Anda di halaman 1dari 10

Pandangan Hukum

Internasional terhadap
Universalitas Hukuman Mati
:
Latar Belakang
Hukuman mati merupakan hukuman yang
sejak dahulu sudah diterapkan di berbagai
negara, terutama negara timur
Dahulu pertimbangan hanya pada efek
jera pelaku hingga implikasi preventif
pada masyarakat, dalam era modern HAM
lebih dipertimbangkan
Penerapan Hukuman Mati di Berbagai
Negara
Amerika Serikat
Arab Saudi
Korea Utara
Tiongkok
Pakistan
Jepang
Iran
Sejarah Penerapan Hukuman Mati

Dimulai sejak Abad ke-18 SM pada peradaban


bangsa Babilonia
Pada zaman Mesir Kuno, pidana mati
diperuntukkan kepada orang-orang yang
menggunakan sihir, berbuat kejahatan terhadap
bangsawan dan membunuh orang lain.
Abad ke-5 SM di Romawi Kuno terdapat aturan
tentang pelaksanaan hukuman mati yang
terdapat pada hukum dua belas.
Penerapan dan Pelaksanaan Hukuman Mati

 Di Indonesia, salah satu jenis pidana pokok yang tercantum


dalam pasal 10 KUHP
 Di negara lain seperti Amerika Serikat memberlakukan
pidana mati salah satunya dengan cara suntik mati untuk
pelaku tindak pidana tersebut, yang tercantum dalam
Botched Execution Result in Outcry and Delay. The Death
Penalty in 2014: Year End Report, DPIC. page 4-5
◦ “America continued its experiment with lethal injection drugs in
2014. The first four executions were carried out using four different
drug combinations. At least three of the executions in 2014 were
badly mishandled, with prisoners gasping for air or struggling over
prolonged time periods. In almost all of the executions in 2014, states
withheld critical information about the process from both the inmates
and the public.”
Lanjutan

 Pelaksanaan hukuman mati di beberapa negara tentu


mengacu pada perbuatan the most serious crime,
 Seiring dengan perkembangan zaman, penerapan
hukuman mati pun berkembang di berbagai negara. Jika
dahulu penerapan hukuman mati seperti zaman Romawi
Kuno yang dilaksanakan dengan cara seperti
ditenggelamkan di laut ataupun dibakar hidup-hidup,
maka sekarang ini pelaksanaan hukuman mati dibuat
semakin humanis dan memperhatikan berbagai aspek
sosial, budaya dan teknologi dalam masyarakat.
 Indonesia hanya memberlakukan satu cara
pengeksekusian hukuman mati
Sudut Pandang Hukum Internasional

 Salah satu sudut pandangnya adalah Instrumen Hukum


Internasional melalui Deklarasi HAM 1948
 Salah satu sudut pandangnya yang lain adalah
International Convenant and Political Rights (ICCPR)
 Dalam hal kontradiksi penggunaan hukuman mati
muncul International Criminal Tribunal for the Former
Yugoslavia (ICTY), Statuta Roma 1998, International
Criminal Tribunal for Rwanda).
Gagasan
Mencari cara eksekusi yang paling efektif
dan “manusiawi”
Membandingkan cara yang efektif dengan
cara yang lainnya
Menyarankan (dalam hal ini setiap negara
yang menerapkan hukuman mati) untuk
memakai cara yang paling efektif
tersebut.
Kesimpulan
Untuk negara yang ingin menerapkan
suntik mati bisa belajar ke negara tertentu
Bagi negara yang dinilai masih jauh
teknologinya di dunia medis bisa
menerapkan tembak mati yang
pelaksanaannya tertutup untuk umum
Sumber referensi
 ArieSiswanto, “PidanaMatiDalamPerspektifHukumInternasional”,
RefleksiHukum, April 2009, hal. 13
 http://listverse.com/2014/02/03/10-ancient-punishments-that-didnt-fit-
the-crime/
 http://www.kompasiana.com/oun.samlanh/horor-di-ruang-eksekusi-mati-
di-amerika-serikat_54f36b27745513a22b6c744e
 http://news.liputan6.com/read/2213593/arab-saudi-eksekusi-mati-tki-siti-
zaenab
 http://international.sindonews.com/read/1073952/43/saudi-eksekusi-
ulama-syiah-ulama-iran-sebut-dunia-islam-menangis-1451727229

Anda mungkin juga menyukai