Anda di halaman 1dari 22

program nasional

kesehatan lansia
Oleh : kelompok 4
Linda Mustika
Nia Nofriani
yuni sinta
M. Adi
NiaN
DEFINISI
Program kementerian kesehatan di indonesia
dalam upaya untuk meningkatkan status
kesehatan para lansia, diantaranya:
1.Peningkatan dan pemantapan upaya
kesehatan para lansia di pelayanan
kesehatan dasar, khususnya puskesmas dan
kelompok lansia melalui konsep puskesmas
santun lanjut usia.
2.Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi
lansia di rumah sakit
lanjut...

3. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan


informasi kesehatan dan gizi bagi lansia,
4. Sosialisasi program kesehatan lansia, serta
pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan dan pembinaan kelompok usia
lanjut/posyandu lansia di masyarakat (Iin
Cintami Pangabean, 2013).
Kebijakan Terkait Lansia

1. Pembinaan lansia di Indonesia


Dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Undang-Undang RI No. 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia yang
menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta kemampuan
lansia, upaya penyuluhan, penyembuhan,
dan pengembangan lembaga (Sunaryo,
2016).
Lanjut...
2. Kebijakan kementrian kesehatan dalam pembinaan
lansia
Kebijakan kementrian kesehatan dalam
pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga. pembinaan
kesehatan keluarga ditujukan kepada
upaya menumbuhkan sikap dan perilaku
yang akan menumbuhkan kemampuan
keluarga itu sendiri untuk mengatasi
masalah kesehatan dengan dukungan
oleh tenaga professional, menuju
terwujudnya keluarga yang sehat.
Dasar hukum dan pengembangan program pembinaan
kesehatan usia lanjut yaitu:
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, khusus Bab VII: kesehatan ibu, bayi,
anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat,
pasal 138 (ayat 1 dan 2)
2. Peraturan Presiden RI No. 72 Tahun 2012 tentang
sistem kesehatan nasional.
3. Keputusan menteri kesehatan nomor 374
tahun2012 tentang berlakunya sistem kesehatan
nasional.
4. Keputusan menteri oordinasi kesejahteraan rakyat
nomor 05 tahun 1990 tentang pembentukan
kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut.
5. Surat keputusan menteri kesehatan nomor 134
tahun1990 tentang pembentukan tim kerja geatrik.
Kegiatan-kegiatan dalam pembinaan lansia

Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya,


antara lain :
1. Upaya promotif
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup
bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap
berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun
masyarakat. Upaya promotif dapat berupa penyuluhan
2. Upaya preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi
penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya
preventif dapat berupa kegiatan : pemeriksaan
kesehatan, kesegaran jasmani, dll
Komplikasi Diabetes melitus dapat dibagi
menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi metabolik akut
– Ketoasidosis diabetik
– Hipoglikemia
2. Komplikasi vaskular jangka panjang
– Mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan
mata) dan Neuropati
– Makrovaskular (MCl, Stroke, penyakit
vaskular perifer).
(Brunner & Suddarth, 2002)
Hipoglikemia
Tanda-tanda :
 Kadar Gula Darah < 50-60 mg/dl
 Pucat dan Berkeringat dingin
 Cepat lelah dan cepat marah
 Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
 Sakit kepala
 Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
 Badan gemetaran
 Kehilangan Konsentrasi, bingung
 Penurunan kesadaran, koma.
Hiperglikemia

Tanda -tanda :
•Kadar Gula Darah >300 mg/dl
•Dehidrasi : Kekeringan dimulut dan
hilangnya elastisitas kulit
•Nafas berbau Keton
•Mual, Muntah dan rasa sakit diperut
•Merasa sangat lemah dan mengantuk
Penatalaksanaan

• Tujuannya :
1. Jangka panjang : mencegah
komplikasi
2. Jangka pendek : menghilangkan
keluhan/gejala DM
Penatalaksanaan DM

1. Diet
• Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Diabetik
Amerika Merekomendasikan = 50 – 60% kalori yang
berasal dari :
• Karbohidrat 60 – 70%
• Protein 12 – 20 %
• Lemak 20 – 30 %
2. Latihan
• Latihan menghindari kemungkinan trauma pada
ekstremitas bawah, dan hindari latihan dalam udara yang
sangat panas/dingin, serta pada saat pengendalian
metabolik buruk.
Cont...

3. Pemantauan
Pemantauan kadar Glukosa darah
secara teratur
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
Perilaku preventif dalam gaya hidup
untuk menghindari komplikasi
diabetik jangka panjang
(Brunner & Suddarth, 2002)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Gula darah meningkat
2. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
3. Elektrolit :
 Natrium : meningkat atau menurun
 Kalium : (normal) atau meningkat semu (pemindahan seluler)
selanjutnya menurun.
 Fosfor : lebih sering meningkat
4. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan Po menurun pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkolosis respiratorik.
5. Ureum/kreatinin : meningkat atau normal (dehidrasi/menurun fungsi ginjal).
6. Urine : gula dan aseton (+), berat jenis dan osmolaritas mungkin
meningkat.
ASUHAN KEPERAWATAN DM
Dx Keperawatan yang Mungkin
Muncul
• Kekurangan volume cairan b.d. gejala poliuria,
masukan dibatasi
• Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. gangguan keseimbangan insulin,
anoreksia, mual
• Resiko infeksi b.d kadar glukosa tinggi
• Kelelahan b.d penurunan produksi energi
metabolik, insufisiensi insulin
• Kelelahan
• Ketidakberdayaan
• Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar )
Intervensi Dx. 1

Ø Pantau tanda-tanda vital


Ø Kaji suhu, warna kulit dan kelembaban
Ø Pantau masukan & pengeluaran, catat BJ urin
Ø Ukur BB setiap hari
Ø Pertahankan cairan  2500 cc/hari jika pemasukan secara oral
sudah dapat diberikan
Ø Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman.
Selimuti pasien dengan selimut tipis
Ø Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen,
muntah, distensi lambung
• Kolaborasi
• Berikan terapi cairan yang sesuai indikasi.
•  Pasang/pertahankan kateter urine tetap terpasang.
•  Pantau pemeriksaan laboratorium
Intervensi Dx. 2

§ Timbang BB setiap hari


§ Tentukan program diet dan pola makan pasien
dan bandingkan dengan makanan yang
dihabiskan pasien.
§ Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri,
abdomen, mual, muntah
§ Identifikasi makanan yang disukai
§ Libatkan keluarga pada perencanaan makan
sesuai indikasi
§ Kolaborasi dengan ahli diet/Gizi
Intervensi Dx. 3

v Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti


Demam
v Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan
bagi semua orang yang berhubungan dengan pasien,
meskipun pasien itu sendiri
v Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif
v Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-
sugguh, massage daerah yang tertekan. Jaga kulit tetap
kering, linen tetap kering dan kencang
v Bantu pasien melakukan oral hygiene
v Anjurkan untuk makan dan minum adekuat
v Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai
TERIMA
KASIH…

Anda mungkin juga menyukai