinteraksi & bereaksi dgn
lingkungan sbg manusia yg utuh
 Masing-masing orang memiliki
kebutuhan dasar yang sama
 Semua perilaku individu adalah
bermakna
 Perilaku individu meliputi persepsi,
pikiran, perasaan, dan tindakan, dll.
Sebenarnya..

Tak seorangpun ingin mengalami gg jiwa, tapi kenyataan sering berkata


lain....
Ternyata... Dunia Tak Se-Indah yang Kita Duga...
What the
Patient Say...
&
Alicia Inspiration
Suatu proses interpersonal, berupaya

KEPERAWATAN JIWA meningkatkan & mempertahankan perilaku


untuk mengkontribusi pada fungsi integrasi

Suatu bidang spesialisasi dari praktik keperawatan, yang


menerapkan teori perilaku sebagai ilmunya, dan
penggunan diri secara terapeutik sebagai kiatnya 13
Analisa Diri Perawat
Kesadaran diri
Klarifikasi nilai
Eksplorasi perasaan
Model peran
Altruisme
Tanggungjawab dan etik
Meningkatkan Kesadaran Diri Johari Window
1 2
Diketahui oleh diri Diketahui hanya
sendiri dan orang oleh orang lain
lain

3 4
Diketahui hanya Tidak diketahui
oleh diri sendiri oleh diri sendiri
maupun orang lain
Klarifikasi Nilai
Eksplorasi Perasaan
Perawat harus terbuka, memiliki kesadaran diri, mampu
mengendalikan perasaannya, sehingga mereka dapat
digunakan untuk menolong klien
Kepuasan melihat klien lebih sehat, kecewa ketika klien
mundur kondisinya, distress ketika klien menolak bantuan
dan marah ketika klien menuntut
Menjadi Contoh Peran
Perawat yang efektif mempunyai kehidupan personal yang
memuaskan, tidak didominasi konflik, distress,
pengingkaran dan pendekatan dalam kehidupannya
menyampaikan suatu perasaan tumbuh, penuh harapan dan
beradaptasi
Altruisme
Kepedulian pada kesejahteraan orang lain
Etika dan Tanggung Jawab
Mengetahui keterbatasan dan kekuatan diri sendiri
serta bertanggung jawab untuk itu
Komunikasi Terapeutik
Pra interaksi
Orientasi
Kerja
Terminasi
Tahap Kegiatan
Prainteraksi Mengumpulkan data klien
Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan
Membuat rencana pertemuan dengan klien (topik, waktu
dan tempat)

Orientasi Memberi salam dan tersenyum pada klien (bersikap


ramah)

Melakukan validasi
Memperkenalkan nama perawat
Menanyakan nama panggilan klien
Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
interaksi
Menjelaskan kerahasiaan
Kerja Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya

Menanyakan keluhan klien

Memulai kegiatan dengan cara yang baik

Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana

Terminasi Menyimpulkan hasil kegiatan

Memberikan reinforcement positif

Merencanakan tindak lanjut

Melakukan kontrak selanjutnya (waktu, tempat, dan topik)

Mengakhiri kegiatan dengan baik


Proses Keperawatan Jiwa
Pengkajian
Diagnosis keperawatan jiwa
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Pengkajian
Mengumpulkan data secara komprehensif
Data mayor dan minor, subyektif dan obyektif sesuai
dengan masalah klien
Konsistensi dan keajegan
Diagnosis
Menggunakan rumusan diagnosis sesuai pedoman
Diagnosis berdasarkan SDKI dan kesepakatan
kelompok seminat keperawatan jiwa
Diagnosis dirumuskan berdasarkan pohon masalah
minimal 5 cabang
Perencanaan tindakan keperawatan
Tujuan kognitif
Tujuan afektif
Tujuan psikomotor
Pelaksanaan
Mandiri
kolaboratif
Evaluasi
Kemampuan klien secara kognitif, afektif dan
psikomotor
Konsep Teori Caring
Swanson

Definisi
Caring adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh
rasa komitmen dan tanggung jawab (Swanson, 1991). Swanson juga mendefinisikan caring
adalah bagaimana seorang perawat dapat merawat klien dengan tetap menghargai martabat
dengan komitmen dan tanggungawab. Dapat diartikan juga sebuah cara untuk menciptakan
dan atau memelihara kesehatan yang dapat dilakukan dengan menjalin hubungan yang
bernilai dengan orang lain, sehingga mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan
komitmen dan tanggungjawab (Kusnanto, 2019)

NEXT
Dimensi Caring (Swanson)
1. Maintaining Belief
Menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam
hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, menumbuhkan sikap optimis,
membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa.
SUBDIMENSI:
a) Believing in: Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan
tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
b) Offering a hope-filled attitude: Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care
terhadap masalah yang dialami pasien

NEXT
Dimensi Caring (Swanson)
c) Maintaining realistic optimis: Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa
yang menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan
harapan yang sama.
d) Helping to find meaning: Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga
klien perlahan - lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.
e) Going the distance (menjaga jarak): Semakin jauh menjalin/menyelani hubungan dengan tetap
menjaga hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien
sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh perawat kepada klien.
(Swanson, 1991) dalam (Kusnanto, 2019)

NEXT
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam
kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan.
(Swanson, 1991) dalam (Kusnanto, 2019)
SUBDIMENSI:
a) Avoiding assumptions : Menghindari asumsi-asumsi
b) Assessing thoroughly: Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psikososial
spitual dan kultural
c) Seeking clues: Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
d) Centering on the one cared for : Perawat berfokus pada klien dalam melakukan
asuhan keperawatan
e) Engaging the self of both : Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja NEXT
sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif
3. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi
perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud
menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas
perasaan yang tidak diinginkan
SUBDIMENSI:
a) Non-burdening: Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada
klien dalam melakukan tindakan keperawatan
b) Convering availability: Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan
memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
c) Enduring with: Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam
meningkatkan kesehatan klien
d) Sharing feelings: Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha NEXT
peningkatan kesehatan klien. (Swanson, 1991) dalam (Kusnanto, 2019)
4. Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi
kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
SUBDIMENSI:
a) Comforting (memberikan kenyamanan): Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan
memberikan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
b) Performing competently ( menunjukkan ketrampilan): Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan
kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat
professional
c) Preserving dignity (menjaga martabat klien): Menjaga martabat klien sebagai individu atau
memanusiakan manusia
d) Anticipating ( mengatisipasi ): Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien
dan keluarga
e) Protecting (melindungi): Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan NEXT
tindakan medis (Swanson, 1991) dalam (Kusnanto, 2019)
5. Enabling
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk melewati masa
transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami
SUBDIMENSI:
a) Validating (memvalidasi):Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
b) Informing (memberikan informasi): Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan
kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
c) Supporting (mendukung):Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapaikesejahteraan /
well being sesuai kapasitas sebagai perawat
d) Feedback (memberikan umpan balik): Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan
oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being
e) Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan membuat
alternative): Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan
kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis (Smith & Liehr, 2008). NEXT
Paradigma Keperawatan Caring
(Swanson)

1. Manusia
Manusia didefinisikan sebagai makhluk unik yang memiliki pikiran, perasaan, dan
perilaku yang berbeda. Menurut swanson pengalaman hidup setiap individu akan
saling mempengaruhi warisan genetik, anugerah spiritual yang diturukan.
Sehingga orang akan dibentuk dan membentuk lingkungan dimana mereka berada
(Swanson, 1993 dalam Alligood, 2014).
2. Lingkungan
Swanson mendefinisikan lingkungan turut Mempengaruhi pribadi setiap orang dan
mereka dipengaruhi oleh lingkungan mereka senidiri. pengaruh lain pada
lingkungan termasuk faktor budaya, sosial, biofisik, politik, dan ekonomi
(Swanson, 1993 dalam Alligood, 2014).
NEXT
Paradigma Keperawatan Caring
(Swanson)

3. Kesehatan
Menurut swanson ada banyak segi yang dapat mempengaruhi kesehatan individu
misalnya, spiritualitas, pemikiran, perasaan, kecerdasan, kreativitas, relasi, sisi
kelembutan, kekerasan, dan jenis kelamin (Swanson, 1993 dalam Alligood, 2014).
4. Perawatan
Tujuan perawatan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain.
Keperawatan dipandang oleh swanson sebagai suatu kepedulian untuk
meningkatkan kualitas hidup orang lain, dimana kepedulian mengacu pada
bagaimana cara memberikan asuhan dengan menghargai orang lain dan
bertanggung jawab. (Swanson, 1993 dalam Alligood, 2014).
NEXT
Aplikasi Teori Swanson
1. Perawat memperkenalkan diri saat pertama kali kontak dengan klien
2. Selalu tersenyum saat kontak dengan klien
3. Perawat Memiliki rasa empati (menolong klien misalnya dalam menghilangkan rasa sakit)
4. Perawat menunjukan perhatian kepada klien (misalnya menyakan keadaan/keluhan yang
dirasakan)
5. Perawat selalu melibatkan keluarga klien dalam proses kesembuhan klien
6. Perawat melakukan pengkajian secara menyeluruh (pengkajian yang holistik/bio-psiko-sosio-
spritual-kultural)
7. Perawat memiliki pendekatan yang konsisiten pada klien
8. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan kemampuan yang kompeten
9. Perawat mendengar keluhan, perasaan, dan masukan dari klien NEXT
Aplikasi Teori Swanson

10. Perawat menunjukan sikap sabar dalam melakukan proses keperawatan pada klien
11. Perawat memberikan rasa aman dan nyaman kepada klien
12. Perawat menyarankan kepada klien bila ada kesulitan/menemui masalah segera
menghubungi perawat
13. Perawat melakukan tindakan sesuai SPO
14. Perawat menghormati hak-hak klien.
15. Perawat membantu klien dan memberikan kesempatan untuk memandirikan klien dalam
mengatasi masalah
16. Perawat memberikan motivasi klien untuk selalu berpikir positif tentang kondisi sakitnya
17. Perawat mengajarkan cara untuk merawat diri sendiri jika itu memungkinkan untuk
dilakukan oleh klien.
18. Perawat mendiskusikan kondisi klien dan memberikan umpan balik pada klien
NEXT
Watson mengembangkan faktor karatif menjadi
sesuatu yang mendekati konsep “caritas” dari bahasa
latin berarti “mengasihi, menghargai, memberikan
perhatian khusus, jika bukan perhatian yang bersifat
“menyayangi”.
Dengan berkembangnya konsep faktor karatif
dengan sudut pandang, gagasan, dan nilai yang lebih,
Watson kemudian menerjemahkan faktor karatif
menjadi suatu proses caritas klinis yang menyiratkan
pemaknaan secara lebih terbuka (Alligood, 2017)
10 Faktor Karatif

1. Values System of Humanism-dedication


mendengarkan individu secara efektif, memperhatikan privasi pada saat
pengumpulan data, komunikasi dan perhatian transpersonal, menerima
individu apa adanya, menghormati, menghormati nilai-nilai individu. dan
kemampuan pasien

2. Instilling Faith and Hope


individu harus dilihat bukan sebagai objek tetapi sebagai manusia
10 Faktor Karatif

3.Being Sensitive to Self and Others

Individu harus ditanyai tentang positif / negatif pengalaman dalam


hidupnya dan bagaimana dia mengatasi situasi negatif yang dia alami dan
individu harus diminta untuk berbicara tentang pengalamannya
10 Faktor Karatif
4. Development of Helpful-reassuring Relationship
Individu harus didukung untuk membicarakan masalah mereka
dengan pengenalan masalah, cara mengatasi, rencana tindak lanjut
dan kontrak yang akan datang

5. Encouraging the Individuals to Express Their Positive and Negative


Emotions and Accepting Them
individu harus dibantu untuk melihat aspek-aspek baik dari situasinya,
individu tersebut seharusnya diterima dan didukung untuk mengatasi emosi
negatif

6. Systematic Use of Scientific Problem Solving Method in Caring Proces


Lingkungan penyembuhan harus diciptakan menyenangkan
10 Faktor Karatif
7. Promoting Transpersonal Teaching-learning

Individu harus ditanyai tentang pengalaman mereka dan pengetahuan tentang masalahnya dan
tindakan perawatannya.

8. Providing a Supportive, Protective Physical, Sociocultural and Spiritual Environment

• Kenyamanan secara fisik, emosional dan spiritual lingkungan penyembuhan


harus diciptakan.
• Privasi individu harus dilindungi selama proses perawatan.
• Individu harus mengekspresikan perasaannya sendiri.
• adaptasi terhadap pengobatan harus dicoba untuk diperbaiki.
10 Faktor Karatif
9. Helping People’s Needs
Perawat harus peka terhadap individu keluarga dan orang yang
dicintai, dan memastikan partisipasi keluarga dan orang penting
lainnya.

10. Existential-phenomenological-spiritual Powers


• Individu harus mampu berbagi perasaan dan pikiran tentang proses
pengobatan dan adaptasi proses.
• Kebutuhan spiritual individu harus dihormati dan didukung
How about You...?

Capek...???
Memberikan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Bagaimana perasaan Anda;


Andai pasien Anda... Mampu kembali hidup produktif di Masyarakat
Berapa banyak;
Hilangnya hari-hari produktif akibat gangguan jiwa dapat Anda kembalikan..???

ECONOMIC POTENTIAL LOSS di JAWA TIMUR


AKIBAT GANGGUAN JIWA
Jumlah Penduduk Jawa Timur (2019): 39.698.631 orang
Angka Gg Jiwa Berat Jatim 5,5/1000 = 218.342 orang
TETAPLAH BERBUAT BAIK
Upah Minimum Regional Jatim (2020) : Rp: 1.768.777,-/ bln
EPL Pasien : (218.342 org x Rp 1.768.777,= Rp. 386.198.307.734,-
EPL CGiv : (218.342 org x Rp 1.768.777,= Rp. 386.198.307.734,-
Bantulah pasien menjadi manusia
Total EPL: Rp. 772.396.615.468,-/bln kembali
Yakin Masih Siap?

Bantulah pasien menemukan dirinya


kembali
Kembangkan interpersonal proses untuk
memperbaiki emosi & tingkah laku klien
SEMOGA,
 Kita dapat membantu pasien menemukan jalan hidupnya kembali, meringankan beban
keluarga dalam menjalani kehidupan selanjutnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai