Anda di halaman 1dari 15

ORGANIZATION PLAN

KELOMPOK 6
Nur Ilman
17020048
BAYU ADJI MUMPUNI NUGROHO
17020016
DAWAN RAAYAN
1702015
ANGGI WIDIYA
17020041
AANG MUSTOFA
17020042
WILDAN FATWA DIFA
17020021
LATAR BELAKANG
 PENDAHULUAN 
 Latar Belakang
 Setiap organisasi bisnis baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri,
pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Agar dapat
mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan
menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas
kerja karyawan juga perlu diperhatikan. Sistem manajemen efektif ini didukung
dengan keberadaan struktur organisasi yang baik dalam organisasi bisnis, dan juga
manajemen sumber daya manusia yang handal.
 Poin 1
 1. Struktur Organisasi Dalam Bisnis
 A. Pengertian Struktur Organisasi
 Menurut (Robbins dan Coulter, 2007:284).
 Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan
dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi maupun
orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-
beda dalam suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai
desain organisasi (organizational design) dan bentuk spesifik dari kerangka kerja
organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
B. Elemen-elemen Struktur Organisasi
1. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities)
Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam
organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementasi).
2. Standarisasi aktivitas (Standardization of activities)
Standardisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan
(predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat
azas.
3. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities)
Koordinasi aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi sub
organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak
langkah unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
4. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and Decentralization of
decision making)
Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi, keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer
puncak, atau bahkan oleh seorang saja. Sedangkan dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya
pengambilan keputusan dibagi diantara para bawahan pada hirarki manajemen menengah dan bawah.
 C. Jenis Struktur Organisasi
 Menurut Stoner (1996:300) secara formal bagian-bagian sebuah organisasi dapat distrukturkan
dalam:
 1. Struktur Organisasi Berdasarkan Fungsi
 Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi
manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-
karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama
kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau
Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan.
 2. Struktur Organisasi Berdasarkan Produk/Pasar
 Struktur organisasi berdasarkan produk adalah struktur organisasi yang mengumpulkan dalam satu
unit kerja semua yang terlibat dalam produksi dan pemasaran dari sebuah produk atau kelompok
produk yang terkait dan berhubungan dengan tipe pelanggan tertentu.
 3. Struktur Organisasi Matriks
 Digunakan untuk menggabungkan kelebihan struktur fungsional dan kelebihan dari struktur produk
secara bersama-sama. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi
Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau
tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini
mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor
kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan
multinasional.
 D. Langkah Menyusun Struktur Organisasi yang Efektif
 1. Rancang Struktur Organisasi Perusahaan Sesuai Dengan Visi Dan Misi
 Sebelum membuat susunan organisasi perusahaan yang baku, maka pastikan dulu bahwa visi, misi,
dan tujuan atau sasaran organisasi telah dibuat dengan jelas. Tak jarang beberapa pihak, terutama
perusahaan start up yang terburu-buru dalam membuat struktur tanpa memperhatikan kejelasan
tentang apa yang diharapkan dari organisasi perusahaan yang dibangunnya.
 2. Rancang Struktur Organisasi Setelah Merumuskan Bisnis
 Poin penting yang juga diperhatikan untuk membuat struktur organisasi perusahaan adalah
mengetahui sasaran bisnis yang ingin dicapai. Rumuskan apa saja bisnis yang ingin dilakoni dan apa
saja sasarannya. Hal ini akan membantu dalam mengenal bisnis, proses atau aktifitas apa yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari organisasi perusahaan.
 3. Pertimbangkan Bakat Serta Talenta Pekerja
 Selama ini organisasi memiliki banyak talenta tersimpan, tapi tidak ditemukan, digunakan atau
dioptimalkan untuk kemajuan. Oleh karena itu, bagi pemilik perusahaan amatlah penting mengenali
karakter dan kemampuan bawahan, sehingga dengan menggunakan talenta yang ada dan
mengoptimalkan bakatnya akan membuat bisnis berjalan baik.
 4. Pertimbangkan Umur Pekerja
 Dalam jenjang karir, ada 7 tahapan yang dilalui seseorang, mulai dari masa Trial, Establishment,
Transition, Growth, Maintenance dan Withdrawal. Dalam agenda membentuk struktur organisasi
perusahaan, faktor umur menjadi salah satu yang patut dipertimbangkan, sehingga mampu
menempatkan mereka pada posisi atau jabatan-jabatan yang sudah dirancang. Umur merupakan
indikator umum dari tingkat kedewasaan, kematangan, dan kecekatan melakukan kerja.
5. Berlakukan Self – Assesment Pada Pekerja
Kegiatan self assesment (menilai diri sendiri) mungkin perlu dilakukan untuk mendukung bahwa jabatan
mereka saat ini masih relevan dengan bakat dan talenta mereka. Tidak semua bidang pekerjaan cocok
bagi setiap orang. Bahkan orang yang memiliki kinerja hebat pada bidang pekerjaan tertentu belum
tentu mampu mempunyai kinerja yang sama pada bidang pekerjaan lain.

Poin 2
2 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis
A. Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut H. Hadari Nawawi yang dimaksudkan sebagai pengertian SDM adalah meliputi tiga yaitu:
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga
personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).
2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya.
3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non
material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real)
secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
 B. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Manusia
 Ada tiga prinsip dalam pengelolaan menejemen sumber daya manusia yaitu:
 1. Orientasi pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan sumber daya
manusia di mana kecendurungannya sumber daya manusia yang puas akan selalu berusaha meenuhi
kebutuhan dan keinginan para konsumennya.
 2. Membangun kesempatan terhadap sumber daya manusia untuk berperan aktif dalam
perusahaan, dengan tujuan untuk menciptakan semangat kerja dan memotivasi sumber daya
manusia agar mampu penyelesaikan pekerjaan dengan baik.
 3. Mampu menemukan jiwa interpreneur sumber daya manusia perusahaan, yang mencakup:
 c. Motivasi kerja yang tinggi.
 e. Berpandangan jauh ke depan.
 f. Bekerja secara terencana, terstruktur dan sistematis.
 h. Mampu menyelesaikan pekerjaan.
 i. Percaya diri yang tinggi.
 j. Berani mengambil resiko.
 k. Memiliki intuisi bisnis yang tinggi.
 l. Sensitif terhadap situasi dan kondisi, baik di dalam maupun di luar perusahaan.
 m. Mampu menjalin hubungan kerja sama dengan semua pihak yang bersangkutan.
 C. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
 1. Tujuan Organisasional
 Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi.
 2. Tujuan Fungsional
 Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi..
 3. Tujuan Sosial
 Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap
organisasi.
 4. Tujuan Personal
 Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan
yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan
harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.
 C. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
 1. Tujuan Organisasional
 Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya
manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas
organisasi.
 2. Tujuan Fungsional
 Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi..
 3. Tujuan Sosial
 Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi
dampak negatif terhadap organisasi.
 4. Tujuan Personal
 Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal
tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap
organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika
parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi
D. Proses Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Secara garis besar proses MSDM dibagi ke dalam lima bagian fungsi utama yang terdiri dari:
a. Langkah Pertama
Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan perencanaan SDM sudah semestinya
merupakan representasi dan refleksi dari keseluruhan rencana strategis perusahaan. Artinya,
kualifikasi sumber daya manusia yang nantinya dirumuskan sudah semestinya memenuhi kriteria
sebagaimana yang disyaratkan dalam perencanaan strategis perusahaan secara keseluruhan,
serta terintegrasi dengan bagian-bagian perusahaan lainnya.
b. Langkah Kedua
Analisa dari kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja. Langkah ini merupakan
upaya pemahaman atas kualifikasi kerja yang diperlukan untuk pencapaian rencana strategis
perusahaan. Pada tahap ini ada tiga hal yang biasanya dilakukan,antara lain:
§ Analisis jabatan (job analysis),merupakan persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang
diperlukan serta kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan untuk mampu menjalankannya.
 § Deskripsi jabatan (job description), meliputi rincian
pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja tersebut.
 § Spesifikasi jabatan (job specification), merupakan rincian
karakteristik atau kualifikasiyang diperlukan bagi tenaga kerja
yang dipersyaratkan.
 c. Langkah Ketiga
 Analisa ketersedian tenaga kerja. Langkah ini merupakan
sebuah perkiraan tentang jumlah tenaga kerja beserta
kualifikasinya yang ada dan diperlukan bagi perencaan
perusahaan di masa yang akan datang. Termasuk di dalam
langkah ini adalah berapa jumlah tenaga kerja yang perlu di
promosikan, ditransfer, dan lain sebagain, berdasarkan
evaluasi kegiatan perusahaan dalam periode sebelumnya dan
rencana perusahaan pada periode berikutnya
 d. Langkah Keempat
 Melakukan tindakan Inisiatif. Analisa terhadap ketersediaan
tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan dan keperluannya
di masa yang akan datang.
 e. Langkah Kelima
 Evaluasi dan modifikasi tindakan.Manajemen adalah yang
terus-menerus berkelanjutan. Oleh karena itu, apa yang telah
direncanakan dalam manajemen sumber daya manusia juga
harus senantiasa di evaluasi dan dilakukan tindakan korektif
sekiranya ada ketidaksesuaian atau terjadi perubahan seiring
dengan perkembangan yang ada di perusahaan.
E. Pemeliharaan SDM (Personnel Maintanance)
a. Kompensasi
Pemberian kompensasi adalah penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai balasan atas
prestasi kerja yang diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi umumnya terkait dengan
penghargaan dalam bentuk uang atau sejenisnya yang sering kali dinamakan sebagai
insentif.
b. Benefit
Benefit adalah penghargaan dan bentuk perhatian perusahaan selain kompensasi yang
diberikan atau disediakan perusahaan sebagai upaya untuk memelihara tenaga kerja
tersebut. Benefit dapat berupa cuti bergaji, asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja,
poliklinik gratis bagi pihak keluarga tenaga kerja.
c. Promosi, yaitu proses pemindahan tenagan kerja ke posisi yang lebih tinggi secara
struktural dalam organisasi perusahaan.
 E. Pemeliharaan SDM (Personnel Maintanance)
 a. Kompensasi
 Pemberian kompensasi adalah penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai balasan
atas prestasi kerja yang diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi umumnya terkait
dengan penghargaan dalam bentuk uang atau sejenisnya yang sering kali dinamakan
sebagai insentif.
 b. Benefit
 Benefit adalah penghargaan dan bentuk perhatian perusahaan selain kompensasi yang
diberikan atau disediakan perusahaan sebagai upaya untuk memelihara tenaga kerja
tersebut. Benefit dapat berupa cuti bergaji, asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja,
poliklinik gratis bagi pihak keluarga tenaga kerja.
 c. Promosi, yaitu proses pemindahan tenagan kerja ke posisi yang lebih tinggi
secara struktural dalam organisasi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai