Antropologi
Kesehatan
Disusun oleh:
Kelompok 1
Rombel 1C
Anggota Kelompok 1
Mohamad Hanif
03 Rasyad 04 Sifa Sabani Dimas
(6411421098) (6411421116)
Sub Pembahasan
Usia Pekerjaan
Balita rentan infeksi, lansia 1 3 Buruh pabrik rentan terserang
rentan penyakit kronis penyakit pernapasan
0 0 0
2 3 4
Sikap fatalistis Pengaruh nilai Sikap etnosentris
Ex: anggota masyarakat Ex: beras putih dipandang Ex: seorang yang menggunakan
menganggap sakit atau mati lebih bergengsi daripada vitsin pada makanannya
adalah takdir, sehingga kurang beras merah, padahal vit menganggap itu lebih benar,
berusaha untuk mencari B1 lebih banyak pada padahal dalam kesehatan vitsin
pengobatan beras merah tidak baik digunakan.
Lanjutan-
konsekuensi inovasi
Perasaan bangga pada Norma
terhadap perilaku
statusnya
kesehatan
Ex: masyarakat menolak makan Ex: Norma yang melarang
daun singkong. Karena hubungan antara dokter kepada Memikirkan konsekuensi,
beranggapan daun singkong adalah ibu hamil, norma ini menganalisis faktor-faktor
makanan kambing dan mereka menghambat upaya untuk dan memprediksi yang
tidak dapat disamakan dengan menurunkan angka kematian akan terjadi setelah
kambing. ibu dan bayi perubahan
2. Perspektif antropologis dalam memecahkan masalah
kesehatan melalui aspek sosial & budaya
Tradisi ini bertujuan menghangatkan ibu dan bayi agar tidak sakit karena kedinginan.
Tetapi dari segi ahli kesehatan hal tersebut berdampak negatif karena berresiko
terkena luka bakar dan gangguan pernapasan.
Sumbangsih Antropologi
Masalah kesehatan tersebut dapat diatasi dengan sebuah rencana pelaksanaan kesehatan,
misal dengan promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Promkes harus mudah dipahami dengan menggunakan bahasa daerah tersebut. Dapat
dilakukan dengan penyuluhan secara langsung ataupun tidak langsung tentang bahaya asap
terhadap kesehatan, lalu dengan menjelaskan melalui gambar/ video dampak asap bagi
kesehatan dan memberikan contoh korban jiwa yang mengalaminya.
Kemudian mengedukasi masyarakat melalui ketua kampung dan ibu-ibu tertua disuatu
masyarakat, edukasi secara preventif dengan memberikan solusi lain yang memiliki manfaat
sama, contoh solusi menghangatkan dengan menggunakan selimut. Masyarakat diminta
menggunakan selimut sebagai pengganti asap, dan dipantau selama beberapa bulan, lalu
bandingkan hasilnya dengan masyarakat yang masih menggunakan tradisi pengasapan ibu
dan bayinya, yang terakhir selalu memberi motivasi kepada masyarakat melalui pemantauan.
KESIMPULAN