Quality Qontrol (QC)/PENGENDALIAN MUTU • Teknik operasional dan kegiatan yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu. • Suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi suatu aspek teknis pengujian. • Merupakan pengendalian, monitoring, pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem mutu berjalan dengan benar. Quality Assurance (QA)/ JAMINAN MUTU • Segala sesuatu yang dilakukan baik didalam maupun di luar laboratorium untuk mencapai produk atau jasa yang bermutu. Atau Seluruh kegiatan yang sistematik dan terencana yang ditetapkan dalam sistem mutu, serta didemonstrasikan jika diperlukan, untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu. Tiga proses mencapai mutu diantaranya sebagai berikut: a.Perencanaan mutu (quality planning) yang meliputi kualitas pelanggan, menentukan kebutuhan pelanggan, menyusun sasaran mutu, dan meningkatkan kemampuan proses. b.Pengendalian mutu (quality control), terdiri dari memilih dasar pengendalian, memilih jenis pengukuran, menyusun standar kerja, dan mengukur kinerja yang sesungguhnya c.Perbaikan dan peningkatan mutu (quality improvement), terdiri dari: mengidentifikasi perbaikan khusus, mengorganisasi lembaga untuk mendiagonis kesalahan, menemukan penyebab kesalahan peningkatan kebutuhan untuk mengadakan perbaikan. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium klinik adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium Klinik.
Kegiatan pemantapan mutu (quality assurance) terdiri dari:
1.Pemantapan mutu internal (PMI) 2.Pemantapan mutu eksternal (PME)/ Uji Profisiensi 1. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control) Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Tujuan Pemantapan Mutu Internal: a.Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan mempertimbangkan aspek analitik dan klinis. b.Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi dan perbaikan penyimpangan dapat dilakukan segera. c.Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar. d.Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya. e.Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer) Pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan ?
Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data
hasil tes yang teliti, cepat dan tepat. Quality Assurance • Agar mutu terjamin • Levy and Jennings (1950) menggunakan serum kontrol • Kenyataan : – Makin banyak permintaan – Makin banyak parameter pemeriksaan – Ketergantungan dg sarana penunjang Quality Management Science (QMS) dengan suatu model Five– Q, yaitu :
1. Quality Planning (QP)
Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen, bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki laboratorium. 2. Quality Laboratory Practice (QLP) Membuat pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan ini digunakan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan mempengaruhi mutu pemeriksaan. 3. Quality Control (QC) Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen. QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi 4. Quality Assurance (QA) Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan keseluruhan input-proses- output/outcome, dan menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan
QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima secara
konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error). Indikator kinerja QA adalah : - Manajemen sampel : phlebotomy, preparasi specimen - Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), STAT atau cyto, pelaporan hasil, pemeliharaan alat - Manajemen SDM : kompetensi, Continuing Education, Profesional Development Programm. - Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury), kimiawi & biologis. 5. Quality Improvement (QI) – Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung.
Langkah-langkah Five Q merupakan implementasi manajemen mutu
laboratorium yang berujung pada Continous Quality Improvement (CQI), menjamin pelayanan berstandar tinggi dan terwujudnya kepuasan pelanggan. Hal ini membutuhkan komitmen pimpinan (Top Management). • Hasil Lab : – Kelangsungan hidup pasien – Kesalahan hasil pemeriksaan : • Rugi pasien • kematian • Pemantapan – Depkes 1978 – PNPKLK (swasta & pem) – Intra Lab – Inter Lab Tujuan Pem. Lab • Penyaring – mengarahkan ke penyakit tnt • Menegakkan diagnosis : DM, malaria • Memastikan diagnosis : hepatitis, HIV • Menentukan berat penyakit • Menentukan tahap penyakit • Membantu ketepatan terapi • Memonitor, prognosis, pemulangan pasien • Mengetahui kesehatan umum Hasil Lab Dipercaya ? • Mutu Hasil Pemeriksaan tergantung :
– Peralatan yang dipakai
– Metode pemeriksaan yg dipakai – Reagensia yang dipilih – SDM yang mengerjakan – Managemen atau pengelola lab Manfaat pemantapan mutu yang dilakukan adalah :
1.Meningkatkan kualitas laboratorium.
2.Meningkatkan moral tenaga ATLM (kepercayaan diri dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan, kesadaran akan usaha yang telah dilakukan, serta prestice yang diberikan kepadanya). 3.Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat dari fungsi manajerial. 4.Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan oleh pengguna (konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai dengan gejala klinis. 5.Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil sehingga tidak perlu ada “ duplo “ KESALAHAN • PREANALITIK • ANALITIK • POST ANALITIK HASIL YANG BAIK • AKURASI (ketepatan) : hasil pemeriksaan sedekat mungkin dg hasil yg benar (true value) • PRESISI (ketelitian) : hasil pemeriksaan harus sedekat mungkin satu sama lain, bila pemeriksaan itu diulang-ulang • VALIDITAS suatu pemeriksaan : – Sensitivitas – Spesifisitas • SENSITIVITAS : kemampuan dari tes untuk mengidentifikasi dengan benar mereka yang menderita penyakit (mampu mendeteksi zat dalam kadar terkecil) • SPESIFISITAS : kemampuan dari tes untuk mengidentifikasi dg benar mereka yg tidak menderita penyakit. Secara teori- tis spesifisitas sebaiknya 100 % hingga tdk ada positif palsu.