• LOGAM:
Besi, Mangan, Kobal
• VITAMIN:
B12, C, AS.FOLAT, E, B6, Riblofavin,
• Asam Amino
• HORMON:
Eritropoetin, Androgen, dll.
• Besi : untk produksi Hb
– Defisiensi besi: terbentuknya sel darah merah yg
lebih kecil dgn kandungan Hb yg lebih rendah dan
menimbulkan anemia hipokromik mikrositik
• Vitamin B12 dan asam folat : untk sntesis DNA
yg normal
– Defisiensi: gangguan produksi dan maturasi eritrosit,
memberikan gambaran anemia megaloblastik
ANTIANEMIA HIPOKROMIK
BESI DAN GARAM-
GARAMNYA
• DISTRIBUSI DALAM TUBUH
– Tubuh manusia sehat mengandung 3,5 g Fe
– 70% : Fe fungsional atau esensial, terdapat pd
hemoglobin, mioglobin, enzim yg fungsinya utk transfer
elktron (sitokromoksidase, suksinil dehdrogenase,
xantin oksidase), transferin
– 30% : Fe non esensial, sbg cadangan dalm bentuk
feritin dan hemosidern dan pd jaringan
– Cadangan Fe pd wanita: 200-400 mg, pada pria 1 g
FARMAKOKINETIK
• ABSORPSI
– Melalui saluran cerna, terutama duodenum;makin ke distal
makin berkurang.
– Lebih mudah diabsorpsi dlm bentk fero
– Ion fero yg diabsorpsi diubah menjadi feri dlm sel mukosa,
masuk ke plasma dgn perantara transferin, atau diubah jd
feritin dan disimpan dlm mukosa usus
– Bila cadangan tinggi,kebutuhan rendah: lbh banyak Fe
diubah jd feritin
– Bila cadangan rendah, kebutuhan meningkat: Fe yg
diserap diangkut ke sum-sum tulang utk eritropoesis
• TRANSPORT
– Setelah diabsorpsi, Fe dlm darah diikat oleh
transferin,diangkut ke berbagai jaringan terutama sum-
sum tulang dan depot Fe
• NASIB
– Kalau tidak digunakan dlm eritropoesis, Fe disimpan sbg
cadangan, dlm bentuk feritin
– Feritin terutama terdapat dlm sel retikuloendotelial
(hati,limpa,sum-sum tulang)
• EKSRESI
– Fe yg dieksresi setiap hari : 0,5-1 mg sehari
– Terutama melalui sel epitel kulit dan saluran
cerna yg terkelupas, selain itu jg melalui
keringat, urin, feses serta kuku dan rambut yg
dipotong
KEBUTUHAN BESI
• Dipengaruhi oleh:
– Umur
– Jenis kelamin (sehubungan dengan kehamilan dan laktasi pd
wanita)
– Jumlah Hb
Molecular weight Ferrlecit: 289,000-444,000 daltons InFeD: 165,000 daltons Venofer: 34,000-60,000 daltons
DexFerrum: 267,000
daltons
Composition Ferric oxide hydrate bonded to Complex of ferric Complex of polynuclear iron
sucrose chelates with gluconate in a hydroxide and dextran hydroxide in sucrose
molar rate of 2 iron molecules to 1
gluconate molecule
Indication Iron deficiency anemia in patients Patients with documented Iron deficiency anemia in
undergoing chronic hemodialysis iron deficiency in whom patients undergoing chronic
and receiving supplemental oral therapy is hemodialysis and receiving
erythropoietin therapy unsatisfactory or supplemental epoetin alfa
impossible therapy
Parenteral Iron Preparations
IM injection No Yes No
Usual dose 125 mg (10 mL) diluted in 100 mL 100 mg undiluted at a 100 mg into the dialysis
normal saline, infused over 60 rate not to exceed 50 line at a rate of 1 mL (20
minutes; or as a slow IV injection mg (1 mL) per min mg of iron) undiluted
(rate of 12.5 mg/min) solution per min
Common Cramps, nausea and vomiting, Pain and brown Leg cramps, hypotension
adverse flushing, hypotension, rash, pruritus staining at injection
effects site, flushing,
hypotension, fever,
chills, myalgia,
anaphylaxis
ANTIANEMIA
MEGALOBLASTIK
• Pembentukan eritrosit oleh sum-sum tulang
memerlukan sianokobalamin dan asam folat.
• Kekurangan salah satu atau kedua faktor ini
dapat menyebabkan anemia yg disertai
dengan dilepasnya eritrosit muda ke sirkulasi
(eritrosit dengan inti dan sel yg berukuran
lebih besar dari normal)
SIANOKOBALAMIN
(VIT.B12)
• Sianokobalamin yg aktif dlm tubuh
manusia: deoksiadenosil kobalamin dan
metilkobalamin
• Sianokobalamin dan hidroksokobalamin
yg terdapat dalm obat serta kobalamin lain
dalam makanan harus diubah menjadi
bentuk ini
Fungsi metabolik
• Vit. B12 bersama asam folat sangat penting
utk metabolisme intrasel.
• Terdapat sbg koenzim B12 yg aktif yaitu:
– 5-deoksiadenosilkobalamin: unsur penting dlm
reaksi enzimatik di mitokondria
– Metilkobalamin: diperlukan sbg donor metil pd
pembentukan metionin dan derivatnya dari
homosistein
Defisiensi vitamin B12
• Ditandai dengan: gangguan
hematopoesis, gangguan neurologi,
kerusakan sel epitel, terutama epitel
saluran cerna, dan debilitas umum
• Defisiensi dapat disebabkan:
– Gangguan absorpsi (anemia pernisiosa:
kegagalan sekresi faktor intrinsik Castle yg
berfungsi dlm absorpsi vit.B12 di ileum)
– Gangguan fungsi atau struktur ileum
– Penyakit pankreas
– Infestasi parasit dlm usus
Kebutuhan vitamin B12
• Bagi orang sehat: 1 µg sehari sesuai
jumlah yg di eksresi oleh tubuh
Sumber vitamin B12
• Sumber asli satu-satunya adalah
mikroorganisme. Bakteri dalam kolon manusia
juga membentuk Vit.B12 tapi tidak berguna untk
memenuhi kebutuhan sebab absorpsi vitamin
ini di ileum.
• Jadi sumber utk memenuhi kebutuhan manusia
adalah makanan hewani, sebab tumbuh-
tumbuhan tidak mengandung vit.B12.
• Vit.B12 dlm makanan manusia terikat pd protein,
tetapi akan dibebaskan pd proses proteolisis.
• Makanan yg kaya vit.B12: jeroan (hati, ginjal,
jantung) dan kerang
• Makanan yg mengandung Vit.B12 jumlah
sedang: kuning telur, susu kering bebas lemak
dan makanan dari laut (ikan laut, kepiting)
Farmakokinetik:
absorpsi
• Sianokobalamin diabsorpsi baik setelah
pemberian IM dan SK. Kadar puncak 1 jam
setelah suntikan
• Hidroksokobalamin dan koenzim B12 lebih
lambat diabsorpsi, karena ikatan yg lebih kuat
dengan protein
• Absorpsi per oral lebih lambat di ileum, kadar
puncak 8-12 jam
Absorpsi dengan perantara
• Absorpsi dengan perantara FIC sangat penting.
Sebagian besar anemia megaloblastik terjadi
karna gangguan mekanisme ini.
• Setelah dibebaskan dari ikatan protein vitamin
B12 dari makanan akan membentuk kompleks
B12-FIC. Kompleks ini masuk ke ileum dan
melekat pada reseptor khusus di sel mukosa
ileum utk diabsorpsi.
Absorpsi secara langsung
• Tidak begitu penting, karena baru terjadi
pada kadar vit. B12 yg tnggi, dan
berlangsung secara difusi
Transport
• Setelah diabsorpsi, hampir semua terikat dgn
protein plasma. Sebagian besar terikat dengan
beta-globulin (transkobalamin II), sisanya dgn
alfa-glikoprotein (transkobalamin I )dan inter-
alfa-glikoprotein (transkobalamin III).
• Vit. B12 yg terikat pd transkobalamin II akan
diangkut ke berbagai jaringan, terutama hati
(gudang utama penyimpanan) vit.B12
Nasib dan eksresi
• Sianokobalamin dan hidroksokobalamin dalam
jaringan dan darah terikat dengan protein,
dalam hati diubah menjadi koenzim B12.
• Eksresi melalui empedu, eksresi melalui urin
hanya pd bentuk yg tidak terikat protein
• Vit. B12 menembus sawar urin dan masuk ke
dalam sirkulasi bayi
Sediaan dan posologi
• Vit B12 diindikasikan untk penderita
defisiensi Vit B12 mis. Anemia pernisiosa.
• Tersedia dalam bentuk tablet dan larutan untuk
suntikan
• Pengunaan per oral pd anemia pernisiosa kurang
bermanfaat
• Jenis suntikan
– Larutan sianokobalamin 10-1000 mcg/ml
– Larutan ekstrak hati dalam air
– Suntikan depot vit.B12
ASAM FOLAT
• Asam folat (asam
pteroilmonoglutamat,PmGA) terdiri atas
bagian-bagian:
– Pteridin
– Asam para aminobenzoat
– Asam glutamat
Fungsi metabolik
• PmGA: prekursor inaktif dari beberapa koenzim
yg berfungsi pd transfer unit karbon tunggal
• Folat reduktase mereduksi PmGA menjadi
THFA (asam tetrahidrofolat). THFA yg terbentuk
bertindak sbg akseptor berbagai unit karbon
tunggal dan selanjutnya memindahkan unit ini
kepada zat yg memerlukan
Kebutuhan folat
• Kebutuhan tubuh akan folat: 50 mcg/hari,
dalam bntuk PmGA
• Kebutuhan ini dipengaruhi oleh kecepatan
metabolisme setiap harinya
• Peningkatan metabolisme akibat infeksi,
anemia hemolitik dan tumor ganas akan
meningkatkan kebutuhan folat
Defisiensi folat
• Defisiensi folat merupakan komplikasi dari:
– Gangguan di usus kecil
– Alkoholisme yg menyebabkan asupan
makanan buruk
– Efek toksik alkohol pada sel hepar
– Anemia hemolitik
• Defisiensi folat akan memperlihatkan:
– Gangguan pertumbuhan akibat gangguan
pembentukan nuleotida purin dan pirimidin, yg
akan menyebabkan kegagalan sintesis DNA
dan hambatan mitosis sel
Gejala Klinik
• Gejala defisiensi folat yg paling menonjol:
hematopoesis megaloblastik.
• Glositis, diare, penurunan berat badan
Farmakokinetik
• Pemberian oral: absorpsi baik sekali,
terutama di 1/3 bagian proksimal usus
halus
• Distribusi merata ke semua sel jaringan
dan terjadi penumpukan dalam CSF
• Eksresi melalui ginjal
Sediaan dan posologi
• dalam bentuk tablet asam folat 0,1; 0,4; 4; 5;
10 atau 20 mg dan dalam larutan injeksi
asam folat 5 mg/ml.
• Dalam berbagai sediaan multivitamin atau
digabung dengan antianemia lainnya.
• Penggunaan yang rasional adalah pada
pencegahan dan pengobatan defisiensi folat
• Terapi awal def.folat tanpa komplikasi:
– Dimulai 0,5-1 mg sehari secara oral selama
10 hari
• Dengan adanya komplikasi dimana
kebutuhan folat meningkat dosis perlu
lebih besar
eriropoietin
• Merupakan faktor pertumbuhan sel darah
merah
• Dproduksi terutama oleh ginjal
• Utk kepentingan pengobatan diproduksi
sbg rekombinan eritropoietin manusia yg
disebut epoetin alfa
• Farmakodinamik
• Eritropoietin bernteraksi dengan dengn
reseptorneritropoietin pada permukaan sel
darah merah, menstimulasi ploriferasi dan
diferensias eritroid
• Eritropoietin endogen diproduksi o/ ginjal
sbg respon terhadap hipoksia jaringan.
• Bila terjadi anemia eritropoietin dproduksi
lebih banyak o/ ginjaln dan ini merupakan
tanda bagi sum-sum tulang utk
memproduksi sel darah merah lebih
banyak
• Pada pasie anemis kadar eritropeitin
serum kurang dari 20 IU/L
• Pada anemia berat dapat mencapai kadar
100-500 IU/L atau lebih
• Indikasi:
• Anemia pada pasien gagal ginjal kronik
• Pada pasien ini dapat meningkatkan kadar
hematokrit dan hemoglobin dan
mengurangi/menghindarakan kebutuhan
transfusi darah
• Pada kebanyakan pasien, kadar
hematokrit sekitar 35% dapat
dipertahankan dgn pemberian ertropoietin
50-150 IU/kg scr IV atau subkutan tiga kali
semnggu