Anda di halaman 1dari 21

TANIN

MELATI YULIA K., S. Farm.,


M.Sc.
Pengertian Tanin
 Merupakan salah satu jenis senyawa polifenol dan
banyak di jumpai pada tumbuhan.
 Merupakan senyawa polifenol yang memiliki BM
tinggi (> 1000) dan dapat membentuk kompleks
dengan protein.
 Dahulu digunakan untuk menyamak kulit hewan
karena dapat berikatan dengan protein.
 Selain itu dapat mengikat alkaloid dan gelatin.
DISTRIBUSI TANIN
 Tanin terdistribusi atau tersebar hampir pada seluruh bagian
tumbuhan, seperti pada daun, tunas, biji, akar, batang dan
jaringan, misalnya pada jaringan xilem dan floem, dan pada
lapisan antara korteks dengan epidermis. Tanin yang ada, dapat
membantu dalam pertumbuhan jaringan tersebut
 Distribusi tanin ini hampir  di seluruh spesies tanaman dan
biasanya ditemukan pada Gymnospermae dan Angiospermae.
 Tanin  terletak di vakuola atau bagian permukaan tanaman. 
 Penyimpanan tanin bersifatnya sementara, sehingga dapat
mempengaruhi metabolisme jaringan tanaman hidup, namun
hanya ketika setelah sel mengalami kerusakan atau kematian,
sehingga tanin akan aktif untuk memberikan efek metabolik.
SIFAT UMUM TANIN
SIFAT FISIKA
a. Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk
koloid dan memiliki rasa asam dan sepat.
b. Jika dicampur dengan alkaloid dan gelatin akan
terjadi endapan.
c. Tidak dapat mengkristal
d. Mengendapkan protein dari larutannya dan
bersenyawa dengan protein tersebut sehingga
tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik
SIFAT KIMIA
a. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk
campuran polifenol yang sukar dipisahkan
sehingga sukar mengkristal.
b. Tanin dapat diidentifikasi dalam kromatografi.
c. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi
adstringensia, antiseptik dan pemberi warna.
Sifat tanin sebagai pengkhelat logam
 Senyawa fenol secara biologis dapat berfungsi
sebagai pengkhelat logam.
 Pola pengkhelatan akan berjalan sesuai pola
substitusi dan pH senyawa phenolik itu sendiri.
 Tanin terhidrolisis potensial sebagai pengkhelat
logam
KLASIFIKASI TANIN
 BERDASARKAN STRUKTUR DIBAGI JADI 2:
1. Tanin terkondensasi (condesed tanin)
2. Tanin terhidrolisis (hydrolysable tannins)
• BERDASARKAN WARNA DARI GARAM FERRI
(FeCl3), dapat digolongkan menjadi 2:
1. Katekol
2. Pirogalatanin 
TANIN TERKONDENSASI
 Tidak bisa terhidrolisis, dapat terkondensasi
sehinggan menghasilkan Asam klorida.
 Nama lain ialah Proanthocyanidin
 Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid
yang dihubungkan melalui C8 dan C4.
Expl: Sorghum procyanidin(senyawa trimer yang
tersusun dari epicatechin & catechin)
(senyawa trimer yang tersusun dari epicatechin &
catechin)
Sorghum procyanidin(senyawa trimer yang tersusun
dari epicatechin & catechin)
TANIN TERHIDROLISIS
 Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat
yang dapat membentuk jembatan oksigen, sehingga dapat 
dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam
klorida.
  Tanin terhidrolisiskan biasanya berupa senyawa amorf,
higroskopis, berwarna cokelat kuning yang larut dalam air
(terutama air panas) membentuk larutan koloid bukan larutan
sebenarnya.
 Gallotanin merupakan salah satu contoh tanin terhidrolisis, di
mana gallotanin ini merupakan senyawa berupa gabungan dari
karbohidrat dan asam galat.
  Selain itu, 2 asam galat dapat membentuk tanin terhidrolisis
yang biasa disebut ellagitanin.
KATEKOL
 Berwarna hijau dengan 2 gugus fenol.
 Apabila dipanaskan akan menghasilkan katekol
 Apabila didihkan dengan HCl  akan menghasilkan
flobapin yang berwarna merah.
 Apabila ditambahkan  FeCl3 akan berwarna hijau.
 Apabila ditambahkan larutan Br akan terbentuk
endapan.
 Contoh Katekol : Asam kirotamat (pada kina) dan
asam katekotanat (pada gambir).
PIROGALATANIN
 Berwarna biru dengan FeCl3 dengan 3 gugus fenol.
 Apabila dipanaskan akan terurai menjadi pirogalol.
 Apabila dididihkan dengan HCl akan dihasilkan
Asam gallat dan Asam ellag.
 Apabila ditambahkan dengan FeCl3 akan berwarna
biru.
 Apabila ditambahkan brom tidak akan terbentuk
endapan.
 Contoh Pirogalatanin : Gallotanin (pada gallae) dan
Ellagitanin (pada Granati cortex)
MANFAAT TANIN
Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat
dan kegunaan. Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut:
1. Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada
tanaman.
2. Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian
tertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda
akan terasa pahit dan sepat.
3. Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.
4. Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman.
5. Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai
antiseptik.
6. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).
7. Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein.
8. Sebagai penyamak kulit dan pengawet.
IDENTIFIKASI TANIN
Dalam melakukan identifikasi senyawa tanin dari suatu
tanaman, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Untuk
menganalisam secara kulitatif senyawa tanin, dapat
dilakukan dengan metode sebagai berikut :
 Memberikan larutan FeCl3  yang berwarna biru tua /
hitam kehijauan.
 Menambahkan Kalium Ferrisianida yang ditambahkan
dengan amoniak berwarna cokelat.
 Mengendapkan dengan garam Pb, Sn, Cu, dan larutan
Kalium Bikromat berwarna cokelat
Untuk menganalisis senyawa tanin secara kuantitatif
dapat diguanakan metode sebagai berikut :
 Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya.
 Dengan menggunakan kromatografi, seperti HPLC
dan UV-Vis.
 Metode analisis fenol secara umum, menggunakan
pereaksi blue prussian dan pereaksi Folin.
 Metode presipitasi dengan menggunakan protein.
METODE PENETAPAN KADAR
TANIN
Kadar tanin dapat ditetapkan dengan menggunakan berbagai
macam metode. Metode yang biasanya digunakan untuk
menentukan kadar tanin total adalah sebagai berikut :
1. Metode Gravimetri
Analisis dengan menggunakan metode gravimetri adalah cara
analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya.
Reagen atau pereaksi yang ditambahkan adalah berlebih untuk
menekan kelarutan endapan.
2. Metode volumetri/permanganometri
Berdasarkan reaksi kimianya, metode volumetri dikelompokkan
menjadi 4 jenis reaksi, yaitu reaksi asam-basa, reaksi redoks,
reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks.
3. Metode Kolorimetri
Contoh metode penetapan kadar tanin dari sebuah paper, misalnya
dengan menggunakan metode kolorimetri dalam menentukan jumlah
tanin total pada daun Jati Belanda, menggunakan pereaksi biru prusia.
Prinsipnya yaitu reaksi reduksi senyawa besi (III) menjadi senyawa besi
(II) oleh tanin membentuk warna biru-hitam selanjutnya dengan
penambahan pereaksi biru prusia, akan membentuk suatu kompleks
berwarna biru tinta yang dapat diukur menggunakan spektrofotometer
pada daerah sinar tampak.
Reaksi yang teradi adalah sebagai berikut :
 Fe 3+  +  tanin →  Fe 2+
 Fe 2+  +  K3Fe(CN)6 →  3KFe[Fe(CN)6]
 Kompleks yang terbentuk berwarna biru tinta.
 Pada metode penentuan jumalah tanin total dengan menggunakan
pereaksi biru prusia secara kolorimetri diperoleh kurva kalibrasi asam
tanat dengan persamaan y = 0,2767x – 0,0386, dengan r = 0,99
CONTOH SIMPLISIA
 RIMPANG JARINGAU
 Nama simplisia: Calami Rhizoma
 Nama lain: Dringo, Jaringau
 Tanaman asal: Acorus calamus
 Family: Araceae
 Manfaat: bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas
o AKAR KALEMBAK
 Nama simplisia: Rhei radix
 Nama lain: akar Kelembak
 Tanaman asal: Rheum palmatum; Rheum officinale; spesies lainnya
kecuali Rheum rhaponticum
 Family: Poligonaceae
 Manfaat: laksativa
 KULIT KAYU MANIS
 Nama simplisia: Burmani Cortex
 Nama lain: kulit kayu manis
 Tanaman asal: Cinnamomum Burmani
 Family: Lauraceae
 Manfaat: diaforetika, karminatifa, anti iritan, bahan
pewangi dan bumbu masak
o DAUN TEH
 Nama simplisia: Theae Folium
 Nama lain: Daun teh
 Tanaman asal: Camellia sinensis (L) (Thea sinensis)
 Family: Theaceae
 Manfaat: antidotum, keracunan alkaloida & logam berat,
analeptika, stimulansia
 BUNGA SIDOWAYAH
 Nama simplisia: Woodfordiae Flos
 Nama lain: Bunga sidowayah
 Tanaman asal: Woodfordia fructiasa (L) atau
Woodfordia floribun
 Family: Lhytharaceae
 Manfaat: adstringensia

Anda mungkin juga menyukai