Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 10

AGAMA ISLAM

1. GALUH ASTARI
2. SYIFA MUTIARA SARI
A.      Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan segala aspek kehidupan.
Segalanya telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah SWT. Cakupan aspek yang
diatur itu dimulai dari bangun tidur sampai kita tidur lagi. Itu diatur agar kita bisa
menjalani kehidupan dengan teratur, baik, dan bermanfaat.
Aspek yang cukup diperhatikan dalam Islam adalah pengetahuan atau ilmu yang
bermanfaat. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, seperti yang telah diterangkan
dalam hadits: Rasulullah saw bersabda: "Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim
(baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah).
Ilmu juga berkaitan dengan perkembangan teknologi. Sampai sekarang,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang pesat.
Kemajuan IPTEK itu sendiri didominasi kuat oleh peradaban orang Barat.
Sedangkan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sebagian
besar merupakan negara berkembang. Sebagai umat yang mewarisi ajaran
ketuhanan dan pernah mengalami kejayaan di bidang IPTEK pada zaman dahulu,
ini merupakan suati kenyataan yang cukup memprihatinkan.
Di samping adanya manfaat dari perkembangan IPTEK itu sendiri, IPTEK ternyata
juga memberikan dampak buruk kepada para penggunanya, seperti pengaksesan
situs porno di internet, perjudian, dan kecurangan. Di sinilah peran agama Islam
untuk meluruskannya. Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran Islam itu sendiri
terhadap perkembangan IPTEK.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan
manusia, baik yang sudah diketahui maupun belum
diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan
agar manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar
adalah mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan
penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di
seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan
masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu. 
Sebagaimana firman Allah berikut ini:
‫ت َواأْل َرْ ض‬
ِ ‫قُ ِل ا ْنظُرُوا َما َذا فِي ال َّس َما َوا‬
ِ
Artinya:    “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar
(penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai
apa yang ada di langit dan di bumi ...”( QS. Yunus ayat 101)
Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud Iptek Allah
Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh
sehingga manusia memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai
hudan memberi kecerahan pada akal manusia, kebenaran hasil riset
dapat diukur dari kesesuaian rumus baku, dan antara akal dengan naql.
Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala
perubahannya sebagai persoalan yang layak dan perlu dijawab, maka al-
Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki alam
semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang
tepat yaitu al-Qur`an. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-
ayat Qur’aniyah akan berjalan secara pararel dan seimbang. Ilmu
pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka akan
menjadikan teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan iptek,
seperti wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk
membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan
akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian
secara jelas terdapat dalam QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20 :
  Al-Quran Sumber Etika Pengembangan Iptek
Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil teknologi pada
saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil teknologi namun jika diniatkan untuk
membuat kerusakan sesama manusia, menghancurkan lingkungan sangat dilarang di
dalam Islam. Jadi teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai, demikian pula
penyalahgunaan teknologi merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT.
Perhatikan FirmanNya:
ُّ‫سا َد فِي ْاألَرْ ض إِ َّن هللاَ الَ ي ُِحب‬
َ َ‫ْك َوالَ تَب ِْغ ْالف‬
َ ‫ص ْيبَ َك ِم َن ال ُّد ْنيَا َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َس َن هللاُ إِلَي‬ َ ‫ك هللاُ ال َّدا َر ْاآلَ ِخ َرةَ َوالَ تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬ َ ‫َوا ْبتَ ِغ فِ ْي َما آَتَا‬
ِ
َ‫ ْال ُم ْف ِس ِد ْين‬ 
Artinya:     Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77)
Demikian pula sains dan teknologi modern (Barat) tidak ada yang netral atau bebas nilai.
Tetapi prioritas, penekanan, metode dan prosesnya, serta pandangan terhadap dunia
merefleksikan kepentingan masyarakat dan kebudayaan Barat. Dalam kerangka ini sains
Barat semata-mata digunakan untuk mengejar keuntungan dan sejumlah produksi, untuk
pengembangan militer dan perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi
ras manusia terhadap ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam
sistem Barat sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga segala-galanya harus
dikorbankan demi sains dan teknologi. 
 Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam
harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang
telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga
hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara
lain firman Allah:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (Qs. an-Nisaa` [4]: 65). ikutilah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-
pemimpin selain-Nya[528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran
(daripadanya). (Qs. al-Araaf [7]: 3). [528] Maksudnya: pemimpin-pemimpin
yang membawamu kepada kesesatan.
 Kesimpulan
 Peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2
(dua).Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran
dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya paradigma
sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun
struktur ilmu pengetahuan.Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai
standar penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar
manfaat  yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam
dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat
Islam dan juga seluruh umat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT :

 Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah


Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya. (Qs. al-A’raaf [7]: 96).

Anda mungkin juga menyukai