Anda di halaman 1dari 60

OKSIDASI BIOLOGI

DAN SENYAWA
BERENERGI TINGGI
• oksidasi di definisikan sebagai pengeluaran
electron dan reduksi sebagai penangkapan
electron, sebagaimana di lukiskan oleh oksidasi ion
fero menjadi feri e (elektron) Fe 2+ ¬ Fe3+ . Dengan
demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor
electron. Prinsip ini oksidasi – reduksi ini berlaku
pada berbagai sistem biokimia dan merupakan
konsep penting yang melandasi pemahaman sifat
oksidasi biologi. kita ketahui bahwa banyak oksidasi
biologi dapat berlangsung tanpa peran serta
molekul oksigen, misalnya : dehidrogenasi.
B. Hukum termodinamika I dan II
• Kaidah pertama termodinamika(hukum penyimpanan
energi), : energi total sebuah sistem, termasuk energi
sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yg hilang atau
diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian
sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain.
Contohnya:
energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas,
mekanik dan sebagainya.
• Kaidah kedua termodinamika: Kaidah kedua berbunyi:
entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses
ingin berlangsung spontan.
• Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau
keteracakan sistem. Entropi akan mencapai
taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem
mendekati keadaan seimbang yang sejati.
Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan,
hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG)
pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan
perubahan entropi (ΔS), diungkapkan dalam
persamaan: ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan: ΔH adalah perubahan entalpi
(panas) dan T adalah suhu absolut.
• Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang
lebih sama dengan ΔE, perubahan total energi internal
di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan
dengan persamaan:
ΔG = ΔE – TΔS
Jika ΔG (-), reaksi berlangsung spontan dengan
kehilangan energi bebas (reaksi eksergonik).
Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung
sampai selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG (+), reaksi berlangsung hanya jika memperoleh
energi bebas (reaksi endergonik).
Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa
kecenderungan untuk terjadi reaksi.
• Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan
dan pengalihan energi Untuk mempertahankan
kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan
energi bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik
melakukan metabolisme dengan proses eksergonik
sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi
cahaya Fe3+. Sebaliknyamatahari, bakteri tertentu
menggunakan reaksi Fe2+ organisme heterotrofik,
memperoleh energi bebasnya dengan melakukan
metabolisme yaitu pemecahan molekul organik kompleks.
• Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam
pemindahan energi bebas dari proses eksergonik ke proses
endergonik.
• ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat (lihat Gambar 3.1). Dalam
reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi sebagai kompleks
Mg2+ Gambar 3.1 ATP diperlihatkan sebagai kompleks
magnesium Gambar 3.2 ATP dan ADP Energi bebas baku
hasil hidrolisis senyawa-senyawa fosfat penting dalam
biokimia tertera pada Tabel 3.1. Terlihat bahwa nilai
hidrolisis gugus terminal fosfat pada ATP terbagi menjadi
2 kelompok. Pertama, fosfat berenergi rendah yang
memiliki ΔG lebih rendah dari pada ΔG0 pada ATP. Kedua,
fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai ΔG lebih tinggi
daripada ΔG0 pada ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan
ADP, kreatin fosfat, fosfoenol piruvat dan sebagainya.
• Senyawa biologik penting lain yang berenergi
tinggi adalah tiol ester yang mencakup
koenzim A (misal asetil-KoA), protein
pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam
amino yang terlibat dalam sintesis protein, S-
adenosilmetionin (metionin aktif), uridin
difosfat glukosa dan 5-fosforibosil-1-pirofosfat.
• Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann
dilambangkan dengan ~℗. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yg melekat pada
ikatan, pada saat peralihan pd suatu akseptor
yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan
kuantitas energi bebas yang lebih besar. Oleh
karena itulah sebagian ahli biokimia lebih
menyukai istilah potensial pemindahan gugus
daripada ikatan berenergi tinggi.
• Berdasarkan posisi ATP pada Tabel 3.1, maka ATP
merupakan donor fosfat berenergi tinggi (donor energi
bebas) bagi senyawa-senyawa di bawahnya. Di sisi lain,
ADP dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk
membentuk ATP dari senyawa yang berada di atas ATP
dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP menghubungkan
proses-proses yang menghasilkan ~℗ dan proses-
proses yang menggunakan ~℗. Dengan demikian ATP
terus dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi
dengan kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP
sangat kecil dan hanya cukup untuk mempertahankan
jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
• Ada 3 sumber utama ~℗ yang berperan dalam
konservasi atau penangkapan energi.
• 1. Fosforilasi oksidatif Fosforilasi oksidatif adalah
sumber ~℗ terbesar dalam organisme aerobik.
Energi bebas untuk menggerakkan proses ini
berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam
mitokondria dengan menggunakan oksigen.
• 2. Glikolisis Dalam glikolisis terjadi pembentukan
netto dua ~℗ yang terjadi akibat pembentukan
laktat
• 3. Siklus asam sitrat Dalam siklus asam sitrat satu
• C. ENZIM YANG TERLIBAT DALAM PROSES
OKSIDASI DAN REDUKSI DINAMAKAN
OKSIDOREDUKTASE Dalam uraian berikut, enzim
oksidoreduktase dipilah menjadi 4 kelompok,
yaitu: 1. Enzim okidase 2. Dehidrogenase 3.
Hidroperoksidase 4. ENZIM OKSIDASE
MENGGUNAKAN OKSIGEN SEBAGAI
AKSEPTOROksigenase HIDROGEN Enzim oksidase
mengatalisis pengeluaran hydrogen dari substrat
dengan menggunakan oksigen sebagai akseptor
hidrogennya. Enzim-enzim tersebut membetuk air
atau hydrogen peroksida sebagai produk reaksi.
• . Sebagi Oksidase Mengandung Tembaga Sitokrom
oksidase merupakan hemoprotein yang tersebar
luas dalam banyak jaringan, dengan gugus prostetik
heme yang secara khas ditemukan dalam
mioglobin, hemoglobin, serta sitrokom lain. Enzim
ini merupakan komponem terakhir pada rantai
pembawa (carrier) respiratorik yang ditemukan
dalam mitokondria dan dengan demikian
bertanggung jawab atas reaksi pemindahan
elektron yang dihasilkan dari oksidasi molekul
substrat oleh dehidrogenase kepada akseptornya
yang terakhir, yaitu oksigen.
• Gas karbon monoksida, sianida, dan hydrogen
sulfide merupakan racun bagi enzim sitokrom
oksidase. Sifat yang berlainan sehubungan
dengan efek karbon monoksida serta sianida.
Penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan
bahwa kedua sitokrom tersebut bergabung
dengan sebuah protein tunggal, dan kompleks
tersebut dikenal sebagai sitokrom.
• Oksidase Lain Merupakan Flavoprotein Enzim
flavoprotein memiliki flavin mononukleotida
(FMN) atau flavin adenin dinukleotida (FAD)
sebagai gugus prostetiknya. FMN dan FAD biasanya
terikat erat-tetapi tidak secara kovalen dengan
masing-masing protein apoenzimnya.banyak
enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih
logam sebagai kofaktoresensial dan dikenal dengan
nama metaloflavoprotein.
• Enzim yang termasuk kedalam kelompok enzim
oksidase ini mencakup oksidase asam L-amino,
suatu enzim terikat –FMN yang ditemukan dalam
ginjal dengan spesifisitas umum untuk deaminasi
oksidatif asam L-amino yang terdapat dialam. Enzim
xantin oksidase tersebar luas dan terdapat didalam
susu,usus halus, ginjal, serta hati. Enzim ini
mengandung molibdenum dan mempunyai peranan
penting dalam konversi basa purin menjadi asam
urat sebagai produk nitrogenosa akhir utama,
bukan saja dari metabolisme purin, tetapi juga dari
katabolisme protein dan asam amino.
• Aldehid dehidrogenase merupakan enzim terikat-FAD yang
terdapat didalam hati mamalia. Enzim ini merupakan
metaloflavoprotein yang mengandung molibdenum serta
besi nonheme dan bekerja pada senyawa aldehid serta
substret N-heterosiklik. Mekanisme oksidase dan reduksi
semua enzim ini bersifat sangat kompleks.meskipun
demikian, bukti-bukti menunjukkan bahwa reduksi cincin
isoaloksazin berlangsung dalam 2 yahap lewat intermediat.
DEHIDROGENASE TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN OKSIGEN
SEBAGAI AKSEPTOR HIDROGEN Ada sejumlah besar enzim
didalam kelompok ini. Enzim-enzim tersebut melaksanakan 2
fungsi utama: 1. pemindahan hidrogen dari substrat yang
satu kepada substrat yang lain dalam reksi oksidasi-reduksi
berpasangan .
• enzim dehidrogenase ini bersifat sangat spesifik untuk
substratnya, ttp sering memakai koenzim atau pembawa
hidrogen yg sama seperti enzim dehidrogenase lain, misal,
NAD. Karena reaksi berlangsung reversibel, sifat-sifat ini
memudahkan senyawa ekuivalen preduksi dipindahkan secara
bebas didalam sel.
• 2. sebagai komponem dalam rantai respirasi pengangkutan
elektron dari substrat ke ENZIM HIDROPEROKSIDASE
MENGGUNAKAN HIDROGEN PEROKSIDA ATAUoksigen.
PEROKSIDA ORGANIK SEBAGAI SUBSTRAT Ada dua tipe enzim
yang masuk ke dalam kategori ini : peroksidase dan katalase.
Kedua tipe enzim ini ditemukan baik pada hewan maupun
tumbuhan. Enzim hidroperoksidase melindungi tubuh
terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya.
• Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal
bebas yang selanjutnya akan merusak membran sel dan
kemungkinan menimbulkan penyakit ENZIM OKSIGENASE
MENGATALISIS PEMINDAHANkanker serta aterosklerosis.
LANGSUNG DAN INKORPORASI OKSIGEN KE DALAM MOLEKUL
SUBSTRAT Enzim oksigenase lebih berhubungan dengan
sintesis atau penguraian berbagai tipe metabolit dibandingkan
mengambil bagian dalam reaksi yang bertujuan memberikan
enegi pada sel. Enzim-enzim dlam kelompok ini mengatalisis
inkorporasi (penyatuan) oksigen kedalam molekul
substrat.peristiwa ini berlangsung melalui 2 tahap :
• 1. pengikatan oksigen dengan enzim pada tapak aktif,
• 2. reaksi saat oksigen yang terikat direduksi atau dipindahkan
kepada substrat.
• D. RANTAI RESPIRASI DAN FOSFORILASI
OKSIDATIF Mitokondria telah mendapatkan nama
yang tepat sebagai “pusat tenaga”sel karena di
dalam organel inilah berlangsung sebagian besar
peristiwa penangkapan energy yang berasal dari
oksidasi respiratorik, system daam mitokondria
yang memasangkan respirasi dengan proses
pembentukan intermediate berenergi tinggi,ATP
di sebut Fosforilasi Oksidatif.
• 1. Sejumlah Enzim Spesifik bertindak sebagai penanda
bagi kompartemen yang dipisahkan oleh membran
Mitokondria Mitokondra mempunyai membran eksterna
yang bersifat permeabel terhadap sebagian besar
Metabolit, membran eksterna yang permeabilitas nya
selektif serta tersusun dalam bentuk lipatan atau Krista,
serta matriks di dalam membran interna tersebut.
Membran eksterna dapat di hilangkan melalui reaksi
dengan digitonin dan dikarakterisasi oleh keberadaan
monoamine oksidase, asil – koA sintetase, gliserofosfat
asiltransferase, serta fosfolipase A¬
• 2. Adenilkinase dan keratin kinase ditemukan dalam ruang
antar membran. Fosfolipid kardiolipid teronsentrasi di dalam
merman interna. Enzim – enzim larut pada siklus asm sitrat dan
enzim – enzim pada reaksi β -oksidasi asam lemak berada
dalam amatkriks sehingga harus ada mekanisme bagi
pengangkut metabolit dan nukleotida melintasi membran
interna. Enzim uksinat dehidrogenase ditemukan pada
permukaan dalam membran interna mitokondria tempat enzim
tersebut mengangkut unsure ekuivalen pereduksi ke rantai
respirasi yang merupakan konstituen utama membran interna.
• 3-hidroksibutirat dehidrogenase juga terikat paa sisi matrks
membran mitikondria dalam.
• Gliserol-3-fosfat dehidrogenase ditemukan
pada permukaan luar membran interna,
tempat enzim tersebut berada pada sisi
metrics membran mitokondria dalam. Gliserol-
3-fosfat dehidrogenase ditemukanpada
permukaan luar merman interna, tempat
enzim tersebut berada pada posisi yang tepat
untuk turut berperan dalam pergerakan ulang
– alik (shuttle) gliserofosfat 2.
• 2. Rantai Respirasi Mengumpul Dan
mengoksidasi Sejumlah Zat Ekvalen Pereduksi.
Semua energy bermanfaat yang di bebaskan
selama oksidasi asam lemak serta asam
amino, dan hampir seluruh energy yang di
lepaskan dari oksidasi karbohidratterdapat di
dalam mitokondria sebagai unsure ekivalen
pereduksi (-H atau electron).
• Mitokondria mengandung seri katalisator yang dikenal sebagai rantai
respirasi. Yang mengumpulkan, Mengangkut unsure ekivalen
pereduksi dan mengarahkan kepada reaksi dengan oksigen untuk
membentuk air. Yang juga terdapat dalam mitokondria adalah
rangkaian mesin untuk menangkap energy bebas yang di lepas
sebagai fosfat berenergi tinggi. Mitokondria juga mengandung
berbagai system enzim yang memang pada dasarnya bertanggaung
jawab memproduksi sebagian besar unsure ekuivalen pereduksi ,
yaitu enzim – enzim β – oksidasi dan siklus asam sitrat.
• Siklus asam sitrat merupakan metabolism umum terakhir untuk
oksidasi semua bahan mekanan utama. Komponen rantai respirasi
tersusun dengan urutan potensial redoks yang meningkat Komponen
utama rantai respirasi (lihat gambar ).
• ). Hydrogen dan electron mengalir melalui
rantai tersebut dalam langkah – langkah dari
komponen yang memiliki komponen yang
memiliki potensial redoks lebih negative ke
komponen dengan potensial redoks lebih
terhadap yang lebih positif lewat suatu
rentang redoks (redoks span) sebesar 1,1 v
dari NAD+/NADH.
• Rantai respirasi dalam mitokondria terdiri atas
sejumlah pembawa (carier) redoks yang berjalan dari
system dehidrogenase spesifik NAD, lewat semua
substrat berhubungan dengan rantai respirasi melalui
dehidrogenase spesifik NAD; sebagian substrat
karena potensial redoksnya lebih positif (missal,
fumarat/suksinat) berhubungan langsungdengan
protein flavoprotein dehidrogenase, yang pada
giliranya akan berhubungan dengan enzim sitikrom
pada rantai respirasi.
• . Telah jelas bahwa terdapat sesuatu pembawa
tambahan dalam rantai respirasi yang
merangkaikan flavoprotein ke sitokrom b,
anggota rantai sitokrom yang memiliki potensial
redoks paling rendah. Zat ini yang di namakan
ubikuinon atau Q (koenzim Q) terdapat di dalam
mitokondria dalam bentuk kuinon teroksidasi
pada keadaan aerob dan dalam bentuk kuinon
tereduksi pada keadaan anaerob.
• Q merupakan konstituen lipid mitokondria:
lipit lipit iterutama terdapat dalam bentuk
fosfolipit yang menjadi bagian mitokondria.
Rumus bangun Q sangat mirip dengan
rumusan bangun vitamin K dan vitamin enzim.
Ubikoinon juga menyerupai plastokuinon yang
ditemukan dalam kloroplas. Semua zat ini
dicirikan oleh rantai sampaipoliisoprenoid.
• Di dalam kloroplas. Semua zat ini dicirikan oleh
rantai sampai piliisoprenoid. Didalam mitokondria,
Q terdapat dalam jumlah sitoikimetrik berlebihan
jauh lebih besar disbanding anggota lain respirasi,
hal ini sesuai dengan fungsi Q yang bekerja sebagai
komponen mobil rantai respirasi yang
mengumpulkan unsure ekivalen pereduksi
kompleks flavoprotein yang lebih terfiksasi dan
mengantarkan kepada sitokrom.
• . Komponen tambahan yang ditemukan dalam sediaan
rantai respirasi adalah protein besi – sulfur (FeS ; besi
nonhem) Unsur ini berikatan dengan flavonprotein
(metaloplavoprotein) dan dengan sitokrom b. sulfur dan
za besi dianggap berperan dalam mekanisme
oksidoreduksi antara flavin dengan Q yang melibatkan
perubahan pada hanya satu e’ tunggal dengan atom besi
menjalani oksidoreduksi antara Fe2+ dan Fe3+.enzim
dehidrogenase menganalisis proses perpindahan
electron dari substrat kepada NAD rantai tersebut.
• Terdapat beberapa perbedaan dalam
menyelenggarakan proses ini asam α –
ketopiruvat keteloglutara ,mempunyai system
dehidrogenase kompleks yang melibatkan
lipoat dan FAD, sebelum electron dipindah
kepada NAD rantai respirasi.
• Pemindahan electron dari enzim dehidrogenase lain seperti L(+)-3-
hidroksiasil-KoA. D(-)-3-hidrosibutirat, prolin, glutamat, malat dan
isositrat dehidrogenase berPasangan langsung dengan NAD ‘pada
rantai respirasi. NADH (reduksi) pada rantai respirasi selanjutnya
diksidasidasikan oleh enzim metaloflavoprotein – NADH
dehidrogenase. Enzim ini mengandung FeS dan FMN,terikat erat
pada rantai respirasi dan menghantarkan unsure ekivalen
pereduksi kepada Q. Q juga merupakan titik pengumpulan dalam
rantai respirasi bagi unsur – unsur ekivalen pereduksi yang berasal
dari substrat lain yang berikatan langsung dengan rantai respirasi
lewat enzim flavoprotein dehodrogenase. Substrat ini mencangkup
suksinat, kolin, gliserol 3-fosfat, sarkosin, dimetiglisi, dan asil –
KoA. Moietas (moiety) flavin semua enzim dehidrogenase ini
adalah FAD. Elektron mengalir dari Q, melalui rangkaian sitokrom
yang terlihat dalam ke molekul oksigen.
• Sitokrom tersusun dalam urutan poensial redoks yang
meningkat. Gugus terminal sitokrom aa3 (sitokrom
oksidase) bertanggung jawab atas penggabungan terakhir
sejumlah unsu ekivalen pereduksi dengan molekul oksigen.
System enzim ini ternyata mengandung tembaga, suatu
komponen yang ditemukan dalam beberapa enzim oksidase.
Sitokrom oksedase mempunyai afinitas sangat tinggi
terhadap oksigen sehingga memungkinkan rantai respirasi
berfungsi dengan kecepatan maksimal sampai benar benar
– benar kehabisan o₂.
• Karena bersifat irefersibel (satu – satunya seaksi ireversibel
dalam rantai respirasi), reaksi ini menentukan arah
pergerakan ekuivalen pereduksi dalam rantai respirasi serta
arah proses produksi ATP yang terangkai padanya.
• 3. Rantai respirasi menyediakan sebagian besar energy yang di
tangkap di dalam metabolisme ADP merupakan molekul yang
ditangkap sebagian energy bebas dalam bentuk fosfat berenergi
tinggi, yang di lepas oleh proses katabolisme. ATP yang dihasilkan
akan menghanarkan energi. Jadi, ATP dapat disebut sebagai
“penukar” energy pada sel. Pada reaksi glikolisis , terjadi
pengambilan netto langsung dan gugus fosfat berenergi tinggi , yang
setara dengan kurang lebih 103,2 kj/mol glukosa. (secara invivo, ΔG
untuk sintesis ATP dari ADP telah dihitung sebesar kurang lebih 51,6
kj/mol sehingga memungkinkan terdapatnya reaktan dalam
konsentrasi aktualdi dalam sel. Nilai ini lebih besar dari pada nilai
ΔG0 untuk hidrolisis ATP yang diperoleh dibawah konsentrasi
standart 1,0 mol/L). karena 1 mol glukosa menghasilkan kurang
lebih 2870 kj pada pembakaran sempurna, energy kyang ditangkap
fosforilasi dalam proses glikolisis hana sedikit.
• Berbagai reaksi pada asam simsus asam sitrat
pada lintasan terakhir untuk oksidasi lengkap
glukosa mencangkup satu tahap fosforilasi,
yaitu perubahan suksionil Ko-A menjadi
suksinat kyang memungkinkan penangkapan
tambahan hanya dua fosfat berenergi tinggi
permol glukosa. Semua reaksi fosforilasi yang
di uraikan terjadi pada tngkat substrat.
• Pemeriksaan terhadap mitokondria utuh yang melakukan respirasi
mengungkap bahwa kalau substrat teroksidasi lewat enzim
dehidrogenase yang terikat NAD dan rantai respirasi, kurang lebih
3 mol fosfat anorganik dan akan diinkorporasikan ke dalam 3 mol
ADP untuk membentuk 3 mol ATP per mol O₂ yang di komsusi,
yaitu rasio P : Oksidasi = 3. Sebaliknya kalau substrat dioksidasi
melalui dehidrogenase yang terikat flavoprotein , hanya 2 mol ATP
yang terbentuk , yaitu P : Oksidasi = 2. Kontrol Respiratorik
Menjamn Pasokan ATP Yang Konstan Laju respiratorik mitokondria
dapat dikontrol oleh konsentrasi ADP. Hal ini terjadi karena terjadi
oksidasi dan fosforilasi berpasangan secara erat dengan kata lain,
oksidasi tidak dapat berlangsung lewat ranotai respirasi bila pada
saat yang bersamaan tidak terjadi berlangsung lewat rantai
respirasi bila pada saat yang bersamaan tidak terjadi fosorilasi
ADP. Chance dan wiliams menyebutkan 5 keadaan yang dapat
mengontrol laju respirasi dalam mitokondria.
• Umumnya, kebanyakan sel dalam kondisi
istirahat berada dalam status 4 dan respirasi di
control oleh ketersediaan ADP. Jika kita
menyelenggarakan kerja, ATP di ubah menjadi
ADP. Jika kita menylenggarakan kerja, ATP
diubah menjadi ADP ehingga memungkinkan
terjadinya lebih banyak resprasi yang pada
gilirannya akan memperbaharui persimpanan
ATP.
• Dalam kondisi terentu akan terlihat bahwa konsentrasi
fsfat anorganik dapat pula mempengaruhi kecepatan
kerja rantai respirasi. Dengan semakan meningkatnya
respirasi (seperti terjadinya pada saat olahraga), sel akan
mendekati status 3 atau 5 jika kapasitas antai respirasi
menjadi jenuh atau jika PO₂ turun dibawah nilai Km
untuk sitokrom a₃. terdapatpula kemungkinan bahwa
pengangkut ADP/ATP yangmemudahkan pemasukan
ADP sitosol ke dalam dan ATP ke luar mitokondria,
menjadi suatu penentu kecepatan respirasi mitokondria.
• Dengan demi kian, cara yang digunakan oleh proses – proses
oksidatif biologic sehingga bebas yang dihasilkan dari oksidasi bahan
makanan dapat tersedia dan ditangkap merupakan cara langsung
bertahap, efisien (kurang lebih 68 %) , serta terkontrol – bukan
mendadak, inefisien dan tidak terkontrol seperti pada nonbiologik.
Energy bebas lain yang tidak ditangkap sebagai fosfat berenergi
tinggi akan dibebaskan sebagai panas. Ini tidak harus dipandang
“sebagai yang sia – sia” mengingat hal ini memastikan bahwa system
respiratorik sebagi keseluruhan cukupaksergonik untuk dihilangkan
dari keseimbangan , memungkinkan aliran satu arah secara kontinu
dan penyediaan ATP yang konstan. Pada hewan berdarah panas. Hal
ini turut berperan dalam mempertahankan suhu tubuh.
• 4. Banyak racun menghambat rantai respirasi Sebagian
besar informasi tantang rantai respirasi diperoleh dari
penggunaan inhibitor, dan sebaliknya, hal ini telah
memberi pengetahan mengenai mekanisme kerja
beberapa jenis racun . untuk tujuan deskriptif, inhibitor
dapat dibagi menjadi inhibitor untuk rantai respirasi
sendiri, inhibitor fosforilasi oksidatif, pemutus pasangan
fosforilasi oksidatif. Inhibitor yang menghentikan
respirasi dengan menyekat rantai respirasi berkerja
pada tiga tempat. Tempat pertaa dihamba oleh olongan
barbiturat seperti amobarbitual, anti biotic pirisidin A,
dan intektisida serta racun ikan rotenon.
• Semua inhibitor ini mencegah oksidasi substrat yang berhubungan
langsung dengan rantai respirasi lewat enzim dehidrogenaseterikat
NAD, dengan menyekat pemindahandari FeS ke Q. dalam takaran
yang cukup, pemberian inhibitor ini secara in vivo akan berakibat
fatal. Dimerkaprol dan antimisi A menghambat rantai respirasi
antara stokrom b dan sitokrom c. racun klasik seperti H₂S, karbon
monoksida serta sianida menghambat sitokrom oksidase dengan
demikian dapat menghentikan respirasi secara total. Karboksin
dan TCA secara spesifik menghambat dehidrogenase ke Q,
sedangkan manolat merupakan inhibitor kompentitif enzim
suksinat dehidrogenase. Anti biotic oligomisin menyebabkan
penyekatan (blockade) seluruhproses oksidasi dan fosforilasi
dalam mitokondria utuh. Meskipun demikian, dengan adanya
unsur pemutus pasangan membuktikan bahwa preparat olgomisin
tidak bekerja langsung pada rantai respirasi, tetapi bekerja
kemudian pada satu tahap dalam fosforilasi.
• Pemutusan pasangan (uncoupler) bekerja
memisahkan proses oksidasi dalam rantai
respirasi dari proses fosforilasi, dan hal ini
dapat menjelaskan kerja toksik senyawa –
senyawa in vivo. Pemisah kedua proses
tersebut akan membuat respirasi tidak
terkontrol karena konsentrasi ADP atau P₁
tidak lagi membatasi laju respirasi.
• Preparat pemutus pasangan yang paling sering di
gunakan adalah 2,4 dinitrofenol, tetapi juga ada
beberapa senyawa lain yang bekerja dengan cara
serupa, yaitu dinitrofenol, tetapi juga ada
beberapa senyawa lain yang bekerja dengan cara
serupa, yaitu dinitrokresol, petakklofenol dan
CCCP (in – klorokarbonil sianida fenilhidrazon).
Senyawa terakhir ini dimiliki keaktifan sekitar 100
kali lebih besar dari pada keaktifan dinitrofenol.
• 5. Enzim ATP Sintase Yang Terletak Pada Membran
Membentuk ATP Selisih potensial elektro kimia
digunakan untuk menggerakkan enzim ATP sintase
dimembran yang akan membentuk ATP pada adanya P1
+ ADP dengan demikian tidak ada intermediate
berenergi tinggi yang digunakan bersama, baik oleh
proses oksidasi maupun fosforilasi seperti di syaratkan
dalam hipotesis kimiawi. Tersebar pada permukaan
membran interna adalah kompleks yang melaksanakan
fosforilasi dan bertanggung jawab atas produksi ATP.
• . Pada Gambar 3.8, kotak biru (gelap) di bawah
menunjukkan reaksi oksidasi-reduksi yang
terjadi pada masing-masing kompleks enzim.
Singkatan-singkatan diuraikan sebagai berikut:
FMN: flavin mononukleotida, Fe2+S: besi
tereduksi-sulfur, Fe3+S: besi teroksidasi-sulfur,
cyt: sitokrom, CoQ: koenzim Q.
• 1. Kompleks I Pada tahap ini, masing-masing molekul NADH memindahkan 2
elektron berenergi tinggi ke FMN, kemudian ke protein besi-sulfur dan
terakhir ke koenzim Q (ubiquinon) 2. Kompleks II FADH2 dihasilkan oleh
suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, memindahkan elektron ke
CoQ melalui kompleks II. FADH2 dihasilkan oleh asil KoA dehidrogenase
dalam oksidasi beta asam lemak, memindahkan elektron ke CoQ melalui
kompleks yang sama. 3. Kompleks III CoQ memindahkan elektron ke
serangkaian sitokrom dan protein besi-sulfur. Sitokrom terdiri atas kelompok
heme seperti hemoglobin dan besi dengan heme menerima elektron. 4.
Kompleks IV Penerima terakhir dari rantai transport elektron adalah
kompleks besar terdiri atas 2 heme dan 2 atom tembaga. 5. Kompleks V
Pada tahap ini, protein kompleks yang mengkatalisis konversi ADP menjadi
ATP, diisikan oleh gradien kemiosmotik. Proton mengalir kembali ke matriks
mitokondria melalui kompleks ATP sintase dan energi berasal dari
penurunan gradien pH digunakan untuk membentuk ATP. Pada fosforilasi
oksidatif, pelibatan NADH menghasilkan pembentukan 3 molekul ATP,
sedangkan pelibatan FADH2 menghasilkan pembentukan 2 molekul ATP.
• Tabel 3.2 Informasi tentang enzim yang berperan
dalam fosforilasi oksidatif Nama Penyusun kDa
Polypeptides Kompleks I NADH dehydrogenase
(or) NADH-coenzyme Q reductase 800 25
Kompleks II Succinate dehydrogenase (or)
Succinate-coenzyme Q reductase 140 4 Kompleks
III Cytochrome C – coenzyme Q oxidoreductase
250 9-10 Kompleks IV Cytochrome oxidase 170
13 Kompleks V ATP synthase 380 12-14
• E. KESIMPULAN
• 1. Reaksi berlangsung spontan bila terjadi pelepasan energi bebas (tG negatif)
yaitu reaksi tersebut bersifat eksergonik, dan jika tG positif, reaksi hanya
berlangsung bila diperoleh energi bebas, reaksi ini bersifat endergonik.
• 2. ATP adalah zat perantara penukar energi bebas, yang merangkaikan
proses-proses yang bersifat eksergonik dengan proses-proses yang bersifat
endergonik.
• 3. Enzym oksidase dan dehidrogenase memiliki peran utama dalam proses
rantai pernapasan.
• 4. Komplek-komplek enzym dalam rantai pernapasan menggunakan potensial
energi dari gradien proton untuk mensintesa ATP dari ADP dan Pi. Dengan
demikian jelas terlihat bahwa rangkaian reaksi oksidasi terangkai erat dengan
fosforilasi.
• 5. Terdapat sejumlah senyawa kimia yang dapat menghambat rangkaian
reaksi oksidasi dan peristiwa fosforilasi atau memutus rangkaian oksidasi dan
fosforilasi.
• 6. Terdapat protein pengangkut khusus untuk perlintasan beberapa ion dan
metabolit pada membran mitokondria

Anda mungkin juga menyukai