Anda di halaman 1dari 17

KETUBAN

PECAH DINI
dr. Gunawan Kuswondo, Sp.OG
Selaput Ketuban
◦ Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan korion yang sangat
erat ikatannya.
◦ Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap
infeksi.
◦ Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan
Definisi KPD
◦ Ketuban Pecah Dini (Premature Pupture Of the Membrane / PROM) adalah keadaan
pecahnya selaput ketuban sebelum mulainya persalinan (sebelum fase aktif)
◦ Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Prematur (Preterm Premature Rupture Of the
Membrane) adalah ketuban pecah terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Mekanisme KPD
◦ Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi urerus.
◦ Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi
rahim, dan gerakan janin.
◦ Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis
◦ Ketuban Pecah Dini prematur sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks,
solusio plasenta.
Angka Kejadian
PROM : 2%
PPROM : 10%
Dari seluruh kehamilan

Risiko pada ibu dan janin


Resiko pada Ibu
◦ Khorioamnionitis (subklinis)  30 %
◦ Infeksi sistemik  jarang
◦ Penggunaan obat : kortikosteroid, antibiotik dan tokolitik
◦ Solusio plasenta  4 – 7 %
◦ Dilakukan induksi persalinan
◦ Infeksi nifas  risiko endometritis meningkat
Resiko pada Janin
◦ Prematuritas  80 %
◦ Neonatal sepsis  2 – 4 %
◦ Oligohidramnion  anomali dan defek pada muka, wajah, hipoplasi paru,
gangguan pertumbuhan janin  meningkatkan kematian perinatal
◦ Fetal distress  sebab : prolaps atau kompresi tali pusat, solusio plasenta
◦ Malpresentasi
ETIOLOGI
◦ idiopatik
◦ infeksi intrauterine
◦ polihidramnion
◦ inkompetensi serviks
◦ amniosintesis
◦ anomali serviks
◦ trauma
Diagnosis
 anamnesis : riw. Keluarnya cairan pervaginam
 Pemeriksaan fisik
◦ Hindari VT karena meningkatkan resiko infeksi
◦ Spekulum steril : memeriksa cairan yg berada di forniks posterior serta melihat adanya air
mengalir melalui serviks.
◦ kertas lakmus (Nitrazin Test) : merah menjadi biru
◦ ferning : gambaran daun pakis,
◦ pH air ketuban basa.
 USG: jarang KPD dengan jumlah air ketuban cukup
Penanganan
Manajemen Umum
◦ Nilai kesejahteraan ibu dan bayi
◦ Pastikan diagnosis
◦ Nilai keadaan servik dengan pemeriksaan spekulum (steril)
◦ Cegah pemeriksaan servik digital
◦ Nilai kondisi yang memerlukan manajemen lanjutan e.g. kenaikan suhu atau takikardi
pada fetus dan ibu
◦ nilai adanya indikasi untuk segera memulai persalinan
◦ Tentukan ada infeksi atau tidak (ibu: panas, takikardi, uterus lembek – Vagina: discharge
purulen dan busuk – Janin : takikardi)
Konservatif
◦ Rawat di rumah sakit
◦ Berikan antibiotic  ampicillin 4 x 500 mg atau eritromicin dan metronidazole 2 x 500 mg
selama 7 hari.
◦ Usia kehamilan < 32 – 34 minggu : dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air
ketuban tidak lagi keluar.
◦ Usia kehamilan 32 – 37 minggu belum inpartu dan tidak ada infeksi
 test busa negatif berikan deksametason
Observasi tanda-tanda infeksi
Kesejahteraan janin
Terminasi pada kehamilan 37 minggu
Konservatif
◦ Usia kehamilan 32 – 37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi
Berikan tokolitik (salbutamol)
Deksametason
Induksi setelah 24 jam
◦ Usia kehamilan 32 – 37 minggu, ada infeksi
Berikan antibiotik
Lakukan induksi
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin)
◦ Steroid untuk memacu kematangan paru janin.
◦ dosis betametason : 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari
◦ Dosis dekstametason : i.m 5 mg setiap 6 jam dengan pengulangan 4 kali
Aktif
◦ Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin.
◦ Dapat pula diberikan misoprostol 25 μg – 50 μg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali pengulangan.
◦ Bila gagal seksio sesarea
Selama proses persalinan
• Pencegahan dan pengawasan tanda infeksi
• Pemberian antibiotik profilaksis
• Pengawasan denyut jantung janin
• Konsultasi dan kerjasama dengan dokter anak
 Antibiotika profilaksis yang dapat digunakan
◦ Penisilin G : 4 – 6 x 5 juta U/hari
◦ Ampisillin : loading dose 2 gr i.v. maintenance 6 x 1 gr i.v
◦ Clindamisin : 3 x 600 mg i.v
◦ Erithromisin : 4 x 500 mg po  lebih dipilih
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai