Anda di halaman 1dari 89

SELAMAT DATANG

DI
PT PLN (Persero) UDIKLAT PADANG

BIODATA :

Nama : Aslimeri, MT
NID. : 131257404
Unit Kesatuan : FT UNP
Tugas / Jabatan : Dosen
Alamat : Wisma Indah VII Blok D.1 No 8
Tabing Padang
SISTEM PROTEKSI PEMBANGKIT DAN
JARINGAN PROTEKSI
• UNTUK KEAMANAN DAN KEANDALAN

• 1. GENERATOR
• 2. TRAFO
• 3. JARINGAN
• 4. PERALATAN PELANGGAN
• 5. MANUSIA
Sistem proteksi peralatan pembangkit
dan gardu induk

I. Teori Dasar Sistem Proteksi

II. Proteksi Peralatan Pembangkit.

III. Proteksi Gardu Induk.


Pengertian Relay Proteksi :
Adalah alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur/memasukkan
suatu rangkaian listrik (rangkaian trip /alarm) akibat perubahan rangkaian
tersebut.

Rangk. Trip / Alarm.

Rangk. Arus.
PERANGKAT SISTEM PROTEKSI.

1. RELAY.
2. TRAFO ARUS / TRAFO TEGANGAN.
3. PMT (PEMUTUS TENAGA).
4. BATERE.
5. PENGAWATAN (WIRING)

TC

PMT BATERE PT

CT RELAY
KLASIFIKASI RELAY PROTEKSI :

AZAS KERJA TYPE KONSTRUKSI PENGGUNAAN


1. TARIKAN MAGNIT A. PLUNGER TYPE. RELAY SEKETIKA.
LISTRIK (ELEKTRO B. BALANCE BEAM TYPE.
MAGNIT ATRACTI C. HINGED ARMATUR TYPE.
ON) D. POLARITED MOVING IRON
TYPE.
E. PERMANEN MAGNIT MO-
VING COIL TYPE.

2. INDUKSI MAGNIT A. INDUCTION DISC TYPE. RELAY DNG WAKTU


LISTRIK (EL.MAG B INDUCTION CUP TYPE. TUNDA (TIME DELAY
INDUCTION) C. SHADED POLE TYPE. RELAY).

3. RELAY SUHU/PANAS A. BIMETALIC STRIP TYPE. PROTEKSI MOTOR &


(THERMAL RELAY). B. THERMO COUPLE TYPE. MESIN-MESIN LISTRIK.
C. ELECTYRONIC.

4. RELAY YG DIGERAK A. BUCHOLZ RELAY. PROTEKSI TRAFO.


KAN GAS (GAS AC- B. SUDDEN PRESSU
TION RELAY). RE RELAY (GAS PRE
SSURE RELAY).

5. STATIC RELAY. A. RANGKAIAN ELECTRONIC. COMPLEX PROTECTIVE


SYSTEM.
Kontruksi relay type PLUNGER.

Kontruksi relay Type TUAS PENGIMBANG / BALANCE BEAM.


PEGAS.
A

RESTRAINING COIL
OPERATING COIL
Konstruksi relay Type HINGED ARMATUR
k

To Trip Circuit

Armatur

Triping Elektro Magnit


Coil

Konstruksi relay Type POLARISED MOVING IRON.


U S
Konstruksi relay type kumparan putar magnit tetap.
(permanen magnit moving coil).

Fixed contak

Coil.

Magnit Permanen
SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIMILIKI RELAY PROTEKSI.

A. SELEKTIP.
Mampu mendeteksi gangguan yg ada pada derah pengamanannya
serta mampu memerintah PMT lepas dari bagian sistem yg tergang
gu, sedangkan yg tdk terganggu dpt beroperasi normal.

B. RELIABLE (dpt diandalkan).


Pada keadaan Normal relay tdk bekerja walaupun dlm waktu yg lama,
tetapi bila terjadi gangguan relay harus bekerja dan tdk boleh salah /
gagal.

C. CEPAT.
Cepat dalam menerima besaran-besaran listrik yg telah ditentukan
akan tetapi dapat ditunda waktunya sesuai koordinasi yg diperlukan.

D. PEKA (Sensitif).
Dapat merasakan sekecil apapun besaran-besaran listrik yg dikenakan
padanya.
PROTEKSI PERALATAN PEMBANGKIT:

A B

KETERANGAN :

A. PENGGERAK MULA.
B. GENERATOR. D E
C. TRAFO GENERATOR.
D. TRAFO BANTU UTAMA.
E. TRAFO BANTU CADANGAN.
F. MOTOR-MOTOR PEMAKAIAN SENDIRI.
G. B , D , F ADALAH LINGKUP RELAY
PROTEKSI PEMBANGKIT.

F
SIMBOL - SIMBOL GAMBAR SINGLE LINE
DIAGRAM
Trafo
Peralatan untuk menaikan atau menurunkan tegangan - 500 / 150 kV
- 150/70 kV - 150 / 20 kV - 70 / 20 kV

PMT
Peralatan yang berfungsi untuk memasukan atau melepas arus / beban

PMS
Peralatan yang berfungsi untuk memasukan atau melepas tegangan

PMS Tanah
Peralatan yang berfungsi untuk mengamankan petugas pada saat ada
pemeliharaan

Tanah / Ground
Peralatan yang berfungsi untuk menghilangkan sisa2 induksi listrik.
SIMBOL - SIMBOL GAMBAR SINGLE LINE
DIAGRAM
Trf Teg ( PT )
Peralatan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi ke tegangan
rendah digunakan untuk proteksi dan pengukuran.
Trf Arus ( CT )

Peralatan yang berfungsi untuk menurunkan arus yang tinggi ke arus


yang rendah digunakan untuk proteksi dan pengukuran.

Arrester ( LA )
Peralatan yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan lebih ke tanah,
pada umumnya apabila ada petir.

Bus Bar
Peralatan yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan pada sistem.

Tahanan ( NGR )
Peralatan yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan sistem ke tanah
( membatasi besarnya arus gangguan tanah ).
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE ELEKTRIS TRAFO

RELE DIFFERENTIAL.
87 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa di dalam maupun diluar
Trafo ( dibatasi antara CT Primer dan CT Sekunder )

RELE PRIMER OVER CURRENT


P51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa di dalam maupun diluar
Trafo khususnya sisi PRIMER.

RELE SEKUNDER OVER CURRENT


S51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa di dalam maupun diluar
Trafo khususnya sisi SEKUNDER.

RELE NETRAL PRIMER OVER CURRENT


NP51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - tanah di dalam maupun diluar
Trafo khususnya sisi SEKUNDER.

RELE NETRAL SUKUNDER OVER CURRENT


NS51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - tanah di dalam maupun diluar
Trafo khususnya sisi SEKUNDER.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE ELEKTRIS TRAFO

RELE DIFFERENTIAL.
REF Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - tanah di dalam Trafo

RELE OVER VOLTAGE ( TEGANGAN LEBIH )


64 V Berfungsi untuk medeteksi gangguan tegangan lebih yang disebabkan adanya
gangguan satu phasa ketanah ( TEGANGAN TAK SEIMBANG. )

RELE OVER & UNDER VOLTAGE ( TEGANGAN LEBIH & KURANG )


84 Berfungsi untuk medeteksi gangguan tegangan lebih dan tegangan rendah
( pada umumnya dipasang pada sisi bus bar 20 kV )
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE MEKANIS TRAFO

TEMPERATURE OIL ( SUHU ) ALARM


26DA Berfungsi untuk medeteksi kenaikan suhu / panas minyak Trafo.

TEMPERATURE OIL ( SUHU ) TRIP


26DA Berfungsi untuk medeteksi kenaikan suhu / panas minyak Trafo.

TEMPERATURE WINDING ( SUHU ) ALARM


26WA Berfungsi untuk medeteksi kenaikan suhu / panas belitan Trafo.

TEMPERATURE WINDING ( SUHU ) TRIP


26WT Berfungsi untuk medeteksi kenaikan suhu / panas belitan Trafo.

BUCHOLTZ ALARM
96 A Berfungsi untuk medeteksi adanya Gas didalam Trafo.

BUCHOLTZ TRIP.
96 T Berfungsi untuk medeteksi adanya Gas didalam Trafo.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE MEKANIS TRAFO

RELE PRESSURE TANGKI TRAFO TRIP


63Q/P Berfungsi untuk medeteksi kenaikan tekanan lebih didalam Trafo.

63QA/ RELE PRESSURE TANGKI TAP CHANGER ALARM .


PA - 24 Berfungsi untuk medeteksi kenaikan tekanan lebih didalam Trafo.

63QT/P RELE PRESSURE TANGKI TAP CHANGER TRIP


T - 24 Berfungsi untuk medeteksi kenaikan tekanan lebih didalam Trafo.

RELE OIL LEVEL MINYAK TRAFO ALARM .


T33Q Berfungsi untuk medeteksi level minyak Trafo.

T33Q - RELE OIL LEVEL MINYAK TAP CHANGER TRAFO ALARM .


Berfungsi untuk medeteksi level minyak Tap Changer Trafo.
24
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE PENGHANTAR 150 KV

RELE DIFFERENTIAL KABEL.


87PW Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa kabel tanah.

RELE OVER CURRENT .


51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa dan phasa - ground

GANGGUAN PMT .
52 F Gangguan pada komponen PMT : Motor, AC 3 ph, Udara

GANGGUAN GAS SF6.


SF6 Terjadi gangguan penurunan kebocoran Gas SF6 pada PMT.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE PENGHANTAR 70 KV

RELE DISTANCE.
44 S Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa

RELE SELECTIVE GROUND .


50 G Rele Utama berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground .

RELE DIRECTIONAL GROUND .


67G Rele Cadangan berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground .

RELE RECLOSER.
79 Berfungsi untuk memasukan kembali PMT, pada saat PMT trip karena
adanya rele bekerja.

RELE LOCK OUT ( PENGUNCI ) / FINAL TRIP.


86 Berfungsi untuk mencegah masuknya kembali PMT , pada saat terjadi
gangguan permanen .

RELE VOLTAGE .
64 V Berfungsi untuk mendeteksi gangguan tegangan menceng.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE

A, B, C Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar, Trafo, Pengukuran dan Rele

U, V, W Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar, Trafo, Pengukuran dan Rele

R, S, T Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar, Trafo, Pengukuran dan Rele

L1, L2, L3 Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar, Trafo, Pengukuran dan Rele

N Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar, Trafo, Pengukuran dan Rele

P Penamaan sisi Primer pada Trafo, CT,PT

S Penamaan sisi Sekunder pada Trafo, CT, PT

T Penamaan sisi Tertier pada Trafo, CT, PT

E, G Pentanahan ( Grounding )
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE PENYULANG 20 KV

RELE OVER CURRENT


F 51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa

RELE OVER CURRENT GROUND .


51 G Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground .

RELE DIRECTIONAL GROUND .


67G Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground berarah.

RELE RECLOSER.
79 Berfungsi untuk memasukan kembali PMT, pada saat PMT trip karena
adanya rele bekerja.

RELE LOCK OUT ( PENGUNCI ) / FINAL TRIP.


86 Berfungsi untuk mencegah masuknya kembali PMT , pada saat terjadi
gangguan permanen .

RELE UNDER FREQUENCY .


UFR Berfungsi untuk mendeteksi gangguan Frequensi turun .
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE DISTANCE QUADRAMHO

A,B,C Gangguan phasa A, B, C satu phasa ketanah - Zone 1.

AB,BC,CA Gangguan phasa AB, BC, CA phasa - phasa - Zone 1.

A,B,C + Z2 Gangguan phasa A, B, C satu phasa ketanah - Zone 2.

AB,BC,CA + Z2 Gangguan phasa AB, BC, CA phasa - phasa - Zone 2.

A,B,C + Z3 Gangguan phasa A, B, C satu phasa ketanah - Zone 3.

AB,BC,CA + Z3 Gangguan phasa AB, BC, CA phasa - phasa - Zone 3.

AIDED TRIP Rele bekerja dengan bantuan Carrier / PLC .

SOTF Rele bekerja karena adanya Ground .

V - FAIL Tegangan sekunder PT yang mensuplai ke Rele Distance hilang .

PWR - SWING Terjadi ayunan daya pada sistem.


SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE OVER CURRENT GEC - MCGG

LED MERAH ATAS Rele bekerja tanpa Tunda Waktu.

LED MERAH
Rele bekerja dengan Tunda Waktu.
TENGAH

LED HIJAU BAWAH Rele bekerja hanya start ( Tidak Trip )


SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE OVER CURRENT ABB - SPAJ 140 C

LED KUNING - I L 1 Rele bekerja ( strat ) pada phasa R.

LED KUNING - I L 2 Rele bekerja ( strat ) pada phasa S.

LED KUNING - I L 3 Rele bekerja ( strat ) pada phasa T.

LED KUNING - I L 0 Rele bekerja ( strat ) pada N.

DISPLAY MERAH - 1 Rele bekerja ( strat ) dengan tunda waktu .

DISPLAY MERAH - 2 Rele bekerja dengan tunda waktu .

DISPLAY MERAH - 3 Rele bekerja start tanpa tunda waktu .

DISPLAY MERAH - 4 Rele bekerja tanpa tunda waktu .

LED MERAH - TRIP Indikasi Rele bekerja / Trip .


SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE OVER CURRENT ABB - SPAJ 140 C

LED KUNING - I L 1 Rele bekerja ( strat ) pada phasa R.

LED KUNING - I L 2 Rele bekerja ( strat ) pada phasa S.

LED KUNING - I L 3 Rele bekerja ( strat ) pada phasa T.

LED KUNING - I L 0 Rele bekerja ( strat ) pada N.

DISPLAY MERAH - 1 Rele bekerja ( strat ) dengan tunda waktu .

DISPLAY MERAH - 2 Rele bekerja dengan tunda waktu .

DISPLAY MERAH - 3 Rele bekerja start tanpa tunda waktu .

DISPLAY MERAH - 4 Rele bekerja tanpa tunda waktu .

LED MERAH - TRIP Indikasi Rele bekerja / Trip .


2.5 MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN AKIBATNYA:

A. Gangguan LISTRIK (Electrical fault).

- Hubung singkat antar fasa , 2 fasa /3 fasa.


* isolasi panas dan dpt terbakar.
* Poros (Shaft) & Coupling rosak akibat momen puntir.

- Stator hubung singkat 1 fasa ke tanah (ground fault).


* akibat gangguan fasa - inti besi berakibat rusaknya belitan Stator.

- Rotor hubung singkat ke tanah ( Field ground).


* Akibatnya ketidak seimbangan Fluxsi yang dibangkitkan, terjadi
fibrasi yang berlebihan,

- Kehilangan medan penguat generator (loss of excitation).


* RPM mesin naik ,berfungsi sbg motor. Akibat kehilangan penguatan medan
dikarenakan :
- Tripnya saklar penguatan, I naik.
- Hub singkat pd belitan penguat.
- Kerusakan kontak pada sikat-sikat arang pd sistem penguat.
- AVR rusak akibat panas ygt berlebihan.
Tegangan Lebih (Over Voltage).
* Berakibat rusaknya iosolasi sehingga mesin putarannya naik dan AVR terbakar.

B. GANGGUAN MEKANIK / PANAS (Mekanical or thermal fault).

* BERUBAHNYA GENERATOR MENJADI MOTOR :


- Berubahnya generator menjadi motor, maka akan terjadi reverse power
akibatnya daya bangkit menjadi naik maka akan merusak pengerak utama.

* PENANASAN SETEMPAT YG BERLEBIHAN.


- Panas yg terjadi pd bagian dari stator akibat : kerusakan laminasi, kendorrnya
pada pasak di lamel-lamel rotor.

* KESALAHAN PARALEL.
- Akibatnya adalah poros dan kopling penggerak utama akan rusak akibat momen

puntir serta PMT dan kumparan stator terkena teg lebih sesaat.

* GANGGUAN PENDINGIN STATOR (Sytem Fault).


- akibatnya belitan generator panas, isolasi akan rusak.
C. GANGGUAN SISTEM (System Fault).

*FREQUENSI TIDAK NORMAL


-Akibatnya turbin tdk stabil , untuk sistem akan keluar dari sistem/ trip unit-unit.

•LEPAS SINKRON (Loss Of Synchron).


-Akibat perubahan yang memnndadak/ lepas beban besar, swiching, hubung
singkat maka akan terjadi sistem yg tidak stabil. Karena perubahann yg besar
tersebut berakibat stress pd belitan generator dan momen puntir turbin naik.

•PENGAMAN CADANGAN.
-Pengaman ini akan bekerja bila proteksi utama gagal menjalankan fungsinya.

•BEBAN TIDAK SEIMBANG.


-Akibat beban tdk seimbang, beban pada kumparan generator akan tdk seimbang
maka arus urutan negatif akan naik, selanjutnya bagian konstruksi rotor akan
panas
rusak.
2.6 MACAM-MACAM RELAY YG DIGUNAKAN DI P L T A.

1. RELAY JARAK (Distance Relay)


mendeteksi gangguan 2 / 3 fasa di muka generator sampai batas jangkauannya.

2. RELAY PERIKSA SYNCHRON (SYNCHRON CHEK RELAY0.


Pengaman generator untuk paralel.

3. RELAY TEGANGAN KURANG (Under Voltage relay).


Pengaman tegangan turun hingga batas yang diijinkan.

4. RELAY DAYA BALIK (Reverse power relay).


Pengaman thd daya balik ,shg generator tdk menjadi Motor.

5. RELAY KEHILANGAN MEDAN PENGUAT (Loss excitation relay).


Pengaman kehilangan penguat medan pada generator.

6. RELAY FASA URUTAN NEGATIVE (Negative Phasa Sequnce Relay).


Pengaman thd arus urutan Nol akibat beban yg tidak seimbang sesuai batas
yang diijinkan.

7. RELAY ARUS LEBIH SEKETIKA (Instantaneus Over Current Relay).


Pengaman thd kelebihan arus yg melebihi batas waktu seketika.

8. RELAY ARUS LEBIH DG TUNDA WAKTU (Time Over Current Relay).


Pengaman arus lebih dengan waktu yg ditentukan.
9. RELAY PENGUAT LEBIH (Over Excitation Relay).
Pengaman thd kenaikan / kelebihan arus penguat magnit utama.

10. RELAY TEGANGAN LEBIH (Over Voltage Relay).


Di Ttk Netral sbg pengaman arus hubung tanah.
Di masing-masing fasa utk pengaman tegangan lebih.

11. RELAY KESEIMBANGAN TEGANGAN (Voltage Balance Relay).


Pendeteksi hilangnya tegangan dari trafo teg. Ke pengatur teg. otomatis
dan relay.

12. RELAY WAKTU.


Untuk tunda waktu kerja relay.

13. RELAY STATOR GANGGUAN TANAH ( Stator Ground Fault).


Pengaman gangguan hubung singkat ke tanah pada Stator.

14. RELAY KEHILANGAN SYNKRONISASI (Out of step Relay).


Pendeteksi kondisi Asyncron pd generator yg diparalel dengan sistem.

15. RELAY PENGUNCI (Lock Out Relay).


Penerima signal dari relay yang diteruskan Ke Triping Coil, Alarm dan tanda.

16. RELAY FREKWENSI (Frekwensi relay).


Pengaman frekwensi sistem sesuai setting batas yg ditentukan.
R E F

OCR. P

NP 51

DIFF

NGR

NS 51

OCR. S

OCR. S

D G R
GGN 3
P.51 1.5 detik

GGN  - 

GGN 2 S. 51 1.0 detik

GGN  - 

F. 51 0.5 detik
GGN 1
GGN  - 
GGN 1

DIFF 0 detik
( Rele Utama  -  )

GGN 2

OCR. PNY
GGN

R E F 0 detik
( Rele Utama  - Tnh )

OCR. PNY
12 detik

NS 51

( Rele Cadangan  - Tnh )

25 AMP

8 detik

DGR / OCG

1 detik
GGN Ph - Tnh
2 detik

GGN Ph - Tnh NP 51

( Rele Cadangan  - Tnh )


RELE DISTANCE / RELE
JARAK

ZONE 3
ZONE 2
A B C D

ZONE 1

ZONE 1

ZONE 2

ZONE 3

SETTING RELE DISTANCE

ZONE 1 = 80 % dari jarak penghantar B - C Waktu = 0 detik

ZONE 2 = 120 % dari jarak penghantar B - C atau jarak B - C + 0.5 x jarak C - D Waktu = 0.4 detik

ZONE 2 = 200 % dari jarak penghantar B - C atau jarak B - C + jarak C - D Waktu = 0.8 detik
PENGAMAN MEKANIK TRAFO

26 DT = TEMPERATURE OIL TRIP


96 T = BUCHOLTZ TRIP
63 P = SUDDENT PRESSURE TRIP
63 P - 24 = SUDDENT PRESSURE TRIP TAP CHANGER
96 T - 24 = BUCHOLTZ TRIP TAP CHANGER

26 DA = TEMPERATURE OIL ALARM


96 A = BUCHOLTZ ALARM
63 PA = SUDDENT PRESSURE ALARM
63 A - 24 = SUDDENT PRESSURE ALARM TAP CHANGER
96 A - 24 = BUCHOLTZ ALARM TAP CHANGER
DIAGRAM TUNGGAL
PROTEKSI PEMBANGKIT
PLTA.
Unit Transformer.

Black Diff. Relay RADSB 87 T

Over current relay


Stator Ground Fault Relay 50/51 RXIOF 2H
59 N
(95%).

Over excitasi relay RATUB. 59 F Unit Aux. Trans.

Over Voltage Relay. 59

Loss Of Excitation relay 40


RAGPC.
fField Winding Ground-Fault
Thermal Overload relay 26 Generator. i RAGRA or (RXNB A).
RXVE 4). G
e
Neg. Phase Sequence relay 46
RARIB. 64 F

Impendance relay RAKZA. 51

Stator Ground Fault relay 59 N


RAGEA. 1)
Generator Diff. Relay 87 G
RADHA or RADSG.
32
Reverse Power Relay
RXPE 4.
SIMBOL DAN KODE RELAY:

1.
S Relay jarak.(Distan relay). Z< 21
S
I I
2. Relay
M Tegangan Kurang (Under Voltage Relay) U< 27
B
3. Relay
O Suhu (Thermis Relay) 49
L
4. Over Current Relay Instantaneous. I > 50

5. Relay arus lebih dengan tunda waktu. I > 51

6. Relay Tegangan Lebih (Over Voltage Relay) U> 59

7. Relay tunda waktu (Time Aux. Relay) -------- 62

8. Relay Tekanan Gas (Gas Pres. Realay) P 63

9. Relay Hubung Tanah (Ground Fault Relay). 64

10. Relay arus lebih berarah(Direct Over Cur. Rel. -- 67

11. Relay penutup balik (reclossing Relay). -- 79

12. Relay Frekwensi. F 81

13. Rel;ay Defferensial d 87

14. Relay Bucholz -- 95


2.7 PRINSIP KERJA RELAY PREOTEKSI GENERATOR.
p
1. RELAY ARUS LEBIH :
Berfungsi sbg pengaman thd gangguan yg terdapat didepan PMT Genenrator, baik ganguuan
Fasa-fasa maupun fasa tanah.utk 500 KVA setting waktu sesaat sedang utk > 5 MVA meng-
gunakan Instantanneous waktu terbalik dg kontrol Tegangan.

2. RELAY ARUS LEBIH DG TEGANGAN PENAHAN.


Relay tsb mendeteksi arus dan tegangan dari generator, arus yg mengalir pada relay sebagian
membangkitkan tegangan. (spt pd Gb 17).

3. RELAY ARUS LEBIH DENGAN TEGANGAN KONTROL.


Relay ini mendeteksi besarnya arus dan tegangan generator, bila arus naik melebihim settingnya
maka Tegangan yang masuk kem kumparan tegangan akan turunlebih rendah dari settingnya.
(spt pd Gb 18).

4. RELAY DIFERENSIAL.
Relay tsb mengamankan generator/ trafo thd gangguan hub. Singkat antar fasa /fasa tanah, di-
Daerah pengamanannya.(spt pd gb 19, 20, 21 dan 22).

5. RELAY STATOR HUBUNG TANAH .


Relay tersebut mengamankan thd gangguan stator thd tanah, arus urutan nol sebagai suplly
Relay OCR / 51N. Sedangkan besarnya arus teragantung jenis impedansi pentanahannya.
(spt pd gb 23 dan 24).
6. RELAY PENGAMAN ROTOR HUBUNG TANAH.( 64 F ).
Metoda I: mengukur besarnya tegangan yg dipasang paralel dg belitan rotor ditengahnya dipa-
sang kontak tegangan, bila ada gangguan volt meter akan menunjuk, tetapi untuk ujung kum-
paran tegangan tdk menunjuk (spt Gb 25).
Metoda II: Menggunakan jembatan dioda spt gb 26a , bila tdk terjadi gangguan arus swearah yg
mengalir tdk ada, tetapi bila ada gangguan maka rangkaian ini akan menutup dan relay bekerja.

7. RELAY ARUS LEBIH URUTAN NEGATIP.


Relay ini mendeteksi gangguan arus urutan negatip akibat ketidak seimbangan gangguan. Arus
ini akan melawan medan rotor,relay ini dapat membedakan arus urutan positip / negatip.
(spt pd gb 26b )

8. RELAY DAYA BALIK.


Relay ini akan mendeteksi daya aktip yang masuk ke generator, prinsip kerejanya spt KWH meter
bila daya aktip masuk maka relay menangkap signal dan diteruskan ke TC PMT.

9. RELAY KEHILANGAN MEDAN PENGUAT (Loss Of Field).


Turunnya /lemahnya penguat medan utama generator berakibat turunnya tegangan & naiknya
arus , timbul panas. Akibatnya generator yg seharusnya mensuply daya menjadi menerima daya
dg kata lain menjadi motor.

10. RELAY TEGANGAN SEIMBANG.


Relay tsb berfungsi untuk memblok ketidak seimbangan tegangan, baik sisi Primair / Skundair
akibat dari hilangnya salah satu fasa, maka rewlay akan melepas PMT.
2.8 RELAY PROTEKSI MOTOR PEMAKAIAN SENDIRI.

NO. MACAM GANGGUAN AKIBAT ALTERNATIF JENIS


PROTEKSI YANG DIPAKAI
1. Beban lebih (Over Current). Terjadi kenaikan suhu: -Over load relese.
-Usia belitan menurun. -Relay beban lebih termis.
-Kerusakan Isoloasi. -Relay OCR seketika.(Instant.)
-MCB khusus.
2. Hubung singkat fasa-fasa -Isolasi rusak akibat I -Peng. Lebur High Recture
dan fasa tanah, na Capaci
ik yg besar. Ty fuse (HRC Fuse).
-rusak inti akibat -Relay OCR GF Instant.
arcing. -Relay Deferensial.
3. Tegangan Kurang/Lebih -Isolasi rusak akibat -Relay Under Voltage.
(under/over Voltage) pa- -Relay Over Voltage.
nas dan dadalnya nilai
isolasi.
4. Tegangan tdk seimbang Kerusakan ROTOR krn -Relay Arus urutan Negatif.
(Unbalance Voltage). panas naik akibat (Neg.
arus urutan NEGATIP Phasa Squence Relay).
pd STATOR.
- Relay Teg. Uruta Fasa
Negatip.
NO. MACAM GANGGUAN AKIBAT ALTERNATIF JENIS
PROTEKSI YANG DIPAKAI
5. Urutan fasa terbalik Kerusakan pada beban Pengaman urutan fasa terbalik
(reverse phasa Squence). MOTOR. (Relay reversal protection).

6. Satu Fasa Terbuka (Single Kerusakan pada Relay beban lebih Thermis
Phasing ). isolasi belitan akibat (Thermal over load Relay).
panas yg berlebihan. Pengaman khusus pencegah
hilang satu fasa.
7. Motor tdk berputar akibat Kerusakan berat pd Relay Termis(Thermal Relay).
beban lebih / macet material isolasi dan Relay OCR Instantaneous.
(Stalling). belitan Motor.

8. Gangguan hubung singkat Kerusakan ROTOR krn Relay arus lebih seketika (OCR
di ROTOR. panas naik akibat instantneous).
arus hubung singkat
RELAY BEBAN LEBIH (Thermal over load relay).

SupplY
AC

DT-3
LOW HIGH

RTD
Resistor Temperature
Detector In Machine
Windings.
R
POTEKSI GANGGUAN HUBUNG TANAH (Ground Fault Protection).

By Z ct

B
MOTOR

R Skema Diagram Gound Fault Relay Protection.


50 or 51x
RELAY TEGANGAN URUTAN NEGATIF (Relay Negatif or under voltage).

VA
VB
VC

FILTER NEGATIVE
SEQUENCE
VOLTAGE V2
NETWORK CV – 7

V2 CVQ

V2 CV - 7
RELAY PROTEKSI ARUS LEBIH (Over Current Relay).

Ground Relay

5R R
0

Phase Relay

Relay yg digunakan 50 / 51

M
2.9 DIAGRAM LOGIKA PROTEKSI PEMBANGKIT PLTA

Generator Differensial
Relay TRIP.
87 G

Gen. Stator Earth Fault


Relay TRIP
64

Gen. Rotor Earth Fault


Relay TRIP.
64E

Gen. Over Current TRIP.


51 G OR
GENERATOR LOCK OUT
86 G OR LYN
RELAY TRIP. ABC
Gen. Excitation Over
Current .TRIP.
51 E

Gen. Over Voltage 59 G


Relay .TRIP. Relay Lock Out (86 G) Melakukan :
1. Signal Alarm kerja.
Gen. Under Volatge Relay 27 2. PMB Swicthyard A dan A B Off
TRIP..
3. PMB Exsitasi Off
Gen. Field Loss Relay
TRIP.
40
Main Trafo Over Current Relay 51 MT
TRIP.
Main Trafo Differensial Relay 87 MT MAIN TRAFO LOCK 86MT
TRIP. OR OUT RELAY TRIP
Neutral main Trafo Over Current 51 N
TRIP.

LYN A B C OR

Station Service Over Current 51 S


Relay TRIP STATION TRAFO 86 S
OR LOCK OUT RELAY
Station Service Differensial 87 S TRIP
Relay TRIP

Relay Lock Out (86 G) Melakukan :


1. Signal Alarm kerja.
2. PMB Swicthyard A dan A B Off
3. PMB Exsitasi Off
3.2 Proteksi transformator.
Tujuan dipasang proteksi pada transformator adalah :
a. Mencegah kerusakan pd transformator tenaga bila terjadi gangguan yg
terjadi didaerah pengamanan proteksi transformator tenaga.
b. Melokalisir gangguan yg terjadi di daerah pengamanan transformator
tenaga.
c. Melaksanakan pengaman cadangan untuk seksi berikutnya.

3.3 Jenis gagguan yg terjadi pd transformator tenaga :


a. Gangguan didalam Trafo : - Gangguan Awal (Incipient fault).
(Internal Fault). - Gangguan Hub. Singkat Di Dlm Trafo.
b. Gangguan Diluar (Throught Fault):
- Gangguan hub. Singkat diluar (External fault), Fasa-Fasa / fasa – tanah
di busbare / di penyulang SUTM.
c. Beban lebih (OB).
3.1 PROTEKSI PERALATAN GARDU INDUK.

A
B

Keterangan :
A : Rel (Busbar). C
B : Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT).
C : Transformator Tenaga.
D : Penyulang Saluran udara Tegangan
Menengah (SUTM).

D
3.4 MACAM-MACAM RELAY PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR
DAN FUNGSINYA.

NO NAMA RELAY FUNGSI DAN KEGUNAAN

1. Relay Suhu. Relay mekanis yg berfungsi mendeteksi suhu minyak dan


kumparan secara langsung dan bekerja membunyi-
kan alarm dan melepas PMT.

2. Relay beban Lebih. Fungsinya mengamankan trafo thd suhu yg berlebihan pd


kumparan trafo pd tahap pertama alarm berikutnya
melepas PMT.

Funsinya mendeteksi adanya tekanan gas yg ditimbul-


3. Relay Bucholz.
Kan oleh loncatan bunga api 7dan pemanasan setempat
pada minyak trafo.

4. Relay Jansen. Fungsinya mengamankan pengubah Tap (tap Ghangger)


dan trafo.

5. Relay Tekanan Bagi trafo tanpa konserfator relay tekanan mendadak dipa-
Lebih sang pada tangki, relay tsb menggunakan metoda
(Sudden Presure membran dandipasang pd semua trafo akibat tek Lebih.
Relay)
NO NAMA RELAY FUNGSI DAN KEGUNAAN

6. Relay Arus Lebih. Fungsinya mengamankan trafo thd gangguan hubung


singkat fasa-fasa di dalam / diluar daerah pengamanan
trafo, juga sebagai relay beban lebih serta pengamanan
cadangan.

7. Relay Gangguan
Berfungsi mengamankan trafo thd gangguan hubung
Tanah.
tanah didalam maaupun diluar daerah pengamannya.

Berfungsi mengamankan trafo thd hubung singkat antar


8. Relay Tangki kumparan fasa dengan tangki trafo dan bagi trafo yg ttk
Tanah. netralnya diketanahkan.

Relay Differensial. Berfungsi mengamankan trafo thd gangguan hubung


9.
singkat yg terjadi didalam daerah pengamannan trafo.

Relay Gangguan Berfungsi mengamankan trafo thd gangguan tanah dalam


10.
Tanah Terbatas daerah pengamannan trafo, Khususnya utk gangguan
( Restricted Earth didekat ttk netral yg tdk dpt dirasakan relay Differensial.
Fault Relay).
Berfungsi mengamankan trafo thd gangguan antar fasa
11. Relay Arus Lebih dan tiga fasa dan bekerja dengan arah tertentu.
Berarah.
3.5 PRINSIP KERJA RELAY PROTEKSI TRAFO TENAGA.

3.5.1 Relay Suhu.

Relay Suhu : Signal dari sensor temperatur yg terletak didalam tangki trafo.
Signal dari sensor temperatur yg terletak pada kumparan trafo.
Keduanya disalurkan melkalui pipa kecil berisi air raksa dg kontaknya
selajutnya memberikan signal sumber DC melalui kontak relay ke indi-
kator alarm / triping coil.
3.5.2 RELAY BEBAN LEBIH.
Prinsip kerjanya menggunakan elemen thermis BIMETAL apabila dilalui arus
maka perubahan kedua logam tsb akan menggerakkan kontak, selanjutnya
kontak dg supply DC akan memeberi signal Alarm / Triping coil CB.
suhu
Tn
To = Suhu Awal.
Tn = Suhu Akhir.
T = Kenaikan suhu.
63 % t 100 % t
= Konstanta Waktu Thermis.
To
WAKTU.

Jenis Pendingin. Rating (MVA). Konstanta waktu


Relay Menit.

Alamiah Semua rating 80.

Dengan kipas,minyak 15 - 30 80.


Bersairkulasi alamiah. > 30 110.

Dengan kipas, minyak 40 110.


Bersirkulasi paksa.

Air (Udara). < 30 80.


> 30 110.
3.5.3 RELAY BUCHOLZ.
Relay yg bekerjanya akibat gangguan didalam trafo yg menimbulkan gas.
Gas yg ditimbulkan tersebut diakibatkan oleh :
a. Hubung singkat antar lilitan dalam/ pada satu fasa.
b. Hubung singkat antar phasa dg tanah.
c. Hubung singkat phasa – phasa .Busur api antar laminasi / belitan.
d. Busur api listrik karena kontak yg kurang baik.

Gas yg ditimbulkan akibat hal tsb diatas akan menggerakkan pelampung kontak
Air raksa selajutnya memberikan signal ALARM dan TRIP PMT. TC PMT
3.5.4 RELAY TEKANAN LEBIH (SUDDEN PRESSYRE RELAY).
Bekerjanya karena tekanan l;ebih akibat gangguan yg terjadi di dalam trafo , berakibat
Perubahan tekanan gas yuang terjadi secara tiba-tiba dan langsung akan menjaatuhkan
PMT. (spt pd gambar 36).

3.5.5. PENGAMAN TEKANAN LEBIH (EXPLOSIVE MEMBRANE/PRESURE RELIEF


VENT).
Bekerjanya karena kenaikan tekanan yg timbul dari dalam trafo, tekanan tersebut akan
memecahkan membran pada tekanan tertentu spt pada gambar 37, 38 dan 39.

3.5.6 RELAY ARUS LEBIH (OVER CURRENT RELAY).


Over current relay (OCR) diset cukup tinggi artinya tidak boleh trip pada beban operasi
yg telah ditentukan. Setting waktunya harus dikoordinasikan dengan relay OCR yg
berada pada penyulang baik sisi TT maupun sisi TM.
OCR
DEFINITE TIME OCR
OCR

U R

S
V
T
W
3.5.7 DEFERENSIAL RELAY.
Deferensial Relay merupakan pengaman utama (main Protection), relay tersebut
sangat selektip sehingga tdk perlu dikoordinir dengan relay lainnya dan relay tersebut
bekerja cepat /tdk memerlukan waktu.
DILUAR
DAERAH PENGAMANAN PENGAMANANNYA.
CT 2 CT 2
I1 I2

i1 I2

Id

a. Membandingkan vektor arus I 1 dan i2 atau I1 dan I2.


b. CT 1 dan CT 2 harus mempunyai harus mempunyai rasio sedemikian , sehingga I1 = i2 .
c. Sambungan dan polaritas CT1 dan CT2 harus betul.

BILA GANGGUAN DILUAR PENGAMANNYA RELAY TIDAK BEKERJA.

BILA DIDAERAH PENGAMANNYA ADALAH SBB :


Gangguan didalam trafo:
I1 = I2 ; i2 = 0 maka id = i1 – i2 = i1 , maka relay akan bekerja
TRAFO DI ISI DARI DUA ARAH.

DAERAH PENGAMANAN
CT 2 CT 2
I1 I2
G1 G2

i1 I2

i1 i2
Id

UNTUK GAGGUAN DIUDALAM TRAFO :

I1 = i2 , id = i1 - i 2
I2 = -i2 = i1 - (-i2 )
= i1 + i2 RELAY AKAN BEKERJA.
3.5.8 RELAY HUBUNG TANAH ( GROUND FAULT RELAY, STANBY EARTH FAULT
RELAY ).

GFR
GFR
OCR

Gambar hubung tanah pada Relay hubung tanah pada


Pentanahan NETRAL. OUT GOING Trnaformator.
3.5.9 RELAY GANGGUAN TANAH TERBATAS (REF).

If2
If1

GANGGUAN DI DALAM : GANGGUAN DI LUAR :

I relay = If1 - If2 =If2 I relay = If1 - IF2 =


0.

Relay ini hanya dipasang pd transformator yg TITIK NETRALNYA diketanahkan langsung /


melalui tahanan & berfungsi untuk membantu mengamankan trafo dari hubung singkat ke
tanah dierah pengamannan trafo.

Relay tsb sangat diperlukan karena keterbatasan relay deffrensial didalam mendeteksi
gangguan hubung singkat didekat titik Netral.
3.5.10 RELAY TANGKI TANAH.

Relay tangki tanah adalah relay arus jenis instataneous (sesaat) yang berfungsi untuk
mendeteksi gangguan belitan trafo dengan tangki trafo. Relay ini hanya d apat merasakan
gangguan tanah di trafo TENAGA dan hanya efektif pada trafo yang titik netralnya
diketanahkan,karena arus urutan Nol dapat mengalir ke tanah.
Konstruksi trafo harus diisolasi, relay tsb dapat bekerja bila terjadi kebocoran isolasi dari kipas
pendingan, alat pemenas dsb. Kabel –kabel kontrol juga hrs diisolasi.

R T C PMT

CT

ISOLASI.
3.5 11 RELAY JANSEN.
Relay tersebut dipasang sedekat mungkin pada TAP CHANGER , dipasang
pada pipa yang menghubungkan tap changer dengan konservator.
Relay tersebut sama dengan Sudden presuare, bila terjadi perubahan tekanan
minyak pada tangki tap changer maka katup tekan akan menggerakkan kontak
mercury.
3.6 SISTEM PROTEKSI JARINGAN TEGANGAN TINGGI :

A. Tujuan proteksi pada jaring transmisi tegangan tinggiialah :

1. Menangamankan peralatan terhadap kerusakan akibat gangguan.


2. Melokalisir gangguan agar pemadaman sesingkat /sekecil mungkin.
3. mencegah nagar sistem tidak black out total.

B. Jenis-jenis gangguan pada Saluran transmisi tegangan tinggi:

1. Gangguan Hubung singkat antar fasa.


2. Gangguan Hubung singkat fasa tanah.
3. Gangguan Kawat putus.

C. Sifat gangguan pada saluran transmisi tegangan tinggi :

1. Gangguan Temporer.
Gangguan yang berlangsung singkat dan dapat hilang dengan sendirinya.
2. Gangguan Permanan.
Gangguan yang berlangsung lama dan tidak dapat hilang dengan sendirinya.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE PENGHANTAR 150 KV

RELE DISTANCE.
44 S Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa .

RELE DISTANCE.
44 G Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground

RELE DISTANCE.
21 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa dan phasa - ground

RELE RECLOSER.
79 Berfungsi untuk memasukan kembali PMT, pada saat PMT trip karena
adanya rele yang bekerja.

RELE LOCK OUT ( PENGUNCI ) / FINAL TRIP.


86 Berfungsi untuk mencegah masuknya kembali PMT , pada saat terjadi
gangguan permanen .

RELE CARRIER / PLCR TROUBLE .


85 F Berfungsi untuk memberi informasi bahwa Carrier PLCR terganggu.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE PENGHANTAR 150 KV

RELE DIFFERENTIAL KABEL.


87PW Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa kabel tanah.

RELE OVER CURRENT .


51 Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa dan phasa - ground

GANGGUAN PMT .
52 F Gangguan pada komponen PMT : Motor, AC 3 ph, Udara

GANGGUAN GAS SF6.


SF6 Terjadi gangguan penurunan kebocoran Gas SF6 pada PMT.
SIMBOL - SIMBOL HURUF RELE PENGHANTAR 70 KV

RELE DISTANCE.
44 S Berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - phasa

RELE SELECTIVE GROUND .


50 G Rele Utama berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground .

RELE DIRECTIONAL GROUND .


67G Rele Cadangan berfungsi untuk medeteksi gangguan phasa - ground .

RELE RECLOSER.
79 Berfungsi untuk memasukan kembali PMT, pada saat PMT trip karena
adanya rele bekerja.

RELE LOCK OUT ( PENGUNCI ) / FINAL TRIP.


86 Berfungsi untuk mencegah masuknya kembali PMT , pada saat terjadi
gangguan permanen .

RELE VOLTAGE .
64 V Berfungsi untuk mendeteksi gangguan tegangan menceng.
3.6.1 MACAM – MACAM RELAY JARINGAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI

1. Relay Jarak (Distance relay).


Untuk mendeteksi gangguan fasa – fasa / fasa – tanah.

2. Relay defrensial pilot kabel (Pilot Wire Diferensial Relay).


Untuk mendeteksi gangguan fasa – fasa /fasa – tanah pd SUTT/SKTT

3. Relay Arus Lebih Berarah (Disrectional Over Current Relay).


Untuk mendeteksi gangguan fasa – fasa pada satu arah.

4. Relay Arus Lebih.


Untuk mendetreksi gangguan fasa –fasa / fasa – tanah pada SUTT /
SKTT, relay ini sebagai pengaman cadangan pada SUTT / SKTT.

5. Relay Gangguan Tanah Berarah.


Untuk mendeteksi gangguan SUTT thd gangguan fasa – tanah.

6. Relay Gangguan Tanah Selektif.


Untuk mendeteksi gangguan SUTT thd gangguan fasa – tanah .
7. Relay Tegangan Lebih.
Untuk mendeteksi gangguan pada SUTT / SKTT thada tegangan l
lebih.

8. Relay Penutup Balik (Reclossing relay / Reclosser).


Untuk menormalkan kembali gangguan yg terjadi pd SUTT / SKTT
saat terjadi gangguan yg bersifat Temporer / Sesaat.

9. Relay Frekwensi kurang (Under Frekwensi).


Untuk melepas PMT pada SUTT / SKTT bila terjadi peneurunan Fre
kwensi pada sistem.
3.6.3 PRINSIP KERJA RELAY JARAK (DISTANCE RELAY).
Adalah membandingkan tegangan dan arus pada lokasi yg sama .
A DAERAH PENGAMANANAN B
R
PT
G
CT F2 F1
ZS ZL

V2 V V1

Gangguan di BUS B (batas pengamanan), Tegangan yg diukur di A adalah V.

V = If . Zl

Perbandingan Tegangan dan Arus di A.

V If . Zl
= = ZL
If If
Gangguan di F1 ( diluar derah pengamanan) tegangan yg diukur di A
adalah V1>V

V1 = If1. Z1
Perbandingan arus dan tegangan di A adalah :

V1 I f1 . Z1
= = Z1
I f1 I f1
Karena V 1 > V dan I f1 = If , maka Z 1 > ZL. Maka relay tdk
bekerja.

Gangguan di F2 (diluar daerah pengamanan).

Tegangan yang diukur di A adalah V2 < V.


V2 = If2 . Z2
Perbandingan aruys dan tegangan di A adalah :

V2 If2 . Z1
= = Z2
If2 If2

Karena V2 < V dan If = I f 2 , maka Z 2 < Z L Maka Relay bekerja


3.6.4 JENIS DAN KARAKTER RELAY JARAK ( DISTANCE).

Relay jarak pada dasarnya adalah relaya Impedansi, tetapi macam-macamnya adalah
sbb :
1. RELAY JARAK JENIS INPEDANSI.
Membandingkan kopel elemen tegangan dengan kopel elemen arus.
Elemen Arus menghasilkan kopel POSITIP & Elemen tegangan meng-
hasilkan kopel NEGATIP.

PMT PT

CT

KUMPARAN ARUS

KUMPARAN TEGANGAN.
SALURAN KELUAR
2. RELAY JARAK JENIS MHO (ADMITANSI).
Prinsip kerja relay jarak jenis MHO Atau Admitasi adalah bila kopel kerjanya
lebih besar dari pada kopel penahannya.
Karakteristik kerjanya spt pada diagram R – X, yang merupakan linkaran dgn
sumbu Koordnat R – X dibawah ini , Relay tersebut telah berarah sehingga tdk
diperlukan relay arah spt pada jenis relay Impedansi.
X

i P

R Y
O R
P

O = Kumparan Kerja.
R = Kumparan penahan.
P = Kumparan Arah
3. RELAY JARAK JENIS MHO TERGESER.
Relay jarak jenis MHO dapat digeser dgn memesukkan faktor arus bantu ACT
dan impedansi Zb pd rangkaian kumparan tegangan relay ini

ACT
PT BUS
CT

Zb

X X

Saluran
A R A R
4. RELAY JARAK JENIS REAKTANSI.
Relay jenis reaktanbsi, kopel dihasilkan dar elemen arus dibandingkan dengan
kopel yang dihaswilkan oleh relay arah.
I
P
R O = Kumparan kerja.
I R = Kumparan Penahan.
P = Kumparan Arah.
V
O


Z
Kopel Negatif.

Kopel Positip

X Sin Z

3.6.5 SUSUNAN RELAY JARAK .

1. SIRKIT MASUKAN :
adalah suatu peralatan yg digunakan utk memilih fasa arus da tegangan yang
terganggu utk dimasukkan ke relay pengukur dan relay arah.

2. ELEMEN STARTING ATAU PERASA GANGGUAN.


Elemen ini secara terus memnerus mendeteksi besaran-besaran listrik, bila
terjadi gangguan maka elemen ini akan mengirim signal ke relay.
a. Memberi rangsangan pada relay waktu agar segera bekerja, guna menen-
tukan waktu kerja pada kawasan / Zone 2 atau 3.
b. Secara langsung ataupun tidak akan mengatur kontak-kontak (sirkit input),
utik menempatkan elemen pengukur dan arah pd tegangan dan arus yg
sesuai dng macamgangguanserta fasa-fasa yg terganggu.

3. ELEMEN PENGUKUR JARAK DAN ARAH.


Peran dari elemen ini adalah untuk menentukan batas-batas kawasan (zone)
yang diawasi serta arahnya.
Jenis pengukurnya adalah : - Jenis Admitansi (MHO).
- Jenis reaktansi.
Utk jenis Admitansi sekaligus dapat berfungsi utk mengukur jarak dan arah.
Utk jenis Reaktansi harus dilengkapi dengan relay arah.

4. PERALATAN DAN SIRKIT TAMBAHAN.


- PEMILIH FASA. - TRIPING COIL. - SIGNALISASI.
- RELAY WAKTU. - RELAY AUTO SWING.
3.7 SISTEM PROTEKSI BUSBAR.
Sistem pengaman yang dilakukan thd ganguan-ganguan di bus bar.
Konfigurasi Busbar :
a. Busbar tunggal (Single Busbar).
TRAFO DAYA
a. Busbar ganda
C. Busbar sat setengah PMT.
3.7.3 PRINSIP KERJA RELAY DIFERENSIAL SEBAGAI PENGAMAN BUSBAR.

Prinsip kerjanya adalah keseimbangan arus ( membandingkan jumlah arus yg


masuk dengan arus yg keluar busbar ) artinya bila bila terjadi perbedaan antar
kedua penjumlahan arus diatas maka relay akan bekerja.

ia
CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5

I1 I2 I5 id

A.Keadaan tdk gangguan


I3 I4 I 1 + I 2 + !3 = I 3 + I 4
CT1 =CT2 =CT3 = CT4 = CT5.

ia = I1 + I2 + I3.
ib Ib = I3 + I4

Dari arah arus dpt dilihat :


CT 3 i3 CT 4 i4
Id = ia – ib = 0

RELAY TIDAK BEKERJA


B. GANGGUAN DI BUSBAR
Busbar yg menghubungkan antara dua sistem dan kedua sistem terdapat pem-
bangkit maka :

ia
CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5

I1 I2 I5 id

I1 + I2 + I3 + I4 = If ; I5 = 0
CT1 = CT2 = CT3 = CT4 = CT5
I3 I4
Ia = i1 + i2 ; i5 = 0
Ib = i3 + i4
ib
Dari arah arus dpt dilihat bhw :
CT 3 i3 CT 4 i4
Id = ia - ib.

RELAY AKAN BEKERJA

MAKA CB 1 S.D. CB 5 LEPAS


C. GANGGUAN DI BUSBAR.
Busbar menghubungkan dua sistem, yg satu mempunyai pembangkit dan yang lain
nya hanya beban

ia
CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5

I1 I2 I5 id

I 1 + I 2 = If ; I3=I4=I5=0
I3 I4 CT1 = CT2 = CT3 = CT4 =CT5.

ib Ia = i1 + i2 ; i5 = 0
i3 = i4 = i5 = 0
CT 3 i3 CT 4 i4
Dari arah arus dpt dilihat bhw:
id = ia

RELAY AKAN BEKERJA


MAKA CB 1 S.D CB 5 LEPAS
D. GANGGUAN DILUAR DAERAH PENGAMANANNYA.

ia
CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5

I1 I2 I5 id

I1 +I2 + I3 - I4 ; I5 = 0
I3 I4 CT1 = CT2 = CT3 = CT4 = CT5.

ib Ia = I 1 + I 2 ; ib = i3
Dari arah sekundair dpt dilihat
CT 3 i3 CT 4 i4 bhw :

Id = ia + ib - i4 = 0
SEHINGGA RELAY TIDAK
BEKERJA.
3.7.4 PRINSIP KERJA RELAY DIFERENSIAL BER IMPEDANSI TINGGI.
Relay ini bekerja bedasarkan pada perbandingan beda vektor aruis seperti
dibawah ini. (berikut gb skema relay impedansi circulating current transformator).

Pada kondisi normal /gang-


Busbar
guan di luar (F2) maka Jum
F1 lah vektor arus akan = 0
trip Tetapi bila ganggau di F1
PMT PMT PMT maka keseimbangan arus
PMT ter ganggu, maka arus akan
I T
mengalir menuju impedansi
ZH dan akan menimbulkan
VZH ZH M
CT CT CT CT drop tegangan VZH.
Selanjutnya tegangan men-
suply unit relay pengukur
Impedansi Elemen
F2 Tinggi Pengukur. M melalui trafo (T).
Sehingga Relay bekerja utk
melepas PMT
3.7.5 OVER CURRENT RELAY ( RELAY ARUIS LEBIH ).
Relay proteksi arus lebih pad busbar hanya jika arus gangguan pada sistem
tersebut rendah. Untuk arus lebih relay tersebut dipasang pada incoming
fedder. Bila digunakan pada busbar kelemahan relay tersebut adalah :
- Waktu kerjanya lambat. A
A
B - Dapat memutuskan banyak fedder.

Z OCR

3.7.6 PROTEKSI BUSBAR DENGAN RELAY JARAK.


Relay tersebut digunakan pada busbar arus gangguan pada sistem rendah,
dengan memanfaatkan Zone 2 dari relay jarak proteksi saluran input, tetapi
untuk arus gangguan besar relay jarak tersebut hanya sebagai cadaangan
pengaman bubar.
3.8 SISTEM PENGAMAN PENYULANG TEGANGAN MENENGAH.
Pengaman pd penyulang terdapat pada sel-sel tegangan menengah 20 KV.
Tujuan pengaman JTM :
- Mencegah / membatasi kerusakan JTM (SUTM/SKTM) berserta peralatan-
nya thd arus hubung singkat.
- Membatasi derah yg terganggu sekecil munkin, sehingga pelayanan pada
konsumen masih tetap berlangsung.

3.8.1 RELAY ARUS LEBIH (OCR).


Relay tersebut mengamankan JTM thd arus hubung singkat antar fasa.
Bekerjanya berdasarkan adanya kenaikan arus yg melebihi batas dalam waktu
tertentu.

3.8.2 RELAY GANGGUAN TANAH ( GROUND FAULT RELAY).


Relay tersebut digunakan pada gangguan fasa tanah dan hanya efektip bila
sistem distribusinya menggunakan sistem tahanan rendah dan solid (lang-
sung).
3.8.3 RELAY ARUS LEBIH BERARAH (DIRECTIONAL OVER CURRENT RELAY).
Relay tersebut memiliki elemen arah , serta disuply dengan 2 besara listrik.
a. Tegangan , sebagai patokan karena memiliki sudut fasayg tetap.
b. Arus, sebagai besaran kerja karena fasanya tergangtung pada lokasi
gangguan.
Relay Arus Lebuh Berarah memiliki 2 elemen kerja a.l.:
a. Elemen arah yg berfungsi untuk menentukan arah kerja relay.
b. Elemen kerja yg berfungsi untuk mendeteksi besaran aryus gangguan.

3.8.4 RELAY BEBAN LEBIH.


Relay beban lebih bekerjanya bersifat thermis, LEBIH ditekankan pd besarnya
arus yg telah dilampauinya dalam waktu tertentu dan pengamannya menggu-
nakan relay thermis.
Prinsip kerjanya dengan elemen bimetal yg sangat sensitip thd panas akibat
arus dari rangkaian trafo arus yg menunjukkan arus lebih.

3.8.5 RELAY FREKWENSI KURANG (Under Frekwensi Relay).


Relay ini berfungsi untuk melepas PMT penyulang bila frekwensi sistem menu
run, pengukuran frekwensi mngambil dari PT.

Anda mungkin juga menyukai