M.Sc. Pengertian Tanin Merupakan salah satu jenis senyawa polifenol dan banyak di jumpai pada tumbuhan. Merupakan senyawa polifenol yang memiliki BM tinggi (> 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Dahulu digunakan untuk menyamak kulit hewan karena dapat berikatan dengan protein. Selain itu dapat mengikat alkaloid dan gelatin. DISTRIBUSI TANIN Tanin terdistribusi atau tersebar hampir pada seluruh bagian tumbuhan, seperti pada daun, tunas, biji, akar, batang dan jaringan, misalnya pada jaringan xilem dan floem, dan pada lapisan antara korteks dengan epidermis. Tanin yang ada, dapat membantu dalam pertumbuhan jaringan tersebut Distribusi tanin ini hampir di seluruh spesies tanaman dan biasanya ditemukan pada Gymnospermae dan Angiospermae. Tanin terletak di vakuola atau bagian permukaan tanaman. Penyimpanan tanin bersifatnya sementara, sehingga dapat mempengaruhi metabolisme jaringan tanaman hidup, namun hanya ketika setelah sel mengalami kerusakan atau kematian, sehingga tanin akan aktif untuk memberikan efek metabolik. SIFAT UMUM TANIN SIFAT FISIKA a. Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat. b. Jika dicampur dengan alkaloid dan gelatin akan terjadi endapan. c. Tidak dapat mengkristal d. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik SIFAT KIMIA a. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal. b. Tanin dapat diidentifikasi dalam kromatografi. c. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstringensia, antiseptik dan pemberi warna. Sifat tanin sebagai pengkhelat logam Senyawa fenol secara biologis dapat berfungsi sebagai pengkhelat logam. Pola pengkhelatan akan berjalan sesuai pola substitusi dan pH senyawa phenolik itu sendiri. Tanin terhidrolisis potensial sebagai pengkhelat logam KLASIFIKASI TANIN BERDASARKAN STRUKTUR DIBAGI JADI 2: 1. Tanin terkondensasi (condesed tanin) 2. Tanin terhidrolisis (hydrolysable tannins) • BERDASARKAN WARNA DARI GARAM FERRI (FeCl3), dapat digolongkan menjadi 2: 1. Katekol 2. Pirogalatanin TANIN TERKONDENSASI Tidak bisa terhidrolisis, dapat terkondensasi sehinggan menghasilkan Asam klorida. Nama lain ialah Proanthocyanidin Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungkan melalui C8 dan C4. Expl: Sorghum procyanidin(senyawa trimer yang tersusun dari epicatechin & catechin) (senyawa trimer yang tersusun dari epicatechin & catechin) Sorghum procyanidin(senyawa trimer yang tersusun dari epicatechin & catechin) TANIN TERHIDROLISIS Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat membentuk jembatan oksigen, sehingga dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Tanin terhidrolisiskan biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis, berwarna cokelat kuning yang larut dalam air (terutama air panas) membentuk larutan koloid bukan larutan sebenarnya. Gallotanin merupakan salah satu contoh tanin terhidrolisis, di mana gallotanin ini merupakan senyawa berupa gabungan dari karbohidrat dan asam galat. Selain itu, 2 asam galat dapat membentuk tanin terhidrolisis yang biasa disebut ellagitanin. KATEKOL Berwarna hijau dengan 2 gugus fenol. Apabila dipanaskan akan menghasilkan katekol Apabila didihkan dengan HCl akan menghasilkan flobapin yang berwarna merah. Apabila ditambahkan FeCl3 akan berwarna hijau. Apabila ditambahkan larutan Br akan terbentuk endapan. Contoh Katekol : Asam kirotamat (pada kina) dan asam katekotanat (pada gambir). PIROGALATANIN Berwarna biru dengan FeCl3 dengan 3 gugus fenol. Apabila dipanaskan akan terurai menjadi pirogalol. Apabila dididihkan dengan HCl akan dihasilkan Asam gallat dan Asam ellag. Apabila ditambahkan dengan FeCl3 akan berwarna biru. Apabila ditambahkan brom tidak akan terbentuk endapan. Contoh Pirogalatanin : Gallotanin (pada gallae) dan Ellagitanin (pada Granati cortex) MANFAAT TANIN Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut: 1. Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman. 2. Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat. 3. Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit. 4. Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman. 5. Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik. 6. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid). 7. Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein. 8. Sebagai penyamak kulit dan pengawet. IDENTIFIKASI TANIN Dalam melakukan identifikasi senyawa tanin dari suatu tanaman, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Untuk menganalisam secara kulitatif senyawa tanin, dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut : Memberikan larutan FeCl3 yang berwarna biru tua / hitam kehijauan. Menambahkan Kalium Ferrisianida yang ditambahkan dengan amoniak berwarna cokelat. Mengendapkan dengan garam Pb, Sn, Cu, dan larutan Kalium Bikromat berwarna cokelat Untuk menganalisis senyawa tanin secara kuantitatif dapat diguanakan metode sebagai berikut : Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya. Dengan menggunakan kromatografi, seperti HPLC dan UV-Vis. Metode analisis fenol secara umum, menggunakan pereaksi blue prussian dan pereaksi Folin. Metode presipitasi dengan menggunakan protein. METODE PENETAPAN KADAR TANIN Kadar tanin dapat ditetapkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode yang biasanya digunakan untuk menentukan kadar tanin total adalah sebagai berikut : 1. Metode Gravimetri Analisis dengan menggunakan metode gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Reagen atau pereaksi yang ditambahkan adalah berlebih untuk menekan kelarutan endapan. 2. Metode volumetri/permanganometri Berdasarkan reaksi kimianya, metode volumetri dikelompokkan menjadi 4 jenis reaksi, yaitu reaksi asam-basa, reaksi redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks. 3. Metode Kolorimetri Contoh metode penetapan kadar tanin dari sebuah paper, misalnya dengan menggunakan metode kolorimetri dalam menentukan jumlah tanin total pada daun Jati Belanda, menggunakan pereaksi biru prusia. Prinsipnya yaitu reaksi reduksi senyawa besi (III) menjadi senyawa besi (II) oleh tanin membentuk warna biru-hitam selanjutnya dengan penambahan pereaksi biru prusia, akan membentuk suatu kompleks berwarna biru tinta yang dapat diukur menggunakan spektrofotometer pada daerah sinar tampak. Reaksi yang teradi adalah sebagai berikut : Fe 3+ + tanin → Fe 2+ Fe 2+ + K3Fe(CN)6 → 3KFe[Fe(CN)6] Kompleks yang terbentuk berwarna biru tinta. Pada metode penentuan jumalah tanin total dengan menggunakan pereaksi biru prusia secara kolorimetri diperoleh kurva kalibrasi asam tanat dengan persamaan y = 0,2767x – 0,0386, dengan r = 0,99 CONTOH SIMPLISIA RIMPANG JARINGAU Nama simplisia: Calami Rhizoma Nama lain: Dringo, Jaringau Tanaman asal: Acorus calamus Family: Araceae Manfaat: bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas o AKAR KALEMBAK Nama simplisia: Rhei radix Nama lain: akar Kelembak Tanaman asal: Rheum palmatum; Rheum officinale; spesies lainnya kecuali Rheum rhaponticum Family: Poligonaceae Manfaat: laksativa KULIT KAYU MANIS Nama simplisia: Burmani Cortex Nama lain: kulit kayu manis Tanaman asal: Cinnamomum Burmani Family: Lauraceae Manfaat: diaforetika, karminatifa, anti iritan, bahan pewangi dan bumbu masak o DAUN TEH Nama simplisia: Theae Folium Nama lain: Daun teh Tanaman asal: Camellia sinensis (L) (Thea sinensis) Family: Theaceae Manfaat: antidotum, keracunan alkaloida & logam berat, analeptika, stimulansia BUNGA SIDOWAYAH Nama simplisia: Woodfordiae Flos Nama lain: Bunga sidowayah Tanaman asal: Woodfordia fructiasa (L) atau Woodfordia floribun Family: Lhytharaceae Manfaat: adstringensia