PENDIDIKAN
PANCASILA
Nama : Muhammad Yusuf Saputra
NIM : 2020184202b0004
Prodi : Pendidikan Matematika
BAGAIMANA
PANCASILA
BAB 3 MENJADI
DASAR
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA?
TUJUAN DARI MEMPELAJARI BAB INI
ADALAH
Dengan demikian, dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum
(rechtsidee), baik tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu negara. Cita hukum ini akan
mengarahkan hukum pada cita-cita bersama dari masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan
kesamaankesamaan kepentingan di antara sesama warga masyarakat (Yusuf, 2009). Terdapat
ilustrasi yang dapat mendeskripsikan tata urutan perundanganundangan di Indonesia
sebagaimana Gambar III.3.
Prinsip bahwa norma hukum itu bertingkat dan berjenjang, termanifestasikan dalam
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
yang tercermin pada pasal 7 yang menyebutkan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan, yaitu sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi;
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
B. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian
Pancasila sebagai Dasar Negara
Oleh karena itu, Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang
nilai-nilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut
merupakan perwujudan dari aspirasi (citacita hidup bangsa) (Muzayin, 1992: 16). Dengan
Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila
bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh
(Muzayin, 1992: 16).
Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, maka perasaan adil dan tidak adil
dapat diminimalkan. Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara menaungi dan
memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan tersebut berlaku untuk semua tanpa ada
perlakuan diskriminatif bagi siapapun. Oleh karena itulah, Pancasila memberikan arah tentang
hukum harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dengan demikian, diharapkan
warga negara dapat memahami dan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dimulai
dari kegiatankegiatan sederhana yang menggambarkan hadirnya nilai-nilai Pancasila tersebut
dalam masyarakat
Sebagai penyelenggara negara, mereka seharusnya lebih mengerti dan memahami dalam
pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan. Mereka harus menjadi
panutan bagi warga negara yang lain, agar masyarakat luas meyakini bahwa Pancasila itu
hadir dalam setiap hembusan nafas bangsa ini.
mereka harus mampu menjadi panutan bagi warga negara lain, terutama dalam hal
kejujuran sebagai pengejawantahan nilai-nilai Pancasila dari nilai Ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah, dan keadilan. Nilai-nilainya hadir bukan hanya bagi mereka yang ada
di pedesaan dengan keterbatasannya, melainkan juga orang-orang yang ada dalam
pemerintahan yang notabene sebagai pemangku jabatan yang berwenang merumuskan
kebijakan atas nama bersama.
C. Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan
Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Negara
a. Pertama
nilai-nilai ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritualitas dianggap penting sebagai
fundamental etika kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat
melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat
memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial.
b. Kedua
nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-
sifat sosial (bersifat horizontal) dianggap penting 88 sebagai fundamental etika-politik kehidupan
bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada persaudaraan
dunia yang dikembangkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
c. Ketiga
nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan
yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Indonesia memiliki prinsip
dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja dapat mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam
kebaruan komunitas politik bersama, melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi
keragaman komunitas untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahan masing-masing.
d. Keempat
Dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarahmufakat, keputusan tidak didikte oleh
golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan pengusaha, tetapi dipimpin oleh
hikmat/ kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas deliberatif dan kearifan setiap
warga tanpa pandang bulu.
e. Kelima
Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk sosial, juga
antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.
4. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan norma hukum dalam memformulasikan dan mengimplementasikan
kebijakan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Di sisi lain, bagi setiap warga
negara yang berkiprah dalam infrastruktur politik (sektor masyarakat), seperti organisasi
kemasyarakatan, partai politik, dan media massa, maka Pancasila menjadi kaidah penuntun
dalam setiap aktivitas sosial politiknya. Dengan demikian, sektor masyarakat akan berfungsi
memberikan masukan yang baik kepada sektor pemerintah dalam sistem politik.
C. Membangun Argumen tentang Dinamika
dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara