Accounting For Oil Gas Companies
Accounting For Oil Gas Companies
Agenda
Profil Pertamina
2
INDUSTRI OIL & GAS
Proses Bisnis Minyak dan Gas
4
Kegiatan Migas
• Kegiatan Usaha Hulu
• Kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha eksplorasi
dan eksploitasi.
• Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan menghasilkan minyak dan
gas bumi di wilayah kerja yang ditentukan terdiri dari pengeboran,
penyelesaian sumur, pembangunan saranan pengangkutan, penyumpanan dan
pengolahan untuk pemisahan, pemurnian minyak dan gas bumi di lapangan
serta kegiatna pendukung lainnya.
• Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai
kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan
minyak dan gas bumi di wilayah kerja tertentu.
• Kegiatan Usaha Hilir
• Kegiatan usaha yang bertujuan berintikan atu betumpu pada kegiatan usaha
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan/atau niaga.
• Kegiatan pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-
bagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak dan atau
cadangan gas bumi tetapi tidak termasuk pengolahan di lapangan
UU Migas 5
Karakteristik Migas
• Hulu Migas
• Bisnis Hulu Migas memiliki ketidakpastian tinggi:
• Risiko usaha: perubahan regulasi, audit kepatuhan atas regulasi
• Risiko kegagalan explorasi, ketergantungan pada mitra
• Risiko pasar: fluktuasi harga; kurs
• Refinery – Kilang
• Investasi besar
• Margin kecil
• Hilir – industry marine
• Persaingan ketat
• Tingkat sensitivitas terhadap harga tinggi
• Hilir – Retail
• Pasar monopoli sampai tingkat depot
• Pengaturan harga oleh Pemerintah
• Margin relatif kecil
• HSSE (Health Safety Security and Environment) tinggi
• Perbedaan harga memungkinkan timbulnya pasar gelap – penjualan bahan bakar
dari peruntukan transportasi yang disubsidi kepada industri
6
Minyak dan Gas – Bisnis Global
• Industri migas dunia dikuasai oleh beberapa perusahaan multinasional dan
perusahaan minyak milik negara (NOC).
• Portfolio perusahaan dalam industri migas berbeda, ada yang terintegrasi atau
hanya fokus dalam satu segmen bisnis.
• Industri migas sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia.
• Harga minyak ditentukan oleh banyak faktor seperti supply, demand, produksi,
infrastruktur produksi dan distribusi, substitas migas.
• Harga produk minyak (bensin, solar, dll) sangat dipengaruhi oleh harga minyak
mentah. Porsi HPP tinggi Harga pokok produksi didominasi oleh harga minyak
mentah.
• Ketika harga minyak mentah berubah maka akan langsung perpengaruh terhadap
harga jual produk. Namun ketika Pemerintah menetapkan harga minyak di pasar
dalam negeri, kerugian akan ditanggung oleh Pertamina.
7
Tren Harga Minyak Dunia
8
Beberapa Perusahaan Migas
9
PROFIL PERTAMINA
Pertamina Visi, Misi, 8 Prioritas dan Nilai
18
© 2017 PERTAMINA – ANNUAL REPORT
Bisnis Pertamina
Pertamina’s Scope of Business
Upstream Downstream
• Producer of oil and gas domestically and overseas • Refining
• Supplier for geothermal energy • Fuel business (kerosene, HSD/Diesel/MFO, etc) for industry
• Gas transporter & trader • Special fuel business for retail (PertaminaDex,
Pertamax/PertamaxPlus)
• Aviation business
• Lube base business
Other • LPG business
• • Petrochemical business
Insurance
• • Responsible for distributing fuel for Public Service Obligation
Hotel
• Medical (PSO), such as kerosene, gasoline, HSD
• Executor for kerosene conversion to LPG
• Dana Ventura
19
© 2017 PERTAMINA – ANNUAL REPORT
Anak Perusahaan Pertamina
16 15 14 13 12 13 13
21 April 9 Maret
Nopembe Februari Februari Februari Februari Februari Februari
2011 2012
r 2010 2013 2014 2015 2016 2017 2018
• Laporan
Tahunan
• Laporan
Keberlanjutan
Annual Report Award 2014
Non listed Non Financial
AKUNTANSI PERUSAHAAN
OIL & GAS
PSAK 64
Akuntansi Oil & Gas
• Perusahaan oil gas seperti halnya perusahaan pada umumnya.
• Perusahaan hulu
• Mengikuti ketentuan regulasi dan praktik akuntansi yang berlaku umum jika tidak ada
ketentuan khusus dalam regulasi
• Pengaturan khusus atas aset eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral mengikuti
PSAK 64.
• Indonesia kontrak dapat berbentuk PSC (Product Sharing Contract) atau Gross Split.
• Perusahaan midstream – pengolahan
• Perusahaan manufaktur – mengikuti ketentuan standar akuntansi umum.
• Akuntansi biaya dalam menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
• Alokasi join cost karena sampai tahap tertentu proses dilakukan bersama-sama
• Residu dari proses produksi dapat diproses lagi menjadi produk yang lain.
• Tipe pabrik akan mempengaruhi tingkat efisiensi kilang.
• Perusahaan hilir
• Perusahaan distributor migas – menyewakan fasilitas distribusi
• Perusahaan penjual migas
• Perusahaan penjual migas – retail.
20
AKUNTANSI PSC
SKEMA BUSINESS UPSTREAM OPERATION
Oil Storage
Crude Oil
Oil Tanker
Customer
Oil & Gas Natural
Seperator Gas
Field Facility
Wellhead
PSAK 16 Inventory ?
point of sales Customer
PSAK 23
Concessionary Contractual
Production Sharing
Agreement/Contract Service Contracts
(PSA/PSC)
Technical
Risk Service
Service
Contract
Agreements
27
Main Differences Concessionary & PSCs
28
PSC Characteristic
29
PSC Advantage & Disadvantage for Host
Countries
ADVANTAGE DISADVANTAGE
31
Indonesia Hydrocarbon Fiscal
Regime
Working Area or block given to
the contractor is ring fence.
Contractor must pays taxes (e.g.
Income tax).
All equipments of the contractor
are owned by government.
Contract period is 30 years,
including 6 to 10 years for
exploration, and can be extended.
Contractor must supply
petroleum & gas for Domestic
Market Obligation (25% of
contractor’s share).
32
Illustration of Sharing under PSC
Government
(71,15%)
FTP
Share
Government (71,15%) Contractor
(28,15%)
Share
Contractor (28,85%) Taxes: 48%
Share (Contractor/Government):
Costs 15/85
Contractor Share: 0,15/(1-taxes) =
28,85%
Indonesia PSC Fiscal Terms
FISCAL TERM PRODUCTION SHARING CONTRACT
First Tranche Petroleum (FTP)
• First Tranche Petroleum (FTP) merupakan ciri dari PSC generasi ketiga
dengan paket insentif tahun 1988-89.
• Tarif FTP adalah 15% untuk area konvensional dan 20% untuk frontier area
(daerah rintisan atau pelosok).
• Produksi harus dibagi terlebih dahulu sebesar 20% yang kemudian dibagi
kepada GoI dan Kontraktor sebesar porsi masing-masing
(71,1538%/28,8462%). FTP ini merupakan pengurang dari revenue sebelum
dikurangi cost recovery. Bagian kontraktor dari FTP ini merupakan
pendapatan kena pajak.
• Penerapan FTP lebih bisa dipandang sebagai pembatasan cost recovery,
karena produksi yang tersisa untuk pengembalian biaya (cost recovery)
adalah sebesar 80%, terutama jika cost recovery nya lebih besar atau sama
dengan gross revenue. Namun jika cost recovery nya jauh lebih kecil dari
gross revenue, FTP tidak akan menjadi pembatasan cost recovery.
• FTP ini dimaksudkan agar pemerintah tetap mendapatkan revenue dari
produksi minyak dan gas.
Investment Credit
• Dalam Production Sharing Contract di Indonesia salah jenis insentif yang
diberikan adalah “Investment Credit”.
• Bunyi dalam kontraknya sebagai berikut: “Contractor may recover an
investment credit amounting to 17% of the capital investment costs directly
required for developing Crude Oil production facilities of each new field out of
deduction from gross production before recovering Operating Costs….”
• Investment credit adalah bentuk pengakuan adanya penundaan kemampuan
untuk menghasilkan pendapatan dari tahap eksplorasi sampai dengan
produksi.
• Investment credit diperbolehkan untuk biaya investasi langsung yang
diperlukan untuk mengembangkan fasilitas produksi minyak mentah seperti
platform, pipa dan peralatan pemrosesan, tidak termasuk biaya pengeboran
(drilling cost) dan biaya penyelesaian (completion costs) yang timbul dari
masing-masing proyek berdasarkan negosiasi dengan persetujuan SKK
Migas.
• Investment credit ini dikenakan pajak. Dalam hierarkinya, investment credit
ini dikurangkan terlebih dahulu sebelum Operating Cost
Cost Recovery
Cost Recovery merupakan cara dimana kontraktor meminta kembali biaya-biaya
eksplorasi, pengembangan dan operasi dari gross revenue.
GoI melakukan control terhadap cost recovery melalui SKK Migas, yaitu setiap
KPS mengembangkan lapangan, mereka harus menyerahkan POD (Plan of
Development), dan tiap tahun harus menyerahkan WP&B (Work program and
Budget), serta AFE (Authorization for Expenditure) atau otorisasi pengeluaran
untuk proyek-proyek baru agar pengeluaran dapat dikontrol.
Biaya-biaya kecuali bonus akan diganti melalui mekanisme cost recovery dan
untuk capital cost akan diganti melalui depresiasi. Biaya-biaya yang dapat
direcovered adalah biaya-biaya yang merupakan Operating Cost.
Operating Cost terdiri atas:
a) Non Capital Cost tahun berjalan.
b) Depresiasi Capital Cost tahun berjalan.
c) Penggantian tahun berjalan untuk Unrecovered Cost tahun sebelumnya
“….if in any Calender Year, the Operating Costs exceed the value of the Crude
Oil produced and saved hereunder and nit used in Petroleum Operation, then
the unrecovered excess shall be recovered in succeeding Years.”
Beginning
Beginning 5,000
5,000
50,000
50,000
Production
Production 55,000
55,000
ICP $100/ bbl FTP
FTP 20%
20%
Lifting
Lifting 50,000
50,000
10,000
10,000
Investment
Investment Credit
Credit
Ending
Ending 10,000
10,000
00
Bonus
Bonus
Cost
0Cost
0 Oil
Oil
Operating
Operating Costs
Costs 1,500,000
1,500,000
Non-Capital
15,000
15,000
C/Y
C/Y Non-Capital
Non-Capital 1,200,000
1,200,000 Equity
Equity Oil
Oil
C/Y
C/Y Depreciation
Depreciation 300,000
300,000 25,000
25,000
Total
Total Expenditures
Expenditures P/Y
P/Y Unrecovered
Unrecovered Costs
Costs 00
500,000
500,000 1,200,000
1,200,000 DMO
DMO 3,606
3,606
Depreciation
Explor
Explor && Devel
Devel DMO
DMO Fee
Fee 541
541
100,000
100,000 800,000
800,000 Tax
Tax 3,375
3,375
Production
Production
Capital
390,000
390,000 360,000
360,000 CONTRACTOR
CONTRACTOR SKK
SKK Migas
Migas
Entitlement
Entitlement Entitlement
Entitlement
Gen
Gen &&Admin
Admin 21,491
21,491 28,509
28,509
10,000
10,000 40,000
40,000
Notes: FTP Share 2,885* FTP Share 7,115
BPMIGAS/Contractor Share : Cost Oil 15,000 Equity Share 17,788
71.1538% / 28.8463%, Equity Share 7,212 DMO 3,606
Depreciation 300,000 at 48% Tax (DMO) (3,606) DMO Fee (541)
- C/Y Assets 125,000 DMO = 25% x 28.8463% x Lifting DMO Fee 541 Tax 3,375
- P/Y Assets 175,000 DMO Fee 15% Tax (3,375) Total 31,344
2885=20%X50.000 x 28.846% Total 18,656
7.212=25.000 x 28.846%
Palti Ferdrico TH Siahaan 47
47
BENTUK KONTRAK MIGAS SELAIN PSC
1) PSC – Joint Operating Agreement (JOA) / Joint Operating Body (JOB)
a. Suatu bentuk PSC yang berlaku untuk suatu ”prospective area” yang
sudah dilakukan eksplorasi;
b. Pertamina menguasai maximum 50% participating interest (PI);
c. Terhadap PI KPS, berlaku syarat-syarat dan split seperti yang berlaku
dalam KPS;
d. KPS bersama-sama Pertamina membiayai eksplorasi dan
pengembangan selanjutnya dari satu lapangan, umumnya 50% “uplift”
diberlakukan terhadap jumlah pengembalian oleh Pertamina kepada
KPS;
e. Kontribusi Pertamina’s Annual Cash Call dimulai setelah operator’s
expenditures match dengan Pertamina’s sunk cost atau setelah akhir
tiga tahun pertama dari periode Kontrak;
f. Pertamina adalah Operator yang dibantu oleh KPS dalam bentuk suatu
Joint Operating Body (JOB) dan disupervisi oleh suatu Joint Operating
Committee (JOC);
g. Pertamina dan KPS membentuk anggota dari JOC, JOC menyetujui
Work Program & Budget (WP&B) dan menetapkan kebijakan-kebijakan.
WK - A WK - B
FIELD
LEAD 2
LEAD 3
LEAD 1
PROSPECT 2
Ruang Lingkup
Ilustrasi
53
Ruang Lingkup
IFRS 6
Exploration for and
PSAK 29 PSAK 33
Evaluation of Mineral Akuntansi Minyak dan Akuntansi
Resources Gas Bumi Pertambangan Umum
54
Standar Akuntansi Berlaku
Technical feasibility &
commercial viability /
Cadangan Terbukti
Pertambangan
Pengurusan Eksplorasi & Evaluasi
Ijin Pengembangan
IFRS 6 All other applicable IFRSs Produksi &
IAS 8, 38, 16, Pengolahan
Beban diakui sebagai aset
Pengukuran awal, aset dicatat pada 37 & 36 Lain–Lain
harga perolehan Technical feasibility & Setelah Produksi
Pengukuran selanjutnya sesuai dengan commercial viability /
IAS 16, 38 dan 36.
cadangan Terbukti
56
Akuntansi Pertambangan Umum
57
Tujuan
• Menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi dan
evaluasi sumber daya mineral.
• pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang ada untuk
pengeluaran eksplorasi dan evaluasi;
• entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi untuk menilai
apakah aset tersebut mengalami penurunan nilai sesuai dengan
Pernyataan ini dan mengukur setiap penurunan nilai sesuai dengan
PSAK 48;
• pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah
yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral dalam
laporan keuangan dan membantu pengguna laporan keuangan
untuk memahami jumlah, waktu, dan kepastian atas arus kas masa
depan dari setiap aset eksplorasi dan evaluasi yang diakui.
58
58
Ruang Lingkup
59
59
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
60
60
Contoh Biaya Perolehan
61
61
Pengukuran Biaya Perolehan
62
62
Pengukuran setelah Biaya Perolehan
63
63
Perubahan Kebijakan Akuntansi
64
64
Klasifikasi Aset Explorasi & Evaluasi
65
65
Pengklasifikasian Kembali Aset Eksplorasi dan Evaluasi
66
66
Penurunan Nilai (par 17)
67
67
Indikasi Penurunan Nilai
68
68
Penurunan Nilai
69
69
Pengungkapan
70
70
Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2012.
Ketentuan Transisi
• Jika persyaratan tertentu di paragraf 17 tidak praktis
(definisi sesuai PSAK 25) diterapkan untuk memberikan
informasi komparatif yang dapat dikaitkan dengan laporan
keuangan tahunan yang dimulai sebnelum 1 Januari 2012,
maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.
71
71
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
72