Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN HHNS


(Hyperosmolar
Hyperglycemic Nonketotic
Syndrome)
KELOMPOK 2
TINGKAT 3 REGULER B
1. DIAN ALIMAH HUSNA
(P27820119062)
2. LIA MUNAWAROH
(P27820119076)
PENGKAJIAN
1. Identitas
Biasanya penderita yang mengalami SHH adalah pasien lanjut usia dan yang tidak
tediagnosis diabetes atau diabetes tipe 2 yang diterapi dengan diet dengan atau tanpa
pengobatan diabetes oral. Penderita sering menggunakan pengobatan yang malah
memperparah keluhan, seperti penggunaan diuretic yang dapat menyebabkan dehidrasi
ringan. Penderita SHH biasanya lemas, gangguan penglihatan, atau keram pada tungkai.
Mual dan muntah juga kadang terjadi, tetapi lebih sering pada pasien diabetes
ketoasidosis. Kadang-kadang pasien memperlihatkan gejala letargi, pusing, bingun, dan
hemiparesis, kejang atau koma (Stoner 2005).

2.Keluhan Utama
Biasanya datang dengan keluhan Poliuria, Polidipsi, Polifagi, lemas, demam, mual, kram
pada kaki.

Adhi Djuanda, dkk. . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
LANJUTAN.
• Riwayat Penyakit Sekarang : Biasanya klien masuk rumah sakit
dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang disertai bisu
tidak sembuh-sembuh, kesemutan, mata kabur, kelemahan tubuh.
Disamping itu klien juga mengeluh poliurea, polidipsi, anorexia,
mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri
perut.

• Riwayat Penyakit Dahulu : Biasanya DM dapat terjadi saat


kehamilan, penyakit pankreas, gangguan penerimaan insulin,
gangguan hormonal, konsumsi obat-obatan seperti glukokortikoid,
furosemid, thiazid, beta bloker, kontrasepsi.

• Riwayat Kesehatan Keluarga : Adanya riwayat anggota keluarga


yang menderita DM

Adhi Djuanda, dkk. . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pola Persepsi dan Manenjemen Kesehatan : Pola

01 persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap


penyakitnya tentang pengetahuan dan penatalaksanaan
diabetes mellitus dengan resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah

Pola Nutrisi Metabolik : Penderita diabetes mellitus

POLA-POLA 02 sering mengeluh dengan anoreksia, mual dan muntah,


haus, penggunaan diuretik terjadi penurunan berat
badan.

FUNGSI
KESEHATAN 03 Pola Eliminasi : Terjadi perubahan pola berkemih
(poliuria, nokturia, anoria).

(Putri, 2013) 04 Pola Aktivitas dan Latihan : Penderita akan, kram otot,
tonus otot menurun. sering merasa letih, lemah, sulit
bergerak/berjalan

05 Pola Tidur dan Istirahat : Penderita diabetes mellitus


sering mengalami susah tidur.

https://id.scribd.com/doc/101298801/Pengkajian-Teori-Dm
06
Pola Kognitif dan Sensorik : Pada penderita DM biasanya
klien mengalami pusing sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensoik, maupun motorik.

07
Pola Persepsi dan Konsep Diri : Pada penderita DM
biasanya klien merasa kurang percaya diri lagi karena
adanya perubahan fungsi tubuh

08 Polan Peran dan Hubungan : Pada klien DM hubungan


dengan keluarganya tetap baik.

Pola Reproduksi Seksual : Pada penderita pria biasanya

09 terjadi impoten, jika pada wanita kesulitan orgasm.

10 Pola Nilai dan Keyakinan : Gambaran tentang penyakit yang


dideritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan
akan kesembuha, tujuan dan harapan akan sakitnya.

https://id.scribd.com/doc/101298801/Pengkajian-Teori-Dm
PEMERIKSAAN
FISIKB1 (Breath) : pada penderita biasanya
mengalami pernafasan cepat dan dalam,
frekuensi meningkat, nafas berbau aseton.
B4 (Bladder) : pada penderita biasanya akan
mengalami poliuria, nocturia, infeksi saluran
kemih, urine encer, dapat menjadi
oliguria/anuria bila terjadi hipovolemia berat.
B2 (Blood) : pada penderita biasanya akan
mengalami takikardiperubahan tekanan darah,
B5 (Bowel) : pada penderita biasanya akan
hipotensi, nadi menurun, ulkus pada kaki dan
mengalami mual, muntah, anoreksia,
penyembuhan luka yang lama.
penurunan berat badan, diare, bising usus
B3 (Brain) : pada penderit biasanya mengalami meningkat, polifagi dan polidipsi.
pusing, merasa kesmutan, disorientasi, letargi.
B6 (Bone) : pada penderita akan mengalami
kelemahan, sulit bergerak, membran mukosa
kering.

https://id.scribd.com/doc/101298801/Pengkajian-Teori-Dm
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tes Toleransi Glukosa Oral
Ukur kadar gula darah puasa pasien lalu berikan larutan glukosa
Penentuan Tipe Diabetes Mellitus
Untuk membedakan antara diabetes mellitus tipe 1 dan 2, dapat
oral 75 gram dan ukur ulang kadar gula darah setelah 2 jam. Pada
diabetes gestasional, pengukuran ulang dilakukan 2 kali, setelah 1 dilakukan pemeriksaan kadar insulin, C-peptide, dan marker
jam dansetelah 2 jam pasca meminum larutan gula. Hasil tes antibodi seperti glutamic acid decarboxylase (GAD).
sebesar>200 mg/dL dikategorikan sebagai diabetes mellitus, 140-199
mg/dL toleransi glukosa terganggu, hasil dibawah 140 mg/dL
normal.

HemoglobinA1c (HbA1c)
Hemoglobin A1C (HbA1C) terutama digunakan untuk pengukuran
keberhasilan terapi diabetes. Nilai HbA1c diatas 6,5% menunjukkan
kontrol gula darah yang tidak baik selama 3 bulan sebelum
pengukuran.

AsetonDarah
Pasien dengan kadar aseton plasma 1 mmol/L atau diatas perlu
segera dirujuk kerumah sakit untuk perawatan selanjutnya.

WHO, Global Report on Diabetes. 2016.


PATHWAY

(Indah Sari, 2020)


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (SDKI D.0077).

Gangguan integeritas kulit b.d kerusakan


jaringan/lapisan kulit (SDKI D.0129).

Risiko Infeksi b.d penyakit kronis (diabetes mellitus)


(SDKI D.0142).

Tim pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta DPP PPNI.
INTERVENSI KEPERAWATAN

TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
TIM POKJA SIKI DPP PPNI . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan, Ed. I. Jakarta : EGC


EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Dari evaluasi
keperawatan yang telah di lakukan akan muncul kesimpulan,
masalah teratasi , masalah ter atasi sebagian atau masalah tidak
teratasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Perkeni. 2012. Konsensus Pengelolaan Diabetes
Pada Diabetes Melitus Tipe 2 PB, Jakarta :
Rineka Cipta.

Brunner. (2013). Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth. Edisi 12. Alih bahasa Devi
Yulianti. Jakarta: EGC.

Brunner. (2013). Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth. Edisi 12. Alih bahasa Devi
Yulianti. Jakarta: EGC.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.


Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Edisi
Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Adhi Djuanda, dkk. . Ilmu Penyakit Kulit dan


Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
PEMBAGIAN TUGAS
DIAN ALIMAH HUSNA

Faktor Pencetus, Komplikasi, Pengkajian, Riwayat


Kesehatan, Intervensi, Implementasi, Evaluasi

LIA MUNAWAROH

Definisi, Patofisiologi, Etiologi, Tanda Dan Gejala,


Pengkajian, Diagnosa, Pathway, Daftar Pustaka
THANK
YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai