Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 4

MATEMATIKA DISKRIT
1.Muhammad Naufal (Pembicara 3)
2.Muhammad Nazar Gunawan (Pembicara 4)
3.Muhamad Bashir Hanafi (Pembicara 1)
4.Muhammad Rafi (Penjawab)
5.Karlina Elreine Fitriani (Penjawab)
6.Muhammad Fikri (Pembicara 2)
7.Kheyline Nor’Lie Sophian (Penjawab)
8.Ayu Nurmala (Penjawab)
9.Ahmad Zaki Mubarak (Penjawab)
10.
Agustia Kuspita Aryanti ( Moderator dan Penjawab)
11.
Thaha Wafiq Adly (Penjawab)
RELASI KONGRUENSI
Relasi Kongruensi

Relasi kongruensi adalah relasi sisa pembagian aritmetika biasa padahimpunan bilangan bulat. Notasi kongruensi
dituliskan dengan ≡ (dibaca: kongruen).

Jika m suatu bilangan bulat positif, jika m membagi habis (a - r) (ditulis : m | (a – r)), maka a kongruen dengan r modulo
m (ditulis : a ≡ r (mod m)) jika m tidak membagi habis (a - r) maka dikatakan bahwa a tidak kongruen dengan r modulo m
(ditulis : a ≠ r (mod m)).

Bentuk umum :  

a ≡ r (mod m) ; (dibaca: a kongruen b mod m)


a = soal
r = sisa hasil bagi
m = pembagi 
Theorema 1 :
a ≡ b (mod m) jika dan hanya jika ada bilangan bulat k sedemikian sehingga a = mk + b

Jika m > 0, maka m | (a - b) sehingga a ≡ b (mod m).


 
Karena a ≡ b (mod m) sama artinya dengan a = b + mk atau (a – b) = mk, untuk
suatu bilangan bulat k.

Contoh:
13 ≡ 1 mod 6, maka
13 = 1 + 6k atau (13 – 1) = 6k
RESIDU
Residu adalah sisa dari hasil pembagian yang menghasilkan bilangan bulat.

Jika a ≡ r (mod m) dengan r : 0 ≤ r < m, maka r disebut residu terkecil dari a modulo m.
Maka himpunan dari residu terkecil adalah {0, 1, 2, 3, ...., (m - 1)}

contoh :
1. Residu terkecil dari 56 modulo 3 adalah ….
56 mod 3 = (54 + 2) mod 3 , maka 56 ≡ 2 mod 3

2. Residu terkecil dari 99 modulo 9 adalah ….


99 mod 3 = (99 + 0) mod 9, maka 99 ≡ 0 mod 9

3. Residu terkecil dari -14 modulo 6 adalah ….


-14 mod 6 = (-18 + 4) mod 6, maka -14 ≡ 4 mod 6
Theorema 2 :
Setiap bilangan bulat kongruen modulo m dengan tepat satu diantara 0, 1, 2, 3, .... , (m - 1).

Jika a dan m adalah bilangan bulat dan m > 0, maka a = mk + r dengan r adalah residu terkecil
atau 0 ≤ r < m.

Hal ini berarti bahwa (a – r) = mk, yaitu a ≡ r (mod m). Karena 0 ≤ r < m, maka terdapat m buah
pilihan untuk r yaitu 0, 1, 2, 3, ..... , (m - 1).
 
Jadi setiap bilangan bulat akan kongruen modulo m dengan tepat satu di antara
0, 1, 2, 3, ..... , (m - 1).
Theorema 3 :
a ≡ b (mod m) jika dan hanya jika a dan b memiliki sisa yang sama jika dibagi oleh m.

Akan dibuktikan bahwa : jika a ≡ b (mod m) maka a dan b memiliki sisa yang sama
jika dibagi oleh m.
Karena a ≡ b (mod m) maka
a ≡ r (mod m) dan
b ≡ r (mod m)
dengan r adalah residu terkecil modulo m atau 0 ≤ r < m
a ≡ r (mod m) sama artinya dengan a = mk + r untuk suatu bilangan bulat k.
b ≡ r (mod m) sama artinya dengan b = ml + r untuk suatu bilangan bulat l.
Jadi a dan b mempunyai sisa yang sama yaitu r jika dibagi oleh m.
CONTOH SOAL
1. Tentukan sisa dari 4x6 dibagi 5 2. Tentukan digit terakhir dari 32021.

Jawaban : Jawaban :
31 = 3
24 mod 5 = (20 + 4) mod 5
32 = 9
24 ≡ 4 mod 5
33 = 27
34 = 81  pengulangan setiap pangkat 4
35 = 273
Karena pengulangan terjadi pada angka terakhir di setiap
perpangkatan 4.
Lalu, kita cari residu terkecil dari 2021 modulo 4 adalah
(2020 + 1) mod 4.
Sehingga kita dapatkan nilai 1 sebagai pangkat dari 3, yaitu
31. Maka angka terakhir dari 32021 adalah 3.
SIFAT-SIFAT RELASI KONGRUENSI
Kekongruenan modulo suatu bilangan bulat positif merupakan suatu relasi antar bilangan-bilangan bulat dan dapat ditunjukkan
bahwa relasi kekongruenan merupakan relasi ekuivalensi. Suatu relasi kekongruenan dapat disebut relasi ekuivalensi jika relasi
tersebut memiliki sifat-sifat refleksi, simetris, dan transitif.

Jika m, a, b, dan c adalah bilangan-bilangan bulat m positif, maka:

1. Sifat refleksi

Relasi ≡ dari bilangan bulat m dapat dikatakan refleksif, jika:

a ≡ a (mod m)
(a,a) ∈ m

Pembuktian :

m | a-a

m|0

Maka, terbukti a ≡ a (mod m) bersifat refleksif


2. Sifat Simetris
Relasi ≡ dari bilangan bulat m dapat dikatakan simetris, jika:

Jika a ≡ b (mod m), maka b ≡ a (mod m)


Pembuktian:
Relasi ≡ dari bilangan bulat m dapat dikatakan simetris, jika:
(a, b) ∈ m
maka,
m | a-b
maka, berdasarkan definisi:
a – b = k.m x (-1)
-(a-b) = -k.m
-a + b = (-k).m
b –a = (-k).m
hal ini berarti, m | b-a
sehingga, terbukti bahwa Jika a ≡ b (mod m), maka b ≡ a (mod m) bersifat simetris
3. Sifat Transitif

Jika a ≡ b (mod m) dan b ≡ c (mod m), maka a ≡ c (mod m)


Pembuktian:
Relasi ≡ dari bilangan bulat m dapat dikatakan transitif, jika:
(a, b, c) ∈ m
maka,
a ≡ b (mod m) merupakan a-b = k.m
b ≡ c (mod m) merupakan b-c = h.m
a-b = k.m
b-c = h.m

a-b = k.m
b-c = h.m
-------------------- +
a-c = (k-h)m

sehingga, terbukti bahwa Jika a ≡ b (mod m) dan b ≡ c (mod m), maka a ≡ c (mod m) bersifat transitif.
KAITANNYA DENGAN SISTEM KOMPUTER
Aplikasi dari relasi kongruensi dan sistem modulo banyak digunakan dalam bidang ilmu komputer, seperti
penentuan hari dan pasaran, permainan nim, menentukan kongruensi pada lalu lintas, kriptografi, dll.
STUDI KASUS : PENENTUAN SANDI GESER PADA KRIPTOGRAFI UNTUK MENGGANTI TEKS KATA SANDI DENGAN
TEKS KATA ASAL

Diketahui suatu teks sandi dengan K = 3 yang dikirimkan oleh pengirim A

EXQXKVDQJSHPLPSLQ

Teks kata sandi tersebut akan didekripsikan ke teks asal sehingga akan memperoleh
suatu pesan yang dikirimkan oleh pengirim A, tentukan apa isi teks kata sandi yang
dienkripsikan tersebut!
 
Sama halnya dengan melakukan proses enkripsi, untuk melakukan proses
dekripsi pertama teks dari kata sandi diubah ke dalam anggota-anggota Z 26
 
EXQXKVDQJSHPLPSLQ

4 23 16 23 10 21 3 16 9 18 7 15 11 18 11 16
 
Masing-masing bilangan tersebut dikurangi dengan:
K(mod 26)
3(mod 26)
Menjadi,
 
1 20 13 20 7 18 0 13 6 15 4 12 8 12 15 8 13
 
Sehingga diperoleh teks asal :
 

Bunuhsangpemimpin 
 
 
 
 
 
 
PARTISI
• Suatu partisi himpunan S adalah dekomposisi S kedalam subhimpunan-subhimpunan yang tak
kosong, sehingga setiap elemen S termuat dalam “satu dan hanya satu” (one and only one)
sunhimpunan-subhimpunan tersebut. Selanjutnya subhimpunan-subhimpunan tersebut disebut
sel (cell) dalam partisi S
A1,A2,A3…= A
[A1] ⋃ [A2] ⋃ [A3]=A [Ai] ⋂ [Aj]= Ø atau i≠j
CONTOH

• Misalnya : A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
Maka dapat dituliskan bahwa :
• A1 = {1, 2} A4 = {8}
• A2 = {3,5,7}
• A3 = {4,6}
Jadi {A1, A2, A3, A4} adalah Partisi dari A
Sehingga jika dilakukan gabungan (⋃), maka A1 ⋃ A2 ⋃ A3 ⋃ A4 = A
Sedangkan apabila dilakukan irisan (⋂), maka A1 ⋂ A2 ⋂ A3 ⋂ A4 = 0
Artinya tidak boleh memiliki elemen yang sama
1. R bersifat reflexive jika ∀(a∈A) (a,a)∈R
2. R bersifat symmetric jika (a,b)∈R maka (b,a)∈R
∀(a,b∈A)
3. R bersifat transitive jika (a,b)∈R dan (b,c)∈R maka
(a,c)∈R ∀(a,b,c∈A)
Penyajian Relasi dengan Graft Berarah
• Relasi pada sebuah himpunan dapat direpresentasikan
secara grafis dengan graf berarah(directed graph atau
digraph)
• Graf berarah tidak didefinisikan untuk merepresentasikan
relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain.
• Tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik
(disebut juga simpul atau vertex), dan tiap pasangan
terurut dinyatakan dengan busur (arc)
• Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a
ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal(initial vertex)
dan simpul b disebut simpul tujuan(terminal vertex).
• Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari
simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut
gelang atau kalang(loop).

Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d),
(d, b)} adalah relasi pada himpunan A= {a, b, c, d}. R
direpresentasikan dengan graf berarah sbb:
Relasi Pengurutan Parsial(partial ordering relation)
R disebut partial ordering relation jika bersifat:
reflexive, antisymmetric, dan transitive
R bersifat reflexive jika ∀(a∈A) (a,a)∈R
1. R bersifat Antisymmetric jika (a,b)∈R maka (b,a)∈R, a=b, ∀(a,b∈A)
2. R bersifat transitive jika (a,b)∈R dan (b,c)∈R maka (a,c)∈R ∀(a,b,c∈A)
DEFINISI
Misalkan (P, ≤) sebuah poset. Jika untuk setiap x, y ∈ P, berlaku x ≤ y atau y ≤ x, maka
(p, ≤) disebut rantai.

Contoh Soal
Misalkan Z adalah himpunan semua bilangan bulat positif. Relasi ≤ adalah sebuah relasi
pada Z. periksa apakah himpunan Z dengan relasi atau dinotasikan (Z, ≤) merupakan
poset?

Jawab
1. Karena untuk setiap x ∈ Z berlaku x ≤ x, maka sifat refleksif terpenuhi
2. Karena untuk setiap x, y ∈ Z dengan x ≤ y dan y ≤ x berarti bahwa x = y, maka
sifat antisimetris terpenuhi
3. Karena untuk setiap a, b, c ∈ Z, dengan a ≤ b, b ≤ c, a ≤ c, maka sifat transitif
terpenuhi.
Dengan demikian, karena ketiga sifat terpenuhi, maka (Z, ≤) adalah sebuah poset
Contoh Soal :    * Syarat transitif jika (a,b)) ∈R
Untuk setiap relasi R pada A= {1, 2, 3, 4} berikut, tentukan apakah       dan (b,c) ) ∈ R, maka (a,c) ) ∈ R
reflektif, transitif, dan anti simetris :       untuk a, b, c ) ∈ A
      (1, 2) ∈ R, (2,4) ∈ R, maka (1,4) ∈ R
R = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (1,4) (2,4), (3,3), (4,4)}        Sehingga bersifat transitif.

* Syarat refleksif untuk ∀ a∈R 


       ada (a,a) ∈ R, R bersifat refleksif.  * Syarat anti simetri jika ∀ a,b ∈ A, 
        (1,1), (2,2), (3,3), (4,4) ) ∈ R.       (a,b) ∈ R dan (b,a) ∈ R, berlaku hanya 
       maka reflekstif.      jika a=b
(1,2), (1,3), (1,4), (2,4), (1,1), (2,2), (3,3), (4,4)
     maka bersifat anti simetris
Sumber Referensi:
• Siang, Jong Jek. (2002).Matematika Diskret dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer.
• Handayanto, Agung. “Peranan Sistem Modulo dalam Penentuan Hari dan Pasaran.” Aksioma:
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika UPGRIS Semarang, vol. 1, no. 2, 2010.
• Marselinus Junardi Rebu. 2015. Classical Cryptography. Paper. Mathematics Study Program,
Department of Mathematics, Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University,
Yogyakarta.
• Imrona, Mahmud dan Rian Febrian Umbara.2016."Matematika
Diskret",https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/60988/mod_resource/content/1/Bab
%203%20Relasi_Subbab%205%20Relasi%20Ekivalen.pdf. diakses pada 5 September 2021
pukul 19.02
Correct us if we wrong
Because we just student
and still study

Thank You

Anda mungkin juga menyukai