Anda di halaman 1dari 16

Anggota :

1. Ratna Ikasari ( 1801041 )


2. Ria May Syaroh ( 1801042 )
3. Rina Febrianti ( 1801043 )
4. Riska Sari Saraswati D. ( 1801044 )
5. Roni Nurhidayat ( 1801045 )
6. Sarah Febri K. ( 1801046 )
7. Sarida ( 1801047 )
8. Sarra Widya Krisnanta ( 1801048 )
9. Siti Aisah ( 1801049 )
Definisi
Menurut Mangkunegara (dalam sayuti, 2013) Kesehatan
Kerja adalah kondisi yang bebas dari gangguan fisik,
mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Sedangkan Keselamatan Kerja adalah
pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode
yang mencakup lingkungan kerja supaya pekerja tidak
mengalami cedera.
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Sebagai mencapai 3. Memberi perlindungan
derajat Kesehatan bagi masyarakat sekitar
tenaga kerja yang perusahaan agar
setinggi-tingginya terhindar dari bahaya
baik buruh, petani, pengotoran bahan
nelayan, pegawai proses insutrialisasi
negeri atau pekerja yang bersangkutan, dan
bebas perlindungan
masyarakat luas dari
2. Sebagai upaya bahaya yang mungkin
mencegah dan ditimbulkan oleh
memberantas produk industry.
.
penyakit dan
kecelaksaan akibat
kerja
Menurut Gayatri (2014) Tujuan K3 pada
intinya adalah untuk melindungi pekerja
dari kecelakaan akibat kerja, untuk
tercapainya Kesehatan dan keselamatan
seseorang saat bekerja dan setelah
bekerja. Budaya K3 yang baik akan
terbentuk setelah usaha-usaha penerapan
program K3 dan pencegahan kecelakaan
secara konsisten dan bersifat jangka
Panjang
Fungsi kesehatan kerja

a. Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko


dari bahaya kesehatan di tempat kerja.
b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan
pengorganisasian dan praktikkerja termasuk desain
tempat kerja.
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan, dan edukasi
tentang kesehatan kerjadan APD.
d. Melaksanakan survei terhadap kesehatan kerja.
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi.
f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.
FUNGSI KESELAMATAN KERJA
a. Antisipasi, identifikasi, dan evaluasi kondisi serta
praktik berbahaya.
b. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur,
dan program.
c. Terapkan, dokumentasikan, dan informasikan rekan
lainnya dalam halpengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya.
d. Ukur, periksa kembali keefektifan pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya.
Peran kesehatan dan keselamatan kerja
Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam
ilmu kesehatan kerja berkontribusi dalam upaya
perlindungan kesehatan para pekerja dengan
upaya promosi kesehatan, pemantauan, dan
survailan kesehatan serta upaya peningkatan daya
tahan tubuh dan kebugaran pekerja
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
angat luas, didalamnya termasuk perlindungan teknis yaitu
perlindungan terhadap tenaga kerja atau pekerja agar
selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja
atau bahan yang dikerjakan, dan sebagai usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelaksaan dan penyakit akibat
kerja. K3 harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap
tempat kerja.
Hazard
Hazard adalah elemen-elemen lingkungan fisik, berbahaya
bagi manusia dan disebabkan oleh kekuatan luar baginya.
jenis potensi bahaya hazard adalah :
1. Bahaya Fisik
2. Bahaya Bahan
3. Bahaya Biologis
4. Bahaya Ergonomi
5. Bahaya Psikologis
Kompetensi Perawat Kesehatan Kerja
Kesehatan preventif, pemulihan Kesehatan dalam konteks
lingkungan yang aman dan sehat. AAOHN (Hal ini mencakup
pencegahan dampak Kesehatan yang merugikan diri bahaya
pekerjaan dan lingkungan serta promosi Kesehatan secara
umum. Perawat Menurut 2015) Keperawatan Kesehatan kerja
adalah praktik khusus yang berfokus pada perawatan
memberikan layanan Kesehatan dan membuat keputusan
keperawatan dalam lingkup praktik yang ditentukan oleh
hukum negara
Kategori kompetensi dalam keperawatan Kesehatan
kerja dan lingkungan

1. Mengelola total Kesehatan pekerja secara mandiri dan


Bersama anggota tim lainnya.
2. Mematuhi prinsip-prinsip praktik professional.
3. Mendemonstrasikan pemahaman tentang iklim bisnis
dan dampaknya terhadap Kesehatan masyarakat.
4. Praktik asuhan keperawatan berbasis bukti yang sesuai
dengan budaya dalam lingkup praktik berlisensi.
Prosedur pertolongan pertama secara darurat

Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (P3K)


merupakan pertolongan pertama yang harus segera
diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan
atau penyakit mendadal dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat rujukan atau rumah sakit, P3K
yang dimaksud yaitu memberiikan perawatan darurat pada
korban ,sebelum pertologan pertama yang lengkap berikan
oleh dokter atau petugas kesehatan lainya
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban
kecelakaan

1. Jangan Panik
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya
3. Perhatikan pernafasan dan detak jantung korban
4. Pendarahan
5. Perhatikan tanda-tanda syok
6. Jangan ambil korban secara terburu-buru.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan
langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban
dewasa
• Berlutut samping korban.
• Menentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah
pertemuan tulang iga dada korban.
• Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan Anda
pada titik tersebut, dengan satu tangan lagi diatasnya.
• Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus
pada saat melakukan kompresi, dan lalu tekan dada korban.
• Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan
pertahankan kecepatannya.
• Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inci (5 cm)
Keterampilan yang diperlukan dalam penerapan Praktik-Praktik
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Menerapkan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja setiap hari
dalam pekerjaan
2. Observasi mengenai peringatan bahaya dan tanda-tanda
keselamatan
3. Mengenali peringatan bahaya dan tanda-tanda keselamatan
4. Penerapan teknik-teknik penanganan keselamatan secara manual
dan teknik keselamatan operasi peralatan setiap waktu
5. Mengikuti prosedur pertolongan pertama darurat
6. situasi yang berpotensi berbahaya, termasuk peralatan dan
penyakit
7. Melaporkan secara langsung situasi yang berpotensi berbahaya,
termasuk kegagalan dan peralatan berbahaya
Sikap kerja yang diperlukan dalam penerapan Praktik-Praktik
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Tanggung jawab, cermat dan teliti dalam menerapkan prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja setiap hari dalam pekerjaan sehari-hari
2. Cermat dan teliti dalam mengobservasi mengenai peringatan bahaya dan
tanda-tanda keselamatan
3. Tanggung jawab atas tanggung jawab dalam menerapkan teknik-teknik
penanganan keselamatan secara manual dan penerapan teknik operasi setiap
waktu
4. Taat asas dan tanggung jawab dalam mengikuti prosedur pertolongan pertama
darurat
5. Cermat, teliti, berpikir analitis dan evaluatif dalam mengidentifikasi situasi
yang berpotensi berbahaya, termasuk kegagalan dan peralatan berbahaya
6. Taat asas dan tanggung jawab dalam melaporkan secara langsung situasi yang
berpotensi berbahaya, termasuk kegagalan dan peralatan berbahaya

Anda mungkin juga menyukai