Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER PADA KASUS ATRIAL SENTRAL DEFEK (ASD)

Kelompok 10
Definisi
• ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa
lubang (defek) pada septum interatrial (sekat
antar serambi) yang terjadi karena kegagalan
fungsi septum interatrial semasa janin. Defek
Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect)
adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang
memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri
dan atrium kanan).
Etiologi
• Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian ASD, faktor – faktor tersebut diantaranya:
• Faktor prenatal
Ibu menderita infeksi rubella
Ibu Alkoholisme
Umur ibu lebih dari 40 Tahun
Ibu menderita IDDM
Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu
• Faktor genetik
Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
Ayah atau ibunya menderita penyakit jantung bawaan
Kelainan kromosom misalnya sindrom down
Lahir dengan kelainan bawaan lain
Tanda dan gejala
• ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Seiring
dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak
diperbaiki dapat merusak jantung dan paru dan
menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala
gagal jantung diantaranya:
Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
Dispnea (kesulitan dalam bernafas)
Sesak nafas ketika melaukan aktivitas
Jantung berdebar – debar (palpitasi)
Aritmia
Clubbing finger
Patofisiologi
• Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan
tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan
suatu proses akibat ukuran dan complain dari atrium tersebut.
Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih
besar daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding
ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga berakibat volume serta ukuran
atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat. Jika complain ventrikel
kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt dari
kiri kekanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger
bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat.
Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga
sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah
oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• .    Elektrokardiografi
       Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola
• 2.    Radiologi
       Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
• 3.   Ekokardiografi
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah
   dari atrium kiri ke atrium kanan.
•  4.   Kateterisasi
Prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukankedalam serambi
jantung melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau
intensifikasi pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample darah
memberikan sumber-sumber informasi tambahan.
• 5·  EKG
Deviasi aksis ke kiri pada ASD primum dan deviasi aksis ke kanan pada ASD
secundum, RBBB, RVH.
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
• Identitas pasien
• Identitas penanggung jawab
▫ Riwayat kesehatan
 Keluhan Utama
 Sesak napas
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya Klien mengalami sesak yang dirasakan terus
menerus, sesak terlihat saat klien melakukan aktifitas
ringan seperti diajak bermain, posisi tengkurap .
• Riwayat Kesehatan Dahulu
▫ Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
▫ Riwayat imunisasi anak dan kesehatan keluarga.
▫ Riwayat alergi
• Riwayat Riwayat bio, psiko, sosial, spiritual
• Pernafasan
Pada anak dengan ASD ditemukan sesak saat bernafas
• Eliminasi
Biasanya pada kasus ASD yang perlu dikaji pada
eliminasi adalah frekuensi jumlah dan konsistensi
BAB dan BAK.
Diagnosa
• Gangguan perfusi jaringan
(kardiopulmonal)berhubungan dengan gangguan
transport oksigen ditandai dengan klien mengeluh
sesak napas (RR meningkat), retraksi intercostae,
retrasksi epigastrium
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan
memasukkan atau mencerna makanan ditandai
dengan kurangnya nafsu makan, tidak ada
peningkatan BB dan TB yang signifikan
Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
No
hasil keperawatan
Dx

1 Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Mengetahui suara


tindakan keperawatan auskultasi suara jantung dan suara paru
selama … x 24 jam jantung dan suara apakah normal atau
diharapkan paru tidak
ketidakefektifan perfusi 2. Ukur tanda tanda 2. Observasi status klien
jaringan kardiopulmonal vital dan irama 3. Patokan masalah
teratasi dengan kriteria denyut jantung pada perfusi jaringan
hasil : 3. Monitor angkat jantung
-TTV dalam rentang PT, PTT dan AT 4. Memantau status
normal 4. Monitor status cairan klien
-Tidak ada edema perifer cairan dan 5. Indikasi
dan ascites memonitor adanya memburuknya status
-Bunyi jantung abnormal edema klien
-tidak ada 5. Monitor adanya 6. Salah satu indikasi
Nyeri dada dan kelelahan peningkatan masalah pada perfusi
ekstrem tidak ada kelemahan dan 7.Menciptakan suasana
kelalahan nyaman dan tenang
6. Monitor adanya
penggunaan otot
tambahan
7. Anjurkan pasien
untuk istirahat
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai