Anda di halaman 1dari 77

TUMOR

JALAN LAHIR KELOMPOK 2

1. DEWI FORTUNA SARI P27224020010


2. E L I Z A S E P T I YA N T I H . P 2 7 2 2 4 0 2 0 0 11
3. E R I K A L E S TA R I N I N G S I H P27224020012
4. FAT M A V E R A K U S U M A P27224020013
5. FRISKA NUR ISMAN P27224020014
6. H I D AYAT U L N U R H A S A N A H P27224020015
7. IKA NUR ALIMNA P27224020016
8. I N TA N F E B R I YA N T I P27224020017
9. I R M A AY U L A R A S AT I P27224020018
PENGERTIAN TUMOR

 Tumor (berasal dari tumere bahasa latin, yang berarti "bengkak"), merupakan

salah satu dari lima karakteristik inflamasi.

 Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan

jaringan biologis yang tidak normal.

 Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (alignan) atau jinak (benign).

 Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan

merusak tissue yang berdekatan dan menciptakan metastasis.

 Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan tidak menyebarkan benih

metastasis, tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar.

 Mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.


TUMOR JALAN LAHIR

 Tumor  (berasal dari bahasa latin Tumere, yang berarti Bengkak), merupakan salah satu dari lima

karakteristik inflamasi. Namun istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan

jaringan biologis yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (alignan)

atau jinak (benign). Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan

merusak tissue dan berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue

berdekatan dan tidak menyebarkan benih metastasis, tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi

besar. Mereka biasanya tidak tumbuh kembali setelah penyingkiran, melalui operasi.

 Tumor Jalan Lahir merupakan tumor yang tumbuh dijalan lahir, bisa jinak ataupun ganas (kanker).
Perbedaan Tumor Jinak dan Ganas

Ciri-ciri Tumor Jinak Ciri-ciri Tumor Ganas


1. Timbulnya ekspansif 1. Tumor ganas tumbuhnya infiltratif
2. tidak menimbulkan residif
2. Setelah di angkat atau diberi
3. tidak mengadakan anak sebar
pengobatan dengan penyinaran
4. tumbuhnya lambat, sehingga tidak
sering tumor ganas tumbuh lagi
cepat membesar, tidak ditemukan
gambaran metosisi yang abnormal. 3. sanggup mengadakan anak sebar
5. Intrisel tumor jinak masih 4. tumbuh cepat
menyerupai intisel jaringan
5. Banyak ditemukan mitosis normal
6. Tumor jinak biasanya tidak
dan abnormal
menyebabkan kematian bila
letaknya pada alat tubuh yang vital. 6. Tumor ganas jika tidak diobati akan
menimbulkan kematian
JENIS-JENIS TUMOR BERDASARKAN ASAL
JARINGAN

A. Tumor Asal Epithelial.

1. Squamous epithelium: squamous cell papilloma, squamous cell carcinoma.

2. Transitional epithelium: transitional cell papilloma, transitional cell carcinoma

3. Basal cell (hanya di kulit): basal cell carcinoma

4. Glandular epithelium: adenoma, cystadenoma, adenocarcinoma

5. Tubules epithelium (ginjal): renal tubular adenoma, renal cell carcinoma (Grawitz
tumor)

6. Hepatosit: hepatocellular adenoma, hepatocellular carcinoma

7. Bile ducts epithelium : cholangiocellular adenoma, cholangiocellular carcinoma

8. Melanosit: melanocytic nevus, malignant melanoma


TUMOR ASAL MESENCHYMAL
B. Tumor Asal Mesenchymal.

1. Tissue berhubungan:

a. Fibroma, fibrosarcoma

b. Myxoma, myxosarcoma

c. Chondroma, chondrosarcoma

d. Osteoma, osteosarcoma (osteogenic sarcoma)

e. Lipoma, liposarcoma

2. Otot :

f. Leiomyoma, leiomyosarcoma

g. Rhabdomyoma, rhabdomyosarcoma

3. Endothelium :

a. Hemangioma (capillary h., cavernous h.), glomus tumor, hemangiosarcoma, Kaposi sarcoma

b. Lymphangioma, lymphangiosarcoma
TUMOR SEL DARAH

C. Tumor sel darah :

a. Hematopoietic cells: leukemia

b. Lymphoid cells: non-Hodgkin lymphoma, Hodgkin lymphoma

c. Tumor sel germ :

d. Teratoma (mature teratoma, immature teratoma)

e. Tumor epithelial dianggap ganas bila dia menembus basal lamina


dan dianggap jinak bila tidak
PROSES TERJADINYA TUMOR

1. Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel.

2. Sebuah penimbunan mutasi dibutuhkan untuk tumor dapat muncul.

3. Mutasi yang mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan tumor dapat

akhirnya menyebabkan tumor.

4. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan mekanisme lainnya yang

menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis bila DNA

rusak terlalu parah.

5. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker.

6. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak

cukup menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi

dibutuhkan
7. Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti
"prevalence" tumor meningkat kuat sejalan dengan penuaan.

8. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor, kebanyakan tumor
ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita berumur 20
tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah
jinak.

9. Namun, apabila wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar


tumor ini adalah ganas.
VAGINAL TUMOR

 Tumor vagina adalah pertumbuhan


jaringan yang ada dalam vagina

 Nama Alternatif : Vaginal cancer ;


Cancer – vagina.
PENYEBAB, KEJADIAN, DAN FAKTOR
RISIKO

 Sebagian besar kanker dalam vagina adalah akibat dari


penyebaran kanker yang berbeda, seperti leher rahim
atau kanker endometrium, ke dalam vagina.

 Kanker vagina sangat jarang dan hanya sekitar 1% dari


semua keganasan ginekologis.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA
KANKER VAGINA

1. Usia

Sekitar 50% penderita karsinoma skuamosa adalah wanita berusia 60 tahun keatas. Sebagian besar kasus kanker

vagina ditemukan pada wanita yang berusia 50- 70 tahun.

2. DES (Dietilstilbestrol)

DES adalah suatu obat hormonal yang banyak digunakan pada tahun 1940- 1970 untuk mencegah keguguran pada

wanita hamil. Sebanyak 1 diantar 1000 wanita yang ibunya mengkonsumsi DES, menderita adenokarsinoma sel

bersih pada vagina maupun serviks. Resiko tertinggi terjadi jika ibu mengkonsumsi DES pada usia kehamilan 16

minggu.

3. Adenosis vagina

Dalam keadaan normal vagina dilapisi oleh sel gepeng yang disebut sel skuamosa. Pada sekitar 40% wanita yang

telah mengalami menstruasi, pada vagina bisa ditemukan daerah-daerah tertentu yang dilapisi oleh sel-sel yang

serupa dengan sel-sel yang ditemukan di dalam kelenjar rahim bagian bawah dan lapisan rahim. Keadaan ini disebut

adenosis. Hal tersebut terjadi pada hampir semua wanita yang terpapar oleh DES selama perkembangan janin.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA
KANKER VAGINA

1. Infeksi HPV (human papiloma virus) HPV adalah virus penyebab kutil kelamin yang

ditularkan melalui hubungan seksual.

2. Hubungan seksual pertama pada usia dini

3. Berganti-ganti pasangan

4. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan

5. Kanker serviks

6. Iritsi vagina

7. Merokok.
JENIS TUMOR ATAU KANKER VAGINA

• Sebagian besar kanker vagina primer


karsinoma sel skuamosa (dari epitel
vagina) (85%), sarcoma (3%).
Sisanya adalah adenokarsinoma (6%),
melanoma (3%), dan Kaposi (3%).
PENYEBAB

1. Penyebab karsinoma sel skuamosa vagina tidak diketahui, tetapi sampai 30% pasien

memiliki sejarah mengalami kanker serviks.

2. Usia rata-rata diagnosis untuk adenokarsinoma vagina adalah 19

3. Perempuan yang ibunya mengambil dietilstilbestrol (DES) obat untuk mencegah

keguguran,yang diberikan selama trimester pertama kehamilannya mengalami

peningkatan risiko untuk mengembangkan adenokarsinoma sel jernih.

4. Sarcoma atau kaposi botryoides dari vagina adalah jenis kanker langka yang terutama

terjadi pada masa bayi dan anak usia dini.


5. Masa menopause

6. Kebiasaan merokok

7. Perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan pasangan berbeda

8. Hubungan seksual pertama saat berumur belasan tahun (remaja)

9. Infeksi HPV (Human Papiloma Virus), sejenis virus yang menular


melalui hubungan seksual, dan menyebabkan kanker leher rahim, dan
kutil kelamin
GEJALA

1. Pendarahan vagina dan diikuti rasa sakit


2. Pendarahan setelah hubungan seksual
3. Panggul atau vagina sakit.
4. Sekresi cairan encer dari vagina
5. Benjolan pada vagina
6. Bila kanker sudah berukuran besar bisa
mempengaruhi fungsi kandung kemih dan
rektum sehingga penderita mengalami
nyeri ketika berkemih.
DIAGNOSA

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.


Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan.

• Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Kolposkopi (pemeriksaan


dinding vagina dengan bantuan kaca pembesar) Biopsi (pemeriksaan
mikroskopik terhadap contoh jaringan vagina).
STAGING

• Staging merupakan proses penentuan penyebaran kanker, yang penting dilakukan untuk

menentukan jenis pengobatan dan prognosis penyakit.

Penilaian penyebaran kanker vagina melibatkan beberapa pemeriksaan berikut:

a. Pemeriksaan fisik menyeluruh

b. Pielogram intravena

c. Barium enema

d. Rontgen dada

e. Sistoskopi

f. Proktoskopi

g. CT scan

h. Skening tulang
STADIUM KANKER VAGINA

Stadium kanker vagina berdasarkan sistem FIGO :

1. Stadium 0 (karsinoma in situ, NIVA 3) : sel-sel kanker terbatas pada epitelium vagina dan belum menyebar ke

lapisan vagina lainnya. Pada stadium ini kanker tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

2. Stadium I : kanker telah menyebar ke bawah epitelium tetapi masih terbatas pada mukosa vagina (mukosa terdiri

dari 2 lapisan, yaitu epitelium dan lamina propria atau stroma subepitel).

3. Stadium IA : tumor berukuran kurang dari 2 cm dan telah tumbuh ke dalam dinding sedalam kurang dari 1

milimeter.

4. Stadium IB : tumor lebih besar dari 2 cm dan telah menembus ke dalam dinding sedalam lebih dari 1 milimeter.

5. Stadium II : kanker telah menyebar ke jaringan ikat vagina tetapi belum menyebar ke dinding panggul maupun

organ lain.

6. Stadium III : kanker telah menyebar ke dinding panggul dan/atau telah menyebar ke kelenjar getah bening pada

sisi yang sama dengan tumor.

7. Stadium IVA : kanker telah menyebar ke organ di dekat vagina (misalnya kandung kemih) dan/atau taelah

menyebar keluar panggul dan/atau telah menyebar ke kelenjar getah bening pada kedua sisi panggul.

8. Stadium IVB : kanker telah menyebar ke organ tubuh yang jauh (misalnya paru-paru).
CARA MENGHINDARI

1. Menjaga kebersihan vagina Basuhlah bagian luar vagina dengan air hangat bersih. Hindari

pemakaian produk-produk seperti cairan pembersih vagina (douching) atau bedak. Ingat,

douching akan membuat pH vagina menjadi tidak seimbang dan mematikan bakteri

komensal (bakteri yang hidup dalam vagina) yang merupakan "penjaga" vagina.

2. Pemeriksaan kesehatan vagina Setiap perempuan dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin

untuk menghindari perkembangan sel-sel kanker. Karena perkembangan penyakit ini

berjalan secara bertahap dan membutuhkan waktu bertahun- tahun, sehingga bila tidak

dideteksi dari awal virus ini dapat berkembang terus tanpa mampu untuk dicegah lagi.
PENGOBATAN

1. Pengobatan kanker vagina tergantung pada tahapan penyakit, jenis kanker, daerah vagina

yang terserang, usia, dan kesehatan pasien.

2. Biasanya pengobatan dilakukan dengan radiasi. penyinaran (radioterapi).

3. Dapat dilakukan eksisi lokal luas (pengangkatan kanker dan sebagian jaringan di sekitarnya

kemudian dilakukan pencangkokan kulit),

4. Vaginektomi (pengangkatan vagina), Eksenterasi (pengangkatan leher rahim, rahim, vagina

dan kandung kemih),

5. Pemberian obat kanker (kemoterapi),

6. Jenis pengobatan yang akan dilakukan ditentukan oleh dokter ahli,

7. Semakin dini diketahui, semakin besar kemungkinan dapat ditangani bahkan disembuhkan.
OPERASI TUMOR
TUMOR GANAS PADA VULVA

• KARISINOMA VULVA

Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita pasca menopause, terutama yang dalam
dekade ke-7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30%.
Karsinoma vulva jarang ditemukan pada golongan umur <> 50%).
ETIOLOGI
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas ini,
meskipundisebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya
menopous (40 tahun)dalam riwayat penyakitnya.
FAKTOR RESIKO
TERJADINYA KANKER VULVA
1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis)
2. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
3. Infeksi sifilis
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Tekanan darah tinggi.
7. Usia 3/4 penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan 2/3
berusia diatas 70 tahun
8. Hubungan seksual pada usia dini
9. berganti-ganti pasangan
10. Merokok
11. Infeksi HIV
12. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
13. Liken sklerosus
14. Peradangan vulva menahun
15. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
  PEMBAGIAN TINGKAT
KEGANASAN KARSINOMA VULVA
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada penyakitBowen,
penyakit Paget yang noninvasive
I Tumor terbatas pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm /kurang
kelenjar di lipat paha tak teraba, atau teraba tidak membesar dan mudah
digerakan (mobil), klinis tidak mencurigakan adanya anak sebar di situ.
II Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di lipat paha (
inguinal )tidak teraba bilateral, tidak membesar dan mobil,klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
III Tumor dari setiap ukuran dengan :1) Perluasan ke urethra, atau vagina,
perineum dan anus2) Pembesaran kelenjar lipat pada uni/ bilateral, mobil
tapiklinis mencurigakan telah terinfiltrasi oleh sel tumor.
IV Tumor dari setiap ukuran yang :
1) Telah menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum, atauke dua-duanya
termasuk bagian proksimal dari urethra
2) Telah menyebar ke tulang atau metastasis jauh.
PENANGANAN

Pada tingkat klink 0 (KIS / Intraepitelial karsinoma) dikerjakan


vulvektomidengan mengangkat kedua labia mayora, labia minora,
sebagian mons veneris dan himen. Pada tingkat klinik I dan II dilakukan
vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal
luar dan dalam, dalam satu tahap (enblok).
• Melanoma Vulva
Melanoma vulva adalah keganasan nomor dua pada vulva sesudah karsinoma.
Hampir 5% dari semua melanoma maligna muncul di vulva yang merupakan
hanya 1% dari kulit permukaan seluruh tubuh.
• Adenokarsinoma Pada vulva
berasal dari kelenjar bartholini.
• Basalioma (basal sel karsinoma)
Biasanya ditemukan di daerah yang berambut, sesekali pada labia mayora
sebagai makulakemerahan/ kecoklatan atau sebagai nodul kecil yang
mengalami ulserasi di tengahnya (ulkusrodens).
• Penyakit Paget
Merupakan lesi intra epitelial vulva yang sering bersama-sama dengan
munculnyaadenokarsinoma kelenjar apokrin
• Karsinoma verukosa
Karsinoma ini adalah keganasan pada vulva berbentuk tumor eksofitik seperti
papil padakondiloma akuminata, atau seprti bunga kol (cauliflower like).
• Sarkoma pada vulva
Sarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak jauh umum terjadi.
Tumor inihistologik dapat berupa leiomiosarkoma (paling sering),
liposarkoma, rhabmiosarkoma,fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma,
dan epiteloidsarkoma. Penyebarannya sangat cepat,karena secra hematogen.
TUMOR GANAS PADA
VAGINA
Tumor ganas di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut
terlibat dalam proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri.

• EPIDEMIOLOGI
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50
tahun ke atas.Insidensi.
GEJALA

• Terdapat benjolan, luka terbuka di sekitar vagina, terdapat bercak sisik


atau perubahan warna, jaringan di sekitarnya mengkerut dan gatal
• Nyeri ketika berkemih
• Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
• Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
TINGKAT KEGANASAN
TUMOR PADA VAGINA
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ, karsinoma intra epithelial
I Proses masih terbatas padadinding vagina
II Proses sudah meluas sampai jaringan para vagina,tetapi
belum mencapai dinding panggul
III Proses telah meluas sampai ke salah satu/kedua dinding
panggul;
IV Proses sudah keluar dari panggul kecil,atau sudah
menginfiltrasimukosa rektum/kandung kemih
PENANGANAN

Tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedah


krio (cryo-surgeri), penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser.Untuk
tingkat klinik I dan II dilakukanopersi atau penyinaran.Operasi pada
tumor di bagian atas vagina sama dengan operasi padakarsinoma serviks
uterus,hanya vaginektomi dilakukan lebih luas(>1/2 puncak vagina
harusdiangkat),sedang operasi pada bagian bawah vagina mendekati
operasi pada karsinoma vulva.
TUMOR GANAS PADA
UTERUS
tumor ganas pada endometrium (lapisan Rahim) biasanya terjadi setelah
masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60
taun.bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian
tubuh.
PENYEBAB

Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini


melibatkan peningkatan kadar estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang
normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim.
GEJALA
• Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
• Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas,seperti sembelit
• Kehilangan nafsu makan
• Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
• Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
• Perubahan dalam siklus menstruasi
• Perdarahan rahim yang abnormal
• Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
• Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
• Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
• Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
• Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
• Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
• Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil menentukan stadium
pemeriksaan ·                
• Pemeriksaan panggul • Pemeriksaan darah lengkap
• Pap smear • Pemeriksaan air kemih
• USG transvagin • Rontgen dada
• Biopsi endometrium • CT scan tulang dan hati
• Sigmoidoskopi
• Limfangiografi
• Kolonoskopi
• Sistoskopi.
BIDAN MEMPUNYAI TUGAS MENEGAKKAN DIAGNOSIS DINI
KANKER RAHIM DENGAN :

• Melakukan KIE dan Motivasi tentang gejala klinik stadium awal


• Melakukan pemeriksaan sederhana
• Merujuk penderita untuk menegakkan diagnosa pasti
PENANGANAN

• Pembedahan
• Terapi penyinaran (radiasi)
• Kemoterapi
• Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap
terapi hormonal,maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu
siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.
TUMOR GANAS PADA TUBA
OVARIUM
• Jenis keganasan pada tuba ovarium :
1. Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi
selnya masih baik, batasdaerah normal dengan tumor masih dapat
ditunjukkan.
2. Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki
otot tuba danmemperlihatkan gambaran kelenjar.
3. Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi
sel ganas ke dalamsaluran limfa tuba.
TINGKAT KEGANASAN
Tingkat Kriteria
Klinik
IA Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak
adaascites.Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya
utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah
ataukedua-duanya.
IB Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak
adaasites.Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya
utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah,
ataukedua-duanya.
IC Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites
ataucucian rongga perut positif.
II Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan
perluasan ke panggul.
IIA Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
IIC Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan
asitesdan/atau cucian rongga perut positif.
III Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan penyebarankelenjar
limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor terbatas pada
panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke usus halus
atau omentum.
IV Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua tubadengan
metastasis berjarak jauh. Bilamana didapatkan efusi pleural,
harus ada sitologi positif untuk menyebutnya sebagaitingkat
klinik IV. Begitu pula ditemukannya metastasiskeparenkim hati.
PENANGANAN

1. TAH + BSO + OM + APP (TotalAbdominal Hysterectomy + Bilateral


Salpingo-Oophorectomy + Omentectomy +Appendectomy). Dapat
dipertimbangkan (Optional) instilasi Phosphor 32 radioaktif
ataukhemoterapi profilaksis.
2. Sayatan dinding perut harus longitudinal linea mediana, cukup panjang
untuk memungkinkan mengdakan eksplorasi secara Gentle (lembut) seluruh
rongga perut dan panggul, khususnya di daerah subdiafragmatika dan
mengirimkan sample cucianrongga perut untuk pemeriksaan sitologi
eksfoliatif.
3. Radioterapi hanya dikerjakan pada tumor bed dan jenis histologik
keganasan tertentu seperti disgerminoma.
KANKER LEHER RAHIM

• Pengertian Kanker leher


rahim atau disebut juga
kanker serviks adalah
sejenis kanker yang
99,7% disebabkan oleh
human papilloma virus
(HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim.
INSIDEN CA CERVIK

a. Menurut penelitian WHO, di seluruh dunia terjadi 490,000 kasus kanker serviks dan mengakibatkan

240,000 kematian tiap tahunnya. 80 Persen dari angka itu terjadi di Asia

b. Di seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyebab kematian wanita akibat kanker terbesar ketiga

c. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada sekitar 41 kasus baru setiap harinya yang berujung dengan

kematian rata- rata 20 orang per hari.

d. Di Indonesia, Kanker Serviks adalah kanker pembunuh perempuan Indonesia no.1 tertinggi saat ini.

e. Tingginya angka ini terutama disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya

kanker serviks..
TANDA-TANDA DAN GEJALA

1. Tahapan awal kanker serviks dapat dikatakan tanpa menunjukkan


gejala apapun.

2. Pendarahan pada vagina mungkin menunjukkan adanya kanker ganas.

3. Selain itu, rasa agak sakit (dalam vagina) saat bersetubuh

4. Vaginal discharge (keputihan yang terus menerus) dapat menjadi


gejala kanker serviks.
Gejala kanker serviks lanjutan yaitu:

1. Hilangnya nafsu makan,

2. Hilangnya berat badan,

3. Kelelahan,

4. Sering munculnya rasa sakit (pada panggul, tungkai,


punggung, dan kaki),

5. Bengkak satu kaki,

6. Perdarahan berat vagina,

7. Bocor (mengalirnya) air kencing atau kotoran dari vagina,


dan munculnya keretakan tulang.
PENYEBAB

1. Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama


pada 70% kasus kanker serviks di dunia.

2. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan


waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun.

3. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para


penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian
besar berlangsung tanpa gejala
PERJALANAN CA CERVIK

a. Setelah terpapar HPV, sistem imun wanita biasanya mencegah virus

untuk membahayakan tubuh.

b. Pada beberapa kelompok wanita, virus ini dapat bertahan selama

bertahun-tahun sampai pada akhirnya mengkonversi beberapa sel pada

permukaan serviks menjadi sel kanker.

c. kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang

mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal.

d. Sel sehat tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel

kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak

mati.

e. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor).

Sel kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan

tersebar di tempat lain di dalam tubuh (metastasis)


f. Kanker srviks paling sering bermula dengan sel datar, tipis yang
membentuk dasar serviks (sel skuamosa).

g. Karsinoma sel squamosa merupakan 80% dari kasus kanker serviks.

h. Kanker serviks dapat juga terjadi pada sel kelenjar yang membentuk
bagian atas dari cerviks. Dapat disebut dengan adenocarcinoma,
prevalensi kanker ini yaitu 15% dari kanker serviks.
PENCEGAHAN

1. Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan

pemberian vaksinasi HPV sebelum aktif seksual

2. Pap smear, bagi yang sudah aktif sexual umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap

rutin setiap satu atau 2 tahun sekali.

3. Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien memiliki 3

kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal. Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear

negative maka Pap smear sudah dapat dihentikan.

4. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan

sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam.

5. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada

remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun
6. Tidak pula memulai aktivitas seksual
terlalu dini
7. Tidak merokok, atau dekat-dekat dengan
orang yang merokok.
PERILAKU YANG BERISIKO
MENYEBABKANKANKER CERVIK

1. Merokok, Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel


tubuh bereaksi atau menjadi terangsang

2. Makan makanan yang mengandung karsinogen, pengawet,


pewarna, penyedap, d i bakar dll

3. Perilaku hidup tidak bersih; cara cebok, penggunaan panthilener,


celana dalam yang ketat, dll
KELOMPOK BERISIKO

1. Setengah dari kejadian kanker serviks terjadi pada wanita diantara umur 35 dan 55

2. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun)

3. Aktivitas Seks Dini (sebelum 18 th)

4. Banyak partner sex

5. Infesi Menular Seksual Lainnya (IMS)

6. Melahirkan banyak anak,

7. Memakai alat kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama

8. Serta mereka yang terinfeksi HIV Aids


STADIUM CA CERVIK

1. Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya

terbatas pada permukaan serfiks.

2. Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks.

3. Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke dinding

pelvis atau bagian bawah vagina.

4. Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis atau

bagian bawah vagina.

5. Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih atau

rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru, hati, atau tulang.
PENATALAKASANAAN

1. Operasi. jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari
3 milimeter (mm) ke dalam serviks

2. Radiasi

3. Kemoterapi

4. Kemoradiasi
PENGOBATAN UNTUK KEADAAN PREKANKER (NIVA)

Untuk keadaan prekanker (NIVA) Untuk menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan

kolposkopi. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan biopsi.

Pilihan pengobatan untuk NIVA :

a. Bedah laser untuk menguapkan jaringan yang abnormal.

b. LEEP (loop electroexcision procedure) : digunakan kauter panas untuk membuang lesi pada

vagina. Efektif untuk lesi yang kecil.

c. Kemoterapi topikal : digunakan kemoterapi (5FU/fluorouracil) yang dioleskan langsung ke vagina

setiap malam selama 1-2 minggu atau setiap minggu selama 10 minggu. Obat ini bisa

menyebabkan iritasi vagina dan vulva.

d. NIVA tingkat rendah seringkali menghilang dengan sendirinya, karena itu pengobatan biasanya

hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah atau tinggi.


PENGOBATAN BERDASARKAN
STADIUM

1. Pengobatan kanker vagina tergantung kepada stadium dan jenis penyakit, serta usia dan

keadaan umum penderita.

2. Kanker vagina stadium 0

a. Vaginektomi, setelah vaginektomi mungkin harus dilakukan pencangkokan kulit

untuk memperbaiki kerusakan pada vagina.

b. Terapi radiasi interna

c. Bedah laser

d. Kemoterapi intravagina.
PENGOBATAN BERDASARKAN STADIUM

1. Kanker vagina stadium I

Kanker skuamosa

a. Radiasi interna dengan atau tanpa radiasi eksterna

b. Eksisi lokal luas, bisa diikuti dengan perbaikan vagina. Pada beberapa kasus, bisa diikuti dengan terapi

penyinaran.

c. Vaginektomi dan diseksi kelenjar getah bening

Adenokarsinoma

d. Vaginektomi dan pengangkatan rahim, ovarium serta tuba falopii, disertai diseksi kelenjar getah bening panggul.

Prosedur ini diikuti dengan perbaikan vagina. Pada beberapa kasus bisa dilanjutkan dengan terapi penyinaran.

e. Radiasi interna dengan atau tanpa radiasi eksterna.

f. Pada kasus tertentu dilakukan eksisi lokal luas dan diseksi beberapa kelenjar getah bening panggul yang diikuti

dengan radiasi interna

2. Kanker vagina stadium II

g. Kombinasi radiasi interna dan eksterna


3. Kanker vagina stadium III

a. Kombinasi radiasi interna dan eksterna

b. Pembedahan, kadang dikombinasikan dengan terapi penyinaran

4. Kanker vagina stadium IVA

a. Kombinasi radiasi interna dan eksterna

b. Pembedahan kadang dikombinasikan dengan terapi penyinaran

5. Kanker vagina stadium IVB

c. Penyinaran untuk meringankan gejala nyeri, mual, muntah maupun gangguan fungsi

pencernaan

d. Kemoterapi.

6. Jika kanker berulang (kambuh kembali) dan menyebar ke organ wanita lainnya, maka

dilakukan eksenterasi, tergantung kepada lokasi penyebaran kanker. Bisa juga dilakukan
TUMOR JINAK PADA UTERUS

• Ekto serviks : Kista sisa jaringan embrional


• Kista endometriosis : Folikel atau kista nabothi
• Papiloma : sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah maupun persalinan.
• Hemangioma :
• Endo serviks : suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endo
serviks
• Endometrium : Adenoma – adenofibroma
• Mioma submokosum : tumbuh dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan (myom
geburt)
• Polip placenta : sisa placenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus.
Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya disebut
fibromioma, leimioma, ataupun fibroid.

Menurut letaknya, mioma dapat didapati sebagai :

• Mioma submukosum: Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.

• Mioma intramural : Mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut myometrium.

• Mioma subserosum : Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus, diliputi serosa.
Gejala dan tanda Mioma :
a. Perdarahan abnormal
b. Rasa nyeri

Pengobatan : Pemberian GnRH

Pengobatan operatif :
a. Miomektomi
b. Histerektomi
c. Radioterapi
TUMOR JINAK PADA TUBA
Neoplasma: (Tumor neoplasmatik jinak dekat tuba, kista parovarium adalah sisa dari
epoophoron yang terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasanya
tidak mencapai 4 cm. Kista berisi cairan jernih.

Non neoplasma : disebabkan oleh radang, antara lain hidrosalping, piosalping dan kisat
tubooovarial.
TUMOR JINAK PADA OVARIUM

Terdapat 3 jenis tumor ovarium:


 Tumor epitel : Tumor yang dimulai dari sel-sel yang menutupi permukaan luar ovarium
 Germinal sel tumor : Sel tumor ini mulai dari sel-sel yang menghasilkan telur
 Danstroma tumor : Dimulai dari sel-sel yang terus bersama dan membuat hormon wanita.
Dimulai dari sel-sel yang terus bersama dan membuat hormon wanita.

• Gejala Tumor Ovarium Gejala Tumor Ovarium


Terjadinya pembengkakan pada perut yang diikuti
dengan rasa sakit pada pinggul
Dispareunia
Sakit pada bagian punggung bagian bawah
PENGERTIAN

• Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari


kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan yang menunjang
payudara. Sejumlah sel dalam payudara tumbuh dan
berkembang dengan tidak terkendali inilah yang disebut
dengan kanker payudara
FAKTOR RISIKO KANKER
PAYUDARA
Faktor risiko kanker payudara dapat dibagi menjadi
a. faktor reproduksi (Usia Menarche dini, kehamilan
pertama >35 thn, Paritas yang rendah, Masa laktasi )
b. faktor endokrin (Kontrasepsi oral, Terapi sulih hormone )
c. faktor diet (konsumsi lemak, alkohol, obesitas)
d. faktor genetik
TANDA DAN GEJALA KANKER
PAYUDARA
Menurut Ariani (2015) yaitu
a. berupa benjolan yang dapat dirasakan oleh penderita. Benjolan
awal ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi membuat permukan
sebelah pinggir payudara tidak teratur. Semakin membesar kanker
pada payudara membuat benjolan yang menempel pada kulit
sehinga menimbulkan borok.
b. Gejala kanker payudara lainya dapat ditemukan berupa benjolan
pada ketiak.
LANJUTAN...

• Perubahan ukuran dan bentuk payudara, keluar cairan


darah atau berwarna kuning sampai kehijau-hijauan yang
berupa nanah. Ditandai juga dengan putting susu atau
areola (daerah coklat di sekeliling susu) payudara tampak
kerahan dan putting susu tertarik ke dalam atau terasa
gatal
TINDAKAN PENGOBATAN TERHADAP
KANKER PAYUDARA

• Operasi Bedah (Terapi konservasi payudara,


Mastektomi (pengangkatan seluruh payudara)
• Radioterapi
• Kemoterapi
• Pengobatan hormonal
• Terapi yang ditargetkan
PEMERIKSAAN SADARI

• Langkah-langkah:
a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan
permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan
pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris?
Jangan cemas, itu biasa
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan
tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan
cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati
bentuk maupun ukuran payudara
LANJUTAN..

c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan


sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu
kencangkan (kontraksikan) otot dada
d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri
memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari
tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian
payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah,
gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting,
dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda
LANJUTAN...

e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang


keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya
hal itu terjad
f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak
kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan
dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya.
Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh
bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.

Anda mungkin juga menyukai