Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEMAM :
pengaturan panas pd tingkat suhu yg lebih tinggi; gejala
penyerta infeksi; reaksi tangkis bagi tubuh terhadap
infeksi.
Suhu > 37°C limfosit & makrofag lebih aktif; suhu > 40 -
41°C menjadi kritis & fatal (tidak terkendalikan oleh
tubuh).
Reseptor suhu & pusat termoregulasi terletak di
hipotalamus.
ANALGETIKA :
(Obat penghalang nyeri) : zat-zat yg
mengurangi/menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran (perbedaan dg
anestetik umum).
ANTIPIRETIKA :
Zat yg menurunkan suhu tubuh sampai nilai
ambang normal (36,5°C).
Penyebab sakit/ nyeri
Di dalam lokasi jaringan yang mengalami luka
atau peradangan beberapa bahan algesiogenic
kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya
terkandung dalam prostaglandin dan
bradikinin.
Bradikinin sendiri adalah perangsang reseptor
rasa nyeri.
Sedangkan prostaglandin ada 2 yang pertama
hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan
PG(E1, E2, F2A) yang dapat menimbulkan efek
algesiogenic.
Mekanisme:
Menghambat sintase PGS di tempat yang
sakit/trauma jaringan.
Karakteristik:
Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
Bukan narkotika dan tidak menimbulkan
rasa senang dan gembira
Tidak mempengaruhi pernapasan
Untuk nyeri sedang, ex: sakit gigi
Obat analgesik antipiretik serta obat anti-
inflamasi nonsteroid (NSAIDs) merupakan
suatu kelompok obat yang heterogen, dan
beberapa obat memiliki perbedaan secara
kimia.
Namun, obat-obat NSAID mempunyai
banyak persamaan dalam efek terapi dan
efek sampingnya.
Prototipe obat golongan ini adalah aspirin,
sehingga sering disebut juga sebagai aspirin
like drugs.
Efek terapi dan efek samping dari obat golongan
NSAIDs sebagian besar tergantung dari
penghambatan biosintesis prostaglandin.
Namun, obat golongan NSAIDs secara umum
tidak menghambat biosintesis leukotrien yang
berperan dalam peradangan.
Golongan obat NSAIDs bekerja dengan
menghambat enzim siklo-oksigenase, sehingga
dapat mengganggu perubahan asam arakhidonat
menjadi prostaglandin.
Setiap obat menghambat enzim siklo-oksigenase
dengan cara yang berbeda.
Parasetamol dapat menghambat biosintesis
prostaglandin apabila lingkungannya
mempunyai kadar peroksida yang rendah
seperti di hipotalamus, sehingga parasetamol
mempunyai efek anti-inflamasi yang rendah
karena lokasi peradangan biasanya
mengandung banyak peroksida yang
dihasilkan oleh leukosit.
Aspirin dapat menghambat biosintesis
prostaglandin dengan cara mengasetilasi
gugus aktif serin dari enzim siklo-oksigenase.
Thrombosit sangat rentan terhadap
penghambatan enzim siklo-oksigenase
karena thrombosit tidak mampu
mengadakan regenerasi enzim siklo-
oksigenase.
Sebagian besar obat bersifat asam sehingga
lebih banyak terkumpul dalam sel yang
bersifat asam seperti di lambung, ginjal,
dan jaringan inflamasi. usus halus yang
bersifat sitoprotektan.
Efek samping lain adalah gangguan fungsi
thrombosit akibat penghambatan biosintesis
tromboksan A2 dengan akibat terjadinya
perpanjangan waktu perdarahan.
Namun, efek ini telah dimanfaatkan untuk terapi
terhadap thrombo-emboli.
Efek samping lain diantaranya adalah ulkus
lambung dan perdarahan saluran cerna, hal ini
disebabkan oleh adanya iritasi akibat hambatan
biosintesis prostaglandin PGE2 dan prostacyclin.
PGE2 dan PGI2 banyak ditemukan di mukosa
lambung dengan fungsi untuk menghambat sekresi
asam lambung dan merangsang sekresi mukus.
Obat antiradang menurut struktur kimia
dapat dibagai menjadi delapan golongan,
diantaranya adalah :
- Turunan asam salisilat, yaitu asam
asetilsalisilat dan diflunisal.
- Turunan pirazolon, yaitu fenilbutazon,
oksifenbutazon, antipirin, dan arninopirin.
- Turunan para-aminofenol, yaitu fenasetin.
- Indometasin dan senyawa yang masih
berhubungan, yaitu indometasin dan
sulindak
- Turunan asam propionat, yaitu ibuprofen,
naproksen, fenoprofen, ketoprofen, dan
flurbiprofen
- Turunan asam antranilat, yaitu asam
flufenamat dan asam mafenamat
- Obat antiradang yang tidak mempunyai
penggolongan tertentu, yaitu tolmetin,
piroksikam, diklofenak, etodolak, dan
nebutemon.
- Obat pirro (gout), yaitu kolkisin dan
alopurinol.
Obat-obatan yang dapat menghambat produksi
prostaglandin (NSAIDs) melalui penghambatan
sintesis prostaglandin mempunyai kemampuan
untuk menurunkan aliran rangsang dari saraf
afferent (nociceptive afferents), sehingga berperan
sebagai analgesik lemah.
Substansi yang dapat menghambat efek atau
pelepasan autokoid lainnya (selain prostaglandin)
diduga mempunyai peran sebagai analgesik.
Glukokortikoid mampu menghambat pelepasan
dan produksi autokoid, serta mempunyai efek
analgesik perifer.
Analgesik dibagi menjadi 2 yaitu:
Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat
yang memilikisifat-sifat seperti opium atau
morfin.
Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa
nyeri seperti pada fractur dan kanker.
Macam-macam obat Analgesik Opioid:
Metadon
Mekanisme kerja: sedatif lebih lemah.
Indikasi: Detoksifikas ketergantungan morfin, nyeri
hebat pada pasien yang di rumah sakit.
Efek tak diinginkan:
* Depresi pernapasan
* Konstipasi
* Gangguan SSP
* Hipotensi ortostatik
* Mual dam muntah pada dosis awal
Fentanil
Mekanisme kerja:
Lebih poten dari pada morfin.
Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
Indikasi: Medikasi praoperasi yang digunakan
dalam anastesi.
Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan lebih kecil
kemungkinannya, rigiditas otot, bradikardi ringan.
Kodein
Mekanisme kerja: sebuah prodrug 10% dosis
diubah menjadi morfin. Kerjanya disebabkan
oleh morfin.
Berfungsi sbg antitusif (menekan batuk)
Indikasi: Penghilang rasa nyeri minor
Efek tak diinginkan: Serupa dengan morfin,
tetapi kurang hebat pada dosis yang
menghilangkan nyeri sedang.
Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
Obat Analgetik Non-narkotik
Dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer.
Karakteristik Anti-Inflamasi
NSAID hanya mengurangi gejala klinis yang utama
(erythema, edema, demam, kelainan fungsi tubuh
dan sakit).
Memiliki antithrombik untuk menghambat
trombus atau darah yang membeku.
Contoh obat NSAID (Anti Inflamasi)
1. Gol. Indomethacine
Absorpsi di dalam tubuh cepat dan lengkap,
metabolisme sebagian berada di hati, yang
dieksresikan di dalam urine dan feses, waktu
paruhnya 2-3 jam.
Memiliki anti inflamasi dan efek antipiretik yang
merupakan obat penghilang sakit yang
disebabkan oleh peradangan.
Dapat menyembuhkan rematik akut, gangguan
pada tulang belakang dan asteoatristis.
Efek samping
Reaksi gastrointrestianal: anorexia (kehilangan
nafsu makan), vomting (mual), sakit abdominal,
diare.
Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada
kulit dan dapat menyebabkan asma.
2. Gol. Sulindac
Potensinya lebih lemah dari Indomethacine tetapi
lebih kuat dari aspirin, dapat mengiritasi
lambung, indikasinya sama dengan
Indomethacine.
3. Gol. Arylacetic Acid
Selain pada reaksi aspirin yang kurang baik juga dapat
menyebabkan leucopenia thrombocytopenia,
sebagian besar digunakan dalam terapi rematik dan
reumatoid radang sendi, ostheoarthitis.
6. Gol. Nimesulide
Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2
yang selektif, memiliki efek anti inflamasi
yang kuat dan sedikit efek samping.
Prinsip penatalaksanaan nyeri
Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik
yang paling ringan sampai ke yang paling kuat
Tahapannya:
Tahap I : analgesik non-opiat : AINS
Tahap II : analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
Tahap III : analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
Tahap IV : analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan