Anda di halaman 1dari 12

PATHOLOGY OF DEATH

Qari Ramadhan Amin


Pembimbing: dr. Grace Sianturi, Sp.BS
• Kematian adalah berhentinya fungsi biologis yang mempertahankan kehidupan seseorang. Pada
dasarnya kematian disebabkan oleh gagalnya fungsi salah satu dari tiga pilar kehidupan manusia
yaitu gagalnya fungsi otak (central nervous system) yang ditandai dengan keadaan koma,
gagalnya fungsi jantung (circulatory system) dengan gejala sinkop, dan gagalnya fungsi paru-
paru (respiratory system) yang menyebabkan asfiksia

Amir A. Rangkaian Ilmu kedokteran Forensik. 2009


• Dari sudut pandang patologi forensik sangat penting ditentukan cara kematian yaitu wajar
(natural) atau tidak wajar (unnatural). Kematian wajar diartikan sebagai kematian akibat penyakit
ataupun proses penuaan. Sementara kematian tidak wajar maksudnya kematian akibat
pembunuhan (kriminal), bunuh diri atau kecelakaan

Yang KM, Lee S., Kim YS, Seo JS, Lee YS, Seo JW. Guideline for forensic assesment of natural
unexpected cardiovascular death. Basic and applied Pathology 2008; 1: 155-63
• 5 Tahap pada kematian
• Denial
• Anger
• Bargaining, tawar menawar
• Depression
• Acceptance

Kubler & Ross. 1969


• Jadi, tanda-tanda kematian yang sangat penting adalah:
• 1) Terhentinya denyut jantung.
• 2) Terhentinya pergerakan pernapasan.
• 3) Kulit terlihat pucat.
• 4) Melemahnya otot-otot tubuh.
• 5) Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks.
• 6) EEG mendatar.
• 7) Nadi tidak teraba dan
• 8) Suara pernapasan tidak terdengar pada auskultasi

Dahlan, Ilmu Kedokteran Forensik


• Secara umum, ada 3 jenis penyebab kematian

1. kematian karena proses menua secara alamiah


2. orang-orang yang meninggal karena penyakit parah
3. kematian akibat kecelakaan atau pembunuhan

Idris, Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik


• Pada trauma kematian disebabkan oleh pengeluaran darah yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat. Proses tersebut dinamakan sebagai perdarahan masif yang kemudian dapat
menyebabkan gangguan perkusi dan oksigenasi pada tubuh termasuk perkusi dan oksigenasi ke
otak. Hal tersebut memicu terjadinya kegagalan sistem respirasi dan kardiovaskular sebagai pilar
kehidupan.1 walaupun pada dasarnya, sebab-sebab kematian pada trauma tajam umumnya
terbagi menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung dapat
berupa perdarahan, kerusakan alat tubuh yang penting, atau emboli udara yang memicu
gangguan sistem yang lebih besar lagi. Penyebab yang tidak langsung biasanya karena
sepsis/infeksi

Ivani Ridwan & Jims Ferdinan Tambunan. Perdarahan Masif sebagai Sebab Kematian pada Autopsi
Kasus Perlukaan. 2017
• “brain death is death” yakni, mati otak
• Hal ini dikarenakan
• kemajuan dalam teknologi medis yang telah memperumit definisi kematian
• Misalnya, dengan ditemukannya respirator (alat napas buatan) yang dapat mempertahankan fungsi paru-
paru dan jantung, maka kriteria tradisional tidak dapat dilakukan terhadap pasien-pasien yang menggunakan
alat tersebut

Dahlan, Ilmu Kedokteran Forensik


Santrock, Life-Span Development, 263
TANDA-TANDA KEMATIAN DALAM ILMU KEDOKTERAN

1. Death Rattle

Death rattle adalah istilah umum rumah sakit saat pasien yang hendak meninggal mengeluarkan suara yang mengerikan

2. Cheynes-Stokes Respiration

Cheynes-stokes respiration adalah pola pernapasan yang sangat abnormal ditandai dengan napas yang cepat
dan kemudian periode tidak bernapas (apnea)
3. Perubahan Kulit Muka
Akibat terhentinya sirkulasi darah, maka darah yang berada pada kapiler dan venula di bawah kulit muka akan
mengalir ke bagian yang lebih rendah, sehingga warna raut muka akan menjadi lebih pucat.

Dahlan, Ilmu Kedokteran Forensik


4. Relaksasi Otot

Pada saat mati sampai beberapa saat sesudahnya, otot-otot polos akan mengalami relaksasi sebagai akibat dari
hilangnya tonus
5. Penurunan Suhu Tubuh
Sesudah mati, metabolisme yang menghasilkan panas akan terhenti sehingga suhu tubuh akan tuun menuju
suhu udara atau medium di sekitarnya
6. Livor Mortis
Livor mortis adalah nama lain dari lebam mayat, hal ini terjadi karena adanya gaya gravitasi yang
menyebabkan darah mengumpul pada bagian-bagian tubuh terendah
7. Defecation

Setelah kematian biologis, setiap otot dalam tubuh manusia akan berhenti untuk menerima energi dalam
bentuk ATP. Akibatnya perut akan relaks dan buang air besar dapat terjadi
8. Rigor Mortis
Rigor mortis adalah kekakuan setelah kematian, yakni tubuh tidak mampu untuk memecahkan ikatan yang
menyebabkan kontraksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai