Anda di halaman 1dari 12

MIKOSIS DALAM

MIKOSIS DALAM = MIKOSIS PROFUNDA =


MIKOSIS SISTEMIS  penyakit jamur yang
mengenai alat dalam
Jamur langsung masuk ke alat dalam atau menyebar
dari permukaan kulit atau alat dalam lain
PENYEBAB :
Jamur patogen atau jamur saprofit yang menjadi
patogen dgn adanya faktor predisposisi atau
gangguan sist.imun ( pend. Immuno-compromised )
MISETOMA
Sinonim : Madura foot, maduromikosis
 Kumpulan gejala ( sindrom ) yang disebabkan
oleh infeksi jamur pada jaringan di bawah
kulit, berupa pembengkakan, kelainan bentuk
( deformitas ) dan kantong abses dengan
lubang² fistel yang mengeluarkan nanah
berisi butir / granula jamur
SEJARAH :
 John Gill (1842) di Madras, India
 Van Dyke Carter ( 1860 ) , menyebut misetoma,
karena penyebab tumor ini jamur,
Buku (1847) “Mycetoma, the fungus disease of
India “
PENYEBAB :
 Misetoma aktinomikotik : jamur gol.
SCHIZOMYCOPHYTA : Actinomyces, Nocardia dan
Streptomyces
 Misetoma maduromikotik : jamur gol.
EUMYCOPHYTA : Madurella mycetomi dan Allescheria
boydii ( Monosporium apiospermum )

DISTRIBUSI GEOGRAFIK :
 Kosmopolit, terutama daerah tropis, Indonesia +
 Asia Selatan dan Amerika (tropis & sub tropis)
 Sudan dan Mexico  sangat endemis
Sudan  300 – 400 kasus / tahun
MORFOLOGI :
 Hifa membentuk gumpalan yang disebut butir² jamur
atau granula  koloni jamur dalam jaringan atau abses
 Warna : putih, ke-kuning²an, tengguli hitam atau lain
tergantung jamur penyebab
 Bila butir jamur terdiri atas hifa² yang halus ( < 1µ ) 
penyakitnya  misetoma aktinomikotik
 Bila terdiri atas hifa yang kasar ( > 1µ )  misetoma
maduromikotik
 Biakan agar Sabouraud koloni filamen (suhu kamar)
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS :
 Infeksi melalui trauma spt tusukan duri
 Terjadi kelainan tumor kecil  makin besar  merusak
jaringan dan tulang dan membentuk abses dan fistel 
nanah
 Dlm nanah dan jaringan bawah kulit yang bengkak
ditemukan butiran jamur / granula
 Bengkak  tidak menimbulkan rasa sakit  proses
menahun
 Misetoma banyak terdapat pada kaki ( misetoma
pedis), tungkai, tangan, bahu atau bag lainnya
DIAGNOSIS :
 Bahan klinis : nanah dan biopsi jaringan
 Nanah dari aspirasi fistel atau langsung
 Butir² jamur pada sediaan + KOH 10 %  gumpalan
hifa warna putih, kekuningan tgt jamur penyebab
 Granula ± 1- 2 mm
 Sediaan histopatologi : jaringan granulasi dgn sarang
peradangan dan abses  ditemukan berbagai
ukuran granula
 Sediaan HE : dapat dilihat hifa halus atau lebar, bila
tidak terlihat struktur jamur, pulasan GMS (-)
granula tsb dibentuk oleh kuman  kelainan
disebut botriomikosis ( bothriomycosis )
 Pembiakan bahan klinis secara aerob pada agar
Sabouraud dgn suhu kamar, secara unaerob bila
diduga penyebabnya Actinomyces israelii
PENGOBATAN :
 Actinomyces israelii  Penisilin dosis tinggi
 Nocardia dan Streptomyces  Sulfa dan Streptomisin
 Misetoma maduromikotik  bedah , mengekstipasi
jaringan yang ada kelainan atau amputasi
 Ketokonazol dan itrakonazol dapat menyembuhkan
misetoma maduromikotik ( Monospermum
apiospermum )
PROGNOSIS :
 Misetoma aktinomikotik prognosis nya lebih baik dari
Misetoma maduromikotik

EPIDEMIOLOGI :
 Misetoma tidak menular
 Infeksi terjadi melalui tusukan duri yang ada
jamur penyebabnya  penyakit ini banyak
ditemukan pada petani dan pekerja
perkebunan
KROMOMIKOSIS
Terra ( 1922)  Chromoblastomycosis
Kromomikosis : jamur tidak berkembangbiak dengan
blastospora
PENYEBAB :
Jamur dari golongan Dematiaceae :
Phialophora verrucosa, P. perdosoi, P. compactum, P.
dermatitidis dan Cladiosporium carionii
DISTRIBUSI GEOGRAFIK :
Kosmopolit, terutama di daerah tropis dan sub tropis
Banyak di negara belum berkembang, Indonesia jarang
MORFOLOGI :
 Jamur terdapat di tanah dan kayu tumbuhan yang
busuk
 Jamur gol. Dematiaceae, warna gelap ( hijau keabu-
abuan, hijau kehitaman atau coklat kehitaman )
 Membentuk koloni filamen
 Masing² spesies memp. jenis sporulasi yang berbeda
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS :
 Infeksi masuk melalui luka pada kulit oleh trauma atau
tusukan, lesi tidak perlu besar atau lebar
 Lesi kecil yang tidak diketahui dapat terinfeksi jamur
 Lesi sering terjadi pada kaki atau tungkai bawah
 Lesi kmd menjadi hiperemik,  papula kecil
 Papula meluas menyerupai dermatofitosis
 Tepi lesi memp gambaran yang tegas, merah / hitam
 Setelah bbrp waktu ( ber-tahun²), papula membesar
dan bersatu, menonjol, makin lama makin tinggi,
keras, merah atau ke-abu²an sehingga berbentuk
kembang kol
 Keluhan utama adalah gatal ( bila ada ), digaruk 
infeksi sekunder
 Penyebaran melalui pembuluh getah bening ,
penyebaran secara hematogen ke alat lain  otak
 Penyumbatan saluran getah bening  edema tungkai
bawah
 Proses kelainan dari luka  terbentuk kembang kol,
bertahun-tahun
DIAGNOSIS :
 Memeriksa kerokan kulit atau biopsi jaringan dan
bahan autopsi
 Sediaan langsung dgn KOH 10 – 20 %
 Dalam kulit dan jaringan subkutis  jamur sbg spora,
 Spora ini ada yang membelah jadi 2 atau lebih
 Histopatologik :
 Hiperkeratosis dan sarang² radang serta abses pada
kulit dan subkutis.
 Jamur di sarang radang, dalam sel datia
 Btk jamur sama dgn bentuk pada pemeriksaan
langsung
 Di otak dan alat lain, jamur di sarang radang / abses
 hifa tengguli yang bercabang
 Media agar Sabouraud  koloni filamen warna tengguli
tua / hijau kehitaman ( suhu kamar )
 Determinasi koloni didasarkan macam sporulasi :
Tipe hormodendrum, Tipe akroteka, Tipe fialofora
PENGOBATAN :
 Dengan radiasi dan larutan Podofilin, ,< memuaskan bila
lesi luas. Lesi kecil  ekstipasi
 Amfoterisin-B, secara intradermal pada lesi
 Ketokonazol  obat sistemik secara oral
PROGNOSIS :
Biasanya tidak fatal, bila sudah meluas  sulit dan sukar
disembuhkan
EPIDEMIOLOGI :
 Kosmopolit di daerah tropis dan subtropis
 Pemakaian sepatu / sandal  mencegah luka tusuk &
infeksi

Anda mungkin juga menyukai