Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INFORMASI BENCANA

dr. Binsar H. Naibaho, M.Kes


FKM-USU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
• Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan
demografis yg memungkinkan terjadinya bencana.
• Amanat UU No.24/2007 tentang PB, disebutkan bahwa
Pemerintah bertgg jwb dalam penyelenggaraan PB
• Perlu didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang
akurat.
• Data bencana di K/L, institusi, Pemda, dan organisasi lainnya
belum terintegrasi dengan baik, dimana format data dan
informasi bencana masih beragam.
• Diperlukan acuan sebagai pedoman dalam PDI bencana.
berupa perangkat lunak aplikasi Data Informasi.

sib/2017/fkmusu/drbhn 2
PENDAHULUAN (2)

• B. Maksud dan Tujuan


• Maksud SIB adalah sebagai panduan dalam pengumpulan,
pengolahan, analisis, penyajian, diseminasi, pelaporan data
dan informasi bencana di tingkat Nasional hingga daerah.
• Tujuan SIB ini adalah :
o Terciptanya pemahaman yang sama dalam pengelolaan data
dan informasi bencana antara pusat dan daerah.
o Tersedianya sistem pengelolaan data dan informasi bencana
secara terpadu.

sib/2017/fkmusu/drbhn 3
PENDAHULUAN (3)

E. Pengertian
• Sistem Informasi Bencana ini merupakan sistem yang
mengumpulkan data, memproses data untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pihak-pihak terkait dalam rangka
penganggulangan bencana.
• Pengelolaan data dan informasi bencana adalah kegiatan
yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian,
diseminasi serta pelaporan data dan informasi bencana.

sib/2017/fkmusu/drbhn 4
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
• PB yang efektif perlu dukungan ketersediaan D&I ttg kejadian
& dampak bencana secara cepat & akurat.
• Untuk itu diperlukan PDI Bencana yg kompeten dengan
menggunakan format data standar yang dikoordinasikan oleh
penanggung jawab PB baik dari tkt Pusat hingga ke daerah .
• Kebijakan PDI bencana adalah “satu data satu pintu” untuk
menjamin keakuratan dan konsistensi.
• Kebijakaan 1 data 1 pintu yang dimaksud adalah D&I yang
dikeluarkan setelah dilakukan verifikasi dan validasi pada
kurun waktu tertentu.
• Kebijakan ini dilakukan menghindari duplikasi, kerancuan atau
kesimpangsiuran D&I bagi pengambilan keputusan.

sib/2017/fkmusu/drbhn 5
KEBIJAKAN DAN STRATEGI (2)

B. Strategi
Strategi PDI bencana adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dilakukan dari tingkat bawah dengan
menggunakan format data standar.
2. Verifikasi data dilakukan oleh tingkat atasnya berkoordinasi
dengan kementerian/lembaga, Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) terkait.
3. Penyediaan sarana pendukung yang memadai berupa
komputer, printer dan jaringan koneksi internet.

sib/2017/fkmusu/drbhn 6
ORGANISASI DAN TATA KERJA

A. Organisasi
• PDI bencana di tingkat Nas.dilakukan oleh Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB.
• PDI bencana di tingkat prov. dilakukan oleh Sekretariat BPBD
provinsi
• PDI bencana di tingkat kab/kota dilakukan oleh Sekretariat
BPBD kabupaten/kota.

sib/2017/fkmusu/drbhn 7
ORGANISASI DAN TATA KERJA (2)
B. Tata Kerja
• Pusat pengendalian operasi PB (Pusdalops PB) bertugas
membuat laporan harian kejadian bencana.
• Sekretariat BPBD kab./kota bertugas mengumpulkan laporan
harian pusdalops PB, mencatat data kejadian bencana sesuai
format, melakukan verifikasi dengan OPD terkait di kab/kota
dan melaporkan ke BPBD prov/triwulan.
• Sekretariat BPBD prov. bertugas melakukan verifikasi data
bersama BPBD kab./kota dan OPD terkait dan melaporkan ke
PUSDATI & Humas BNPB /semester.
• PUSDATI & Humas BNPB bertugas melakukan verifikasi data
dengan BPBD provinsi dan K/L terkait.

sib/2017/fkmusu/drbhn 8
PENGELOLAAN DATA
A. Pengumpulan data
• Terdapat dua jenis data, yaitu :
1. Data dinamis : data ttg kejadian bencana yg bersifat
sementara.
Pengumpulan data dinamis dilakukan oleh Pusdalops PB
atau Posko Tanggap Darurat.
2. Data statis: data kejadian bencana yg bersifat tetap atau tidak
mengalami perubahan.
Pengumpulan data statis dilakukan oleh PUSDATI & Humas
BNPB, Sekretariat BPBD prov. & kab/kota.
• Pengumpulan data yang dimaksudkan dalam pedoman ini
adalah Data Statis, meliputi data kejadian bencana, korban,
kerusakan dan taksiran kerugian.

sib/2017/fkmusu/drbhn 9
PENGELOLAAN DATA (2)

B. Pengolahan Data
• Data yang telah dikumpulkan kemudian disimpan dengan
format ‘worksheet’ atau menggunakan aplikasi.
• Proses selanjutnya adalah verifikasi data berkoordinasi
dengan OPD terkait.
• Proses verifikasi dapat dilakukan melalui pertemuan dalam
rangka pemutakhiran data.

sib/2017/fkmusu/drbhn 10
PENGELOLAAN DATA (3)
C. Analisis Data
1. Analisis komposisi : Membandingkan nilai kejadian atau
lokasi bencana dengan dampak yang dipilih.
Berguna untuk menunjukkan topologi bencana, dampak pada
manusia (strategi kesiapsiagaan), perumahan (strategi
pembangunan), perekonomian & infrastruktur.
1. Analisis temporal : Menunjukkan aktivitas variabel dampak yg
berbeda dari waktu ke waktu. Berguna pola dan korelasi.
2. Analisis statistik: Berguna untuk menunjukkan keterkaitan
antar variabel dampak bencana serta hubungan sebab-akibat.
3. Analisis spasial: Bentuk pemetaan. Berguna untuk
menunjukkan sebaran kejadian maupun dampak bencana.

sib/2017/fkmusu/drbhn 11
PENGELOLAAN DATA (4)

D. Penyajian dan Diseminasi Informasi


• Penyajian data bencana dapat berupa tabel, diagram dan
peta.
• Informasi yang disajikan antara lain pola sebaran kejadian
bencana, korban bencana dan kerusakan yang ditimbulkan
akibat bencana, serta data rinci tentang kejadian bencana di
suatu wilayah tertentu.
• Penyebaran informasi dapat dilakukan secara ‘online’ melalui
‘website’.

sib/2017/fkmusu/drbhn 12
EVALUASI DAN PELAPORAN
• PUSDATI & Humas BNPB, Sekretariat BPBD prov. dan
kab/kota melakukan evaluasi pengelolaan data bencana
melalui pemutakhiran dan verifikasi data dan berkoordinasi
dengan K/L atau OPD terkait secara berkala.
• PUSDATI & Humas BNPB, Sekretariat BPBD prov. dan
kab/kota menyusun laporan bulanan kejadian bencana.

sib/2017/fkmusu/drbhn 13
RINGKASAN
• Manajemen Informasi dan Data Bencana di Indonesia
merupakan elemen terbesar dalam Sistem PB
• SIB disusun sebagai panduan bagi penanggung jawab PB di
Indonesia dalam pengelolaan data bencana agar dapat
terintegrasi dengan baik di tingkat nasional dan dapat
dijadikan sumber data bagi berbagai pihak yang
berkepentingan.
• Dibutuhkan penyempurnaan yang terus menerus SIB di
Indonesia sehingga dapat diandalkan dan menjadi pelopor
Informasi Bencana yang berbasis tehnologi yang up to date.

sib/2017/fkmusu/drbhn 14
FORM 1 :FORMAT DATA

sib/2017/fkmusu/drbhn 15
APLIKASI DIBI
• BNPB telah membangun sebuah database untuk menyimpan
berbagai data bencana di Indonesia, yaitu aplikasi data dan
informasi bencana Indonesia (DIBI).
• Di-launching 29 July 2008 oleh Ka.BNPB, Syamsul Ma’arif.
• Aplikasi DIBI menggunakan metodologi desinventar dalam
pengumpulan, analisa data serta dampak bencana. Aplikasi ini
merupakan sistem yang bersifat open source untuk
menyimpan data kejadian, dampak dan penyebab bencana.
• DIBI Nasional : Aplikasi yang menyimpan data kejadian
bencana di seluruh Indonesia dikelola PUSDATI dan Humas
BNPB.

sib/2017/fkmusu/drbhn 16
DIBI PROVINSI, KABUPATEN/KOTA
• Penyesuaian aplikasi DIBI provinsi, kabupaten/kota meliputi:
• Tampilan, disesuaikan dengan karakteristik wilayah masing2.
• Data, dapat ditambahkan data lain yang dibutuhkan oleh
daerah masing-masing, misalnya penambahan klasifikasi jenis
bencana.
• Tingkat Wilayah Administratif, aplikasi DIBI :
– Nasional tingkat kedetilan data  level kab/kota
– Povinsi tingkat kedetilannya  level kecamatan
– Kab/kota tingkat kedetilannya  desa/kelurahan

sib/2017/fkmusu/drbhn 17
PERANGKAT PENDUKUNG
• Aplikasi DIBI merupakan aplikasi berbasis ‘web’, sehingga
membutuhkan perangkat pendukung mencakup :
• Perangkat keras
Server yang mempunyai kemampuan processor terkini,
kapasitas harddisk minimum 250GB, kapasitas memory RAM
minimum 1GB, serta dilengkapi dengan koneksi internet
dengan bandwith minimum sebesar 1 mbps.
• Perangkat lunak
Untuk menjalankan aplikasi DIBI dibutuhkan perangkat lunak
seperti apache, tomcat, database server (MySQL, Postgre,
Oracle, SQL Server, MS Access), serta sistem operasi (Windows,
Linux, Solaris, HP-UX).

sib/2017/fkmusu/drbhn 18
SERVER

• Server aplikasi DIBI ditempatkan di BPBD.


• BPBD yang belum mempunyai kemampuan
dalam penyediaan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, maka server ditempatkan di OPD
dan disetujui oleh BPBD sebagai penanggung
jawab aplikasi DIBI.

sib/2017/fkmusu/drbhn 19
OPERASIONALISASI
• Dalam proses operasionalaplikasi DIBI :
• Admin DIBI pengelola data di Sekretariat BPBD kab/kota mengumpulkan
& verifikasi datadengan OPD terkait serta menginputkan data tersebut.
• Admin DIBI pengelola data di Sekretariat BPBD Prov. melakukan
verifikasi & validasi data yang diberikan BPBD Kab/Kota. Data yang
sudah valid akan disetujui dan tampil di DIBI provinsi, data yang tidak
valid admin dapat menghapus atau mengubah data tsb. Salinan data
dilakukan persemester
• Admin DIBI pengelola data di Pusdati &Humas BNPB menyetujui apabila
data yang akan ditampilkan di DIBI nasional sudah valid, apabila data
yang dimasukan tidak valid, admin dapat menghapus atau mengubah
data tsb.
Salinan data dilakukan per semester.

sib/2017/fkmusu/drbhn 20
DIAGRAM
OPERASIONALISASI
PENGELOLAAN DIBI
Membuat Laporan Mungumpulkan Delete Data
Kejadian Bencana data bencana
yang terjadi di
kabupaten/kota
Tidak

Verikasi
Memverifikasi &
dengan OPD dan Validasi Delete Data
Menginput data
bencana ke
aplikasi DIBI Ya Tidak

Approve Data

Verika
Tampil di DIBI si
Provinsi Dan
Validas
i
Ya

Approve Data

Tampil di DIBI
Nasional

sib/2017/fkmusu/drbhn 21
H A B I S!
sib/2017/fkmusu/drbhn 22

Anda mungkin juga menyukai