Anda di halaman 1dari 7

AKP

M. Rizqulloh Akbar
Penyusunan Laporan Keuangan PPKD
◦ 1. Neraca Saldo

◦ 2. Jurnal Penyesuaian
◦ A. Jurnal Penyesuaian untuk Pengakuan Piutang.
◦ B. Jurnal Penyesuain untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva tetap.
◦ C. Jurnal Penyesuaian untuk Penerimaan Hibah Aset.

◦ 3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran PPKD Sebelum Konversi.

◦ 4. Jurnal Penutup.
◦ A. Jurnal Penutup jika PPKD mendapatkan surplus.
◦ B. Jurnal Penutup jika PPKD mendapatkan defisit.

◦ 5. Neraca PPKD Sebelum Konversi.

◦ 6. Konversi Laporan Keuangan PPKD.


◦ A. Konversi untuk LRA - Pendapatan
◦ B. Konversi untuk LRA - Belanja
◦ C. Konversi untuk LRA – Pembiayaan
◦ D. Konversi untuk Neraca.

◦ 7. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD setelah Konversi.


◦ A. Laporan Realisasi Anggaran setelah Konversi
◦ B. Neraca PPKD setelah Konversi

◦ 8. Penyusunan Laporan Arus Kas

◦ 9. Catatan Atas Laporan Keuangan.


Neraca Saldo
◦ Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. Fungsi Akuntansi PPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi
neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar dipindahkan ke kolom Neraca Saldo dalam worksheet, sesuai
dengan posisi debit atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing.
Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi:
transaksi penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan piutang, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi,
penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva tetap, dan penyesuaian penerimaan hibah berupa aset.
◦ A. Jurnal Penyesuaian untuk pengakuan piutang.

◦ B. Jurnal Penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva tetap.

◦ C. Jurnal Penyesuaian untuk Penerimaan Hibah Aset.


Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran PPKD Sebelum Konversi
◦ Laporan Realisasi Anggaran PPKD (LRA PPKD) sebagai kantor pusat, disusun setiap semester/tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja
PPKD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

Jurnal Penutup
◦ Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal sehingga menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang
digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan serta menutup surplus/defisit ke ekuitasnya PPKD.

◦ A. Jurnal Penutup Jika PPKD mendapatkan surplus.

◦ B. Jurnal Penutup Jika PPKD mendapatkan deficit.


Neraca PPKD sebelum Konversi
◦ Setelah disusun LRA PPKD, selanjutnya PPKD menyusun Neraca PPKD. Neraca ini menyajikan informasi tentang posisi keuangan PPKD mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Konversi Laporan Keuangan PPKD


◦ Laporan keuangan yang dibuat oleh PPKD yang dihasilkan oleh sistem ini menggunakan struktur akun belanja yang berbeda dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP). Untuk itu diperlukan sebuah langkah konversi.

◦ A. Konversi Untuk LRA – Pendapatan, Pendapatan yang merupakan wewenang PPKD untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat dalam bagan di atas,
harus dilakukan konversi, yaitu: (i) Dari komponen Dana Perimbangan, yakni: Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi-Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus ke Pendapatan Transfer. (ii) Dari komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, yakni: Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya ke komponen Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah.

◦ B. Konversi Untuk LRA – Belanja, Belanja Langsung bukan merupakan kewenangan SKPKD sebagai PPKD, tetapi merupakan kewenangan SKPKD sebagai
SKPD. Sedangkan untuk Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam format SAP, sehingga perlu dikonversi ke Belanja Operasi, yang diuraikan sebagai
berikut: (i) Dari komponen belanja tidak langsung, yaitu belanja tidak terduga ke komponen belanja tidak terduga, dan (ii) Dari komponen belanja tidak
langsung, yaitu belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan ke transfer/bagi hasil ke desa. Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005
tentang SAP, pelaporan realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana klasifikasi anggaran belanja langsung dalam
APBD. Tetapi untuk tujuan Penjabaran Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan.

◦ C. Konversi Untuk LRA – Pembiayaan, Penerimaan Pembiayaan yang merupakan wewenang PPKD untuk mencatat dan melaporkannya dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca, seperti terlihat, dalam bagan di atas, harus dilakukan konversi, yaitu: (i) Dari akun penerimaan pinjaman daerah ke pinjaman
dalam negeri, dan (ii) Dari akun penerimaan piutang daerah ke penerimaan kembali pinjaman Pengeluaran Pembiayaan yang merupakan wewenang PPKD
untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, tidak perlu dilakukan konversi karena tidak terdapat perbedaan yang
berarti.
◦ Penyusunan Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan transitoris. Untuk kepentingan penyusunan
Laporan Arus Kas ini, nilai-nilai yang ditampilkan adalah yang ada di buku kas, baik yang ada di SKPD maupun di PPKD, yang terdiri
atas seluruh penerimaan kas yang meliputi: pendapatan, penerimaan pembiayaan, dan transaksi transitoris. Juga ditampilkan nilai-nilai
dari seluruh pengeluaran kas, yang meliputi: belanja, pengeluaran pembiayaan, dan transaksi transitoris. Yang dimaksud dengan transaksi
transitoris di sini adalah transaksi yang dilakukan Pemda tetapi uangnya bukan hak Pemda, melainkan hak pihak ketiga, sehingga Pemda
di sini sifatnya hanya perantara. Contoh transaksi transitoris adalah pemotongan pajak yang dilakukan Pemda, seperti pemotongan pajak,
IWP, Taperum, dan lainnya yang serupa.
◦ Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus
Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai