DISUSUN OLEH:
Dino Hendarto / 102015249
Joshua Armando Sitompul / 102016103
Sapto / 102016273
Natalie Deskla Pattiasina / 102015017
Livia Theda / 102016034
Betcy / 102016096
Nessya Vanietamala / 102016164
Chrysilla Dita / 102016202
SKENARIO 6
• Seorang Perempuan berusia 24 tahun, datang ke IGD bersama
dengan polisi meminta untuk dilakukan visum et repertum.
Wanita tersebut mengaku telah dipukuli seseorang yang
merupakan temannya. Wanita tersebut berprofesi sebagai
penyanyi di café.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
TIDAK ADA
Rumusan Masalah
Perempuan 24 tahun datang bersama polisi ke IGD
untuk melalukan visum et repertum karena
mengaku telah dipukuli oleh temannya
HIPOTESIS
Pembuatan Visum et
Pemeriksaan Medis
Repertum
Identifikasi
• Barang
ANAMNESIS
Bukti • Pemeriksaan
PEMERIKSAAN Penunjang
FISIK
1.• Identitas
Foto • Konsentrasi alkohol di darah
Kesadaran
• Waktu kejadian? dan urin.
2.• Tempat
Hasilterjadinya?
Visum • Tanda Vital
• Apa yang terjadi? •• Pemeriksaan
Status Lokalisnarkoba pada
• urin
Berapa orang pelakunya? (luka memar dan luka lecet
• Dengan apa dilakukannya?
pada pipi kiri berukuran
• Korban melawan atau tidak?
• Apa yang dirasakan ? 5x4)
• Ada saksi mata atau tidak?
• Sudah berobat kemana ?
LUKA
ASPEK HUKUM RINGAN
Pasal 354 (1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam
karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling
lama delapan tahun.
Pasal 355 (1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih
dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
MEDIKOLEGAL
Pendahuluan
Identitas Pasien
HASIL PEMERIKSAAN
Kesimpulan
Penutup
KESIMPULAN
Pembuatan visum et repertum pada kasus perlukaan korban hidup yang dimintakan
oleh penyidik kepada dokter adalah untuk melihat apakah suatu peristiwa
penganiayaan memenuhirumusan dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
seperti penganiayaan (Pasal 351) dan penganiayaan ringan (Pasal 352), serta rumusan
luka berat (Pasal 90) yang dapat mengenai Pasal 351 ayat (2), Pasal 353 ayat (2), Pasal
354 ayat (1), Pasal 355 ayat (1), Pasal 360, Pasal 365 ayat (2) angka 4, dan Pasal 365
ayat (4) dan pasal-pasal dalam Undang-undang (UU) selain KUHP). Hipotesis diterima.
Pada kasus tersebut adanya penganiayaan terhadap korban dengan luka derajat 1,
dimana luka tersebut tidak mengganggu fungsi korban serta tidak ada halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian dan tidak memandang profesi dia
sebagai seorang penyanyi café
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA