Penanggulangan
Bencana
YUNUS
YUNUS MUSTOFA
MUSTOFA
SEKILAS INFO
Pemicu
Bahaya
Resiko BENCANA
Bencana
Kerentanan
Bahaya dan Kerentanan
• Bahaya merupakan fenomena atau kondisi
yang sulit untuk dirubah atau diperbaiki.
• Kerentanan merupakan situasi/sikap/
perilaku individu/masyarakat yang relatif
dapat dilakukan perubahan.
• Oleh karena itu Pengurangan Risiko
Bencana dapat dilakukan dengan cara
memperkecil kerentanan.
Permasalahan :
1. Sistem informasi yang belum berjalan dengan
baik
2. Mekanisme koordinasi belum berfungsi dengan
baik
3. Mobilisasi bantuan dari luar lokasi bencana
masih terhambat akibat masalah transportasi
4. Sistem pembiayaan belum mendukung
5. Sistem kewaspadaan dini belum berjalan dengan
baik
6. Keterbatasan logistik
Siklus Bencana
LAMA BARU
Bersifat response Pengurangan Risiko (Pencegahan dan
kesiapsiagaan)
Penanganan Multi Sektor, (eg. pemadaman kebakaran hutan
sektoral dan lahan oleh multi sektor dalam BNPB)
Sistem sentralistik Desentralistik (perkecualian untuk kondisi
emergensi tetap harus ada unsur sentralistik/
komando)
Cara-cara Holistik, penanganan dilakukan pada semua fase
konvensional mulai dari prabencana, pada saat dan pasca
bencana dan dilakukan oleh Pemerintah,
Masyarakat dan Dunia Usaha
Anggaran urusan Peran serta masyarakat dan dunia usaha
pemerintah
Pelajaran Yang Dapat Diambil
1. Bencana selalu terjadi pada saat kita tidak siap.
2. Untuk kesiapan, daerah perlu memiliki rencana
penanggulangan bencana yang didukung dengan
penyiapan anggaran yang memadai
3. Perlindungan masyarakat terhadap bencana harus
dilakukan sejak kesiapsiagaan, pada saat tanggap
darurat dan pasca bencana untuk mengurangi risiko
dan dampak bencana
4. Penanganan pasca bencana (rehabilitasi dan
rekonstruksi) dengan pola gotong royong untuk
memperkuat solidaritas sosial yang akan
membangun ketahanan masyarakat terhadap
bencana
Pelajaran Yang Dapat Diambil
5. Dalam kondisi darurat (kesiapsiagaan) bencana
diperlukan mekanisme kemudahan akses.
6. Pelatihan dan gladi penanggulangan bencana
harus terus dilakukan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan serta menguji rencana kedaruratan
yang ada
7. Informasi bencana harus dapat dikelola dengan
baik untuk memperlancar upaya penanganan,
sehingga reputasi pemerintah tetap terjaga
8. Bencana dan risiko bencana bersifat dinamis, satu
bencana dapat memicu terjadinya bencana
lainnya. Untuk itu upaya mitigasi dan pengurangan
risiko harus terus menerus dilakukan pada semua
tahapan.
Arahan Presiden dalam PB
• Setiap kejadian bencana merupakan tanggungjawab
Bupati/Walikota dengan didukung oleh SKPD terkait di
daerahnya
• Gubernur merapat untuk memberikan dukungan.
• Pemerintah Pusat memberikan bantuan pada kondisi
yang ekstrim.
• TNI dan POLRI dilibatkan dalam penanganan darurat
bencana
• Penanggulangan Bencana harus dilakukan sedini
mungkin
Sistem Nasional
Penanggulangan Bencana
Komponen:
• Legislasi
• Kelembagaan
• Perencanaan
• Penyelenggaraan
• Pendanaan
• Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
1. Peraturan dan Perundangan
(Legislasi)
• Nasional:
– Undang-undang Nomor 24/2007
– Peraturan Pemerintah
• Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
• Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan
bantuan Penanggulangan Bencana
• Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran
Lembaga Internasional dan Lembaga
Asing Non Pemerintah
1. Peraturan dan Perundangan
(Legislasi)
• Nasional:
– Peraturan Presiden
• Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
– Peraturan Kepala BNPB
• Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
• Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan
BPBD
• Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana
Penanggulangan Bencana
• Daerah:
– Peraturan Daerah tentang Pembentukan BPBD
2. Kelembagaan
Presiden RI
Kepala
BNPB
Kepala
BPBD Kab./Kota
3. Pendanaan
• Dana DIPA (APBN/APBD)
– untuk mendukung kegiatan rutin dan operasional
lembaga/departemen terutama untuk kegiatan
pengurangan risiko bencana
• Dana Contingency
– untuk penanganan kesiapsiagaan
• Dana Siap Pakai (on call)
– untuk bantuan kemanusiaan (relief) pada saat terjadi
bencana atau pada saat dinyatakan kondisi darurat
• Dana bantuan Sosial berpola Hibah
– Dana yang dialokasikan untuk bantuan pasca bencana di
daerah
• Dana yang bersumber dari masyarakat
4. Perencanaan
Pemaduan PB dalam Perencanaan Pembangunan
(Nasional & Daerah)
o Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2014-2018
o PB dalam RPJP (D), RPJM (D) dan RKP (D)
o Penyusunan RAN-PRB dan RAD-PRB (berdasarkan
Kerangka Aksi Hyogo)
Perencanaan PB
◦ Pembuatan Rencana PB (DM Plan)
◦ Rencana Kontinjensi (Contingency Plan)
◦ Rencana Operasi (Operation Plan)
◦ Rencana Pemulihan (Recovery Plan)
5. IPTEK
• Pendidikan dan Pelatihan
– Memasukkan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum
sekolah
– Membuka program studi “disaster management” di
perguruan tinggi
– Melakukan pelatihan manajer dan teknis
– Mencetak tenaga profesional dan ahli PB
• Penelitian dan pengembangan Iptek Kebencanaan
– Pemahaman karakteristik ancaman/hazard dan
teknologi penanganannya
• Penerapan Teknologi Penanggulangan Bencana, contoh:
– Pemetaan dan Tataruang
– Deteksi dini/EWS (gunungapi, Tsunami, Banjir, Tanah
Longsor,dll)
– Bangunan Tahan Gempa/building code (PU)
6. Penyelenggaraan
Politik
Perencanaan
Pencegahan
Situasi Tidak Pengurangan Risiko
Ada Bencana Pendidikan
Pelatihan
Penetapan Penelitian
Prabencana Penaatan Tata Ruang
Kebijakan
Mitigasi
Pem- Situasi Terdapat Peringatan Dini
bangunan Potensi Bencana Kesiapsiagaan
Pentahapan
Kajian Cepat
Ekonomi
Status Keadaan Darurat
Sosial
Lingkungan
6. Penyelenggaraan (lanjutan...)
korban
Contoh masalah
BENCANA
RAPID
ASS. RENOPS EVALUASI/NEED ASSESMENT
WAKT
PERINGATAN
DINI
U
TIM TANGGAP
TIM BANTUAN PB
PENGURANGAN RISIKO DARURAT/SRC:
BENCANA: SAR, (DIATUR DG CLUSTER):
• ANALISIS RISIKO KESEHATAN, SAR
• MITIGASI RAPID
ASSESMENT KESEHATAN
• PROGRAM2 PRB, DLL POSKO, DAPUR LOGISTIK
UMUM,
KOMINFO, PENGUNGSI
DLL DAN PERLINDUNG
KESIAPSIA PENDIDIKAN
GAAN: SARANA-PRASARANA
REHABILITASI /
•
•
SDM
SKPD EKONOMI REKONSTRUKS
PEMULIHAN DINI
•
•
LOGISTIK
RENKON
I
I
• DLL
CONTOH ???
RAPID HEALTH ASSESSMENT :
PERENCANAAN OPERASIONAL
PERENCANAN OPERASIONAL
LINGKUP ASSESSMENT
• ASPEK MEDIS, untuk menilai dampak
pelayanan medis terhadap korban & potensi
pelayanan kesehatan.
• ASPEK EPIDEMIOLOGI, untuk menilai
potensi munculnya KLB penyakit menular pada
periode pasca kejadian / bencana.
• ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN, untuk
menilai masalah yang terkait dengan sarana
kesehatan lingkungan yang diperlukan bagi
pengungsi & potensi yang dapat dimanfaatkan
ASSESSMENT
WHO?
WHAT?
WHERE?
WHEN?
HOW?
SIAPA / ORGANISASI PELAKSANA ?
• Petugas Puskesmas.
• Dinas Kesehatan Kabupaten.
Dibantu :
Dinas Kesehatan Propinsi dan Depkes.
HASIL ?
HASIL ?
1. PEJABAT DAERAH.
2. PETUGAS KESEHATAN, TERMASUK DI
RUMAH SAKIT
3. PERORANGAN (TOMA, TOGA, GURU, DLL)
INFORMASI YANG DIJARING:
1. KEADAAN SEBELUM BENCANA.
2. DATA-DATA KORBAN (meninggal, luka, pengungsi)
3. SDM KESEHATAN YANG BISA DIMANFAATKAN,
4. POTENSI YANG TERSEDIA DI RUMAH SAKIT
5. KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI.
6. ENDEMISITAS PENYAKIT
7. MASALAH GIZI.
8. KETERSEDIAAN OBAT, BAHAN DAN ALAT YANG
MASIH BISA DIPAKAI.
9. POTENSI KEMAMPUAN RESPONSE KESEHATAN
10. DLL.
SURVAI CEPAT ;
UNTUK MENJARING INFORMASI YANG TIDAK DAPAT
DIPEROLEH DARI SUMBER-SUMBER YANG ADA:
1. Distribusi umur, sex,
2. Jumlah orang kelompok rentan.
3. Angka kematian saat ini.
4. Angka-angka kasus penyakit menular potensial wabah.
5. Status gizi.
6. Cakupan vaksinasi.
7. Akses ke pelayanan kesehatan, makanan, air bersih, tempat
pengungsian, dll.
ANALISIS HASIL LAPANGAN, terhadap (1) :
YA
terjangkau semuanya?
TIDAK
Ya tidak
kenapa?
Tak perlu intervensi?
INTERVENSI !!!
KESIMPULAN ANALISIS
REKOMENDASI
UPAYA PENANGGULANGAN
HASIL RHA ???
REKOMENDASI, a.l. memuat:
• Bantuan obat-obatan, bahan dan alat.
• Bantuan tenaga medis/paramedis, survailans dan
kesehatan lingkungan.
• Penyakit menular yang perlu diwaspadai.
• Sarana kesehatan lingkungan yang memerlukan
pengawasan & perbaikan serta yang perlu dibuat.
• Pengelolaan makanan.
• Bantuan lain yang diperlukan baik dari tingkat
diatasnya maupun dari sumber lain.
UNTUK MEMULIHKAN FUNGSI
PELAYANAN KESEHATAN
• Jangan terlalu ambisius untuk kumpulkan data: waktu
sangat terbatas
• Data-data kasar tapi diperlukan lebih baik dari pada
data detail tetapi tak berguna
• Berdasarkan data dan informasi yang ada dapat diambil
dibuat suatu rekomendasi untuk pengambilan keputusan.
RAPID RESPON UPAYA KESEHATAN :
TERUTAMA:
1. PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT MEDIK
MASSAL.
2. SURVAILANS PENYAKIT & FAKTOR RISIKO.
3. PERBAIKAN KUALITAS AIR BERSIH DAN
SANITASI.
4. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
5. PELAYANAN KESEHATAN DASAR.
HASIL RAPID HEALTH ASSESSMENT, PERLU
DITINDAKLANJUTI DENGAN:
PENYUSUNAN RENCANA
OPERASIONAL &
SURVEYLANCE EMERGENCY
SEMOGA KITA TERHINDAR DARI BENCANA
RS BHAYANGKARA
SURABAYA TERIMAKASIH