Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN KELIMA

Reine Rofiana, SH.MH


 Hukum Sebagai Kaidah Sosial

 Menurut Radbruch Kaidah Hukum dimasukkan dalam kaidah kesusilaan, Kaidah Kultur berada

diantara kaidah alam dan kaidah kesusilaan. Radbruch jugamenyatakan bahwa kaidah kesusilaan

(kaidah sosial) dimasukkan kedalam golongan kaidah ideal, sedangkan kaidah hukum ke dalam

kaidah kultur.kehidupan manusia didalam pergaulan masyarakat diliputi oleh norma-norma, yaitu

peraturan hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia didalam masyarakat. Sejak masa kecilnya

manusia merasakan adanya peraturan-peraturan hidup yang membatasi sepak terjangnya. Pada

permulaan yang dialami hanyalah peraturan-peraturan hidup yang berlaku dalam lingkungan keluarga

yang dikenalnya, kemudian juga yang berlaku diluarnya, dalam masyarakat. Yang dirasakan paling

nyata ialah peraturan- peraturan hidup yang berlaku dalam suatu negara.Akan tetapi dengan adanya

norma-norma itu dirasakan pula olehnya adanya penghargaan dan perlindungan terhadap dirinya dan

kepentingan-kepentinggannya. Demikianlah norma-norma itu mempunyai tujuan supaya kepentingan

masing-masing warga masyarakat dan ketentraman dalam masyarakat terpelihara dan terjamin.

Dilihat dari kerangka uraian diatas, tingkah laku kita sehari-hari sebetulnya tidak mengandung

kebebasan yang penuh. Tingkah laku kita diikat atau didisiplinkan oleh petunjuk-petunjuk tersebut.
 Perbuatan- perbuatan kita sehari hari sebetulnya merupakan usaha untuk memenuhi

petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam norma-norma sosial. Kita tentunya enggan

sekali untuk menyimpang dari norma-norma tersebut,sekalipun mungkin perbuatan itu

sangat , menguntungkan diri kita sendiri. Dilihat dari kacamata ini, tingkah laku kita

berusaha untuk memenuhi harapan-harapan yang terkandung dalam norma-norma

sosial itu

 oleh karena itu petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam norma sosial juga disebut

suatu sistem harapan-harapan. Sekarang kita bisa mengatakan secara lebih tajam,

bahwa tingkah laku kita sehari-hari adalah jawaban kita terhadap sistem harapan-

harapan tersebut dalam bentuk penampilan- penampilan. Semakin sesuai penampilan-

penampilan para anggota masyarakat dengan harapan-harapan itu, semakin tinggi pula

tingkat ketertiban yang ada dalam masyarakat.


Hukum sebagai kaidah sosial dibagi menjadi empat bagian yaitu:

a. Norma Keagamaan

  Norma keagamaan merupakan peraturan atau kaidah yang sumbernya berasal dari perintah- perintah

tuhan melalui para nabi atau rasul-nya. Bagi orang yang beragama, perintah- perintah tuhan merupakan

pedoman dalam menentukan sikap tindak ( way of life ).Kaidah atau norma keagamaan tidak hanya

mengatur hubungan antara manusia dengan manusia tapi juga mengatur hubungan antara manusia

dengan tuhannya dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Dengan kata lain, kaidah

keagamaan tidak hanya memberikan petunjuk mengenai peribadatan semata-mata, tetapi juga petunjuk

mengenai kehidupan sosial yang memberikan perlindungan kepadamasyarakat, Kepentingan-

kepentingan orang lain, hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Umpamanya,

membunuh itu dosa,hormatilah orang tuamu agar hidupmu selamat di dunia dan diakherat, tidak boleh

berbohong karena yang berbohong akan masuk neraka, dan lain sebagainya. Pelanggaran terhadap

kaidah atau norma keagamaan akan mendapatkan sanksi yang berupa siksaan dineraka. Tentu

saja, Norma agama hanya akan diikuti dan ditaati oleh orang yang beragama, sebab orang atheis tidak

akan mempercayai hukum tersebut dan oleh karena itu norma atau kaidah agama tidak berfaidah bagi
Kaidah Atau norma keagamaan:

a) Sumbernya dari Tuhan.

b) Sanksinya bersifat internal, yaitu dosa (kecuali kaidah agama Islam,karenaIslam merupakan

ajaran dunia dan akhirat, maka jadi islam pun memiliki sanksi eksternal yg bersumber dari

Tuhan, dan diterapkan didunia oleh pemimpin dunia yg diberi wewenang untuk itu.

c) Isinya ditujukan pada sikap batin ( kecuali kaidah agama islam juga ditujukan pada sikap

lahir ).

d) Bertujuan demi kepentingan si pelakunya, yaitu agar manusia bebas dariazab dunia dan

akhirat.

e) (Achmad Ali) Menurut Tauhid tujuan segala-galanya yg kita lakukan didunia adalah Demi

Allah,karena Allah, dan bukan demi surga.

f) Daya kerjanya lebih menitikberatkan kewajiban daripada hak.


b. Norma Kesusilaan

 Kaidah atau norma yang bersumber pada suara batin yang diinsyafi oleh setiap

orang sebagai pedoman dalam menentukan sikap tindaknya,yang menuntunnya ke

arah kemuliaan atau insan kamil. Misalnya, jangan membunuh, jangan mencuri,

jangan menipu, jangan berzinah, jangan meminum-minuman keras dan sebagainya.

Pelanggaran terhadap kaidah atau norma kesusilaan akan mendapatkan sanksi yang

bersifat otonom,yakni hukuman yang lahir dari dalam diri pribadinya,seperti

penyesalan, siksaan batin, dan lain lain. Di dalam masyarakat selain terdapat orang

yang dikategorikan sebagai orang susila, juga terdapat orang yang dikategorikan

sebagai asusila. Dengan demikian,kaidah atau norma kesusilaan hanya dapat diikuti

oleh sebagian anggota masyarakat yang bermoral saja. Dari contoh contoh tersebut

di atas, maka akan terlihat dengan jelas bahwa isi norma atau kaidah keagamaan

sama dengan isi norma atau kaidah kesusilaan.


Kaidah kesusilaan:
a) Sumbernya diri sendiri/otonom
b) Sanksinya bersifat internal, artinya berasal dari perasaan
si pelaku sendiri.
c) Isinya ditujukan pada sikap batin.
d) Bertujuan demi kepentingan si pelaku, agar dia
menyempurnakan diri sendiri.
e) Daya kerjanya lebih menitik beratkan pada kewajiban
C. Norma kesopanan

Dalam kehidupan sehari-hari biasanya dikenal dengan istilah tatakrama, yaitu


peraturan yang timbul dari pergaulan segolongan manusia. Kaidah ini ditaati
dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bersikap tindak pada suatu
lingkungan masyarakat terbentuk, misalanya: jangan mencela orang lain, jangan
meludah didepan orang lain, jangan berbicara kasar, dan sebagainya.
Pelangggaran terhadap kaidah ini akan mendapatkan sanksi, sekalipun pada
umumnya sanksi dari pelanggaran atas kaidah ini ringan,seperti pengucilan,
cemoohan, dan sebagainya hukuman-hukuman seperti itu dimaksudkan untuk
melindungi kepentingan-kepentingan warga masyarakat, karena selalu ada
sebagian warga masyarakat yang tidak mengetahui tata krama atau sopan
santun.
Kaidah Kesopanan:

a) Sumbernya dari masyarakat secara tidak terorganisir. 

b) Sanksinya bersifat eksternal dalam wujud celaan,


cercaan, teguran,dan pengucilan.

c) Isinya ditujukan pada sikap lahir .

d) Bertujuan untuk ketertiban masyarakat.

e) Daya kerjanya lebih dititik beratkan pada kewajiban.


d. Norma Hukum

Adalah peraturan-peraturan yang dibuat dan dilaksanakan olehnegara, dan berlaku

dipertahankan secara paksa oleh alat-alat negara,Seperti polisi, jaksa, hakim, dan sebagainya

dengan demikian memaksa merupakan sifat khas dari kaidah atau norma hukum.Meskipun

demikian, memaksa tidak dapat diartikan sebagai kesewenang-wenangan sebab pelaksaan

hukum yang selalu dipaksakandalam arti kata yang sesungguhnya tidak mungkin tercapai.

Dengan perkataan lain, paksaan tidak berarti sewenang-wenang, melainkan harus bertujuan

sebagai suatute kanan. Untuk menghormati hukum, selain sebagai alat, paksaan tidak boleh

dijadikan tujuan.Pelanggaran terhadap kaidah atau norma hokum akan mendapatkan sanksi

yang bersifat heteronom, dalam hal ini lahir dari kekuasaan lain yang berada diluar diri

pelanggar. Umpamanya tidak boleh membunuh, tidak boleh mencuri, tidak boleh bersaing

secara tidak sehat, harus memenuhi perjajian yang dibuat, harus membayar pajak dan

sebagainya.
Kaidah Hukum:

a) Sumbernya dari masyarakat yang diwakili oleh suatu otoritas


tertinggi dan terorganisir

b) Sanksinya bersifat eksternal, dalam wujud ganti rugi perdata,


denda,kurungan penjara sampai hukuman mati

c) Isinya ditujukan mutlak pada sikap lahir.

d) Bertujuan untuk ketertiban masyarakat daya kerjanya


mengharmoniskan hak dan kewajiban.
Perbedaan Kaidah Hukum dan kaidah social lainnya.

Kaidah hukum dapat dibedakan dengan kaidah kepercayaan, kaidah

kesusilaan dan sopan santun, tetapi tidak dapat dipisahkan, sebab

meskipun ada perbedaannya ada pola temunya. Terdapat hubungan

yang erat sekali antara keempat-empatnya. Isi masing-masing

kaidah saling mempengaruhi suatu sama lain, kadang-kadang saling

memperkuat.
Dari segi tujuan kaidah hukum
 bertujuan menciptakan tata tertib masyarakat dan melindungi
manusia beserta kepentingannya, kaidah agama (kaidah
kepercayaan) dan kesusilaan bertujuan memperbaiki pribadi
manusia agar menjadi manusia ideal (Insan Kamil).

Dari segi sasaran,


 Kaidah hukum mengatur tingkah laku manusia agar sesuai
dengan aturan.- Kaidah agama (kaidah kepercayaan) dan
kesusilaan mengatur sikap batin manusia yang pribadi
agar menjadi manusia yang berkepribadian kamil.
 Dari asal-usul kaidah kesopanan (sopan santun) dari luar diri manusia itusendiri,

kaidah agama (kaidah kepercayaan) berasal dari Tuhan yang maha Esa.· Kaidah berasal dari

pribadi manusia.

  Dari sumber-sumber sanksi.

Kaidah hukum dan kaidah agama berasal dari kekuasaan luar diri manusia (Heteronom).·

Kaidah kesusilaan berasal dari suara yang berasal dari masing-masing pelanggar (Otonom).

 Dari segi biaya

Kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atributif dan normatif)· Kaidah Agama dan

kaidah kesusilaan hanya memberikan kewajiban saja (normatif).· Kaidah kesopanan berisi

aturan yang di rujukkan kepada sikap lahirmanusia.· Kaidah agama dan kaidah kesusilaan

berisi aturan yang di tujukan kepada sikap batin manusia.

Anda mungkin juga menyukai