FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA RUMAH SAKIT TK . II Dr. A.K. GANI PALEMBANG
Journal Reading Osteoporosis And Fagility Fracture Niko Nofian Nugroho Osteoporosis dialami oleh lebih dari 54 juta orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun ke atas di amerika Serikat . dan jumlah ini akan terus bertambah The Nasional Osteoporosis Foundation memperkirakan lebih dari 70 juta orang dewasa akan terkena osteoporosis pada 2030 Salah satu konsekuensi dari penyakit tulang yang paling umum adalah fragaility fracture fragaility fracture saat ini hampir mencapai 2 juta fraktur per tahun, dengan perkiraan terdapat peningkatan lebih dari 3 juta orang pada tahun 2025 U.S Surgeon General merilis sebuah laporan tentang kesehatan tulang dan osteoporosis yang didorong penyedia layanan kesehatan untuk mengatasi beban penyakit dan pencegahan fraktur,dari laporan didapatkan bahwa hanya satu dari lima orang dewasa dengan fraktur fragilitas menerima pengobatan setelah kejadian artikel lain menunjukkan mengapa kita perlu pencegahan fraktur sekunder dengan serius dan mendekatkan jarak pengobatan untuk pasien yang mengalami fragaility fracture. The Journal of Bone & Joint Surgery menerbitkan sebuah editorial, " Osteoporosis Prevention and the Orthopaedic Surgeon: When Fracture Care Is Not Enough" menyadari kesenjangan ini dan kebutuhan ahli bedah ortopedi untuk maju Pada tahun 2003, American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS) merilis pernyataan , "Recommendations for Enhancing the Care of Patients with Fragility Fractures," dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan masalah tersebut Pada tahun 2005, American Orthopaedic Association (AOA) merilis pernyataan , "Leadership in Orthopaedics:Taking a Stand to ‘Own the Bone" . Dari sini, proyek percontohan yang melibatkan empat belas situs klinis dikembangkan sebagai inisiatif untuk mendidik pasien osteoporosis dan mencegah patah tulang sekunder Studi yang dilakukan oleh Bawa et al menyatakan bahwa terapi Anti-Osteoporosis setelah fraktur fragilitas dapat menurunkan tingkat patah tulang berikutnya. osteoporosis Definisi Penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah Bersifat asimtomatik Prefalensi meningkat sejalan dengan pertambahan usia Faktor resiko Usia: 1 dekade = peningkatan resiko 1,4-1,8 kali Genetik Lingkungan Hormonal dan penyakit kronik klasifikasi Osteoporosis primer, Pasca menopause (tipe 1) Osteoporosis sekunder / osteoporosis senilis (tipe2) Osteoporosis primer (tipe 1) Diawali dengan penurunan kadar esterogen (pada menopause) sehingga terjadi perubahan osteoblas dan osteoklas, penurunan absorpsi dan reabsorpsi kalsium, dan pelepas mediator inflamasi yang mendukung kerja osteoklas Osteoporosis tipe 2 Disebabkan penurunan hormon secara keseluruhan (estrogen, GF, vitamin D), dangguan absorpsi kalsium di usus, dan penurunan aktifitas fisik yang mengurangifungsi osteoblas. Faktor pembanding Tipe 1 Tipe 2 Umur (tahun) 50-75 >75 laki-laki : perempuan 1:6 1:2 Tipe kerusakan Tulang Trabekular Trabekular dan kortikal Lokasi fraktur Vertebra, radius distal Vertebra, kolum femoris Fungsi paratiroid Menurun Meningkat Efek estrogen Terutama skeletal Terutama ekstra skeletal Etiologi utama Defisiensi estrogen Defisiensi estrogen, penuaan Diagnosis Anamnesis Riwayar Haid (usia menarke, menopause, keturunan haid, riwayat kehamilan) Analisis gizi Riwayat jatuh Adanya riwayat penyakit payudara Pemeriksaan Fisik Antropometri Gaya berjalan adanya deformitas tulang Nyeri spinal Bekas operasi tiroid Pemeriksaan penunjang Laboratorium (darah lengkap, kalsium urin 24 jam,fungsi ginjal, fungsi hati, kadar TSH) Pemeriksan Biokimia tulang (kalsium total serum, ion kalsium, kadar fosfor serum, fosfat urin, osteokalsin (OC) serum, hormon paratiroid, Vit D Pemeriksaan radiologis (X-ray, gambaran tulang menjadi lebih lusen, trabekulsi jarang dan kasar, penipisan korteks) Pemeriksaan densitas massa tulang (densitometri) dengan alat dual x-Ray absorbtiometri (DXA) Nilai BMD Normal ≥ 1 SD Osteopenia -1 s/d -2,5 SD Osteoporosis <-2,5 SD Osteoporosis berat <-2,5 SD dan fraktur fagilitas Skrinining Perempuan usia > 65 tahun Perempuan pascamenopause usia <65 tahun Laki-laki >70 tahun Dewasa dengan fraktur fagilitas Dewasa dengan penyakit atau kondisi yang mempengaruhi densitas tulang Dewasa yang mengonsumsi obat yang mempengaruhi densitas tulang Tatalaksana Medikamentosa Terapi subtitusi hormonal (estrogen) SERM (selective estrogen receptor modulator): Raloksifen Bisfosfonat (menghambat osteoklas) Strontium Ranelat (meningkatkan oosteoblas, menghambat osteoklas) Klasium Non medikamentosa Edukasi penyakit Latihan fisik dan rehabilitasi Terapi bedah