Anda di halaman 1dari 20

Pengantar psikologi

Islam
Rizky Susanti, S.Psi., M.Si.
1 Ada Apa dengan
Ilmu Psikologi
Kita kenali psikologi Islam dari dasar filosofi, definisi,
hingga perbedaannya dengan psikologi modern dari
Barat
What Is
Psyche (jiwa) dan logos (ilmu)  ilmu jiwa Psychology?
Kamus Oxford Language: “the scientific study
of human mind and its functions, especially
those affecting behavior in a given context.”

Kamus American Psychological Association


(APA): “the study of the mind and behavior” (
www.dictionary.apa.org/psychology)
“Para ahli ilmu jiwa modern, yang memakai
metode penelitian ilmu-ilmu fisika, telah
membatasi diri mereka dengan mengkaji gejala- “Ilmu Jiwa Tanpa Jiwa”
gejala kejiwaan yang bisa diamati dan dikaji
secara obyektif.

Mereka telah menjauhi jiwa itu sendiri dari kajian-


kajian mereka, sebab jiwa merupakan hal yang
tidak mungkin bisa diamati.

Akibatnya, timbul dominasi pandangan yang


materialistis dalam kajian ilmu jiwa, yang
merujukkan semua gejala kejiwaan pada faktor-
faktor fisiologis.”

(Alquran dan Ilmu Jiwa, Utsman Najati)


Mengabaikan jiwa

Permasalahan Psikologi Tidak ada kesatuan


Mainstream (Barat) dalam menjelaskan
manusia

Memandang manusia
secara parsial
“Psikologi Islam adalah ilmu tentang jiwa dan perilaku
manusia berdasarkan sumber utama Islam, yaitu
Alquran dan hadis.”
(Asosiasi Psikologi Islam, 2015)

Psikologi Islam adalah ilmu tentang jiwa dan perilaku


manusia dalam pandangan hidup Islam (islamic
worldview)
Perbedaan Pandangan Hidup
(Worldview)
 Worldview atau pandangan hidup adalah “sekumpulan gagasan
yang menjadi pijakan manusia dalam memandang alam semesta
dan kehidupan”.
(Islamic Worldview, Abas Mansur Tamam)
 Psikologi mainstream (Barat) memandang manusia dari
pandangan hidup sekuler, yang memisahkan ilmu pengetahuan
dari agama.
 Paradigma positivisme membatasi pengetahuan yang ilmiah
hanya berasal dari pengetahuan empiris, menafikan realita
metafisik dan spiritual-transendental.
 Dengan demikian, obyek kajiannya pun berbeda. Psikologi Islam
mengakui realita empiris dan metafisik.
Perbedaan Epistemologi dan
Metodologi
 Epistemologi berkenaan dengan sumber
pengetahuan dan metode pengembangan suatu
Metode
disiplin ilmu. Metode empiris
demonstrative
 (tajribi)
Dalam psikologi mainstream, sumber utama (burhani)
pengetahuan ilmiah adalah pengalaman empiris
yang diperoleh melalui metode saintifik. Metode
Metode intuitif
 Dalam psikologi Islam, terdapat sumber eksplanatori
(irfani)
(bayani)
pengetahuan ilmiah, yaitu melalui panca indera,
akal, intuisi, dan khabar shadiq, yaitu Alquran dan
hadis.
2 Kontribusi Ilmuwan
Muslim dalam
Psikologi
Ilmu jiwa telah lama berkembang dalam tradisi ilmiah
Islam
pada Masa
Kejayaan
Islam
 Hingga abad ke-10 M, telah banyak ilmuwan
muslim terdahulu yang mengkaji, menulis,
hingga mengaplikasikan ilmu psikologi
walaupun istilah “psychology” belum ada pada
saat itu.
 Mereka umumnya menggunakan istilah “nafs”
yang merujuk pada jiwa manusia dan “fitrah”
yang berarti sifat dasar manusia (original
human nature)
Al-Kindi (185-252 H)
 Karyanya yang berkaitan dengan psikologi adalah On Sleep and Dreams,
First Philosophy, dan On the Art of Averting Sorrows
 Al-Kindi banyak membahas kesedihan sebagai gangguan kejiwaan yang
harus disembuhkan. Kesedihan, menurut Al-Kindi, terjadi karena
kehilangan hal-hal yang dicintai dan yang diinginkan.
 Seseorang yang menjadikan kecintaan dan keinginannya bersifat inderawi,
maka ia akan menjadi sasaran bagi gangguan kesedihan. Ini karena hal-hal
inderawi itu cenderung mengalami kehancuran dan kemusnahan.
 Mencegah kesedihan adalah dengan membiasakan diri melaksanakan
kebiasaan terpuji (rela terhadap kehilangan) terhadap hal-hal sepele
kemudian meningkat pada hal-hal yang lebih sulit, dst.
Al-Balkhi (235-322 H)
 Karyanya yang berkaitan dengan psikologi
adalah Sustenance of the Soul (bagian dari
Mashalih al-Abdan wa l-Anfus)
 Al-Balkhi pertama kali mengklasifikasikan
gangguan neurosis dan perintis terapi kognitif
(cognitive therapy)
 Terdapat 4 jenis gangguan neurosis menurut
Al-Bakhi:
1. Ketakutan dan kecemasan
2. Kemarahan dan agresi
3. Kesedihan dan depresi
4. Obsesi
Ibnu Miskawaih (…- 421 H)
 Ulama pertama di bidang filsafat akhlak, karyanya yang terkenal
berjudul Tahdzib al-Akhlaq
 Ibnu Miskawaih menjelaskan jiwa manusia yang terdiri dari tiga daya
(daya nafsu syahwat, daya amarah, dan daya berpikir). Kondisi
ketiganya dapat membentuk empat macam kebajikan (kearifan,
kehormatan, keberanian, dan keadilan).
 Ibnu Miskawaih menjelaskan cukup rinci mengenai karater dan
pendidikan karakter. Ia mendukung pendapat yang menyatakan bahwa
karakter dapat dibentuk melalui pendidikan dan latihan terus-menerus.
 Ibnu Miskawaih juga menjelaskan berbagai gangguan kejiwaan dan
bagaimana memulihkan kesehatan jiwa.
Al-Ghazali (450 - 505 H)
 Karya-karya Imam Al-Ghazali yang berkenaan dengan ilmu jiwa sangat
kaya, salah satunya Ihya’ Ulumuddin
 Pemikiran Imam Ghazali bercorak psiko-moral yang mengutamakan
latihan-latihan terhadap jiwa untuk meningkatkan akhlak yang terpuji dan
menahan hawa nafsu yang mendorong kepada akhlak yang tercela.
 Dalam Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali membahas berbagai jenis
penyakit hati (akhlak tercela) yang merupakan gangguan kejiwaan dan
bagaimana terapi untuk menyembuhkannya. Salah satunya adalah dengan
membiasakan diri melakukan perbuatan yang menjadi kebalikan dari tabiat
akhlak tercela tersebut.
 Imam Al-Ghazali pula yang merumuskan struktur kejiwaan manusia
berdasarkan Alquran
3
Peran Psikologi
Islam Saat Ini
Apa yang bisa kita lakukan dengan ilmu ini?
Tiga Inti Kajian
Psikologi Islam
1. Bagaimana melakukan telaah kritis
terhadap konsep-konsep dan teori-teori
psikologi yang dipadang tidak sejalan
dengan Islam.
2. Bagaimana merumuskan konsep
alternatif tentang psikologi berdasarkan
ajaran Islam.
3. Bagaimana psikologi menerangkan
berbagai problem yang dihadapi oleh
kaum muslimin.
(Mubarok, 2009)
1. Melakukan Telaah Kritis Terhadap
Psikologi Mainstream
 Pelajari dengan sungguh-sungguh psikologi mainstream
 Perdalam pemahaman mengenai pandangan hidup Islam
(Islamic worldview) dan islamisasi sains
 Telusuri filosofi di balik suatu aliran, baca riwayat hidup
penggagas teori, pahami cara pandangnya
 Bagian-bagian yang tidak bertentangan dengan Islam
dapat kita gunakan
 Hindari sekadar melakukan ayatisasi/justifikasi
2. Merumuskan Konsep Alternatif tentang Psikologi
dalam Pandangan Islam

 Pelajari warisan pemikiran dalam karya-karya


para ulama yang sangat kaya dalam membahas
ilmu jiwa
 Lakukan penelitian untuk mengembangkan
teori-teori psikologi Islam
 Perdalam ilmu-ilmu agama, berdiskusi dengan
pakarnya
 Aktif dalam komunitas atau organisasi keilmuan
psikologi Islam
3. Memecahkan Problem Psikologis Umat
Muslim
 Mempelajari tuntunan dari ajaran Islam dalam
memecahkan problem psikologis, yaitu dari Alquran,
hadis, kisah para Nabi, sahabat, ulama, dan orang-orang
sholeh
 Membaca hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai
intervensi yang diberikan untuk mengatasi problem-
problem psikologis tertentu dan komparasikan dengan
intervensi dari psikologi Islam
 Mengkaji metode intervensi yang dijelaskan oleh ilmuwan
muslim terdahulu dalam mengatasi permasalahan
psikologis
“Membangun Psikologi Islam tidak
semudah membalik telapak tangan.
Ia memerlukan kerja kolektif yang
serius dan memakan waktu lama.”

Prof. Malik B. Badri


Penulis buku Dilema Psikolog Muslim

Anda mungkin juga menyukai