Anda di halaman 1dari 26

ABSES HEPAR

DEFINISI
 rongga patologis yang timbul dalam jaringan hati
akibat infeksi pada hepar yang ditandai dengan
adanya proses supurasi dengan pembentukan pus
 Pus terbentuk dari jaringan hepar yang nekrosis,
sel-sel inflamasi atau sel darah di dalam parenkim
hepar
KLASIFIKASI
 Abses hepar amebic (AHA)
 Abses hepar piogenic (AHP)
KLASIFIKASI
 Abses hepar amebic (AHA)
 Salah satu komplikasi amebiasis
ekstraintestinal
 Sering dijumpai di daerah tropis/
subtropis
KLASIFIKASI
 Abses hepar piogenic (AHP)
 Dikenal juga sebagai hepatic
abscess, bacterial liver abscess, bacterial abscess
of the liver, bacterial hepatic abscess
 AHP merupakan kasus yang jarang terjadi
EPIDEMIOLOGI
 AHA
 Di Negara yang sedang berkembang, AHA
didapatkan secara endemik dan jauh lebih sering
dibandingkan AHP
EPIDEMIOLOGI
 AHP
 AHP Terbanyak ditemukan di daerah tropis dengan kondisi
hygiene/sanitasi kurang

 8-15 per 100.000 kasus AHP yang meemrlukan perawatan di RS

 AHP lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan


perempuan, dengan rentang usia lebih dari
40 tahun
ETIOLOGI
 AHA
 Enteremoeba histolytica

 AHP
 E.coli
 Streptococcus faecalis
 Proteus vulgaris
 Salmonellla Typhi
PATOFISIOLOGI
ANAMNESIS
 AHA
 Nyeri perut kanan atas
Terasa seperti ditekan/ ditusuk
Bertambah nyeri bila berubah posisi atau batuk
Berkurang jika berbaring ke arah kiri
ANAMNESIS
 AHA
 Demam
 Anoreksia
 Mual
 Muntah
 BB ↓
ANAMNESIS
 AHP
 Gejala klinis lebih berat dari AHA
 Nyeri perut kanan atas
 Demam dapat bersifat
intermitten, remitten, atau kontinue
 Menggigil
ANAMNESIS
 AHP
 Batuk
 Sesak nafas
 Sakit perut
 Mual & muntah
 BB ↓
PEMERIKSAAN FISIS
 AHA
 Ikterus jarang
 Alkohol dapat memperburuk nyeri
 Pembengkakan pada epigastrium
 Penonjolan sela iga
 Nyeri tekan hepar
 Lien tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIS
 AHP
 Keadaan pasien yang septik
 Hepatomegali dengan nyeri tekan
 Ikterus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Foto thoraks
 CT – Scan abdomen
 USG abdomen
 Biopsi hepar
DIAGNOSIS
 Ada 3 kriteria diagnosis yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis abses hepar,
antara lain:
 Kriteria Sherlock
 Kriteria Ramachandran
 Kriteria Lamont dan Pooler
 Harus mendapatkan 3 atau lebih poin dari
salah satu kriteria
DIAGNOSIS
Kriteria Sherlock
1. Hepatomegali
yang nyeri tekan
2. Respon baik
terhadap obat
amoebisid
3. Leukositosis
4. Peninggian diafragma kanan dan
pergerakan yang kurang
5. Aspirasi pus
6. Pada USG didapatkan rongga dalam hati
7. Tes hemaglutinasi positif
DIAGNOSIS
 Kriteria Ramachandran
1. Hepatomegali yang nyeri
2. Riwayat disentri
3. Leukositosis
4. Kelainan radiologis
5. Respon terhadap terapi
amoebisid
DIAGNOSIS
 Kriteria Lamont dan Pooler
1. Hepatomegali yang nyeri
2. Kelainan hematologis
3. Kelainan radiologis
4. Pus amoebik
5. Tes serologic positif
6. Kelainan sidikan hati
7. Respon yang baik dengan terapi
amoebisid
PENATALAKSANAAN
 AHA
 Metronidazole
 3 x 750 mg
 5 – 10 hari

 Jika dalam 48-72 jam belum ada perbaikan


 ganti dengan antibiotik sesuai hasil kultur
PENATALAKSANAAN
 AHA
 Indikasi aspirasi jika:
 Ada abses yang
dikhawatirkan akan
pecah
Respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak

ada, atau
 Abses di lobus kiri
PENATALAKSANAAN

AHP
Antibiotik sesuai bakteri penyebab
Drainase prekutaneus abses
intraabdominal
Dengan tuntunan abdomen ultrasound
atau tomografi komputer
Dapat terjadi komplikasi berupa
perdarahan, perforasi organ
intraabdominal, infeksi, ataupun
terjadi kesalahan dalam penempatan
kateter
PROGNOSIS
 Mortalitas AHP yang diobati dengan
antibiotika yang sesuai bakterial penyebab
dan dilakukan drainase adalah 10-16%
PROGNOSIS
 Prognosis buruk bila
 Terlambat diagnosis dan pengobatan
 Penyebab multipel
 Tidak dilakukan drainase terhadap abses
 Didapatkan ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural,
atau adanya penyakit lain

Anda mungkin juga menyukai