Anda di halaman 1dari 41

ETIKA WIRAUSAHA

Gejala tidak jujur masyarakat


 Dalam bisnis semua orang tidak mengharapkan
perlakuan tidak jujur dari sesamanya.
 Praktek manipulasi tidak akan terjadi jika
dilandasi dengan moral yang tinggi
 Moral dan tingkat kejujuran rendah akan
menghancurkan tata nilai etika bisnis itu
sendiri spt menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan
 Wirausaha dengan berbgai jenis usaha dengan
berbagai karakter. Menyatu saling membantu
kadang ada juga saling menipu.
 Ada yang hidupnya di dalam ketidak jujuran,
jika berhasil sifatnya hanya sementara
 Jika mau tenang aman abadi disenangi banyak
orang maka hidup dengan kejujuran
 Jujur adalah modal utama dalam hidup
 Gejala mutakhir dari masyarakat kita saat ini
adalah sulit mencari orang jujur
 Oleh karenanya wirausaha harus berhati-hati
menutup segala celah kemungkinan di tipu
orang
ETIKA

 para ahli etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan


manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
 Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan
salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang.
 Keputusan etik adalah suatu hal yang benar mengenai
perilaku standar.
 Istilak etika diartikan suatu perbuatan standar yang
memimpin individu dalam membuat keputusan.
 Etika bisnis mencakup hubungan antara
perusahaan dgn org yang menginvestasi
dananya, dgn konsumen, pegawai kreditur,
saingan dsb
Etika wirausaha
 adalah prinsip – prinsip atau pandangan –
pandangan dalam kegiatan bidang wirausaha
dengan segala persoalannya untuk mencapai
tujuan serta melaksakan nilai – nilai yang
bermanfaat, meningkatkan kehidupan usaha.
Aspek- aspek Etika wirausaha
1. Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan
baik, artinya wirausaha bertugas mewujudkan
suatu kenyataan hidup berdasarkan suatu
kebiasaan yang baik di dalam berwirausaha.
2. Menempa pikiran untuk maju, artinya
wirausaha melatih membiasakan diri untuk
berprakasa baik bertanggung jawab, dan
percaya diri untuk dapat mengerjakan
kebaikan, dan meningkatkan daya saing, serta
daya juang untuk mempertahankan hidup dari
prinsip- prinsp berwirausaha.
3. Kebiasaan membentuk watak, artinya
wirausaha berdaya upaya untuk membiasakan
diri berpikir, bersikap mental untuk berbuat
maju, berpikir terbuka, baik, bersih, dan teliti.
  
4. Membersihkan diri dari kebiasaan berpikir
negatif, wirausaha harus berusaha dan
berdaya upaya meninggalkan dan
membersihkan diri dari kebiasaan cara
berpikir, sikap mental yang tidak baik, seperti
menyakiti orang lain dan menjauhkan diri dari
sikap selalu menggantungkan pada kemujuran
nasib.
5. Kepercayaan kepada diri sendiri, artinya
seorang wirausaha harus percaya kepada
diri sendiri, yaitu memiliki keyakinan dan
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta dapat meningkatkan nilai – nilai
kehidupan di dalam berwirausaha.
6. Membersihkan hambatan buatan sendiri,
artinya seorang wirausaha harus berusaha
membebaskan diri dari hambatan – hambatan
adanya produk buatan sendiri. Seorang
wirausaha jangan memiliki pikiran ragu – ragu,
merasa takut, dan merasa rendah diri terhadap
hasil produk buatan sendiri.
7. Memiliki keinginan, daya upaya, dan
perencanaan, artinya seorang wirausaha harus
memilliki kemauan, serta daya upaya untuk
mengetahui kemampuan dalam hidupnya, cara
merencanakan dalam mengejar cita – cita dan
mengembangkan usahanya yang berhasil
berdasarkan prinsip – prinsip kewirausahaan
8. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji,
patut dipercaya, penuh komitmen, patuh, tidak
menginteprestasikan persetujuan dalam bentuk
teknikal atau legalistic dengan dalih
ketidakrelaan.
9. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada
keluarga, teman, karyawan, dan Negara, tidak
menggunakan atau memperlihatkan informasi
rahasia, begitu juga dalam suatu konteks
professional, menjaga/melindungi kemampuan
untuk membuat keputusan professional yang
bebas dan teliti, dan menghindari hal yang
tidak pantas serta konflik kepentngan.
Menurut pendapat Michael josephson (1998) yang
dikutip oleh zimmerer (1996: 27 – 28), secara
universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan
perilaku, yaitu:

 Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur,


sungguh – sungguh, terus terang, tidak curang, tidak
mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
 Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan
kegiatan yang terhormat, tulus hai, berani dan penuh
pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak
berbuat jahat, dan dapat dipercaya.
 Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan
berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan,
memperlihatkan komitmen keadilan,
persamaan perlakuan individual dan toleran
terhadap perbedaan, serta tidak bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan
professional yang bebas dan teliti, dan
menghindari hal yang tidak pantas serta
konflik kepentingan.
 Suka membantu orang lain, yaitu saling
membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong
– menolong, kebersamaan, dan menghindari
segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
 Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati
martabat orang lain, kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri bagi semua orang,
bersopan santun, tidak merendahkan dan
memperlakukan martabat orang lain.
 Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu
selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran
social, dan menghormati proses demokrasi
dalam mengambil keputusan.
 Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan
dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal
maupun pertanggungjawaban professional, tekun,
dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen,
melakukan semua tugas dengan kemampuan
terbaik, dan mengembangkan serta
mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
 Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan
menerima tanggung jawab atas keputusan dan
konsekuensinya serta selalu memberi contoh
PRINSIP ETIKA Kejujuran Integritas
JOSEPHSON (honesty) (integrity)

Kesetiaan Memelihara janji


(promise
(fidelity) keeping)

Suka membantu
Kewajaran/kea Hormat pd orla
orla(caring for
dilan (fairness) (respect for other)
others)

Mengejar WN yg
bertanggungjawab
keunggulan (pursuit (responsibility
of exellence) citizenship)

Dpt
dipertanggungjawabk
an (accountability)
FAKTOR YG MEMPENGARUHI ETIKA
(BOVEE)

Cultural Difference Perbedaan kebiasaan di tiap daerah

Knowledge Pengetahuan akan etika

Organizational Behavior Iklim yg berlaku di organisasi


Faktor yang mempengaruhi etika
 3 faktor utama:
 1. culture difference : tiap daerah memiliki
kebiasaan berbeda. Penyogokan, komisi,
amplop, upeti dsb.
 2. knowledge : orang yang mengetahui dan
berada dalam jalur pengambil keputusan
mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah
menyangkut masalah etika
 3. organisator behavior, pondasi kokoh dari
sebuah etika bisnis adalah iklim yang berlaku
pada sebuah organisasi. Jika seorang maanjer
mempunyai etik tinggi tetapi karyawan tidak
maka tidak akan ada artinya. Karyawan akan
bekerja semaunya. Oleh sebab itu harus
dibangun komunikasi yang baik dan terus
menerus
Keuntungan menjaga etika
 Menjaga reputasi perusahaan
 Reputasi sbg perusahaan yang etis tidak di
bentuk dalam waktu pendek tapi akan di
bentuk dalam waktu yang panjang
 Asset tak ternilai sebagai goodwill bagi
perusahaan
 Kegiatan bisnis adalah kegiatan manusia
mendistribusikan barang/jasa untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia, ini adalah
termasuk kegiatan ibadah. Apabila kedua orang
menjalankan bisnis maka ketiganya adalah
Allah.
 Jujur adalah akan membawa keberuntungan
konsumerisme
 Istilah konsumerisme tidak sama dengan
konsumtifisme-hendonisme.
 Konsumtifisme adalah menghamburkan uang
membeli segala macam barang atau hasrat
konsumsi yang terlalu tinggi. Sedangkan
hendonisme adalah gerakan protes dari para
konsumen atau masyarakat karena perlakuan
para pengusaha/wirausaha yang kurang baik
dalam melayani konsumen
 3. lembaga konsumen membantu
menampungkeluhan-keluhan konsumen dan
memperjuangkannya kepada pihak produsen dan
pemerintah
 4. pemerintah akan mengeluarkan berbagai
peraturan untuk melindungi keselamatan konsumen
spt pada bungkus rokok iklan rokok ditulis
“merokok tdk baikun kesehatan”, makanan ini tdk
mengandung zat pewarna/zatpengawet, ada label
halal bagi makanan muslim
Konsumerisme menyangkut 2 hal
 Protes thd ketidakpuasan, ketidak adilan yg
diterimakonsumen
 Mengusahakan untuk memperbaiki keadaan
lebih baik
Adanya gerakan konsumen menimbulkan
jawaban positif:
 1. pendidikan konsumen, para produsen
mendidik masyarakt dgn mengeluarkan brosur,
buletin yang memuat informasi ttg barang yang
dijual
 2. Pemberian jaminan, sampai waktu tt bila ada
kerusakan akan di ganti, reparasi, sparepart
gratis
 Konsumerisme adalah suatu tindakan dari
individu/organisasi konsumen, lembaga
pemerintah dan perusahaan sebagai jawaban
ketidak puasan yang diterima dalam hubungan
dengan jual beli
Hak-hak konsumen
 Hak untuk memilih, jangan hanya ditawarkan
komoditi satu jenis saja, tanpa ada pilihan
 Konsumen berhak mmperoleh informasi dari
produsen, terhadap barang yang akan
dibelinya, baik mengenai bahan, cara
pemakaian, daya tahan dsb
 Jika ada keluhan konsumen harus didengar.
Jika ada tuntutan konsumen harus
diperhatikandengan produsen
 Apabila konsumen menggunakan produk,
harus dijaga keselamatan konsumen, jangan
sampai barang yang dibeli membahayakn
konsumen terutama dalam hal mainan anak-
anak, Obat dll
Masalah polusi
 Green marketing adalah mendesain kegiatan
marketing untuk melestarikan lingkungan, agar
menimbulkan citra baik terhadap perusahaan. Usaha
melestarikan lingkungan ini bs dibentuk kegiatan
menanam pohon di lingkungan perusahaan,
mengolah air limbah sebelum dibuang ke selokan
/sungai, memberi filter udara pada cerobong asap
pabrik, mengurangi polusi tanah dengan recyling
atau mengolah kembali sampah pabrik
 Para pengusaha berkeyakinan bahwa kebijakan
green marketing yang dilancarkan perusahaan
akan berpengaruh terhadap keputusan membeli
konsumen terhadap suatu produk
Budaya perusahaan
 Budaya perusahaan perlu dikembangkan dalam
sebuah organisasi untuk menanamkan
kebiasaan baik pada karyawan
 Budaya perusahaan adalah karakteristik suatu
organissi perusahaan yang mencakup
pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma-
norma bersama yang dianut oleh seluruh
jajaran perusahaan.
 Kemampuan mengubah budaya perusahaan
merupakan kunci keberhasilan menyusun dan
melaksanakan strategi perusahaan untuk masa
depan.
 Pemimpin contoh teladan berpengaruh thd
pembentukan budaya perusahaan.
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai