Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 6

Maria Amelia Rara (195020300111017)


Reza Oktaviana (195020300111018)
Grace Saschia (195020307111018)
Faradilla Nada (195020301111079)
Dewi Hazar (195020301111077)
Metode Alokasi Biaya
Unilever Indonesia
Alokasi Biaya
Alokasi Biaya adalah proses mengidentifikasi,
mengumpulkan, dan menetapkan biaya ke objek biaya
seperti departemen, produk, program, atau cabang
perusahaan.
Mekanisme Alokasi Biaya
1. Menetapkan Kumpulan Biaya untuk setiap aktivitas.

Mengalokasikan total biaya yang terkait dengan setiap aktivitas ke


kumpulan yang relevan.

Menghitung Biaya Per Unit berdasarkan pemicu biaya yang


relevan.

Membagi jumlah di setiap kumpulan dengan perkiraan total


penggunaan pemicu biaya. Kemudian biaya per unit dikalikan
dengan jumlah unit pemicu biaya dari produk.
Activity Based Costing
Activity Based Costing System (ABC System) adalah
salah satu metode yang digunakan dalam menghitung
biaya berdasarkan aktivitas. Perhitungan yang
dihasilkan akan bermanfaat bagi manajemen untuk
menelusuri keterangan mengenai aktivitas apa saja
yang diperlukan dan yang tidak diperlukan
perusahaan dalam proses produksi.
Perbedaan Alokasi Biaya Tradisional dan ABC
A. Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya (cost driver)
untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap produk. Sedangkan
sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara arbitrer berdasarkan satu
atau dua basis alokasi yang non reprersentatif.

B. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem biaya
tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba. Apabila
sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas produk,
angka-angkanya tidak dapat diandalkan.

C. Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini
mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan
fungsional silang mengenai organisasi.
Penerapan ABC pada PT. Unilever

Activity-based costing (ABC) adalah pendekatan akuntansi


yang memungkinkan PT. Unilever untuk membebankan biaya
aktivitas overhead perusahaan ke produk dan layanan tertentu
yang diproduksi & diberikan.

Dibandingkan dengan pendekatan tradisional, ABC


menetapkan biaya overhead dan biaya tidak langsung secara
tidak sewenang-wenang dan berfokus pada hubungan yang
sebenarnya antara biaya, aktivitas overhead, dan produk terkait
(diproduksi, diproduksi) / layanan yang diberikan oleh PT.
Unilever.
Penerapan ABC pada PT. Unilever

PT. Unilever memasarkan dua jenis produk yaitu Personal &


Household Prods. Untuk lebih mudahnya, sebut saja produk
Standar Konsumen dan Produk Kustom Konsumen. Produk
Standar jauh lebih sederhana daripada Produk Kustom, sehingga
PT. Unilever menghasilkan produk Standar dalam ukuran batch
besar dibandingkan dengan produk Justom yang diproduksi dalam
batch yang lebih kecil.
Sistem Pembiayaan Berbasis Aktivitas untuk PT.
Unilever
Activity Based Costing dapat meningkatkan proses penetapan biaya di PT. Unilever dalam tiga
cara utama:

Dengan meningkatkan jumlah cost pools . ABC membantu dalam mengidentifikasi aktivitas yang
sedang dilakukan oleh sumber daya organisasi. Seringkali alokasi yang terlalu sempit dapat
mengakibatkan pemahaman yang tidak jelas tentang kedua kegiatan tersebut dan bagaimana
sumber daya dihabiskan untuk kegiatan tersebut.

Dengan membebankan biaya ke berbagai aktivitas yang tersegmentasi berdasarkan peran yang
mereka lakukan dalam keseluruhan proses. Alih-alih memperlakukan semua biaya tidak
langsung sebagai satu kumpulan luas organisasi, ABC mengumpulkan biaya berdasarkan setiap
aktivitas.

Akhirnya membebankan biaya ke masing-masing produk, layanan, dan aktivitas pelanggan


dalam organisasi menggunakan penggerak biaya aktivitas.
PENILAIAN PERSEDIAAN PT. UNILEVER

Persediaan diukur pada nilai yang terendah antara


biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Metode yang
dipakai untuk menentukan biaya adalah metode ratarata
bergerak. Biaya perolehan barang jadi dan barang dalam
proses terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung serta alokasi biaya overheadyang terkait dengan
produksi.
Lean Manufakturing
Lean Manufakturing adalah sebuah cara berfikir,
filosofi, metode dan strategi manajemen untuk
meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi.

Pada konsep lean manufaktur sendiri memiliki 3 prinsip


dan 6 strategi.
3 Prinsip Lean Manufacturing
1. Prinsip mendefinisikan nilai produk
Dalam prinsip ini bahwa suatu perushaan perlu melakukan
proses value stream identification atau pengindentifikasian nilai
suatu produk dan nilai – nilai yang terkandung dalam aliran proses
mulai dari supplier sampai ke customer. Unilever sendiri sudah
mengimplementasikan prinsip ini pada perushaanya, yaitu ditunjukan
pada prinsip atau model bisnis mereka yang di sebut USLP pada
point ketiga “Memasok 100% bahan baku pertanian secara
berkelanjutan dan meningkatkan penghidupan orang – orang di
seluruh rantai bisnis kami”.
3 Prinsip Lean Manufacturing
2. Prinsip menghilangkan pemborosan (Waste)
Dalam prinsip ini perusahan wajib memiliki langkah untuk
mengurangi atau menghilangkan pemborosan dalam system
manufakturnya. Unilever sudah mengimplementasi prinsip ini pada
perusahaanya, yang ditunjukan pada misi dari perusahaan ini yang
berbunyi “Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam
berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil
mengurangi dampak terhadap lingkungan, dan meningkatkan
dampak social”
3 Prinsip Lean Manufacturing
3. Prinsip pendukung karyawan
Dalam prinsip ini perusahaan harus memiliki pandangan terhadap pekerja atau
karyawan untuk meningkatkan pengetahuanya dan keahlianya. Unilever sudah juga
mengimplementasi prinsip ini pada perusahaannya, yang ditujukan pada Pedoman
dan Standar Perilaku pada Unilever. Di dalam buku tersebut juga mendefinisikan
karyawan pada Unilever adalah seluruh karyawan, baik paruh waktu, penuh waktu,
waktu tertentu, permanen, atau trainee. Lalu juga kontraktor, staf temporer, karyawan
yang diperbantukan, karyawan perusahaan joint venture dan karyawan dari
penyedia pihak ketiga. Isi dalam buku tersebut adalah hal apa saja yang harus di
lakukan dan tidak di lakukan pada segala hal. Misalnya tentang melawan korupsi,
menghormati orang lain, menjaga informasi, dan berhubungan dengan pihak
eksternal.
6 Strategi Lean
Manufacturing
1. Pull system strategi
Pada strategi ini yaitu system penarikan material saat
diperlukan saja untuk meningkatkan fleksibilitas dan dapat
merespon dengan cepat kebutuhan pelanggan serta
menghilangkan pemborosan.
6 Strategi Lean
Manufacturing
Unilever menggunakan strategi push and pull hybrid. Tahap
produksi dilakukan secara Push sehingga permintaan pelanggan
berkurang ketidakpastiannya, dan minimalisasi biaya inventaris
serta pemanfaatan sumber daya agar lebih efektif. Tahap
berikutnya untuk distribusi dilakukan dengan cara Pull untuk
pengisian yang dibutuhkan oleh distributor, dengan
menggunakan kecanggihan IT dan CRM ( customer relationship
manajemen) dibawah area manajemen yang sudah mereka
miliki.
6 Strategi Lean
Manufacturing

2. Strategi penjamin kualitas


Pada straregi ini perusahaan harus
menjamin kualitas produknya sendiri.
6 Strategi Lean
Manufacturing
Unilever telah mengimplementasikan penjaminan
kualitas dengan adanya kegiatan Vaseline Healing Project
yaitu kegiatan membantu perbaikan kualitas hidup
khususnya kulit pada masyarakat di wilayah rawan
bencana. Lalu juga ada kegiatan Axe Mens Groming yang
membuat gerakan Ganteng Cara Gue.
6 Strategi Lean
Manufacturing
3. Strategi perencanaan layout dan pembagian tugas
Pada strategi ini perusahaan untuk dapat
merencanakan layout produksi agar mengurangi waste
dalam proses serta pembagian tugas yang jelas pada
masing masing prosesnya.
6 Strategi Lean
Manufacturing
Unilever telah mengimplementasikan strategi ini bahwa Unilever
Indonesia telah menetapkan SAP (Standart Advance Planning) untuk
mengelola strategi pembagian tugas mereka. Dengan menggunakan
Accenture sebagai konsultan IT untuk membangun dan memulai
program dengan mempertimbangkan beberapa catatan kunci untuk
sistem:
● Kemampuan untuk mengukur, memahami, dan mengelola
variabilitas permintaan dan penawaran yang sebenarnya.
● Secara dinamis menentukan kebijakan inventaris yang optimal dan
terlihat untuk setiap item di seluruh rantai pasokan.
● Secara langsung memperhitungkan semua ketidakpastian dalam
rantai pasokan dengan menggunakan algoritma canggih.
6 Strategi Lean
Manufacturing

4. Strategi peningkatan yang berkesinambungan


Pada strategi ini perusahaan melakukan perbaikan
dan peningkatan terhadap proses secara terus menerus
dalam segala aspek.
6 Strategi Lean
Manufacturing
Unilever telah menggunakan strategi ini, sesuai dengan
tagline dan visi misi mereka. Dan juga dapat kita lihat secara
nyata bahwa produk produk Unilever terus memperkenalkan
kemasan – kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetap
mempertahankan kualitas produknya baik yang berupa botol
kaca, sachet, botol kecil dkk. Hampir semua produk Unilever
tersedia bagi manusia dari ujung rambut samapi ujung kaki
ada varian dari Unilever, entah itu shampoo, sabun mandi, dll.
6 Strategi Lean
Manufacturing

5. Strategi pengambilan keputusan


Pada strategi pengambilan keputusan yang di
anjurkan dalam lean manufacturing adalah pengambilan
keputusan secara mufakat.
6 Strategi Lean
Manufacturing
Unilever Indonesia sudah menggunakan system
pengambilan keputusan yang dianjurkan dalam lean
manufacturing yaitu musyawarah mufakat. Hal ini sesuai
dengan nilai nilai perusahaan Unilever Indonesia. Nilai
nilai perusahan Unilever itu adalah nilai integritas, nilai
respek, niali tanggung jawab, dan nilai semangat
kepeloporan.
6 Strategi Lean
Manufacturing

6. kerja sama dengan pemasok


Pada strategi ini supplier harus dianggap sebagai
bagian dari perusahaan yang menerapkan lean
manufacturing sehingga diperlukan pengembangan dan
pelatihan terhadap suppliernya.
6 Strategi Lean
Manufacturing
Pada Perusahaan Unilever Menggunakan SIM (Sistem Info Manajemen) dalam
stategi bekerja sama dengan pemasok ( supplier dan stakeholder). Unilever mempunyai
tiga bagian sistem informasi manajemen yang digunakan, yaitu CRM (Customer
Relationship Management/Manajemen Hubungan Pelanggan), IMC (Integrated
Marketing Communication/Komunikasi Pasar Terpadu), dan CSR (Output Sistem
Informasi Pemasaran). Selain itu, Unilever Indonesia juga turut bekerja sama dengan
beberapa pusat perbelanjaan seperti Hypermart, Indomart, Alfamart, Carefour, Giant
dan yang lainnya untuk memasarkan produk mereka. Unilever Indonesia selalu
memastikan produk yang diterima oleh customer sama kualitasnya dengan produk yang
pertama kali diterima oleh suplier.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai