Anda di halaman 1dari 21

KPERAWATAN

ESSENSIALPADA NEONATUS

Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns., M.Kep


Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Umum: diharapkan mahasiswa akan memahami
tentang keperawatan essensial pada neonatus

• Tujuan khusus:
Setelah perkuliahan selama 100 menit diharapkan mahasiswa
memahami tentang prinsip-prinsip keperawatan essensial
pada neonatus yaitu: ewaspadaan umum, Penilaian awal,
Pencegahan kehilangan panas, Pemotongan dan perawatan
tali pusat, Inisiasi menyusu dini, Pencegahan perdarahan,
Pencegahan infeksi mata, Pemberian imunisasi dan
Pemberian identitas
Penyebab kematian neonatus

1. Gangguan/ Kelainan Pernapasan


2. Prematuritas
3. Sepsis
4. Hipotermi
5. Kelainan darah/lkterus
6. Post Matur
7. Kelainan Kongenital
.

Bayi Baru Lahir (BBL) sangat


rentan terhadap infeksi yang
disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama
proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir.
Hipotermia

• Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa


kematian karena hipotermia pada bayi berat
lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur
jumlahnya cukup bermakna.
• The Lancet Millenium Project 2005, menjaga
kehangatan bayi baru lahir dapat menurunkan
kematian neonatal sebanyak 20-40%.
Problem ASI

• Proporsi bayi yang pernah mendapat ASI cukup


tinggi (95,7%), namun proporsi ASI eksklusif selama
6 bulan masih rendah yaitu 32,4% (SDKI. 2007)
• Proporsi saat mulai menyusui kurang dari l jam
masih rendah,yaitu 43,9% (SDKI 2007).
• Tidak memberikan kolostrum merupakan salah satu
kebiasaan merugikan yang sering ditemukan,
• Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI
eksklusif, maka kualitas bayi dan anak balita juga
akan terpengaruh.
Perawatan esensial neonatus
1. Kewaspadaan umum
2. Penilaian awal
3. Pencegahan kehilangan panas
4. Pemotongan dan perawatan tali pusat
5. Inisiasi menyusu dini
6. Pencegahan perdarahan
7. Pencegahan infeksi mata
8. Pemberian imunisasi
9. Pemberian identitas
10. Pengkajian dan pemeriksaan fisik
Kewaspadaan Umum
Sebelum bayi lahir :
• Apakah kehamilan cukup bulan?
• Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
meconium.
Segera setelah bayi lahir
• Apakah bayi menangis atau bernafas/ tidak
mengap - mengap?
• Apakah tonus otot bayi / bayi bergerak aktif?
 
Pencegahan kehilangan panas

• Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh belum


sempurna  upaya pencegahan kehilangan panas
mencegah hipotermia.
• Bayi hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami
sakit berat atau bahkan kematian,
• Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan
untuk mengalami hipotermia.
• Bayi juga tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur
tubuh lebih dari 37,5oC)
Mekanisme kehilangan panas
1. Evaporasi (kehilangan panas akibat
penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri),
misalnya: bayi tidak segera dikeringkan atau
terlalu cepat dimandikan.
2. Konduksi (kehilangan panas tubuh melalui
kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin), misalnya: meja,
tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
Lanjutan Mekanisme kehilangan panas....

3. Konveksi (kehilangan panas tubuh yang


terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin). Bayi ditempatkan di dalam
ruangan yang dingin, aliran udara dingin dari
kipas angin, ventilasi/pendingin ruangan.
4. Radiasi (kehilangan panas yang terjadi karena
bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh
bayi). Kehilangan panas karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara
Mencegah kehilangan panas

• Ruangan yang hangat, minimal 25oC, tutup semua pintu


dan jendela
• Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks,
mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan
• Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak
kulit ibu ke kulit bayi.
• Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang
sama dan pasang topi di kepala bayi (bagian kepala bayi
memiliki permukaan yang relatif luas )
Lanjutan Mencegah kehilangan panas....

• Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak


kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai
menyusu. Sebelum melakukan penimbangan,
terlebih dulu selimuti bayi dengan kain bersih
dan kering. Bayi dimandikan tidak kurang dari
enam jam setelah lahir dan setelah kondisi
stabil.
• Transportasi hangat
Pencegahan perdarahan
• Karena sistem pembekuan darah pada bayi
baru lahir belum sempurna  semua bayi
akan berisiko untuk mengalami perdarahan
• Mencegah perdarahan: suntikan vitamin K1
(phytomenadione) 1 mg dosis tunggal, intra
muskular pada antero lateral paha kiri,
suntikan diberikan setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi hepatitis B.
Sediaan ampul Vitamin K1 yang sudah dibuka
tidak boleh disimpan dan dipergunakan lagi.
Salep atau tetes mata untuk
Pencegah pencegahan infeksi mata
an infeksi diberikan segera setelah
mata proses IMD dan bayi selesai
menyusu, sebaiknya 1 jam
setelah lahir. Pencegahan
infeksi mata dianjurkan
menggunakan salep mata
antibiotik tetrasiklin 1%.
Cara
pemberian
salep mata
antibiotik
– Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih
mengalir) kemudian keringkan
– Jelaskan kepada keluarga apa yang akan
dilakukan dan tujuan pemberian obat
tersebut
– Berikan salep mata dalam satu garis lurus
mulai dari bagian mata yang paling dekat
dengan hidung bayi menuju ke bagian luar
mata atau tetes mata
– Ujung tabung salep mata atau pipet tetes
tidak boleh menyentuh mata bayi
– Jangan menghapus salep dari mata bayi dan
anjurkan keluarga untuk tidak menghapus
obat-obat tersebut
Pemberian imunisasi

• Imunisasi Hepatitis B (HB-O) harus diberikan


pada bayi umur 0 - 7 hari,karena: sebagian ibu
hamil merupakan carrier Hepatitis B, hampir
separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada
saat lahir dari ibu pembawa virus, melindungi
sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B
• Penularan pada saat lahir dapat berlanjut
menjadi Hepatitis menahun  sirosis hati dan
kanker hati primer
Pemberian identitas

• Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus


segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang
yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk
menghindari tertukarnya bayi.
• Pemberian tanda pengenal (gelang) ini sebaiknya
dilakukan segera setelah IMD. Gelang pengenal berisi
identitas nama ibu dan/atau ayah, tanggal, jam lahir,
dan jenis kelamin. Selanjutnya dilakukan pula cap
telapak kaki bayi pada rekam medis kelahiran.
Anamnesis
• Keluhan tentang bayinya
• Penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi
(TBC, demam saat persalinan, KPD > 18 jam,
hepatitis B atau C, siphilis, HIV/AIDS, penggunaan
obat)
• Cara, waktu, tempat bersalin dan tindakan yang
diberikan pada bayijika ada
• Warna air ketuban
• Riwayat bayi buang air kecil dan besar
• Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap
Pemeriksaan fisik

Prinsip:
• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi
tenang (tidak menangis)
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan
menilai pernapasan dan tarikan dinding dada
bawah, denyut jantung serta perut.
 
.

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai