Dian Hartiningrum (2019031031) Siti Ida Rohaida (2019031111) Definisi Program Promosi Kesehatan Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan ilmu dan seni untuk menolong pekerja mengubah gaya hidup mereka agar bergerak menuju status kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal, sehingga berkontribusi bagi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, dan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan (Modjo, 2007). Program-program dalam promosi kesehatan
• Pengendalian (control) tekanan darah
• Pengendalian asap rokok di tempat kerja • Pengendalian (control) penggunaan obat-obatan dan alkohol • Pengendalian (control) berat badan/olah raga/fitness • Detaksi awal kanker • Pencegahan dan investigasi kecelakaan • Managemen stres Langkah- langkah Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja • A. Rekognisi Langkah awal dalam melaksanakan program PKDTK yaitu, melakukan Health Risk Assesment, untuk mengenal total risiko kesehatan dan kapasitas kerja seluruh pekerja, serta sebagai data awal dalam membantu pekerja mengenali status kesehatannya (Kurniawidjaja, 2012). Penilaian risiko kesehatan yang harus dilaksanakan, yaitu:
• 1. Penilaian risiko minimum, yaitu penilaian
umum yang mencakup penilaian kebugaran, stres/ emosi dan status gizi • 2. Penilaian risiko komprehensif, meliputi pemeriksaan fisik (tinggi badan, berat badan, tekanan darah, dll), kimia darah, tes reaksi, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Masukan informasi yang terekam dalam HRA, dapat menunjukkan telah terjadi pemajanan oleh satu faktor risiko atau banyak faktor risiko. Dengan adanya Health Risk Assesment,maka di dapatkan hasil :
• 1. Status kesehatan pekerja termasuk
kesehatan mental • 2. Kapasitas Pekerja, misalnya di kategorikan prima, optimal, atau kurang. • 3. Profil dari faktor risiko kesehatan tertentu, misalnya risiko serangan jantung. • 4. Identifikasi gangguan kesehatan yang memerlukan penanggulangan segera • 5. Identifikasi kondisi kesehatan yang merupakan kontra indikasi dari pemeriksaan selanjutnya • 6. Identifikasi kondisi kesehatan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut • 7. Perilaku hidup yang berpengaruh terhadap status kesehatan pekerja saat ini dan juga cara peserta bereaksi terhadap program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja • 8. Aktifitas fisik di tempat kerja, maupun di rumah . • 9. Status Gizi informasi pendukung yang dapat di peroleh melalui rekam medis, catatan personalia, atau observasi dan wawancara. • 1. Aktifitas PKDTK yang sudah ada • 2. Persepsi pekerja tentang PKDTK • 3. Karakterisitik Sosio-demografi pekerja • 4. Perilaku kesehatan yang ada • 5. Prevalensi Risiko • 6. Biaya medis total atau persektor • 7. Premi asuransi • B. Analisis Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan atau keyakinan pekerja dengan tindakan yang dilakukan dalam menghadapi faktor risiko kesehatan, sehingga dapat disusun kebutuhan intervensi untuk perbaikan. • Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain: • a. Besarnya kontribusi masalah kesehatan terhadap biaya kesehatan. • b. Produktivitas pekerja. • c. Cacat yang mungkin ditimbulkan. • d. Pertimbangan dana yang tersedia untuk progra DKTK • e. Kemampuan dan akses terhadap fasilitas pendukung prograng • f. Persepsi pekerja terhadap program yang akan dilaksanakan. • C. Perencanaan Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan pada masa kini untuk mencapai suatu hasil di masa depan. Holt (1987) menyatakan bahwa perencanaan adalah apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melakukan, kapan harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan PKDTK dikembangkan berdasarkan: • 1. Target perubahan yang ingin dicapai baik bagi perorangan maupun kelompok, terdiri dari peningkatan pengetahuan atau kesedaran terkait risiko, perubahan perilaku dalam menghadapi risiko atau menurunkan risko bahkan menurunkan morbiditas dan mortalitas. • 2. Proses menuju target perubahan dikembangkan melalui berbagai cara, antara lain kebijakan organisasi (visi, misi, dan komitmen), kegiatan lingkungan, adanya keteladanan, kontak psikologis, pelatihan dan pendekatan partisipatif, sarana dan prasarana publikasi dan sistem insentif. • 3. Cara penilaian keberhasilan pencapaian target dapat diterapkan dalam desain evaluasi suatu program.4. Tipe desain evaluasi harus sesuai dengan tujian program, dasar perbandingan yang digunakan sebagai acuan dan sumber daya serta fasilitas pendukung yang tersedia. (Kurniawidjaja, 2012) • D. Komunikasi Proposal rencana program yang berisi beberapa alternatif selanjutnya perlu dikomunikasikan. Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan dalam menentukan prioritas program dan mendapat dukungan dari manajemen puncak, serta melibatkan seluruh lapisan pekerja. • E. Persiapan Tahap selanjutnya setelah mencapai kesepakatan antara manajemen dan wakil pekerja terkait PKDTK adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum program berjalan, antara lain: • 1. Pernyataan tertulis tentang tujuan dan taget PKDTK yang disetuji oleh manajemen dan pekerja. • 2. Dukungan tertulis dari manajemen puncak dan wakil pekerja bawah akan selalu tersedia sumber daya, kesediaan pekerja untuk terlibat dalam pelaksanaan program agar mencapai target PKTDK. • 3. Menyusun tim pelaksana, dapat struktural maupun fungsional. • 4. Melakukan koordinasi dengan aktivitas kesehatan lainnya dengan memilih media komunikasi yang efektifdengan pihak manajerial hingga pekerja. • 5. Menyiapkan mekanisme umpan balik dari peserta program untuk evaluasi dan perbaikan berkesinambungan. • 6. Menyiapkan berbagai saran dan prasarana promosi. • 7. Menyiapkan prosedur baku untuk menjaga kerahasiaan informasi individu. • 8. Menyiapkan sistem dokumentasi, untuk mengukur tingkat keikutsertaan pekerja dan outcomes sebagai parameter keberhasilan program yang digunakan untuk evaluasi • 9. Menyiapkan format dan analisis data yang relevan, agar dapat disajikan dalam bentuk laporan berkala kepada manajemen sebagai dasar pertimbangan penyediaan anggaran yang berkelanjutan dan untuk dasar perbaikan program. • 10. Menyiapkan fasilitas pendidikan dan pelatihan terdiri dari: materi bahan ajar, brosur, film, video, ruang belajar beserta medianya dan fasilitator. (Kurniawidjaja, 2012). • F. Implementasi Menurut Kurniawidjaja (2012), Implementasi program PTDTK seharusnya dilaksanakan dalam bentuk: 1. Sesi kelompokMetode belajar mengajar yang dapat digunakan adalah penyuluhan, pemutaran video, diskusi kelompok, berbagi pengalaman, demo, role playing, problem solving dan simulasi. • 2. Konsultasi personal atau pendampingan Tujuan utama dari konsultasi personal adalah untuk memberikan kesempatan pengembangan keterampilan individu dalam berperilaku hidup sehat atau bekerja sehat, serta pelaksanaan terapi perilaku. • 3. Praktik perilaku sehat Praktik perilaku sehat dilakukan dengan melibatkan atau mengikutsertakan peserta program dalam kegiatan PKDTK, misalnya mengikuti senam jantung sehat 3 kali seminggu, makan makanan rendah kalori tinggi serat yang disajikan kantin perusahaan atau keluarganya yang telah dilatih, berjalan kaki dan tidak menggunakan kendaraan pada jarak tempuh yang memungkinkan terutama di tempat kerja. • Metode implementasi yang sering digunakan adalah: 1. metode proyek percontohan (pilot project) 2. metode bertahap, dan 3. metode sekaligus total program, masing- masing dengan kelebihan dan kekurangannya.