TALLO
NAMA : LUTHFIA SALSA ZEIN
KELAS : X TKJ 1
NO : 22
Sejarah Kerajaan Gowa Tallo
Merupakan dua kerajaan yang berada di wilayah Sulawesi Selatan. Pada tahun
1605,raja dari kerajaan gowa bernama Daeng Manrabia dan raja Tallo bernama
Karaeng Matoaya telah memeluk agama Islam.Kemudian kedua kerajaan ini
menyatukan wilayah mereka yang dipimpin oleh raja Daeng Manarabia
sedangkan raja Karaeng Matoaya menjabat sebagai perdana menteri.Raja Daeng
Manarabia berganti nama menjadi Sultan Alauddin sementara Karaeng Matoaya
berganti nama menjadi Sultan Abdullah.
Kerajaan Gowa Tallo
Sebagai penganut agama islam kedua penguasa tersebut dimusuhi oleh himpunan
pedagang Belanda di Hindia Timur(Vereenigde Oost Indische Compagnie = VOC)
yang ingin menguasai perdagangan di kawasan tersebut.
Hingga wafatnya pada tahun 1639, Sultan Alauddin tidak pernah mau menerima
kapal-kapal Belanda di pelabuhan-pelabuhan milik Gowa–Tallo.
Sepeninggal Alauddin, tahta raja diduduki oleh Sultan Muhammad Said. Seperti
halnya ayahnya, Sultan Muhammad Said tidak pernah mau berdamai dengan
Belanda yang menurutnya licik dan suka memaksa.
Kerajaan Gowa Tallo
Tahun 1653, Sultan Muhammad Said digantikan oleh putranya yang bernama
Hasanuddin. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin inilah perseteruan
dengan VOC semakin memuncak.
Kondisi ini diperparah oleh terjadinya pemberontakan seorang bangsawan Bone
yang bernama Aru Palaka pada tahun 1660. VOC yang membenci Sultan
Hasanuddin memberikan bantuan pada Aru Palaka.
Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian yang mengakui monopoli
VOC di wilayah kerajaannya. Isi perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut.
Isi perjanjian Bongaya