Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERARAWATAN KEGAWATDARUTATAN

SISTEM MUSKOLOSKELETAL DENGAN FRAKTUR


DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :

Nathasya G Lanawaang (1814201270)


Finni S Arina (1814201168)
Ira Prasetya Derek (1814201166)
Exl J J Matialo (1714201147)

 DOSEN MK: Ns.Olvin Manengkey , S.Kep., M.Kes


LATAR BELAKANG
Fraktur merupakan masalah kesehatan yang perlu
adanya penanganan yang serius dan optimal, hal ini
dikarenakan pada pasien yang menderita fraktur dapat
mengalami hilangnya fungsi gerak, tanda-tanda
inflamasi berupa nyeri akut / berat, pembengkakan
lokal, perubahan warna (merah), panas pada daerah
tulang yang patah dan terjadinya deformitas, angulasi,
rotasi / pemendekan serta krepitasi.
DEFINISI
Fraktur adalah terrputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan lansung, gaya
mermuk, gerakan punter, mendadak dan bahkan kontriksi
otot ekstrem. Meskipun tulang patah, jaringan sekitarnya
juga akan terpengaruh mengakibatkan edema jaringan
lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi seendi,
rupture tendon, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh
darah.
ETIOLOGI
Keadaan patologis, seringkali disebabkan oleh metastasis
dari suatu tumor
Degenerasi, terjadi oleh karena kemunduran fisiologis dari
jaringan tulang itu sendiri
Spontan, terjadi oleh karena tarikan otot yang sangat kuat
PATOFISIOLOGI
 Fraktur terjadi ketika interupsi dari kontinuitas tulang, biasanya
disertai cidera jaringan sekitar ligament, otot, tendon, pembuluh
darah, dan persyarafan. Tulang yang sudah rusak mengakibatkan
periosteum pembuluhdarah pada korteks dan sumsum tulang, proses
penyembuhan untuk Memperbaiki cidera dan tahap awal
pembentukan tulang. Berbeda dengan jaringan lainnya, tulang
mengalami regenerasi tanpa menimbukan bekas luka.
MANIFESTASI KLINIS
 Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang di
inmobilisasi
 Hilangnya fungsi, ekstremitas tidak dapt berfungsi dengan baik karena

fungsi normal otot bergantung pada fungsi normal tulang tempat


melekatnya otot.
 Pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan tungkai menyebabkan

deformitas (terlihat maupun teraba) diketahui dengan


membandingkan ekstremitas yang normal.
 Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya

karena kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur.
 Saat eksremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik tulang

dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen tulang


satu dengan yang lainnya.
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat

trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.


ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A, Identitas klien
 Nama : Tn. P
 Umur : 60 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Tanggal masuk : 12 maret 2020
 Keluhan utama : nyeri pada persendian
 B. Keluhan utama : klien mengeluh nyeri pada persendian dan adanya keterbatasan gerak yang
menyebabkan keterbatasan mobilitas
 C. Riwayat penyakit sekarang : klien megatakan pada kemarin siang tanggal 11 maret 2020
merasakan nyeri pada persendian dan keterbatasan gerak, sehingga pada tanggal 12 maret 2020
nyeri semakin parah sehingga keluarga membawa pasien ke puskesmas untuk memeriksakan
diri ke dokter lalu dokter menyarankan untuk membawa pasien ke rumah sakit untuk dirawat
inap. Tanggal 12 maret 2020 jam 10:10 pasien masuk di ruang IGD.
LANJUTAN
D. Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum
Klien tampak lemah
2) kesadaran
Composmentis
3) Tanda-tanda vital
SB : 7.5ºC
TD : 150/70 mmHg
RR : 32x/m
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF
Klien mengatakan nyeri pada persendihannya
Klien mengatakan susah untuk bergerak

DATA OBJEKTIF
Klien tampak lemah
Klien tampak gelisah
 
INTERVENSI KEPERAWATAN
HARI/ DIAGNOSA INTERVENSI
TANGGAL

Nyeri akut b.d agen pencedera Observasi :


fisik. - Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respons
nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
LANJUTAN
INTERVENSI

Terapeutik :
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
blofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
-Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
LANJUTAN
INTERVENSI

Edukasi :
-Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
-Jelaskan strategi
meredakan nyeri
-Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
HARI/TANGGAL DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN

2. Gangguan mobilitas fisik Observasi :


b.d kerusakan integritas -Identifikasi adanya nyeri
struktur tulang (fraktur) atau keluhan fisik lainnya
-Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
-Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
Terapeutik :
-Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (mis.
tongkat, kruk)
-Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
LANJUTAN
IN TERVENSI
Edukasi :
-Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
-Anjurkan melakukan
ambulasi dini
[Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus di
lakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
IMPLEMENTASI
HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik.  Menggobservasi vital sign

 Mengkaji tingkat nyeri

 Mengajarkan teknik relaksasi


HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

Gangguan mobilitas fisik b.d  Memberika salam teraupetik


kerusakan integritas struktur tulang dan mempekenalkan diri
(fraktur)
 Memberikan hubungan saling
percaya antara klien dan
perawat

 Menilai kemampuan klien


denga skala 0-4 untuk
mengetahui pergerakan klien

 Mengkaji kekuatan
otot/kemampuan fungsional
mobilitas sendi dengan
menggunakan skala kekuatan
otot 0-5

 Mengukur tekana darah nadi


dan pernafasan
EVALUASI
HARI/TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI
KEPERAWATAN

Nyeri akut b.d agen pencedera Subjektif


fisik. - Pasien mengatakan nyeri
pada kaki kiri
- Skala nyeri 5
Objektif
- Wajah tampak menyeringai
- Pasien tampak lemah
Assasment
- Masalah belum teratasi
Planning
- Intervensi dilanjutkan
LANJUTAN
HARI/TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI
KEPERAWATAN

Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan Subjektif


integritas struktur tulang (fraktur) - Klien mengatakan ekstremitas
bawah dan ekstremitas atas sulit
digerakan dan terasa berat
Objektif
- Ekstremitas atas da ekstremitas
bawah sebelah kiri terlihat sulit
digerakan
- Tingkat kemampuan aktivitas pasien
berada pada tingkat 3 yaitu
memerlukan bantuan, pengawasan,
peralata.
Assasment
- Masalah belum teratasi
Planning
- Intervensi dilanjutkan
KESIMPULAN
Fraktur adalah terrputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya.Fraktur dapat
disebabkan oleh pukulan lansung, gaya mermuk,
gerakan punter, mendadak dan bahkan kontriksi otot
ekstrem. Meskipun tulang patah, jaringan sekitarnya
juga akan terpengaruh mengakibatkan edema jaringan
lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi seendi,
rupture tendon, kerusakan saraf dan kerusakan
pembuluh darah.

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai