Anda di halaman 1dari 70

PERAN PESANTREN DALAM

PENANGGULANGAN TBC
Sekilas Tentang Tuberkulosis
Merupakan penyakit menular langsung manusia ke manusia
yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis udara bebas

Bukan disebabkan oleh guna-guna atau


kutukan. Bukan penyakit keturunan.
Dapat disembuhkan dengan berobat Mycobacterium
terhirup
tuberculosis
teratur sampai selesai, selama 6 bulan.
Sebagian besar kuman TBC menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
atau bagian tubuh lainnya
(misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).
TBC dapat menyerang siapa saja, terutama usia
produktif dan bisa menyebabkan kematian bila tidak diobati
BAGAIMANA CARA PENULARAN TBC?
ORANG YANG BERISIKO
TINGGI TERKENA TBC
Orang-orang yang
kontak erat
dengan pasien
TBC yang belum
diobati

Orang-orang yang
Orang dengan
status gizinya
HIV/AIDS rendah

Bayi dsn anak-


anak yang kontak Orang dengan
erat dengan daya tahan
pasien TB BTA tubuh rendah
positif
Gejala Utama Gejala Tambahan

zzzz
Demam meriang Sesak nafas dan
nyeri dada Berat badan menurun
berkepanjangan

Batuk Terus Kadang dahak Nafsu makan


Berkeringat di malam
hari meski tanpa
Menerus bercampur darah menurun melakukan kegiatan
BATUK
SELAMA 2
MINGGU
ATAU LEBIH
DIAGNOSIS TBC

TB Paru
 Diagnosis TB ditegakkan dgn pemeriksaan bakteriologis, yaitu
pemeriksaan dahak dengan:
• Tes Cepat Molekuler (TCM) TB, Paling UTAMA
• Mikroskopis (untuk yang tidak akses TCM)
Pemeriksaan dahak 2 kali, yaitu: SP
atau SS (kondisi khusus) atau PP (bila mungkin)
S (Sewaktu): dahak ditampung di fasyankes.
P (Pagi) : dahak ditampung pagi setelah
bangun tidur.
• Biakan/Kultur
PENGUMPULAN DAHAK TERDUGA TBC
(DAHAK: PAGI & SEWAKTU (PS/SP))
BERSIHKAN MULUT DENGAN KUMUR-KUMUR

Kumur-kumur dengan air minum

TARIK NAFAS DALAM-DALAM MELALUI HIDUNG, KELUARKAN DARI MULUT (LAKUKAN BEBERAPA KALI)
Jenis Penyakit
TBC
TBC Paru
Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru

TBC Ekstra Paru


Tuberkulosis yang menyerang organ
tubuh lain selain paru, misalnya:
selaput otak, selaput jantung, kelenjar
getah bening, tulang, persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin, dll
BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT TBC

 Minumlah OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh.


 Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk.
 Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat khusus
dan tertutup.
 Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain:
 Menjemur alat tidur,
 Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara
(ventilasi) yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar
matahari langsung dapat mematikan kuman,
 Makan makanan bergizi,
 Tidak merokok dan minum minuman keras.
TERAPI PENCEGAHAN TBC
(TPT)

• Infeksi laten TB adalah:


• Suatu keadaan di mana seseorang terinfeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis /TBC akan tetapi tidak ditemukan adanya tanda dan gejala
penyakit tuberkulosis (TBC). Dengan kata lain: orang tersebut TIDAK SAKIT.
• Orang dengan infeksi laten TBC, TIDAK akan menularkan kuman TBC karena
kuman TBC yang ada di paru-paru tidak aktif atau tidur (dormant).
• Namun, Kuman TBC yang dormant itu sewaktu-waktu bisa menjadi aktif jika
kekebalan tubuh orang tersebut menurun. Orang dengan TB paru aktif akan
menunjukkan gejala-gejala penyakit TB seperti batuk (orang tersebut menjadi
sakit TB).
• Untuk mencegah ILTB berkembang menjadi TBC aktif maka perlu diberikan
terapi pencegahan TBC (TPT).
PRIORITAS
SASARAN
PEMBERIAN TPT
1. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
2. Kontak serumah dengan pasien TB paru yang terkonfirmasi bakteriologis
a) Anak umur di bawah 5 tahun
b) Anak usia 5-14 tahun
c) Remaja dan dewasa (usia di atas 15 tahun)
3. Kelompok risiko tinggi lainnya dengan HIV negatif
a) Pasien immunokompremais lainnya (Pasien yang menjalani pengobatan anti-TNF
(tumor necrosis factor), pasien yang mendapatkan perawatan dialisis, pasien yang
mendapat kortikosteroid jangka panjang, pasien yang sedang persiapan transplantasi
organ, dll).
b) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama,
barak militer, pengguna narkoba suntik.
PENGOBATAN TBC DEWASA
Tahap Awal (2 atau 3 bln)

 Dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang


lengkap/standar

 Lama pengobatan 6 s/d 8 bulan, yang di bagi


dalam 2 tahap: Obat diminum setiap hari
 Tahap Awal (2 atau 3 bulan) dengan minum obat
setiap hari
Tahap Lanjutan (4 atau 5 bln)
 Tahap Lanjutan (4 atau 5 bulan) dengan minum
obat 3 x seminggu

 Minum obat di depan Pengawas Menelan


Obat (PMO)

Obat diminum 3 kali seminggu


PENGOBATAN TBC ANAK
(Usia < 15
Tahun)
Dengan pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Anak
Lama Pengobatan 6 bulan, yang dibagi dalam 2 tahap:
 Tahap Awal (RHZ) : selama 2 bulan (tiap hari)
 Tahap Lanjutan (RH): selama 4 bulan (tiap hari)

Minum obat di depan Pengawas Menelan Obat (PMO).

T
A
H
A
P

A
W
A
L

TAHAP LANJUTAN
EFEK SAMPING OBAT ANTI TBC
(OAT) Efek Samping
Ringan
Efek Samping Kemungkinan Obat Penyebab Pengobatan

Berikan obat dengan bantuan


sedikit makanan atau menelan
OAT sebelum tidur dan sarankan
untuk menelan pil secara lambat
Pirazinamid, Rifampisin, dengan sedikit air.
Mual, nyeri perut
Isoniazid Bila gejala menetap atau
memburuk, atau muntah
berkepanjangan atau terdapat
tanda-tanda perdarahan dan
rujuk ke dokter ahli segera.

Sumber: Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata
EFEK SAMPING OBAT ANTI TBC
(OAT) Efek Samping
Ringan
Efek Samping Kemungkinan Obat Penyebab Pengobatan

Aspirin atau obat anti inflamasi


Nyeri sendi Isoniazid non steroid atau parasetamol

Rasa terbakar, kebas atau


kesemutan di tangan dan kaki Isoniazid Piridoksin 50 – 75 mg/hari

Obat dapat diberikan sebelum


Rasa mengantuk Isoniazid
tidur

Pastikan pasien diberitahukan


Air kemih berwarna kemerahan Rifampisin sebelum mulai minum obat dan
bila hal ini terjadi adalah normal

Sumber: Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata
EFEK SAMPING OBAT ANTI TBC
(OAT) Efek Samping Berat

Efek Samping Kemungkinan Obat Penyebab Pengobatan

Streptomisin, Isoniazid,
Ruam kulit Rifampisin, Pirazinamid Hentikan OAT

Tuli Streptomisin Hentikan Streptomisin

Pusing vertigo Streptomisin Hentikan Streptomisin

Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan Etambutol

Sumber: Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata
PENGAWAS MENELAN
OBAT
Definisi: (PMO)
Tugas PMO:
Seseorang yang secara sukarela membantu 1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan
sejak awal pengobatan sampai sembuh.
pasien TBC dalam masa pengobatan hingga
2. Mendampingi dan memberikan dukungan
sembuh moral kepada pasien agar dapat menjalani
pengobatan secara lengkap dan teratur.
Kriteria PMO:
3. Mengingatkan pasien TBC untuk mengambil
1. Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca
obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal.
tulis
4. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek
2. Bersedia membantu pasien dengan
samping OAT dan merujuk ke Sarana
sukarela
Pelayanan Kesehatan.
3. Tinggal dekat dengan pasien
5. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai
4. Dikenal, dipercaya dan disegani oleh
petunjuk (petunjuk terdapat di sudut bawah
pasien
kartu kontrol).
5. Disetujui oleh pasien dan petugas
6. Memberikan penyuluhan tentang TBC kepada
kesehatan
keluarga pasien atau orang yang tinggal
6. Bersedia dilatih dan atau mendapat
serumah
penyuluhan bersama-sama dengan pasien
BAHAYA PENGOBATAN
TBC
TIDAK TUNTAS
Pengobatan TBC harus lengkap dan teratur sesuai petunjuk
sampai dinyatakan sembuh. Bila pasien berhenti menelan obat
sebelum selesai pengobatan akan berisiko:
1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain
2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Kuman menjadi kebal/tidak mempan terhadap obat anti
tuberkulosis lini pertama. Pasien ini disebut TBC RO
(Resisten Obat) Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama
yang disediakan saat ini tidak dapat membunuh kuman yang
telah kebal terhadap obat tersebut, sehingga pasien
membutuhkan penanganan yang lebih mahal dan waktu yang
lebih lama.
ETIKA BATUK YANG BENAR

1. Palingkan muka dari orang lain atau makanan


2. Tutup hidung & mulut dengan tisu/saputangan/ lengan
baju ketika batuk dan bersin
3. Setelah batuk atau bersin segera cuci tangan dengan air
bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
4. Hindari batuk di tempat keramaian
5. Gunakan masker atau penutup mulut dan hidung bila
sedang batuk/flu
6. Jangan bertukar saputangan atau masker dengan orang
lain
SITUASI TBC DI DUNIA & DI INDONESIA

− Berdasar Global TB report tahun 2020, total estimasi - Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh
insidensi kasus TB adalah 10 juta, dengan rincian 8,8 juta dunia, menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000
kasus dewasa >15 tahun dan 1,2 juta kasus anak <15 tahun. dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam
− Berdasarkan gender 10 juta kasus itu terdiri 6,2 juta laki-
laki dan 3,8 juta perempuan. - Kasus TB terjadi di 34 provinsi di Indonesia, dengan kasus terbesar pada 2019
− Insiden TB di SEARO sebanyak 4,3 juta kasus terjadi di provinsi Jawa Barat, disusul provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI
Jakarta, dan Sumatera Utara.
Treatment Coverage dan Success Rate TB di Indonesia 2021
Januari-Juli 2021 (data per 2 Juli 2021)

Cakupan Penemuan dan Pengobatan TB (Treatment Coverage) Jan-Juli 2021


100%
90% Target TC : 85%
80%
70%
60%
50%
40%
22%

21%

19%

19%

19%

17%
30%

17%

16%

15%

15%
15%

14%

14%

13%

12%

12%

12%

12%

11%

11%

11%

11%

11%

11%

10%

10%
20%

9%

9%

9%

9%

9%

8%

7%

7%

6%
10%
0%
L I Y EL M NG BEL NG LI BI EL
E SI
A
T EN BAR ALO LUT RTA ENG LSE BAR TIM PUA ARA PR CEH LUT ENG BAR UT RAT DI
R U
B A R I A MS
B U
NT LUK LTI E
A
BA LTR AM ALS
T
NT KUL
U
A T U A T L A A T E A A T L M A U BA
N N J S K U J P AL
K M UL KA SU A B M A KA MP LT SU J
D O BA ON JA JA S SU K S SU SU M KA K NG
IN R I PU LA BE
GO DK PA

Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Success Rate) Jan-Juli 2021*)


100%
87%

86%

83%

Target SR : 90%
79%

79%

77%

90%
76%

74%

74%

74%

74%

73%

72%

72%

71%
71%

70%

70%

70%

67%
80%

66%

66%

66%

65%

64%

63%

63%

63%

63%

62%

61%

60%

58%

58%
70%

48%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
A AU L L T H G M SEL T N B RI SEL Y G U LI T U T R R A R G A G R A BI T A O
E SI
R I SE ABE MU CE TEN ATI L LU TE NT KEP L DI E N LUK BA LU KUL
M
NT LTI ABA BA APU LBA TEN TAR UN LBA ART M ARA LTR TAL
M A A N T U A
N
SU B SU JA J KA M BA SU L A S
NG KA J M P KA SUL KAL AM
P
SU JAK J B SU ON
NDO KA M E SU L I U A R
I B DK PA
P GO
*Data kohort kasus 2020
Enrollment Rate dan Success Rate TB RO di Indonesia
Januari-Junli 2021, data per 2 Juli 2021

Persentase Pasien Tuberkulosis Resistan Obat yang Memulai Pengobatan (Enrollment Rate) Jan-Juli 2021
100%
Target Enrollment : 86%
90% Target Enrollment : 70%
80%
70%
76%

70%

60% 68%

62%

60%

59%

57%

57%
50%

56%

56%

56%

56%

55%

54%
54%

54%

53%

53%

52%

52%

50%

50%

50%

49%

48%

47%
40%

44%

43%

42%
30%

37%

34%

33%

29%
20%

23%

23%
10%
0%
I I L T Y LI R A EL EL R T EL T T T
SIA EPR CEH ENG RTA MB IAU LSE ARA TIM ENG ENG U DI BA BA R B R N U G
NT LBA NTE AB KUL MS ABA UN ARA ALS ALU LBA TAL ULU
R O A M
NT APU LTI LUK
U
NE K A AT A JA R U LT JA T T M M LT B J P S
DO J AK S
KA
L L SU SU SU KA BA NG SU M AB K M SU ON P KA MA
IJ KA SU LA PU
IN D K BE OR
PA G

Angka keberhasilan pengobatan TB RO (Success Rate TB RO) Jan-Juli 2021


100%
90%
Target Success Rate TB RO : 75%
80%
70%
75%

70%

60%
63%

50%
53%

51%

50%

49%

48%

48%

40%
46%

45%

45%
44%

44%

43%

41%

40%

39%

38%

38%
30%

36%

35%

31%

31%

29%

29%

28%
20%

25%

23%

21%
10%

0%
0%

0%
10%

9%
0%
L L I L Y I I EL
A
SI ENG TEN ULU SE TIM BE EPR LSE ENG DI RA AR ESIA CEH IAU BAL RTA BAR TI M LUT UT PUA ENG LUT NT
T
NG MB
B R A O
NT LBA ALS TAR TAL LBA LUK
R U
E T N K UM JA A LT B
JA ON A R A L A M
PA ULT SU U JA
ON KAL BA ENG
B K SU JAT SU K M KA M SU P
KA K L N SU MA
D S D I JA SU S LA
M KA RO
IN B IN DK G O

*Data kohort kasus 2019


Cakupan penemuan kasus TB anak dan
Cakupan pemberian terapi pencegahan TB (TPT) di Indonesia
Januari-Juli 2021, data per 2 Juli 2021

Cakupan Penemuan Kasus TB Anak Jan-Juli 2021


100%
90% TargetTarget TB Anak : 85%
Enrollment : 70%
80%
70%
60%
50%
40%
30% 20% 18%
20% 14% 12% 11%
8% 9% 8% 8% 6% 6% 5% 5%
10% 5% 4% 4% 3% 3% 3% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 1% 1% 1% 1%
0%
ia R A Y
DI EN
G A N A R RI T R M M NG KU O U EL G U EL T EL UT LUT ALI AR BI SEL NG B T H A
nes ABA PU
A T ART NTE TAR BA KEP ARA LBA ATI LTI U L U T AL RIA MS TEN KUL ALS ALU AB M U B LB AM L T E NT NT ACE LTR
do J P JA JAK BA KAL SUM B KA
J KA MP MA ON SU KAL NG K M B SU S SU J SU UL SU
In I U A
LA R E S
DK PA
P GO B

Cakupan pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) pada kontak serumah Jan-Juli 2021
2.2%

2.5%

2.0% Target TPT Anak < 5 tahun : 50%


1.3%

1.2%

1.5%
0.9%

0.8%

0.7%

0.7%

0.7%

0.7%

1.0%
0.5%

0.5%

0.5%
0.5%

0.5%

0.5%

0.4%

0.4%

0.3%

0.3%

0.2%

0.2%

0.2%
0.5%

0.1%

0.1%

0.1%
0.1%

0.0%

0.0%

0.0%

0.0%

0.0%

0.0%

0.0%

0.0%

0.0%
0.0%
ia A R L G O M PRI DI
Y LI G L
NG ENG SE LSE PU
L A T T U N R R M R B T EL H U BI A T A U T
es ART BA ABE EN TAL ATI BA N NT ARA KUL NTE ABA LBA LTI LBA NT MU ALS ACE RIA AM TAR ULU LTR LUK ALU
n T J KE TE U
P JA T M SU A J J
do JAK SUM B
UL RON L
KA LAM SU P B
NG BA SU KA KA SU K
KA
L S SU MA M
In I S U A E
DK GO PA
P B
KELOMPOK UMUR KASUS TBC

Tahun 2019 Tahun 2020


(37,803) >65 18,263 21,644 65+ 10,082

(51,516) 55-64 30,025 32,715 55-64 18,629

(56,555) 45-54 37,346 36,742 45-54 23,860

(51,151) 35-44 36,581 33,636 35-44 23,447

(50,270) 25-34 39,767 32,970 25-34 25,891

(42,306) 15-24 45,359 28,208 15-24 30,426

(17,724) 5-14 16,576 7,533 5-14 7,876

(19,225) 0-4 16,816 9,235 0-4 8,112

80,000 60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 10,000 20,000 30,000 40,000

Laki-Laki Perempuan LAKI-LAKI PEREMPUAN


KEMATIAN AKIBAT TBC

TAHUN 2019 TAHUN 2020


>65 >65

55-64 55-64

45-54 45-54

35-44 35-44

25-34 25-34

15-24 15-24

5-14 5-14

0-4 0-4

2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 500 1,000 1,500 1,500 1,000 500 0 500 1,000

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Jan-Des
1,9% 98,1% Jan-Juli
2,0% 98,0%
2019 2020
Kematian Pasien TB Anak (0- Kematian pasien TB Anak Kematian pasien TB
Kematian Pasien TB
15 tahun ) (0-15 tahun ) Dewasa
Dewasa

Kematian pasien TB menurut umur pe provinsi 2019*) Kematian pasien TB menurut umur pe provinsi 2020*)
Komitmen Pemerintah
Indonesia

Komitmen Presiden RI Komitmen Wakil Presiden RI Komitmen Menteri Kesehatan


Presiden Republik Indonesia Joko Dalam memperingati Hari TBC Sedunia pada Menteri Kesehatan mengungkapkan
Widodo, telah mengungkapkan tahun 2021, Wakil Presiden RI menyatakan keseriusannya untuk menangani TBC
komitmennya dalam rapat urgency dari TBC yang harus segera ditangani yang menyatakan bahwa selama
dan mengajak multisektor dan Pemerintah Pandemi COVID-19, TBC tidak boleh
terbatas tentang akselerasi
Daerah bersama-sama dalam mencapai target dilupakan
penanggulangan Tuberkulosis eliminasi TBC
pada tahun 2020
STRATEGI 2
PENINGKATAN AKSES LAYANAN
TBC YANG BERMUTU DAN
BERPIHAK KEPADA PASIEN
STRATEGI PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS 2020 - 2024

Strategi 1: Penguatan Strategi 2: Peningkatan akses


kepemimpinan program pada layanan Tuberkulosis yang
tingkat pusat, provinsi dan bermutu dan berpihak pada
kabupaten/kota pasien

Strategi 3: Peningkatan upaya


Strategi 4: Pemanfaatan hasil
promosi & pencegahan,
riset dan teknologi skrining,
pemberian pengobatan
diagnosis dan tatalaksana
pencegahan & pengendalian
Tuberkulosis
Infeksi

Strategi 5: Peningkatan peran


Strategi 6: Penguatan
serta komunitas, mitra dan
manajemen program melalui
multisektor lainnya dalam
penguatan sistem kesehatan
eliminasi Tuberkulosis
Target Nasional
Stranas TBC 2024
UPAYA AKSELERASI CAKUPAN PENEMUAN DAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Melakukan penemuan kasus secara aktif Memperkuat jejaring fasilitas pelayanan


(Active Case Finding) terutama pada kesehatan pemerintah dan swasta dalam
kelompok berisiko seperti pada orang penemuan, tatalaksana, dan pengobatan;
dengan HIV-ADIS (ODHA), pasien DM dan
pasien malnutrisi;
Memaksimalkan kegiatan investigasi Mempeluas dan memperkuat layanan
kontak bersama komunitas diagnostik dan pengobatan tuberkulosis;

Perluasan pemberian TPT kepada anak,


ODHA, kontak serumah Memperkuat pemantauan dan
pendampingan pengobatan untuk TBC SO
dan RO sesuai standar dengan melibatkan
komunitas
Melaksanakan wajib lapor penemuan Mengoptimalkan komunikasi, informasi,
kasus tuberkulosis dan penguatan sistem
dan
surveilans TB di semua fasyankes;
edukasi tentang tuberkulosis kepada
masyarakat.
Peran Organisasi
Kemasyarakatan
dalam Eliminasi TBC
PERAN KEGIATAN

Pencegahan TBC Penyuluhan TBC, pelaksanaan KIE untuk berperilaku hidup


bersih dan sehat, pelatihan kader.
Deteksi dini terduga TBC Melaksanakan survei batuk, membantu pelacakan
(investigasi kontak) pasien TBC,pengumpulan dahak
terduga TBC, pelatihan kader.

Melakukan rujukan Mendampingi orang terduga TBC untuk memeriksakan diri


kefasilitas layanan kesehatan,
Dukungan/motivasi Dukungan motivasi dan sebagai Pengawas Menelan Obat
Keteraturan pengobatan pasien TBC (PMO), kelompok pasien, diskusi kelompok sebaya.
PENEMUAN KASUS TBC

AKTIF PASIF
(Petugas mendatangi pasien) (Pasien datang berobat)

PEMERIKSAAN KONTAK
(Investigasi Kontak)

SKRINING

SKRINING PADA KELOMPOK PUSKESMAS , RUMAH SAKIT,


KHUSUS (PESANTREN, KLINIK, DOKTER PRAKTIK
MANDIRI
PENJARA,ASRAMA)
Pesantren Dalam Pencegahan
dan Pengendalian TBC
27.222 Pesantren **
4.174.146 Santri **

Tempat berisiko terjadinya penularan TBC

Diperlukan komitmen pimpinan pesantren dan


peran aktif para santri untuk melakukan upaya
pencegahan dan pengendalian TBC

Sumber:
**Pangkalan Data Pesantren Kemenag, 2020
Penemuan Kasus dalam rangka HTBS
2019
Jumlah orang yang Jumlah orang Jumlah Jumlah Pasien TBC
diedukasi dan diskrining yang diskrining pasien yang mulai
TBC dan dirujuk TBC pengobatan
Masyarakat
Umum 339.451 31.829 8.350 2.156
Pondok 52.932 3.577 82 71
Pesantren
Lapas/Rutan 39.177 1.647 185 185
Asrama dan
Kompleks TNI 6.534 211 6 3
Tidak ada
keterangan 10.761 366 9 9
Total 448.855 37.630 8.632 2.424
Skrining TBC Ponpes Gontor
18 Nov s/d 5 Des 2019

Jumlah Santri yang Jumlah Santri yang Jumlah Santri yang di


diedukasi & diskrining TBC di Rontgen Dada Periksa Sputum

Gontor Putri 1 2980 160 1

Gontor Putri 2 1975 207 1

Gontor Putri 3 2455 137 1

Total 7410 504 3


Pemberdayaan Masyarakat Pesantren
Proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan
masyarakat pesantren untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan TBC yang
dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan
partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat.

MELALUI KEGIATAN-KEGIATAN:

Menjadi Pengawas Minum


Edukasi dan KIE TBC
Obat (PMO)
bagi warga ponpes

Pelatihan Kader TB Menjadi agent of


bagi santri change bagi warga
ponpes dan
masyarakat sekitar
Melakukan skrining gejala
berkala bagi warga ponpes

Menciptakan lingkungan yang


Melakukan survei batuk bebas stigma dan diskriminasi
dan Investigasi kontak bagi orang TBC
Skrining

Skrining dilakukan secara


langsung (tatap muka)
dengan melakukan
pengelompokan ada tidaknya
gejala batuk yang menjadi
gejala utama TBC

Jenis skrining TBC yang dapat


dilakukan di pesantren:
1. Skrining santri baru
2. Skrining berkala
3. Skrining massal
4. Survey Batuk
5. Investigasi Kontak
SKRINING SANTRI BARU

Skrining hanya diikuti oleh


santri yang baru masuk
pesantren

Skrining dilakukan untuk


menemukan terduga TBC
sekaligus memutus mata
rantai penularan TBC yang
diperoleh dari luar
lingkungan pesantren
FORMULIR
SKRINING TBC
SANTRI BARU
SKRINING
BERKALA

Skrining diikuti oleh semua


warga tanpa terkecuali

Skrining dilakukan secara


terjadwal minimal 1 kali
setiap tahun  tahun ajaran
baru
SKRINING
MASSAL
B C

Skrining diikuti oleh semua


warga pesantren

Skrining dilakukan dalam rangka


memperingati hari besar nasional

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. Diagnosis
SURVEI BATUK
DI PESANTREN
FORMULIR
PENDATAAN
SURVEI BATUK
DI PESANTREN
INVESTIGASI KONTAK
DI PESANTREN

Investigasi Kontak merupakan


kegiatan pelacakan dan
investigasi yang ditujukan pada
orang-orang yang kontak dengan
pasien TBC untuk menemukan
terduga TBC.
SURAT PENGANTAR
PEMERIKSAAN TBC
TEKNIS PELAKSANAAN
ORIENTASI
• Jumlah peserta : 23 Orang, 5 pesantren (@3 orang/pesantren. 1 ustadz/ustadzah dan
2 orang santri), 5 Puskesmas (@1 orang/puskesmas) dan 3 orang PCNU
• Jadwal (Lihat di Pedoman)
• 2 hari Orientasi dan
• 2 Hari pendampingan ke pesantren untuk pelaksanaan SMD dan sreening TBC yang
sesungguhnya.
• Narasumber:
Hari 1
o Kebijakan Daerah dalam mewujudkan Pesantren Sehat, Dinkes Kab./Kota
o Penyelenggaraan Pesantren Sehat, Dit. Promkes
o Peran Pesantren dalam Penanggulangan TBC. Puskesmas
o Bermain Peran, Fasilitator Ormas Pusat dan Diawasi secara zoom oleh Dit. Promkes
o Persiapan PKL, Fasilitator Ormas Pusat
Hari 2 PKL  Fasilitator Ormas Pusat di damping Puskesmas, Dit. Promkes
mengawasi secara zoom
TEKNIS PELAKSANAAN
ORIENTASI

PKL:
o SMD dan MMP peserta Pimpinan Pesantren, perwakilan
Ustadz/Ustadzah dan peserta orientasi
o Pelaksanaan SMD, petugas survei 5 orang (@ 1
orang/pesantren) dan responden 15 orang (@ 3 orang
responden/petugas survei)
o Pelaksanaan screening TBC, petugas screening 5 orang (@
1 orang/pesantren) dan responden 15 orang(@ 3 orang
responden/petugas screening)
o Reponden nanti mendapatkan suvenir alat kebersihan diri
SKRINING
MASSAL
B C

Skrining diikuti oleh semua


warga pesantren

Skrining dilakukan dalam rangka


memperingati hari besar nasional

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
a) Bertujuan agar peserta latih mampu:
• Memperoleh gambaran bagaimana penemuan kasus TBC di
lingkungan Pesantren
• Menyampaikan langkah-langkah penemuan kasus TBC di
lingkungan Pesantren
• Mendemonstrasikan algoritma penemuan kasus TBC di
lingkungan Pesantren
• Berpartisipasi secara aktif dalam koordinasi dengan petugas
kesehatan terkait penemuan kasus TBC di lingkungan Pesantren
• Berkomunikasi secara efektif dalam menjalankan penemuan
kasus TBC di lingkungan Pesantren
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
b) Setelah selesai bermain peran, secara singkat pelatih akan
memandu dialog berikut:
• Masing-masing pemeran menyampaikan apa yang mereka
rasakan dan pelajari serta kendala selam bermain peran
• Pengamat menyampaikan penilaian dari role play yang telah
diamati
• Di akhir sesi, pelatih akan melakukan evaluasi,
menyampaikan penilaian dan merangkum kegiatan bermain
peran tersebut
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
c) Role-play skrining TBC terdiri dari 3 skenario:
Role-play skrining TBC pada santri baru
Role-play survei batuk
Role-play investigasi kontak di pondok pesantren
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
1) Role-play Skrining TBC pada Santri Baru
Narasi:
Pondok pesantren At-Taqwa menerima seorang santri baru bernama
Saleh. Saleh berasal dari Kampung Parung, Kabupaten Bogor. Saleh
mengeluh batuk-batuk. Diketahui Saleh adalah perokok yang
dapatmenghabiskan 1 bungkus rokok dalam sehari. Sesampainya di
pondok pesantren, pengasuh pondok pesantren menginstruksikan Saleh
untuk menemui kader TBC di pondok pesantren untuk di skrining
kesehatan khususnya skrining TBC. Saleh menemui kader TBC pondok
pesantren dan oleh kader dilakukan skrining TBC. Setelah kader
melakukan skrining, diketahui santri baru bergejala TBC. Kader TBC
akhirnya mengantar Saleh ke puskesmas.
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
1) Role-Play Skrining TBC pada Santri Baru
Skenario:
• Pelatih meminta peserta berperan sebagai kader TBC (1 orang), santri yang di
skrining (1 orang), pengasuh pondok pesantren (1 orang) dan petugas
kesehatan (1 orang)
• Pelatih meminta peserta lain sebagai pengamat bermain peran dan memberi
komentar pada kelompok yang bermain peran
• Pada pertemuan tersebut, kader TBC harus menunjukkan kemampuan berikut:
o Komunikasi efektif dengan santri yang di skrining terkait pendataan gejala dan
faktor risiko
o Komunikasi efektif KIE TBC dengan santri yang di skrining
o Komunikasi efektif dengan petugas kesehatan terkait koordinasi rujukan santri
terduga TBC ke fasyankes
o Demonstrasi pengisian formulir skrining
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
1) Role-Play Skrining TBC pada Santri Baru
Durasi
No. Langkah-Langkah Bermain
Peran
Kader melakukan skrining gejala TBC pada warga Pesantren yang baru
1. masuk di lingkungan Pesantren 10 menit
Kader memberi KIE TBC tentang pencegahan TBC kepada warga
2. Pesantren yang dinyatakan sebagai terduga TBC 5 menit
Kader melapor kepada Petugas Kesehatan sekaligus merujuk warga
3. Pesantren yang dinyatakan terduga TBC ke fasyankes 5 menit
4. Evaluasi, tanya jawab dan kesimpulan 10 menit
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
2) Role-play Survei Batuk
Narasi:
Seorang santri pondok pesantren At-Taubah bernama Syarif ditemukan batuk
terus menerus selama kurang lebih 2 minggu. Selain itu, selama 1 minggu
terakhir, Syarif mengeluh sulit tidur karena mengalami demam yang tak kunjung
sembuh meskipun sudah konsumsi obat penurun panas dan Syarif juga
merasakan berkeringat di malam hari padahal tidak sedang beraktivitas. Ketua
kamar menginstruksikan Syarif untuk menemui kader TBC di pondok pesantren
untuk di skrining kesehatan, khususnya skrining TBC untuk memastikan apakah
benar gejala-gejala yang dirasakan Syarif adalah gejala TBC.
Syarif menemui kader TBC pondok pesantren dan oleh kader dilakukan skrining
TBC. Diketahui Syarif bergejala TBC dan dinyatakan sebagai terduga TBC. Kader
TBC akhirnya mengantar Syarif ke puskesmas.
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
2) Role-play Survei Batuk
Skenario:
• Pelatih meminta peserta berperan sebagai kader TBC (1 orang), ketua
kamar (1 orang), terduga TBC (1 orang) dan petugas kesehatan (1 orang)
• Pelatih meminta peserta lain sebagai pengamat bermain peran dan
memberi komentar pada kelompok yang bermain peran
• Pada pertemuan tersebut, kader TBC harus menunjukkan kemampuan
berikut:
o Komunikasi efektif dengan santri yang di skrining terkait pendataan gejala
dan faktor risiko
o Komunikasi efektif KIE TBC dengan santri yang batuk
o Komunikasi efektif dengan petugas kesehatan terkait koordinasi rujukan
santri terduga TBC ke fasyankes
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
2) Role-Play Survei Batuk
Durasi
No. Langkah-Langkah Bermain
Peran
Ketua kamar mendapati ada santri yang batuk-batuk terus di kamarnya.
1. Ketua kamar menginstruksikan santri untuk mendatangi kader TBC 3 menit
Scene: Santri batuk dan menggigil
2. Kader melakukan skrining gejala TBC pada santri yang batuk tersebut 7 menit
Kader melapor kepada Petugas Kesehatan sekaligus merujuk santri yang
3. 3 menit
dinyatakan terduga TBC ke fasyankes
Kader memberi KIE TBC kepada santri yang batuk tetapi tidak dinyatakan sebagai
4. 3 menit
terduga TBC
5. Evaluasi, tanya jawab dan kesimpulan 14 menit
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
3) Role-play Investigasi Kontak di Pondok Pesantren
Narasi:
Seorang santri pondok pesantren Ar-Rahman bernama Khoirul
diketahui positif TBC berdasarkan informasi dari petugas puskesmas
setempat. Kader TBC melakukan kegiatan investigasi kontak teman
sekamar, teman sekelas dan guru/ustadz/ustadzah yang sering
berkontak dengan Khoirul agar mengurangi penularan TBC pada
orang-orang yang sempat kontak fisik dengan Khoirul. Setelah
dilakukan skrining, diketahui 2 orang bergejala dan terduga TBC
yaitu 1 teman sekamar dan 1 teman sebangku di kelasnya. Kader
TBC mengantar terduga TBC tersebut ke puskesmas.
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
3) Role-play Investigasi Kontak di Pondok Pesantren
Skenario:
• Pelatih meminta peserta berperan sebagai kader TBC (1 orang), teman sekamar (1
orang), teman sebangku di kelas (1 orang), guru/ustadz/ustadzah (1 orang),
petugas kantin (1 orang), terduga TBC (1 orang) dan petugas kesehatan (1 orang)
• Pelatih meminta peserta lain sebagai pengamat bermain peran dan memberi
komentar pada kelompok yang bermain peran
• Pada pertemuan tersebut, kader TBC harus menunjukkan kemampuan berikut:
o Komunikasi efektif dengan kontak dekat dan kontak erat santri terduga TBC yang di
skrining terkait pendataan gejala dan faktor risiko
o Komunikasi efektif KIE TBC dengan kontak dekat dan kontak erat santri terduga
TBC
o Komunikasi efektif dengan petugas kesehatan terkait koordinasi rujukan santri
terduga TBC ke fasyankes
ROLE-PLAY SKRINING
TBC
3) Role-Play Investigasi Kontak di Pondok Pesantren
Durasi
No. Langkah-Langkah Bermain
Peran

Anggota kelompok yang berperan sebagai Petugas Kesehatan menyampaikan data kasus
1. 2 menit
indeks positif TBC (warga ponpes yang positif TBC) kepada kader TBC
Kader mengunjungi kontak dekat dan kontak erat terduga TBC untuk melakukan skrining
2. 10 menit
gejala TBC (skrining diwakilkan kepada salah satu kontak: teman sekamar)
Kader menyerahkan formulir TBC.16K kepada Petugas Kesehatan sekaligus merujuk kontak
3. 3 menit
yang ada gejala TBC dan faktor risiko ke fasyankes
Kader memberi KIE TBC kepada kontak dekat dan kontak erat dari terduga TBC yang tidak
4. 5 menit
mempunyai gejala TBC
5. Evaluasi, tanya jawab dan kesimpulan 10 menit
MEDIA KIE TBC dapat diunduh di link
MEDIA SOSIAL
bit.ly/KIETBINDONESIA
TERIMA Instagram : @tbc.indonesia
Facebook : TBIndonesia
Petunjuk Teknis dan Formulir Kegiatan
Pencegahan & Penanggulangan TBC di KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Subtansi Tuberkulosis
Twitter : @TBIndonesia
YouTube : TB Indonesia
Pesantren dapat diunduh di link
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Website Subdit TB : tbindonesia.or.id
bit.ly/TBCPesantren
Selatan

Anda mungkin juga menyukai