Anda di halaman 1dari 9

Penurunan kesadaran & koma

Definisi
• Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur
yang dalam dimana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya
• Stupor  pasien dapat bangun hanya dengan rangsangan kuat, disertai dengan perilaku motorik yang
menghindarkan diri dari ketidaknyamanan atau rangsangan yang mengganggu
• Drowsiness  mudah dibangunkan dan persistensi kesadaran pada periode yang singkat
• Vegetative state  kondisi tubuh sadar tapi tidak responsif
Etiologi
• Penyakit yang melibatkan kedua hemisfer
• Lesi bilateral/difus (secara langsung melibatkan kedua hemisfer termasuk gangguan metabolik toksik)
• Lesi unilateral (secara langsung melibatkan diensefalon/tidak langsung mengakibatkan penekanan pada
diensefalon)
• Penyakit/kelainan di batang otak yang secara langsung melibatkan RAS
Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI
Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Berikut ini yang merupakan penurunan kesadaran • Intoksikasi dan keracunan obat-obatan
karena kelainan metabolik toksik: Berikut ini yang merupakan penurunan kesadaran
• Koma hiperglikemik karena kelainan struktur:
• Koma hipoglikemik • Stroke iskemik
• Koma uremikum • Stroke perdarahan, termasuk subaraknoid
walaupun kadang kadang memperlihatkan lesi difus
• Koma hepatikum
• Ensefalopati anoksik • Trauma kapitis dengan lesi fokal/difus
• Infeksi SSP dengan gejala fokal/difus
• Gangguan elektrolit (hipo/hipernatremia,
hipo/hiperkalsemi, hiperkapnia sekunder pada • Tumor otak dengan lesi fokal/difus tergantung letak
penyakit neuromuskular)
• Ensefalopati Wernicke pada defisiensi thiamin

Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI


Penyakit Sifat & ciri penyakit Penegakkan diagnosis
Stroke • Awitan cepat a. Diagnosis klinis koma & ditandai oleh kerusakan otak
• Defisit neurologis yang berat pada distribusi fokal
b. Radiologi: infark/perdarahan
Anoksia • Diikuti koma a. Riwayat henti jantung/sebab lain anoksia
• Episode anoksia b. Gejala klinis koma dengan atau tanpa mioklonus
• Mioklonus/kejang sering terlihat
• Tanda multifokal dengan
ketidaksesuaian topis untuk anoksia
Keracunan • Koma dengan hilangnya refleks a. Gambaran klinis tidak spesifik
batang otak tanpa tanda fokal b. Skrining obat
Trauma kepala • Koma setelah trauma kepala a. Tanda klinis
dengan/tanpa gejala fokal b. Riwayat trauma kepala
• Fluktuasi status mental c. Radiologi: normal, kontusio, edema, perdarahan
• Tanda trauma yang berlebihan
Gangguan metabolik • Gangguan metabolik jarang sebagai a. Hasil lab abnormal
penyebab koma, lebih sering b. Pencitraan menunjukkan penyebab lain
disebabkan ensefalopati
• Koma dengan batang otak baik
• Dapat terjadi kejang

Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI


Sindrom locked in • Pasien imobil dan penampakan seperti a. Dapat berkomunikasi dengan pergerakan mata
pada infark batang koma b. Infark batang otak dapat terlihat di CT
otak • Gerak mata vertikal masih ada & dapat Scan/MRI
dilakukan dengan kondisi ini
Pseudocoma • Tampilan klinis koma dengan fungsi otak a. Normal EEG
amsih ada
• Pasien dapat tidak mengetahui bahwa
dirinya dalam keadaan psudocoma
Kesadaran • Keadaan tidak sadar dengan respon refleks a. Pemeriksaan klinis
persistence masih ada b. Temuan respon batang otak terhadap
vegetative • Berbeda dengan koma oleh karena masih rangsangan masih ada
melihat tanpa mengenai lingkungan c. Pencitraan dan penyebab tidak responsif
• Tampilan pasien seperti sadar/tidur, tapi
pada pemeriksaan pasien tidak dapat
kontak denga lingkungan, perintah, dan
situasi

Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI


Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan sebelum terjadi gangguan kesadaran  mual muntah, pusing berputar, perlihatan ganda
• Seputar awitan  trauma, konsumsi obat, toksin
• Konsumsi rutin obat?  OAD, obat hipertensi, antikoagulan, obat epilepsi, adiksi obat
• Riwayat penyakit pasien  DM, hipertensi, penyakit ginjal, hati, epilepsi, adiksi obat
• Riwayat demam dan sakit kepala sebelum penurunan kesadaran  infeksi SSP
• Riwayat sakit kepala dengan defisit neurologis fokal seperti hemiparesis atau paresis N.kranialis 
stroke
• Riwayat trauma kepala
• Trauma kapitis berat  pikirkan trauma cervical yang memperburuk pola pernapasan penderita

Pemeriksaan fisik
• Status generalis  nadi, TD, suhu, pernafasan, kulit, deformitas kepala, konjungtiva, sekret hidung &
telinga, lidah tergigit/inkotinen (kemungkinan kejang), tanda fraktur di leher, thorax, paru, abdomen
• Jika TD terlalu tinggi, perlu dipikirkan hipertensi ensefalopati atau stroke hemorhagik & iskemik
• TD rendah menyebabkan terganggunya perfusi sistem saraf pusat karena proses sistemik
Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI
• Status neurologis
• GCS
• Pemeriksaan untuk menentukan letak proses patologik & lokasi kelainan di batang otak
• Observasi umum  gerak otomatik, kejang, postural
• Pola pernafasan:
• periodic apneu breathing (ensefalopati metabolik yang mengenai hemisfer/lesi batang otak
bagian atas/diensefalon)
• central neurogenic hyperventilation (proses patologis di tegmentum),
• apneustik (lesi pada pons bilateral bagian bawah),
• cluster breathing & ataksik (lesi di pontomedullary junction),
• apneu (lesi di medulla ventrolateral bilateral)
• Kelainan pupil  besar, lebar, perbandingan diameter, bentuk, refleks cahaya langsung & tidak
langsung
• Gerak dan/ kedudukan bola mata
• Deviasi konjugat (kedua bola mata melirik ke arah hemisfer yang terganggu, pupil normal,
reflaks cahaya positif, terjadi pada area 8 lobus frontalis)
• Proses di talamus (kedua mola mata melirik ke hidung, tidak bisa menggerakkan bola mata
keatas, pupil kecil, refleks cahaya negatif)

Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI


• Proses di pons (kedua bola mata ditengah, bila digerakkan kesamping tidak terlihat gerakan
bola mata kesamping, pupil sangat kecil, reaksi terhadap cahaya positif)
• Proses di serebelum (pasien tidak dapat melihat kesamping, pupil normal)
• Refleks batang otak
• Refleks pupil (mesensefalon)  refleks cahaya terganggu = gangguan di mesensefalon
• Doll’s eye manouver  negatif = gangguan di pons
• Refleks okulovertibular  negatif = gangguan di pons
• Refleks kornea  negatif = gangguan di pons
• Releks muntah  negatif = gangguan di medulla oblongata

PP
• Laboratorium
• Darah perifer lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi tiroid, GDS, elektrolit, hemostasis lengkap,
analisa gas darah, toksikologi (urin & darah)
• Imaging  CT Scan, MRI
• Pungsi lumbal
• EEG
Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI
Alogaritma Manajemen Pasien
dengan Gangguan Kesadaran

Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI


Manajemen
Manajemen awal
• Pernapasan  posisi yang baik adalah miring dengan kepala lebih rendah dari badan supaya darah/cairan
yang dimuntahkan dapat mengalir keluar
• Tekanan darah  harus diusahakan agar TD cukup tinggi untuk memompa darah ke otak
• Otak  periksa kemungkinan edema otak (TD naik, bradikardia), hentikan kejang jika ada
• VU  retensio/inkontinensia uri, dilakukan pemasangan kateter
• Gastro-intestinal  kecukupan kalori, vitamin, dan elektrolit, pemasangan NGT
Manajemen khusus
• Dilakukan sesuai dengan etiologi

Prognosis
• Ad vitam : dubia ad malam
• Ad sanationam : dubia ad malam
• Ad fungsionam : dubia ad malam
Panduan Praktik Klinis Neurologi. PERDOSSI 2016
Advanced Neurology Life Support. Indonesia Neurological Association, PERDOSSI

Anda mungkin juga menyukai