Anda di halaman 1dari 25

PENGERTIAN

MANAJEMEN
PAJAK
Kwee, Alice Joseph 12030121210037
Layla Datu A 12030121210022
Cindy Gabriella 12030121210043
Angela Ria Karunia P 12030121210030
Jeremy Ivan 12030121210009
PENGERTIAN
MANAJEMEN PAJAK

Usaha menyeluruh yang dilakukan manajemen/manajer


agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan
dapat dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis,
sehingga memberikan kontribusi maksimum bagi
perusahaan.
TUJUAN MANAJEMEN PAJAK

01. Untuk Mengurangi Beban Pajak sehingga


memaksimalkan Laba Setelah Pajak

02. Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan dengan Benar


MANAJEMEN PAJAK

Perencanaan Pajak (Tax


1. Planning) 3. Pengendalian
(Tax Control)
Pajak

2.Pelaksanaan
Perpajakan
Kewajiban
4. Penyeludupan Pajak
(Tax Evasion)
(Tax Implementation)

Penghindaraan Pajak
5. (Tax Avoidance)
Fungsi Manajemen Pajak

01. Perencanaan Pajak 03. Pelaksanaan


Pajak

02. Pengorganisasian 04. Pengawasan


Perpajakan Perpajakan
ASPEK LEGALITAS MANEJEMEN PAJAK

1. Aspek Formal dan Administratif


Perencanaan Pajak

2. Aspek Material dalam Perencanaan Pajak


MOTIVASI MANAJAMEN PAJAK

1. Tingginya Tarif Pajak

2. Terlalu Kecilnya Sanksi


3. Kekurangwajaran atau
Kekurangmerataan
SYARAT MANAJEMEN PAJAK YANG
BAIK

1. Tidak Melanggar Peraturan


Perpajakan

2. Secara Bisnis Masuk Akal

3. Didukung oleh Bukti-Bukti yang


Memadai
PERENCANAAN PAJAK

Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen Pajak.


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan
agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
Pada umumnya penekanan perencanaan pajak adalah untuk meminimumkan
kewajiban pajak.
Dictionary of tax terms, Barron’s Bussines Guides
Perencanaan pajak adalah suatu analisis sistematik atas pilihan pilihan pajak yang
berbeda yang bertujuan untuk meminimalkan kewajiban/utang pajak baik saat ini maupun
mendatang

Susan M Lyons
Perencanaan pajak adalah persiapan yang dilakukan oleh Wajib Pajak baik perorangan maupun
badan yang bertujuan meminimalkan utang pajak.

Muhammad Zain
Perencanaan pajak adalah perbuatan yang sifatnya mengurangi beban pajak secara legal dan
bukan mengurangi kesanggupan memenuhi kewajiban perpajakan melunasi utang – utang
pajaknya.
TUJUAN PERENCANAAN PAJAK
Memperkecil pengeluaran perusahaan untuk membayar pajak sehingga biaya yang dikeluarkan lebih
1. efisien.

Memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai peraturan yang berlaku agar tidak
2. timbul sanksi atau denda yang justru memperbesar pengeluaran pajak..

3. Mengatur agar pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang seharusnya
TAHAPAN PERENCANAAN PAJAK

1. Menganalisis informasi yang ada.

2. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.

3. Evaluasi atas perencanaan yang telah dilakukan


4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak
5. Memutakhirkan Rencana Pajak
ASPEK PERENCANAAN PAJAK

Aspek formal dan administratif perencanaan pajak. Meliputi kewajiban mendaftarkan diri untuk

1. memperoleh NPWP dan pengukuhan PKP, menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan,


membayar pajak

Aspek material dalam perencanaan pajak. Basis perhitungan pajak adalah objek pajak, oleh sebab
2. itu untuk mengoptimalkan alokasi sumber dana maka manajemen akan merencanakan pembayaran
pajak.
Pengertian Tax Avoidance & Tax Evasion
Fuad Bawazier

Meminimalisir beban pajak dengan cara :


● Penghindaraan pajak (Tax Avoidance)
● Penyelundupan pajak (Tax Evasion)
Tax Avoidance

● Upaya tax management yang legal dengan cara


memanfaatkan kelemahan dalam aturan yang
berlaku.
● Contohnya  split omset, memanfaatkan
penyusutan / nilai asset, transaksi fiktif, tax heaven
(negara memberi keringanan berbagai jenis pajak)
Karakteristik Tax Avoidance

Menurut Prasetyo mengutip pendapat Prebble:


● Transaksi semu
● Transaski tidak mempunyai makna ekonomis yang
berarti
● Tidak terdapat unsur risiko dan adanya usaha
ekploitasi celah dalam aturan pajak
Upaya Tax Avoidance
● Menahan diri (WP tidak bertindak secara illegal)
Contohnya : tidak menggunakan sabuk kulit ular agar terhindar dari pajak

● Pindah lokasi usaha / domisili dengan tarrif pajak yang lebih rendah
Contohnya : membuka usaha / cabang baru dengan tarif pajak rendah

● Penghindaran secara yuridis (Tindakan sedemikian rupa dengan berbagai cara


tanpa melanggar aturan pajak)
Contohnya : perusahaan wajib memberi beras kepada pegawai, maka
perusahaan bekerja- sama dengan Yayasan dalam menyalurkan
beras ke pegawai sehingga beras tersebut bisa dibebankan sebagai biaya
sehingga pajak berkurang.
Tax Evasion

● Upaya tax management yang melanggar aturan


berlaku, berstfai illegal.

● Contohnya  memanipulasi pembukuan


(menghilangkan / melebihkan / mengurangi objek
maupun pendapatan dengan rekayasa legal,
akuntansi dan administrative lainnya), melaporkan
kerugian
Pasal yang menentukan legalitas Tax
Management

Mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)


● Pasal 38
● Pasal 39
● Pasal 41
● Pasal 41 A
● Pasal 41 B
● Pasal 43
● UU No 6 tahun 1983 > UU No 28 tahun 2007
Acceptable Tax Avoidance & Unacceptable
Tax Avoidance
● Unacceptable tax avoidance / aggressive tax avoidance, jika:
> Semata-mata untuk menghindari pajak
> Tidak memiliki tujuan usaha yang baik
> Tidak sesuai dengan maksud pembuat UU
> Ada transaksi di rekayasa agar menimbulkan beban / kerugian.

● Acceptable tax avoidance, jika memiliki karakteristik sebaliknya dari unacceptable tax.

● Kessler menyatakan unacceptable tax avoidance dilarang jika Tindakan WP benar menurut “Letter of the law” tapi tidak
benar sesuai aturan UU

Contoh, seorang kakek memberikan harta hibahan berupa tanah dan bangunan kepada cucunya. Menurut hukum yang
berlaku, hibahan ini tentu saja dianggap sebagai objek pajak karena penerima hibah bukan merupakan garis keturunan lurus
satu derajat.
Guna menghindari pembebanan pajak, Kakek memanfaatkan celah dari ketentuan pajak yang ada. Caranya adalah Kakek
menghibahkan tanah dan bangunan ke anak kandung guna mematuhi bagian “garis keturunan lurus satu derajat”. Setelah itu,
tanah dan bangunan dihibahkan sekali lagi dari anak ke cucu kakek yang merupakan penerima hibah yang sebenarnya.
Kebijakan Anti Tax Avoidance
● Dalam Upaya menghadapi praktik-pratik penghindaran pajak khususnya oleh perusahaan
multinasional, pada umumnya sebuah negara mnerbitan aturan khusus yang diatur dalam
undang-undang domestiknya.
● Contoh: controlled foreign company, arm’s length rule, advance pricing agreement, dan Debt to
equity ratio.
● Dalam praktik di beberapa negara, specific anti avoidance rule efektif dalam upaya menangkal
praktik-praktik penghindaran.
Aturan di Indonesia untuk Anti Tax
Avoidance
● 1. Anti Thin Capitalization

○ Ketentuan anti thin capitalization merupakan upaya wajib pajak mengurangi beban pajak dengan
cara memperbesar pinjaman, agar dapat membebankan biaya bunga dan mengecilkan laba.
Ketentuan ini diatur dalam Pasal 18 ayat 1 UU PPh dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
169/PMK.03/2015 yang mengatur Penentuan Besarnya Perbandingan antara Utang dan Modal
Perusahaan untuk Keperluan Penghitungan Pajak penghasilan (Debt to Equity Ratio).
● 2. Controlled Foreign Corporation (CFC) Rules

○ Ketentuan ini tertuang dalam PasaL 18 Ayat 2 UU PPh yang memuat aturan mengenai kewenangan
Menteri Keuangan menetapkan saat diperolehnya dividen oleh wajib pajak dalam negeri atas
penyertaan modal pada Badan Usaha di luar negeri  yang tidak menjual saham di bursa efek paling
rendah 50%.
Aturan di Indonesia untuk Anti Tax
Avoidance
● 3.  Transfer Pricing

○ Ketentuan mengenai Transfer Pricing diatur dalam Pasal 18 Ayat 3 UU PPh. Dalam pasal ini
mengatur kewenangan Direktur Jenderal Pajak untuk menentukan kembali besaran penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besar Penghasilan Kena
Pajak bagi wajib pajak yang memiliki hubungan istimewa.

● 4.  Anti-treaty Shopping

○ Ketentuan mengenai anti treaty shopping diatur dalam PER-25/PJ/2010 tentang Pencegahan


Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
Aturan di Indonesia untuk Anti Tax
Avoidance
● 5. Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

○ PER-32/PJ/2011 mengatur tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam
Transaksi antara Wajib Pajak dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

● Ketentuan pertama hingga keempat merupakan Specific Anti Avoidance Rule (SAAR), yaitu ketentuan anti
penghindaran pajak atas transaksi. Sedangkan ketentuan kelima merupakan General Anti Avoidance Rule
(GAAR), yaitu ketentuan pajak yang semata-mata dilakukan wajib pajak untuk tujuan penghindaran pajak
atau transaksi yang tidak memiliki substansi bisnis.
● Ketentuan anti tax avoidance di atas diatur secara jelas dan rinci dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, baik ketentuan formal terkait dengan sanksi, dan ketentuan materialnya. Tujuan
diberlakukannya ketentuan di atas untuk memberikan kepastian hukum bagi wajib pajak maupun
Pemerintah agar tidak semakin merugikan penerimaan negara.
● Gunakan aplikasi pajak resmi Klikpajak untuk menyelesaikan segala kewajiban perpajakan perusahaan
sehingga Anda dapat menjadi Wajib Pajak yang cerdas dan patuh bayar pajak.

Anda mungkin juga menyukai