Anda di halaman 1dari 38

SIRKULASI 1

(cairan tubuh, darah, sirkulasi darah, sistem


pertahanan tubuh, dan parameter hematologi)
Irissayu Deta Denasti / 205080107111018
Zahra Fathi Rahimah / 205080107111019
Dea Andini Riskianti / 205080107111020
Putri Meilinda Sinambela / 205080107111021
Afif Maraya / 205080107111022
Denise Andini Puspitasari / 205080107111023
CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh
• Bagian terbesar dari massa tubuh.
• Jumlah air kurang dari 2/3 dari bobot tubuh.
• Tersusun dari air dan zat-zat lain yang larut didalamnya.
• Cairan tubuh ikan terdiri dari 2 macam, yaitu cairan intraseluler dan
ekstraseluler.
Cairan tubuh
1. Cairan intraseluler 2. Cairan ekstraseluler
● Jumlah Cairan intraseluler di ● Merupakan cairan yang
dalam tubuh kurang lebih 2/3 terdapat di luar sel. Jumlah
cairan tubuh. cairan ekstraseluler 1/3 dari
seluruh cairan tubuh.

• Perbedaaannya yaitu terletak pada konsentrasi beberapa zat. Seperti NH+


dan CL- zat ini lebih banyak ditemukan pada cairan ekstraseluler.
Cairan tubuh
Cairan ekstraseluler berdasarkan tempatnya dapat dibagi menjadi :
a. Cairan intertial merupakan cairan yang terdapat diantara sel-
sel.
• Sebagian cairan dalam keadaan bebas namun umumnya
terikat oleh zat-zat yang memerlukan air seperti serat-serat
kolagen dan polimer asam hyaluronika.
• Cairan plasma merupakan cairan yang selalu berhubungan
dengan cairan intertial yaitu melalui pori-pori kapiler darah,
dan cairan ini merupakan komponen darah yang non seluler.
• 60% dari darah merupakan plasma dan sisanya 40% adalah
benda-benda darah.
b. Cairan intravasculer merupakan cairan yang terdapat pada
pembuluh-pembuluh di dalam tubuh
Cairan tubuh
c. Cairan urebro spinal
merupakan cairan yang terdapat pada otak ikan dan sumsum tulang
punggung ikan

d. Cairan gastrointestinal
merupakan cairan ekstraseluler yang terdapat dalam saluran

e. Cairan dalam ruangan-ruangan yang berpotensi


seperti cairan yang terdapat pada persendian-persendian.
DARAH
Darah
 Definisi Darah  Saluran Darah
• Cairan yang tersusun dari
• Arteri
plasma darah, sel darah,
• Vena
dan substansi lain yang
• Kapiler
terlarut di dalamnya.

 Komposisi Darah
• Ion
• Molekul anorganik dan organik
• Protein darah
• Sel-sel darah
• Gas
Karakteristik Sel Darah

1 2 3
Berbentuk oval dengan inti di volume oksigen lebih besar dibandingkan Adaptasi terhadap oksigen
tengah sel darah dengan bentuk bikonkaf yang rendah tidak hanya
merubah perilaku tetapi
juga merubah fisiologis dan
anatomi tubuh.

4 5 6
Ikan yang hidup di habitat Volume darah teleosts 2-4
hipoksia memiliki lebih ml/kg Dapat mengikat asam
banyak hemoglobin dalam 15-25 x dibanding air
darah sel merah
Darah
 Komponen Darah Ikan

 Sel darah (45%)


a. Eritrosit
b. Leukosit : Polimorfonuklear (Neutrofil, Basofil, Eosinofil) dan
Mononuklear (Monosit, Limfosit)
c. Trombosit
 Cairan darah/plasma darah (55%) : serum, enzim, komplemen,
dll.
Darah
 Organ Pembentuk Darah

• Pembuluh darah
• Limpa
• Mesonephros
• Submucosa
• Usus Spiral
• Jaringan di luar jantung
• Tulang rawan cranial
Darah
 Fungsi Darah
• Mengangkut sari sari makanan, oksigen, dan karbon
dioksida.
• Meregulasi kandungan air jaringan, suhu tubuh, dan
pH.
Darah
 Bentuk Sel Darah
SIRKULASI
DARAH
Sirkulasi Darah
• Sistem peredaran darah ikan merupakan sistem peredaran darah
tunggal tertutup.
• Alat peredaran darah ikan terdiri dari jantung, pembuluh nadi ventral,
pembuluh nadi dorsal, dan kapiler.
• Fungsi peredaran darah: menyuplai nutrisi dan oksigen agar aktivitas
sel, jaringan, maupun organ tubuh ikan dapat berjalan.
Sirkulasi Darah
 Jantung

Bagian-bagian jantung ikan :


• sinus venous,
• atrium,
• ventrikel,
• conous arteriosus (elasmobranchia)
dan bulbus arteriousus (teleostei)
Sirkulasi Darah
 Jantung

Jantung Teleostei Jantung Elasmobranchii


Sirkulasi Darah
• Agar jantung dapat memompa darah dan mengisinya kembali,
diperlukan kontrol terhadap jantung melalui dua proses yang saling
bertentangan, yaitu adrenergik dan cholinergik.
• Selain itu, untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, darah
dipompa dengan perbedaan tekanan.
• Aliran darah juga dipengaruhi oleh viskositas darah.
Sirkulasi Darah
 Sistem Sirkulasi Darah Ikan
Sirkulasi Darah
 Sistem Sirkulasi Darah Ikan

SIRKULASI DARAH PRIMER SIRKULASI DARAH SEKUNDER

• Setelah menerima darah dari sirkulasi primer melalui arterioles


kecil yang koneksinya dijaga, pembuluh sirkulasi sekunder akan
• Pada ikan yang menggunakan insang membentuk kapiler mereka sendiri di sirip, insang, mulut, kulit,
sebagai penukar gas, sirkulasi utama dan peritoneum kemudian membentuk pembuluh sekunder yang
tunggal, darah meninggalkan jantung bergabung dengan sirkulasi primer di caudal dan cutaneous
untuk melewati kapiler insang terlebih veins.
• Sirkulasi sekunder mirip dengan sirkulasi primer, meskipun
dahulu, kemudian ke kapiler sistemik, kadar hematokrit jauh lebih rendah, dan volume jauh lebih besar
dan kembali ke jantung (mungkin 1,5 kali lipat dari sirkulasi primer) dan tingkat
• Biasanya insang menyumbang sekitar 30% alirannya jauh lebih rendah.
dari total ketahanan terhadap aliran • kapiler sirkulasi sekunder diarahkan untuk mengekspos epitel di
darah, sisanya berada di vaskulatur dekat air sekitar
• mereka dapat berfungsi mengendalikan volume, tingkat ion, atau
visceral dan somatik meregulasi.
• Sirkulasi primer terjadi di banyak jenis • Hanya di lungfish ada sistem limfatik dan sirkulasi sekunder
ikan, seperti lampreys, elasmobranchs, tidak ada.
dan euteleosts
SISTEM
PERTAHANAN
TUBUH
Sistem Pertahanan Tubuh
1. Sistem pertahanan non-spesifik (Innate immunity) atau sistem
pertahanan bawaan/alami.
 bereaksi pada semua bahan asing yang menyerang tubuh.

a. Pertahanan seluler non- b. Pertahanan humoral non-


spesifik diperankan oleh spesifik melibatkan
monosit/makrofag, lectins, enzim lytic
neutrophil/granulosit (lisozyme, complement),
dan sel cytotoxic non transferrin,ceruloplasmin
spesifik atau sel NK ,c-reactive protein dan
(natural killer). interferon.
Sistem Pertahanan Tubuh
2. Pada sistem pertahanan adaptif juga terdapat dua mekanisme yaitu

a. Respon imun humoral b. Imunitas adaptif seluler


 diperantarai oleh antibodi yang  diperantarai oleh limfosit T
diproduksi oleh sel-sel limfosit B  Cara kerja:
 Cara kerja: • antibodi akan melakukan
• antibodi akan mengenali antigen- destruksi sel-sel yang
antigen mikrobia, menetralisirnya, terinfeksi mikroba secara
dan mengeliminasi mikroba intraseluler (Shoemaker et
tersebut dengan berbagai al, 2001).
mekanisme efektor.
• Antibodi bersifat khusus.
• Tipe antibodi yang berbeda dapat
mengaktifkan mekanisme efektor
yang berbeda pula.
Sistem Pertahanan Tubuh
 Reseptor dalam sistem pertahanan Adaptive

a. Major histocompatibility Complex (MHC)


Suatu kelompok atau kompleks gen yang berperan dalam pengenalan dan pemberian
sinyal di antara sel-sel imun.
• Molekul MHC kelas I
• Molekul MHC kelas II
• Molekul MHC kelas III
b. Reseptor sel T (T-cell receptor, (TCR)
Antigen-antigen yang dipresentasikan oleh molekul MHC, baik MHC kelas I maupun MHC
kelas II, kepada sel T kemudian diikat oleh sebuah reseptor yang terletak pada permukaan
sel T.
c. Sitokin (Cytokine)
Protein mediator terlarut (kadang terikat dalam membrane sel) yang mengikat reseptor
pada sel target dan memicu, mengatur, atau menghambat fungsi-fungsi seluler.
Sistem Pertahanan Tubuh
 Major histocompatibility Complex (MHC)
Sistem Pertahanan Tubuh
 Reseptor sel T (T-cell receptor, TCR)
PARAMETER
HEMATOLOGI
Parameter Hematologi
 Definisi

• Hematologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari


tentang darah.
• Parameter hematologi adalah total sel darah merah, sel darah putih,
hemoglobin, dan hematokrit.
Parameter Hematologi
 Kegunaan

• untuk mendeteksi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh stres


lingkungan dan juga berhubungan dengan status kesehatan ikan.
• untuk melihat kelainan yang terjadi pada ikan, baik yang terjadi
karena penyakit ataupun karena keadaan lingkungan.
• Kajian tentang profil hematologi pada beberapa spesies ikan telah banyak
dilakukan, contohnya hematologi pada ikan lele dumbo (Andayani et al.,
2014), hematologi ikan kerapu tikus (Samsisko, 2014), dan hematologi ikan
nila (Hartika et al., 2014). Kajian tersebut dapat digunakan untuk
membandingkan status kesehatan ikan yang sehat dan sakit.

Parameter Hematologi
 Hematokrit
• Nilai hematokrit adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan
persentase (berdasarkan volume) dari darah yang terdiri atas sel-sel darah
merah.
• Nilai hematokrit akan meningkat jika jumlah eritrosit mengalami
peningkatan.
• Pada keadaan hipoksia akan menyebabkan sel membengkak sehingga
meningkatkan nilai hematokrit.
• Kadar hematokrit bervariasi juga tergantung pada faktor nutrisi, umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan.
Parameter Hematologi
• Menurut Onyia et al., (2013), Perubahan lingkungan secara fisik atau kimia
akan mempengaruhi komponen darah ikan.
• Anemia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada jaringan darah ikan.
Gangguan ini terjadi akibat ikan terpapar oleh polutan kimia atau logam-
logam berat sehingga terjadi disfungsi pada organ osmoregulator (Heath,
1995).
• Menurut Maciak et al., (2011), perbedaan ukuran sel pada ikan dapat
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu umur, laju pertumbuhan individu,
ketahanan dalam kecepatan berenang dan laju metabolisme.
Parameter Hematologi
• Tingginya jumlah leukosit disebabkan oleh tingkat stres pada ikan
akibat memburuknya kualitas air, spesies ikan, umur dan nutrisi
(Paulo et al., 2009).
• Menurut Affandi dan Tang (2002) Tingginya jumlah eritrosit dalam
darah ikan diduga karena ikan dalam keadaan stress.
Parameter Hematologi
 Contoh
Profil hematologi pada ikan gabus yaitu dengan hasil kajian profil hematologi yang di
dapat adalah (Lestari et al., 2019)
1. Rata-rata panjang dan berat tubuh ikan gabus jantan lebih besar
dibandingkan ikan gabus betina.
2. Ikan gabus memiliki nilai hematokrit rata-rata 24,40% pada ikan jantan dan
23,25% pada ikan betina.
3. Rata-rata jumlah eritrosit pada ikan gabus (242,1x104 sel/mm3 ) masih dalam
kisaran normal baik pada jantan maupun betina. Rata-rata diameter eritrosit
pada ikan gabus jantan (8,16 µm) lebih besar dibandingkan ikan betina (7,69
µm), berbentuk oval dengan inti di tengah.
Parameter Hematologi
4. Jumlah leukosit berkisar antara 20.000- 150.000 sel per mm3 darah dan ikan gabus
memiliki rata-rata jumlah leukosit di atas kisaran normal
5. Persentase monosit pada ikan gabus betina (6,53%) lebih besar dibandingkan pada
ikan jantan (5,73%).
6. Persentase limfosit pada ikan gabus jantan (76,13%) dan betina (78,20) masih berada
dalam kisaran normal, sedangkan persentase neutrofil cukup tinggi yaitu pada ikan
jantan sekitar 17,40% dan betina 16,07%.
REFERENSI

Affandi, R. dan U.M. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. Riau: Uni press.

Andayani, S., Marsoedi, Sanoesi, E. Wilujeng, A. E. dan H. Suprastiani. 2014. Profil Hematologis Beberapa
Spesies Ikan Air Tawar Budidaya. Green Technology. 3: 363-365.

Aziz. 2019. Marka Molekules dalam Seleksi Ikan Lele Tahan Infeksi Aeromona Hydrophila. Surabaya:CV
Jakad.

Hartika, R., Mustahal dan A.N. Putra. 2014. Gambaran Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan
Penambahan Dosis Prebiotik yang Berbeda dalam Pakan. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 4(4): 259-267

Heath, A.G., 1995, Water Pollution and Fish Physiology, CRC Press, Florida

Hidayat, R., E. Harpeni dan Wardiyanto. 2014. Profil Hematologi Kakap Putih (Lates calcallifter) yang
Distimulasi dengan Jintan Hitam (Nigela sativa) dan Efektivitasnya terhadap Infeksi Vibrio Alginolyticus.
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 3(1): 327-334

Hidayaturrahmah.2015. Karakteristik Bentuk dan Ukuran Sel Darah Ikan Betok (anabas Testudineus) dan
Ikan Gabus (Chana sriata). EnviroScienteae 11 (2015) 88-93 ISSN 1978-8096.
REFERENSI
Insivitawati. E, Mahasari . G, dan Kusnoto. 2015. Gambaran Darah dan Histopatologi Insang, Usus dan
Otak Ikan Koi (Cyprinus carpio koi) yang Diinfeksi Spora Myxobolus koi Secara Oral. Jurnal Ilmiah
Periakanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2, November 2015.

Kholish M. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Swadaya

Lestari, E, Setyawati, T.R dan Yanti, A.H. 2019. Profil Hematologi Ikan Gabus (Channa striata Bloch, 1793).
Jurnal Protoboint. 8(2):1-7

Lusiastuti. A. M dan Hardi. E. H. 2010. Gambaran Darah Sebagai Indikator Kesehatan Pada Ikan Air
Tawar. Prosiding Seminar Nasional Ikan VI: 65-69.

Maciak, S., K. Janko, J. Kotusz, L. Choleva, A. Boron, D. Juchno, R. Kujawa, J. Kozlowski and M.
Konarzewski. 2011. Standard Metabolic Rate (SMR) is Inversely Related to Erythrocyte and Genome size in
Allopolyploid Fish of the Cobitis taenia Hybrid Complex. Functional Ecology. 25: 1072-1078

Mikrajuddin dkk. 2007. IPA Terpadu Smp dan Mts. Erlangga


REFERENSI
Onyia, L.U., Michael K.G. dan Ekoto B. 2013. Haematological Profile, Blood Group and Genotype of
Heterobranchus bidorsalis. Net Journal of Agricultural Science, 1(2): 69-72

Paulo, C. F. C., Pedro H. S. K., Elaine A., Correia S., and Bernardo B. 2009. Transport of Jundia Rhamdia
quelen Juveniles at Different Loading Densities: Water Quality and Blood Parameters. Journal. Neotropical
Ichthyology, 7(2) : 283-288.

Ruliyandi. 2017. https://www.hobiikanmania.com/2017/07/cairan-tubuh-pada-ikan.html?m=1. Diakses


pada tanggal 8 Maret 2021

Salasia, S.I.O., D. Sulanjari dan A. Ratnawati. 2001. Studi Hematologi Ikan Air Tawar. Biologi 2(12): 710-
723

Samsisko, R.L.W., H. Suprapto dan S. Sigit. 2014. Respon Hematologis Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes
altivelis) pada Suhu Media Pemeliharaan yang Berbeda. Journal of Aquaculture and Fish Health. 3(1): 36-
43.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai