Anda di halaman 1dari 67

PEMBELAJARAN KHUSUS

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Latihan Khusus

Latihan Okupasi

Sensori itegrasi

SIBI

ADL

Mangatasi hiperaktif dan emosi


Klasifikasi ADL

(a) bidang penampilan diri dan sikap untuk


mengembangkan kepribadian yang wajar,
(b) bidang makanan dan minuman,
(c) bidang kesehatan lingkungan,
(d) bidang tugas-tugas sederhana di rumah dan di
sekolah,
(e) bidang keuangan,
(f) bidang pemeliharaan anak kecil,
(g) bidang pertolongan pertama pada kecelakaan.
Analisis Tugas

Analisis tugas adalah proses


menganalisis bagaimana manusia
melaksanakan tugas, apa saja yang
mereka lakukan, peralatan yang
mereka gunakan, dan hal-hal apa saja
yang mereka perlu ketahui.
ANALISIS TUGAS
 Analisis tugas merupakan salah satu strategi
pengajaran yang dapat diterapkan pada semua siswa.
 Analisis tugas adalah memecah suatu tugas yang

kompleks menjadi beberapa bagian urutan tugas


yang lebih sederhana.
 Prosedur analisis tugas dapat diterapkan pada setiap

tugas bagi setiap siswa manapun.


 Analisis tugas dapat dipecah menjadi 4 langkah

utama yang berurutan (James A. McLoughlin & Rena


B. Lewis, 1981)
 Analisis tugas (Task Analysis) digunakan untuk

mengidentifikasi komponen-komponen utama


menjadi bagian-bagian kecil yang berurutan (Linch
dan Simms, 1978)
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN ANALISIS TUGAS:

 Tentukan tugas pokok yang akan diajarkan.


 Tentukan dan rumuskan tujuan jangka pendek
berdasarkan hasil asesmen dengan mempertimbangkan
kemampuan saat ini dari anak.
 Langkah 1 – 2 dari analisis tugas dimulai dengan
kemampuan saat ini dari anak (kemampuan yang telah
dikuasai anak).
 Rincilan tugas pokok menjadi bagian-bagian kecil dalam
12-15 langkah.
 Langkah terakhir diakhiri dengan tujuan jangka pendek
yang telah dirumuskan di atas.
 Penerapan teknik analisis tugas dalam pembelajaran dapat
melibatkan metode apapun yang disesuaikan dengan
materi pelajaran, media pembelajan serta kondisi anak.
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN ANALISIS
TUGAS:
 Ajarkan satu bagian keterampilan satu-per-
satu sampai dikuasai (Trial)
 Pastikan proses belajar terfokus
 Berikan bantuan secara bertahap, kemudian

mengurangi bantuan tersebut.


 Gunakan prosedur penguat perilaku

(konsekuensi = umpan balik/imbalan)


 Kegiatan dilakukan dengan awal dan akhir

yang sangat jelas (DTT: Lovaas, Leaf & Mc


Eachin dan Helen abloomer)
Analisis Tugas
(mencuci tangan)
Mencuci Tangan pada Kran
Mencuci Muka
Mencuci Kaki
Menyikat Gigi
Buang Air Kecil (BAK)
Buang Air Besar (BAB)
Makan dengan Tangan
Berhias Diri
Memakai Kaos Dalam
Memakai Kaos Oblong
Memakai Celana Dalam
Memakai Celana Luar
SIMULASI ANALISIS TUGAS

(ADL)
LATIHAN OKUPASI
Jenis-jenis Latihan Okupasi
1. mengembangkan motorik: Berjalan di atas
balok
2. pengembangan sensoris:Meniup kapas
3. pengembangan aspek kognitif :Bermain
puzzle
4. pengembangan intrapersonal: Bernyanyi
5. pengembangan interpersonal: Senam irama
6. pengembangan aspek perawatan diri: Makan
7. pengembangan aspek produktivitas:
Berkebun
8. pengembangan aspek leisure : rekreasi.
09/21/2021 23
Mengembangkan motorik
Berjalan di atas titian
Pengembangan sensoris
Pengembangan aspek kognitif
Bermain puzzle
Pengembangan intrapersonal:
Bernyanyi
Pengembangan interpersonal:
Senam irama
Pengembangan aspek perawatan diri:
Makan
Pengembangan aspek produktivitas: Berkebun
Pengembangan aspek leisure :
rekreasi.
TUGAS

Menyanyikan lagu anak-anak

Senam Irama
Mengatasi Hiperaktif dan Emosi
ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Pengertian
Gangguan perkembangan mental (developmental
disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan
pemusatan perhatian dan tingkah laku yang
hiperaktif.
Penanganannya:
 Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum
diberikan pada penderita ADHD.
 Terapi yang diberikan bisa berupa pelatihan
kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku
(behavior), dan juga terapi kognitif.
 Orang tua dan keluarga juga biasanya akan
diberikan pelatihan berupa pengenalan terhadap
ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak,
pendekatan-pendekatan yang digunakan, ataupun
berupa support bagi orang tua yang memiliki anak
penderita ADHD.
Modifikasi Tingkah Laku

 Menggunakan teori belajar, khususnya,


prinsip operant conditioning untuk
mengubah perilaku
 Operant conditioning (Dr. B.F. Skinner)

mengacu pada hubungan antara kejadian di


lingkungan yang menghasilkan perubahan
yg spesifik dalam sasaran perilaku
Tujuan Modifikasi Tingkah Laku

1. Mengurangi perilaku yang


berlebihan (exsessive)
2. Meningkatkan perilaku positif
(deficit)
Salah satu bentuk penanganan tingkah laku adalah
dengan memberi penghargaan (reward/ reinforcement)
apabila si anak mampu berperilaku sesuai harapan,

contohnya, membuatkan makanan kesukaannya jika


berhasil belajar di meja selama 30 menit. Metode untuk
berkomunikasi dengan anak juga perlu diperhatikan,
gunakan kalimat yang sederhana dan jelas, seperti:
“Sekarang belajar dulu ya” (daripada: “Kenapa kamu
tidak belajar?”. Rasa aman sangat penting bagi anak
dengan masalah ADHD.

Penggunaan hukuman di kelas secara berulang kurang


efektif dibandingkan dengan memanfaatkan waktu
khusus di jam istirahat supaya si anak bisa mempelajari
kemampuan bersosialisasi.
Contoh perilaku yang dapat
dikurangi/dihilangkan
 Melukai diri – menggigit tangan, menarik rambut,
membenturkan kepala, mencolok mata
 Merusak barang – melempar benda, melempar batu,
dll.
 Melukai orang – memukul, mencubit, meludah,
menarik rambut orang lain
 Bahasa kasar
 Tidak patuh
 Perilaku aneh – tubuh bergoyang, menggerakkan
tangan, berbicara sendiri
 Tidak menyelesaikan tugas
 Jalan-jalan di dalam kelas
Contoh perilaku positif yang dapat
ditingkatkan:
Keterampilan yg diperlukan untuk
kemandirian hidup dalam area seperti :
 Bantu diri self help
 Sosial social
 Komunikasi communication
 Mobilitas/ gerak mobility
 Bekerja work
 Waktu luang/bersenang-senang leisure
 Keikutsertaan dalam masyarakat community
participation
STRATEGI PENANGANAN
Cara alami baik fisik maupun psikologis untuk
menenangkan anak hiperaktif:
1. Bantu anak mengatur napas
2. Hilangkan stres anak dengan mandi busa atau air hangat
3. Beri stimulasi dengan pijatan lembut
4. Beri perlengkapan aktivitas untuk menenangkan anak
5. Atur ruangan dengan pencahayaan yang lembut
6. Lakukan aktivitas secara rutin setiap hari
7. Hindarkan anak dari minuman dingin, gula, susu manis,
pewarna makanan dan bahan pengawet
8. Sediakan waktu untuk berolah raga.
Sudut Penenang atau (Time Out)

Cara untu melaksanakan time out (aturan


pelaksanaan sudah ditetapkan)
1. Berikan peringatan awal
2. Tempatkan anak pada sudut penenang
3. Berikan penjelasan
4. Kembali dan jelaskan
5. Permintaan maaf
6. Lupakan
Token Ekonomi
 Digunakan sebagai penguat sekunder, dapat
ditukar dengan hadiah yang beragam.
 Dapat berupa:
Tanda bintang stars
Disk plastik Plastic discs
Gambar senyum Smiley faces
Koin logam Metal chips
 Pastikan bahwa token tersebut tidak
terlupakan. Jaga catatan yang akurat.
 Dapat digunakan dalam kelompok.
 Penggunaan penguat tidak mengganggu kelas.
 Tawarkan beragam penguat untuk dipilih oleh
siswa.
KETERAMPILAN UNTUK AUTIS
Anak autis memiliki potensi yang sama dengan
anak pada umumnya, bahkan, tak jarang anak autis
yang memiliki kelebihan.

Kelebihan inilah yang harus diasah dan


dikembangkan. Untuk itu, orang
tua maupun tenaga pendidik, harus jeli melihat
potensi yang dimiliki anak autis

Anak autis, memiliki kelebihan masing-masing.


Baik dalam bidang seni, akademik, bisnis, ataupun
bidang lainnya.
Anak-anak diberikan beragam keterampilan, yang
disesuaikan dengan potensi anak.
Seperti menari, menyanyi, home industri, bermain
musik dan lain sebagainya. Yang tidak kalah
penting adalah, bagaimana penanganan anak
penyandang autis sudah dilakukan sejak dini.
Pasalnya, jika terlambat penanganannya juga
cukup berat.
SIMULASI
PERMAINAN ULAR NAGA
Latihan Sensori Integrasi
SENSORI INTEGRASI

Sensori integrasi adalah sebuah proses otak


alamiah yang tidak disadari. Dalam proses
ini informasi dari seluruh indera akan
dikelola kemudia diberi arti lalu disaring,
mana yang penting dan mana yang
diacuhkan. Proses ini memungkinkan kita
untuk berprilaku sesuai dengan pengalaman
dan merupakan dasar bagi kemampuan
akademik dan prilaku sosial.
Ciri-ciri anak dengan gangguan
Sensori Integrasi
 Anak tampak malas bergerak
  Keseimbangan tubuh kurang baik, sering jatuh

  Anak sering berjalan jinjit, berputar-putar atau

meloncat-loncat
  Sering terbalik dalam menulis atau membaca huruf atau

angka (misalnya huruf b atau d, angka 6 atau 9)


  Sering memukul meja atau tembok

  Bila menulis tekananya terlalu kuat

  Suka menggigit atau memainkan sesuatu

  Sulit menerima aktivitas baru

  Menolak menginjak rumput, pasir atau kerikil


7 sistem indera dalam Sensori integrasi

1. pengelihatan,
2. pendengaran,
3. perasa,
4. penciuman,
5. taktil (perabaan) ,
6. vestibular (kesigapan tubuh), dan
7. proprioseptif (posisi dalam ruang).
Gejala-gejala yang tampak pada anak

 hambatan prestasi sekolah


 kurang percaya diri
 masalah emosi dan/atau sosialisasi
 tampak terlalu aktif ataupun terlalu pendiam
 perhatiannya mudah teralih
 kurang dapat mengontrol diri
 terlalu peka atau kurang peka terhadap sentuhan, gerakan,

suara, dsb.
 gerakannya tampak kikuk tidak luwes atau tampak

serampangan
 hambatan pada perkembangan keterampailan motorik

,bicara ,dan / atau pengertian bahasa


 kadang-kadang tamapak tidak perduli pada orang sekitarnya
Contoh aktivitas untuk melatih sensori anak
di rumah
1. Main tebak huruf dan angka
Dengan menggunkaan jari telunjuk, coba buatlah bentuk angka atau huruf
di punggung anak. Tentu saja , huruf ataupun angka tersebut sudah dikenal
oleh anak Anda sebelumnya. Minta anak Anda menebak bentuk yang Anda
buat. Latihan ini baik untuk merangsang tactile pada kulit punggung.

2. Tangkap teman
Masukkan beberapa mainan anak ke dalam kotak bekas ataupun ember
plastik. Pilih beberapa benda yang variatif, misalnya kelereng, mobil-
mobilan, tali sepatu, sikat gigi, boneka kain, bintang-bintang plastik, dadu.
Mintalah anak meraba dan memilih satu benda tanpa ia harus melihatnya.
Suruh untuk menyebutkan benda yang dipegangnya

Anak ditutup matanya sambil diminta berkeliling, kemudian minta dia


menebak, kira-kira, siapa teman yang dia pegang. Latihan ini baik untuk
merangsang integrasi tactile jari-jari.
3. Porter jagoan
Biasakanlah anak Anda mengangkut keranjang cucian
(dicoba dengan beban yang tidak terlalu berat) misalnya
memindahkannya dari kamar mandi ke tempat cuci.. Atau
cobalah melatihaknya dengan membawa barang belanjaan
anda dari supermarket. Pilih barang-barang yang tidak
mudah pecah. Bisa juga setiap pagi dilatih untuk
menyandang sendiri rangsel sekolah di punggungnya.
Latihan ini baik untuk integrasi sensori proprioseptive.
4.  Berayun asyik
Ambil selimut tebal yang masih kuat. Pegang masing-
masing ujungnya oleh 2 orang dewasa, lalu mintalah anak
Anda naik. Selanjutnya perlahan-lahan angkat selimut
tersebut dan mulailah diayun. Mulailah dengan ayunan
perlahan. Latihan ini baik untuk merangsang integrasi
vestibular.
Latihan Sensori Integrasi
Latihan Sensori Integrasi
Latihan Sensori integrasi
SIMULASI
PERMAINAN MENANGKAP TEMAN
Sitem Isyarat Bahasa Indonesia
TUNARUNGU
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami
ganguan pendengaran dan percakapan dengan
derajat pendengaran yang berfariasi antara
27dB-40dB dikatakan sangat ringan, 41dB-55dB
dikatakan ringan, 56dB-70dB dikatakan sedang,
71dB-90dB dikatakan berat, dan 91 ke atas tuli
KOMUNIKASI

Latihan kekhususan:

 BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama)

 ARTIKULASI

 SISYANDO (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)


SIMULASI
MENYANYI DENGAN BERISYARAT
Thank You

Anda mungkin juga menyukai