Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN GERONTIK

PENUAN MUSKULOSKLETAL LANSIA


Dosen Pengampu :
Ns.Fitrianola Rezkiki,M.Kep

Disusun Oleh:
Endang Hanisyah
Rosi Oktarida
Sistem Muskuloskeletal
• Sistem muskuloskeletal merupakan
sistem yang terdiri dari tulang, sendi,
dan otot.Sistem tersebut paling erat
kaitannya dengan mobilitas fisik
individu. Seiring bertambahnya usia,
terdapat berbagai perubahan yang
terjadi pada sistem musculoskeletal
yang terdiri dari tulang, otot, sendi,
dan saraf.
Perubahan Fisiologis Tulang
• Menurut Colón, et al. (2018) secara umum,
perubahan fisiologis pada tulang lansia adalah
kehilangan kandungan mineral tulang. keadaan
tersebut bedampak pada meningkatnya risiko
fraktur dan kejadian terjatuh. Selain itu, terjadi
juga penurunan massa tulang atau disebut
dengan osteopenia. Jika tidak ditangani segara
osteopenia bisa berlanjut menjadi osteoporosis
yang ditandai dengan karakteristik
berkuranganya kepadatan tulang dan
meningkatkan laju kehilangan tulang
Perubahan-perubahan lain yang terjadi
menurut Miller (2012) antara lain:
1. Meningkatnya resorbsi tulang (misalnya,
pemecahan tulang diperlukan untuk
remodeling)
2. Arbsorbsi kalsium berkurang
3. Meningkatnya hormon serum paratiroid;
4. Gangguan regulasi dari aktivitas osteoblast;
5. Gangguan formasi tulang sekunder untuk
mengurangi produksi osteoblastik dari matriks
tulang; dan
6. Menurunnya estrogen pada wanita dan
testosterone pada laki-laki.
Perubahan Fisiologis Otot
Perubahan Efek Fungsional
Peningkatan variabilitas Peningkatan heterogenitas
dalam ukuran serat otot jarak kapiler, karena
kapiler dapat hanya
terletak di tepi serat
berdampak negatif
terhadap oksigenasi
jaringan
Kehilangan massa otot Penurunan kekuatan dan
tenaga
Serabut otot (fiber) tipe II Terjatuh
menurun
Infiltrasi lemak Kerapuhan atau otot
• Secara keseluruhan
akibat dari perubahan
kondisi otot yang
berhubungan dengan
bertambahnya usia
disebut sarkopenia.
Sarkopenia adalah
kehilangan masa,
kekuatan dan
ketahanan otot
(Miller, 2012).
Perubahan pada Sendi dan Jaringan Ikat

Organ/Jaringan Perubahan Fisiologis Efek


Sendi Menurunnya viskositas cairan Menurunnya
synovial perlindungan ketika
bergerak (Miller, 2012).
Erosi tulang (Miller, 2012). Menghambat
Mengecilnya kartilago pertumbuhan tulang
(Miller, 2012).
Degenerasi gen dan sel elastin. Penurunan elastisitas,
Ligamen memendek fleksibilitas, stabilitas,
Fragmentasi struktur fibrosa di dan imobilitas
jaringan ikat. (Kurnianto, 2015).
Pembentukan jaringan parut di
kapsul sendi dan jaringan ikat
(Miller, 2012).
Organ/Jaringan Perubahan Fisiologis Efek
Sendi Penurunan kapasitas Gangguan fleksi dan
gerakan, seperti: ekstensi sehingga kegiatan
penurunan rentang gerak sehari-hari menjadi
pada lengan atas, fleksi terhambat
punggung bawah, rotasi
eksternal pinggul, fleksi
lutut, dan dorsofleksi kaki
(Miller, 2012).

Efek perubahan pada sendi ini adalah


gangguan fleksi dan ekstensi, penurunan
fleksibilitas struktur berserat, berkurang
perlindungan dari kekuatan gerakan, erosi
tulang, berkurangnya kemampuan
jaringan ikat (Miller, 2012), inflamasi,
nyeri, penurunan mobilitas sendi, dan
deformitas (Stanley, et. al., 2007).
Perubahan pada Saraf
Organ/Jaringan Perubahan Fisiologis Efek
Saraf Penurunan gerakan refleks. Berjalan lebih lambat.
Gangguan proprioception Berkurangnya respon
terutama pada wanita. terhadap rangsangan
Berkurangnya rasa sensasi lingkungan (Miller,
getaran dan posisi sendi pada 2012).
ektremitas bagian bawah
(Miller, 2012).
Perubahan kemampuan Perubahan
visual pemeliharaan dalam
posisi tegak
Perubahan kontrol postural Peningkatan goyangan
tubuh yang merupakan
tolak ukur dari gerakan
tubuh saat berdiri
(Miller, 2012).
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Sistem Muskuloskeletal
1. Gangguan hormon.
2. Penyakit sistemik.
3. Faktor diet.
4. Minimnya aktivitas fisik.
Patologis pada Sistem Muskuloskeletal

• Osteoporosis
• Osteoporosis merupakan penyakit skeletal
istemik yang ditandai dengan berkurangnya
kepadatan tulang dan kerusakan jaringan
tulang yang berakibat pada menurunnya
kekuatan tulang (Tabloski, 2014).
Lanjutannya…
• Individu yang mengalami osteoporosis
umumnya tidak menimbulkan tanda dan
gejala apapun selain adanya patah tulang
(Tabloski, 2014).
• Faktor risiko utama terjadinya osteoporosis
adalah usia yang sering terjadi pada lansia,
jenis kelamin yang sering terjadi pada
wanita, ras kulit putih atau asia, riwayat
keluarga yang memiliki osteoporosis, dan
gaya hidup seperti aktivitas fisik yang
kurang dan atau kurangnya konsumsi
vitamin D (Tabloski, 2014).
• Arthritis
• Arthritis secara harfiah berarti
peradangan sendi.Arthritis merupakan
sekelompok kondisi yang
mempengaruhi sendi.Kondisi ini
menyebabkan kerusakan sendi,
biasanya mengakibatkan rasa sakit dan
kekakuan
Pembagian Arthritis
• Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan penyakit radang
degenerative yang menyerang sendi dan
otot, tendon dan ligament yang melekat,
hal ini ditandai dengan rasa sakit, bengkak
dan gerakan terbatas di persendian (Touhy
& Jett, 2014). Faktor resiko yang dapat
menyebabkan terjadinya osteoarthritis
yaitu penambahan usia, obesitas, riwayat
keluarga, dan memiliki trauma sendi.
• Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis yaitu penyakit autoimun
yang disebabkan karena inflamasi sendi pada
sendi (Arthritis Research UK, 2014). Hal ini
terjadi pada selaput synovial tipis yang
melapisi kapsul sendi, selubung tendon dan
bursae menjadi meradang.Sendi yang
meradang kemudian menjadi kaku, nyeri dan
bengkak. Faktor resiko yang dapat
menyebabkan rheumatoid arthritis yaitu faktor
genetik, lingkungan dan gaya hidup
• Gout
• Gout merupakan bagian dari penyakit
radang sendi yang ditandai dengan adanya
inflamasi pada sendi akibat akumulasi
kristal asam urat (Touhy & Jett, 2014).
Kadar asam urat dalam tubuh ditentukan
dari keseimbangan antara produksinya
baik melalui asupan purin dalam diet atau
produksi endogen dan ekskresi ginjal.
Selesai….

Anda mungkin juga menyukai