Anda di halaman 1dari 22

POSISI DOMINAN DALAM HPU

1
POSISI DOMINAN MARKET POWER

• MARKET POWER ADL kekuatan pasar merupakan kemampuan


dari pelaku untuk memperoleh laba sebesar-besarnya, dalam
hal ini pelaku usaha mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi harga tanpa dapat dipengaruhi oleh pelaku
usaha pesaingnya
• MARKET POWER merupakan kemampuan pelaku usaha dalam
mempengaruhi pasar

2
Asumsi MARKET POWER Pada Pengusaha

• menaikkan harga diatas biaya marginal/


naiknya biaya total yang disebabkan oleh
produksi satu unit output
• semakin tinggi market power yang dimiliki
oleh suatu perusahaan maka akan
menyebabkan pasar semakin tidak efisien

3
Penyebab Naiknya Market Power
1. Upah Karyawan
2. Consumer Behavior
3. Penguasaan market power dan keunggulan dalam
hal finansial perusahaan
4. Teknologi
5. perilaku strategis (strategic behaviour) pelaku
usaha

4
Posisi dominan dilihat dari perspektif ekonomi
dapat diartikan sebagai posisi yang ditempati
oleh perusahaan yang memiliki pangsa pasar
terbesar dan dengan pangsa pasar yang besar
itu perusahaan tersebut memiliki market
power sehingga dapat melakukan
tindakan/strategi tanpa dapat dipengaruhi
oleh perusahaan pesaingnya

5
Terdapat dua bentuk perilaku strategis yang digunakan
oleh pelaku usaha untuk meningkatkan keuntungan
pelaku usaha yaitu
1. Perilaku strategis yang bersifat kooperatif
bertujuan untuk mengubah kondisi pasar sehingga
mempermudah koordinasi antar pelaku usaha yang
sudah ada di pasar bersangkutan dan mempersempit
ruang gerak pelaku usaha pesaing mereka
2.Perilaku strategis yang bersifat non kooperatif
bertujuan untuk meningkatkan keuntungan pelaku
usaha dan menurunkan keuntungan pelaku usaha
pesaing

6
• posisi dominan juga dapat ditemui dalam UU
No.5/1999, yang mendefinisikan posisi dominan
sebagai:
• “keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai
pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam
kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau
pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantara
pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan
dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses
pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan
untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan
barang atau jasa tertentu.”
7
Konsep posisi dominan berdasarkan The
European Court of Justice (ECJ) pada intinya
adalah sebuah posisi kekuatan ekonomi yang
dimiliki oleh pelaku usaha yang
memungkinkan pelaku usaha tersebut untuk
mencegah persaingan yang efektif pada pasar
bersangkutan secara mandiri dari pelaku
usaha pesaingnya, pelanggan dan
konsumennya
8
Penguasaan posisi dominan ini dapat dimiliki oleh satu pelaku
usaha yang disebut dengan monopolist yaitu jika ada satu
pelaku usaha yang memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi
dari pesaingnya.
Penguasaan posisi dominan ini dapat dimiliki oleh dua atau lebih
pelaku usaha yang disebut dengan oligopolist yaitu keadaan
dimana suatu pasar bersangkutan terdapat dua pelaku usaha
atau lebih yang mempunyai kekuatan pasar yang hampir sama
atau seimbang. Dalam posisi ini umumnya antar pelaku usaha
yang memiliki posisi dominan tersebut saling bergantung satu
sama lain.

9
Unsur-unsur posisi dominan
pasal 1 angka 4 UU No.5/1999
1. Pangsa Pasar
• pasal 1 angka 13 UU No.5/1999 adalah presentase nilai jual
atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh
pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun
kalender tertentu
• pasal 25 ayat (2) dijelaskan bahwa satu pelaku usaha
dikatakan memiliki posisi dominan apabila menguasai 50%
atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
atau menguasai lebih dari 75% atau lebih pangsa pasar atas
satu jenis barang atau jasa tertentu untuk dua atau lebih
kelompok usaha
10
2. Kemampuan keuangan
• Pelaku usaha dikatakan memiliki posisi dominan apabila
memiliki kemampuan keuangan yang lebih kuat dibanding
pesaingnya.
• pelaku usaha mempunyai kemampuan keuangan yang kuat
dapat dilihat dari berbagai faktor yaitu:38
• a.)Modal dasar; b.) Cash flow;
• c.) Omset;
• d.)Keuntungan;
• e.)Batas kredit; dan
• f.) Akses ke pasar keuangan nasional dan internasional.

11
3. Kemampuan pada pasokan atau penjualan
Kemampuan ini pada umumnya diperoleh karena pelaku
usaha tersebut mempunyai pangsa pasar yang lebih besar
dibandingkan dengan pelaku usaha pesaingnya
4. Kemampuan menyesuaikan pasokan atau permintaan
Pada prinsipnya kemampuan pelaku usaha untuk
menyesuaikan pasokan atau permintaan memiliki
kesamaan dengan kemampuan mengatur pasokan atau
penjualan.

12
Penetapan posisi dominan

Terdapat dua metode pembatasan pasar bersangkutan dalam


menentukan posisi dominan suatu pelaku usaha yaitu:
1. Pasar Produk
• Pasar produk (product market) diartikan sebagai produk-
produk persaing dari produk tertentu ditambah dengan
produk lain yang dapat menjadi subtitusi dari produk
tersebut
• Yang mempengaruhi adl Bentuk dan sifat barang, Fungsi
barang, Harga, Fleksibilitas barang bagi konsumen
(interchangeable)

13
2. Pasar geografis (relevant geographic market)
• adalah wilayah dimana suatu pelaku usaha dapat
meningkatkan harganya tanpa menarik masuknya
pelaku usaha baru atau tanpa kehilangan konsumen
yang signifikan, yang berpindah ke pelaku usaha lain di
luar wilayah tersebut
• Yang mempengaruhi adl Kebijakan perusahaan, Biaya
transportasi dan lamanya perjalanan, Tarif dan
peraturan yang membatasi lalu lintas perdagangan
antar kota/wilayah
14
Bentuk penyalahgunaan posisi dominan (Abuse
of Dominant Position)
• Melindungi market power dengan cara mempersulit pelaku usaha
baru untuk masuk ke dalam pasar bersangkutan (barrier to entry).
• Export bans yaitu pelarangan terhadap ekspor.
•  Pricing strategies (strategi harga) yang berbentuk Discount and
rabates (diskon dan rabat), Predatory pricing (harga predator) atau
pelaku usaha untuk menurunkan harga serendah-rendahnya, Tying
and Leverage atau pemborongan suatu barang, Refusal to supply
yaitu penolakan penyaluran kepada konsumen, Refusal to deal
yaitu penolakan penyaluran kepada konsumen tertentu dengan
tujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha pesaing, Refusal to
allow consumers access to essential facility yaitu penolakan
kepada konsumen untuk mengakses fasilitas yang esensial

15
Hubungan terafiliasi antar pelaku usaha ini
terbagi menjadi dua jenis
1. Jabatan rangkap
• UU No.5/1999 terdapat pengaturan mengenai larangan jabatan rangkap.
Pasal 26 UU No.5/1999 menegaskan larangan adanya jabatan rangkap:
“Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari
suatu perusahaan, pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap
menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain, apabila perusahaan-
perusahaan tersebut:
– berada dalam pasar bersangkutan yang sama; atau
– memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha; atau
– secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa
tertentu,
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.”

16
• Penilaian terhadap jabatan rangkap dilakukan
pada merger atau akuisisi saham, apabila
perusahaan melakukan pengambilalihan
saham perusahaan lain dan akibat akuisisi
tersebut ditempatkan Komisaris atau Direksi.
• Jabatan rangkap disini dapat dilakukan
diantara perusahaan yang berada di pasar
bersangkutan yang samamaupun perusahaan
yang tidak bergerak di bidang usaha yang
sama.

17
2. Kepemilikan saham silang
• UU No.5/1999 terdapat larangan memiliki saham
mayoritas
• satu pelaku usaha menguasai lebih dari 50%
pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu
• dua atau tiga pelaku usaha menguasai lebih dari
75% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa
tertentu

18
• Contoh kasus yang paling tepat yang
diputuskan oleh KPPU dalam kasus
kepemilikan saham silang adalah dalam
Putusan Perkara No. 05/KPPU-L/2002
tentang Kasus Cineplex 21, di mana induk
perusahaan, yaitu PT Nusantara Sejahtera
Raya mempunyai hubungan terafiliasi
dengan anak perusahaannya, karena
mempunyai saham lebih dari 50%, yaitu 98%
di PT Intra Mandiri dan 70% di PT Wedu
Mitra
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai