Anda di halaman 1dari 26

HUKUM

HUKUM ADAT BADAN PRIBADI


HUKUM KEORANGAN /
BADAN PRIBADI
(PERSONEN RECHT)
I. Orang, badan pribadi (natuurlijk
/ mens persoon)
II. Badan hukum, pribadi hukum
(rechtspersoon)
 Manusia : gejala biologis
 Orang : gejala hukum

Orang & badan hukum: subyek hukum


pendukung hak dan kewajiban
UUDS Ps 10 menentukan a.l:
“Tiada seorang boleh diperbudak,
diperulur dan diperhamba.”

Wirjono Prodjodikoro:
 Budak : manusia yg tidak mempunyai
hak (seperti barang, dapat dijual,
disewakan seperti sapi, kerbau dsb).
 Ulur: seorang manusia yg ikut raja /
pembesar, tdk mempunyai hak dan
dpt diperlakukan sebagai barang.
 Hamba:
orang yang punya pinjaman
uang berjanji, bahwa kreditur
dpt berbuat sekehendaknya
atas dirinya sampai hutangnya
dibayar lunas.

<> Jadi t i d a k semua manusia


adalah: o r a n g (dlm hukum)
 Marry Rabinson, Komisaris Tinggi
PBB urusan hak asasi menyatakan:

Tiap tahun _+ 200.000 perempuan &


anak2 di Asia Tenggara dijual-belikan,
diangkut tanpa kemauan mereka,
dipaksa jadi pelacur, dipakai obyek
pornografi, kerja paksa (h u m a n
t r a f f i c k i n g).
[Tabloid Republika, 13-5-2005]
Hukum Adat
I. Anak kecil: belum cakap bertindak
II. Belum mandiri (onvolwassenen):
cakap bertindak sesuai dg perkem-
bangan jiwa raganya
II. Mandiri (volwassenen): cakap penuh
(Prof. M.M.Djojodigoeno)
M.M. Djojodigoeno dan ter Haar:
Saat seorang manusia menjadi volwassen
(mandiri) setelah kawin, hidup sendiri
dalam rumah tangga sendiri:
(1)menempati bilik sendiri di rumah orang
tuanya;
(2)menempati rumah sendiri di atas peka-
rangan orang tua;
(3)menempati rumah sendiri di atas peka-
rangan sendiri.
purna jeneng: cakap penuh
# Dalam keadaan khusus orang yang belum
tidak kawin dianggap telah purna jeneng
Yurisprudensi:
Raad van Justitie Jakarta tgl 15-10-1908
memutuskan: khusus bagi kaum wanita untuk
dapat dianggap cakap menyatakan
kehendaknya sendiri (mondigheid), sbb:
(1)umur 15 tahun;
(2)masak untuk hidup sebagai isteri (geslachts
rijp-heid);
(3)cakap untuk melakukan perbuatan2 sendiri.
dua criteria dipadukan: BW dan HA
Ptsn PT Medan, 21-8-1975 No. 67/1957:
Tentang hutang piutang yng dibuat dg
surat perjanjian antara seorang wanita
(gadis), di mana si ibu bertanda tangan
sebagai saksi, dengan seorang wanita
lain. Faktor2 penting dari peristiwa tsb,
sbb:
1. Anak (gadis) masih tinggal serumah
dengan ibunya.
2. Si anak mempunyai mata pencaharian
sendiri (berjualan di pasar Pematang
Siantar)
3. Segala penghasilan untuk dia sendiri.
4. Di samping itu dia berjualan barang2
perhiasan.
5. Di Pematang Siantar banyak para wa-
nita memperdagangkan perhiasan2, di
antara mereka banyak anak gadis.
6. Si ibu bertandatangan di dalam surat
hutang hanya sebagai saksi.
Dengan bersendikan fakta di atas, mes-
kipun tidak diketahui berapa umur
gadis itu, ia sudah bertanggung jawab
atas hutang tsb. Menurut hemat, impli-
cite, Pengadilan Tinggi memutuskan,
bahwa si anak, ybs adalah sudah dewa-
sa dan mempunyai wenang tindak, se-
hingga dia harus menanggung resiko
dari segala perbuatannya dalam
hukum.
Ptsn MA, tgl 2–11-1976l:
seorang anak menuntut biaya hidup
dan pendidikan kepada ayahnya yg
bercerai dari ibunya, karena anak tsb
telah berumur 20 th, ia dipandang
sudah dewasa, maka tuntutannya
tidak dikabulkan.
BADAN HUKUM

# Badan hukum (“rechtspersoon”) merupakan


“orang” (“persoon”) ciptaan hukum. Sebab2
terjadinya:
1. Adanya suatu kebutuhan untuk memenuhi
kepentingan2 tertentu atas dasar kgiatan2 yg
dilakukan bersama (oleh pribadi2 kodrati).
2. Adanya tujuan idiil yg perlu dicapai tanpa
senantiasa tergantung pada pribadi kodrati
secara perorangan.
(Purnadi Purbacaraka &
Soerjono Soekanto)
Badan hukum harus mempunyai tu-
juan, harta kekayaan (terpisah dari
harta kekayaan anggota), dan pengurus
sendiri.
Contoh:
# Masyarakat / persekutuan hukum:
desa, marga, huta, nagari, negeri,
kaum, dati.
# Perkumpulan2: subak (Bali), mapalus
(Minahasa), mohakka (Salayar).
Beberapa keputusan MA mengenai
masyarakat hukum

1.Tgl 19-9-1956 No.39 K/Sip/1956:


orang yg mendapat tanah dari desa atas
dasar pinjamam, dpt mengalihkannya kpd
pihak lain jika ada izin dari desa
(daerah Lamongan).

2. Tgl 9-3-1960 No. 65K/Sip/ 1960:


untuk sahnya hak atas tanah diperlukan
keputusan desa (Klaten)
3.Tg.24-8-1960 No.239K/Sip/1960:
menyangkut hak masyarakat hukum adat
atas tanah di Tapanuli, bahwa di dalam
hal terjadinya perampasan tanah, maka
huta yg harus menuntut.

4. Tgl 30-12-1975 No.361K/Sip/


1975: seorang bukan anak dati tidak
berhak makan dati, kecuali ada persetu-
juan dari kepala dati dan anak2 dati.
Tanaman yg disebut pusaka dati,
diwariskan kpd anak dan cucu dari anak
dati.
Hukum Islam

 Tamyis: cakap melakukan perbu-


atan hukum yang me-
nguntungkan
 Baligh / rasyid : cakap sempurna
KOMPILASI HUKUM ISLAM
(INPRES NO.1 / 1991)
Ps. 98:
(1)Batas anak yg mampu berdiri sendiri atau
dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak
tersbut tidak bercacad fisik maupun mental atau
belum pernah melangsungkan perkawinan
(2)Orang tuanya mewakili anak tsb mengenai
segala berbuatan hukum di dalam dan di luar
Pengadilan
(3)Pengadilan Agama dapat menunjuk kerabat
terdekat yg mampu menunaikan kewajiban tsb
apabila kedua orang tuanya tidak mampu
UU No. 1 / 1974 (UUP)
Ps 47:
(1)Anak yg belum mencapai umur 18 tahun atau
belum pernah melangsungkan perkawinan ada
di bawah kekuasaan orang tuanya selama
mereka tidak dicabut kekuasaannya.
(2)orang tua mewakili anak tersebut mengenai
segala perbu-atan hukum di dalam dan di luar
Pengadilan
Ps 6:
(2)Untuk melangsungkan perka-winan seorang
yang belum mencapai umur 21 tahun harus
medapat ijin orang tuanya
Burgerlijk Wetboek
Minderjarig >< meerderjarig.
Minderjarig:
Pengertian (concept, Begriff): Belum 21 th dan
belum kawin [BW.Ps.330(1)(2)].
Makna dan Konsekuensi (sense, Sin):
Tdk cakap melakukan semua perb. hk.
*Ps.330(3) : dibawah pengawasan orang
lain (orang tua/wali).
*Ps.383(1) : Wali mewkili dlm semua perb. nk.
*Ps.1330 sub 1 : seorang minderjarig tidak
cakap membuat perjanjian.
Kelengkapan status bagi golongan Eropa
(meerderjarig):
Dicapai saat peralihan dari minderjarig menjadi
meerderjarig (dicapai dengan tiba-tiba).
*Salinan miderjarig : belum dewasa / cukup
umur, kurang umur, dibawah umur
*Terjemahan meerderjarig : dewasa, cukup
umur
*Sebaiknya tidak disalin/diterjemahkan
<>Introduksi pengertian minderjarig ke dalam
hukum golongan Bumiputra & Timur Asing :
Ord.S.1917 : 738 WvS akan diperlakukan tgl.
1-1-1918 untuk semua golongan rakyat
(banyak menggunakan kata minderjarig dan
meerderjarig).
Ordonansi tersebut telah diganti dgn:
Ord.S.1917 : 129 =>golongan Cina.
Ord.S.1924 : 556 =>golongan T.A. bukan Cina.
Ord.S.1931 : 54 =>golongan Bumuputra (hanya
memberi interprestasi resmi istilah
minderjarig, seperti untuk golongan lain)
<>Menurut I.S. Ps.131(6) jo Ps.75(3)
R.R. redaksi lama : golongan Bumi
Putra berlaku Hukum Adat

<>Makna & Konsekuensi minderjarig


tidak di atur dalam Ord.S.1917 : 733,
tetapi dalam BW [Ps.330(3), 383(1),
1330 sub I dll]
Hukum Romawi
Orang: impuberes >< puberes
<>Impuberes :
1. Infanti : tidak cakap bertindak.
2. Infanti proximi : cakap bertindak,
yang menguntungkan, bukan terhadap
harta pusakanya.
3. Pubertati proximi : seperti
infantiproximi, berakhir menurut
keadaan.
<>Puberes: cakap penuh
Hukum Inggris
 Minor : An infant or person who is under the
age of legal competence.
<> Transaksi keperluan anak (necessaries to
the minor : barang / jasa).
[ Peters vs Fleming, 1840 ]
<>Transaksi kerja:
Perjanjian kerja antara pengacara dan anak
[Hamilton vs Lethbridge, 1912]

 Major : A person of full age. One who has


attained the legal age majority, generally 18
years.[ aduld ]
Subyek Hukum : pendukung hak
dan kewajiban

<>Kecakapan hukum (rechtsbekwaamheid) &


kewenangan hukum (rechtsbevoegdheid):
untk mendukung  melakukan perb. hk

<>Pembatasan untuk mlkukan perb. hk:


1.Tdk cakap (niet rechtsbekwaam) : blm dwasa,
dibwh perwalian/ pngampuan, pailit
2.Tidak berwenang (niet rechtsbevoegd):
kwrganegaraan / warga persektuan hk /desa
tempat tinggal, kedudukan / jabatan,
tingkah laku / perbuatan

Anda mungkin juga menyukai