Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

PLASENTA PREVIA

Disusun oleh

Seilyn K Kembau Shania Mokalu

Brayen Toar Galih P.C Brata

Fabrizio Sampel
Pengertian plasenta previa

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta


berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebgaian atau
seluruh permukaan jalan lahir ( Ostium Uteri Internum).
Etiologi
Penyebab dari plasenta previa belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa faktor yang diduga kuat menimbulkan
kelainan ini. Salah satu penyebab plasenta previa yaitu
vaskularisasi desidua yang tidak memadai, sebagai akibat dari
proses radang atau atrofi. Multiparitas dan cacat rahim juga
berhubungan dengan kejadian plasenta previa. Hal ini
berkaitan dengan proses peradangan dan atrofi di
endometrium, misalnya bekas bedah caesar, kuretase, dan
miomektomi. Cacat bekas bedah caesar bahkan dapat
menaikkan insiden dua sampai tiga kali lebih besar
Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan tertutup
oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada
tepat pada pinggir pembukaan.
4. Plasenta previa letak rendah, apabila plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum
sampai menutupi pembukaan jalan lahir, pinggir plasenta
berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan,
sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir .
Tanda dan gejala
Kejadian yg paling khas dalam plasenta previa adalah
perdarahan tanpa nyeri yg biasanya baru terlihat setelah
kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya.
Namun, demikian banyak peristiwa abortus mungkin akibat
lokasi abnormal plasenta yg sedang tumbuh
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Anamnesa: ibu hamil trimester III dengan uumur kehamilan 28 - 40 minggu
mengeluh mengeluarkan darah dari vagina pada wkatu tidur, warna darah merah
segar, tidak disertai nyeri perut.

Pemeriksaan fisik:
• inspeksi dapat dilihat adanya perdarahan yang keluar pervagina, biasanya sedikiti
atau banyak, warna merah segar, pucat, kesadaran menurun.
• palpasi janin sering belum cukup bulan, sehingg TFU rendah, sering dijumpai
kelainan letak, bagian bawah janin belum masuk PAP.
• auskultasi: DJl normal 120-160 x/menit, jika perdarahan banyak dapat
menyebabkan distress janin.
• pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran letak plasenta pada SBR
DIAGNOSA KEERAWATAN
1. kekurangan volume cairan kurang dari
kebutuhan tubuh b/d perdarahan pervagina.

2. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan


dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta

3. Kecemasan b/d kurang pengetahuan.


INTERVENSI

• kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d perdarahan


pervagina.
Itnervensi : manajemen perdarahan pervaginam

OBSERVASI TERAPEUTIK
- Identifikasi keluhan ibu ( mis, keluar darah - Posisikan supine atau trendelenburg
banyak, pusing, pandangan tidak jelas ) - pasang oksimetri nadi
- monitor keadaan uterus dan abdomen - berikan oksigen via kanul nasal 3 L/m
- momitor kesadaran dan tanda vital - pasang IV line dengan selang set transfusi
- monitor kehilangan darah - pasang kateter untuk mengosongan
- Monitor kadar hemoglobin kandung kemih

KOLABORASI
- Kolabprasi pemberian uterotonika
- Kolaborasi pemberian antikoagulan
2. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan
perfusi plasenta .
Intervensi : pencegahan cedera
OBSERVASI
- Identifikasi area lingkungan yg berpotensi menyebabkan cedera
- Identfikasi obat yg berpotensi memyebabkan cedera
- Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stocking elastis pada ekstrenitas bawah

- Sosialisasikan pasien dengan keluarga


dengan lingkungan ruang rawat
- sediakan pispot atau urinarial untuk
eliminasi di tempat tidur EDUKASI
- diskusikan mengenai latiihan dan terapi - jelaskan alasan intervensi pencegahann jatuh
fisik yg diperlukan ke pasien dan keluarga
- Diskusikan bersama anggita keluarga yg
dapat menemani pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi dan
emantauan pasien
3. Kecemasan b/d kurang pengetahuan
Intervensi : Reduksi Ansietas

Observasi
Terapeutik
-Ciptakan suasana terapeutik untuk
dentifikasi saat tingkat ansietas
menumbuhkan kepercayaan
berubah
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
Identifikasi kemampuan mengambil
- Motivasi mengidentifikasi situasi
keputusan
yang memicu kecemasan
- iskusikan perencanaan realistis
Monitor tanda-tanda ansietas
tentang peristiwa yang akan datang.
(verbal dan nonverbal)

Anda mungkin juga menyukai