2.Keluhan Utama
Biasanya datang dengan keluhan Poliuria, Polidipsi, Polifagi, lemas, demam, mual, kram
pada kaki.
Adhi Djuanda, dkk. . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
LANJUTAN.
• Riwayat Penyakit Sekarang : Biasanya klien masuk rumah sakit
dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang disertai bisu
tidak sembuh-sembuh, kesemutan, mata kabur, kelemahan tubuh.
Disamping itu klien juga mengeluh poliurea, polidipsi, anorexia,
mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri
perut.
Adhi Djuanda, dkk. . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pola Persepsi dan Manenjemen Kesehatan : Pola
FUNGSI
KESEHATAN 03 Pola Eliminasi : Terjadi perubahan pola berkemih
(poliuria, nokturia, anoria).
(Putri, 2013) 04 Pola Aktivitas dan Latihan : Penderita akan, kram otot,
tonus otot menurun. sering merasa letih, lemah, sulit
bergerak/berjalan
https://id.scribd.com/doc/101298801/Pengkajian-Teori-Dm
06
Pola Kognitif dan Sensorik : Pada penderita DM biasanya
klien mengalami pusing sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensoik, maupun motorik.
07
Pola Persepsi dan Konsep Diri : Pada penderita DM
biasanya klien merasa kurang percaya diri lagi karena
adanya perubahan fungsi tubuh
https://id.scribd.com/doc/101298801/Pengkajian-Teori-Dm
PEMERIKSAAN
FISIKB1 (Breath) : pada penderita biasanya
mengalami pernafasan cepat dan dalam,
frekuensi meningkat, nafas berbau aseton.
B4 (Bladder) : pada penderita biasanya akan
mengalami poliuria, nocturia, infeksi saluran
kemih, urine encer, dapat menjadi
oliguria/anuria bila terjadi hipovolemia berat.
B2 (Blood) : pada penderita biasanya akan
mengalami takikardiperubahan tekanan darah,
B5 (Bowel) : pada penderita biasanya akan
hipotensi, nadi menurun, ulkus pada kaki dan
mengalami mual, muntah, anoreksia,
penyembuhan luka yang lama.
penurunan berat badan, diare, bising usus
B3 (Brain) : pada penderit biasanya mengalami meningkat, polifagi dan polidipsi.
pusing, merasa kesmutan, disorientasi, letargi.
B6 (Bone) : pada penderita akan mengalami
kelemahan, sulit bergerak, membran mukosa
kering.
https://id.scribd.com/doc/101298801/Pengkajian-Teori-Dm
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tes Toleransi Glukosa Oral
Ukur kadar gula darah puasa pasien lalu berikan larutan glukosa
Penentuan Tipe Diabetes Mellitus
Untuk membedakan antara diabetes mellitus tipe 1 dan 2, dapat
oral 75 gram dan ukur ulang kadar gula darah setelah 2 jam. Pada
diabetes gestasional, pengukuran ulang dilakukan 2 kali, setelah 1 dilakukan pemeriksaan kadar insulin, C-peptide, dan marker
jam dansetelah 2 jam pasca meminum larutan gula. Hasil tes antibodi seperti glutamic acid decarboxylase (GAD).
sebesar>200 mg/dL dikategorikan sebagai diabetes mellitus, 140-199
mg/dL toleransi glukosa terganggu, hasil dibawah 140 mg/dL
normal.
HemoglobinA1c (HbA1c)
Hemoglobin A1C (HbA1C) terutama digunakan untuk pengukuran
keberhasilan terapi diabetes. Nilai HbA1c diatas 6,5% menunjukkan
kontrol gula darah yang tidak baik selama 3 bulan sebelum
pengukuran.
AsetonDarah
Pasien dengan kadar aseton plasma 1 mmol/L atau diatas perlu
segera dirujuk kerumah sakit untuk perawatan selanjutnya.
Tim pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta DPP PPNI.
INTERVENSI KEPERAWATAN
TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan
LIA MUNAWAROH