Anda di halaman 1dari 19

Desain Penelitian Kuantitatif I Studi

Dekriptif (Cross Sectional & Studi Ekologi)

Disusun oleh :
Wahyu Dwi Suzanti
1811226005

Universitas Andalas
Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2018
Outline
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif Deksriptif
2. Tahap-tahap Penelitian Kuantitatif Deksriptif
3. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
• Studi Cross Sectional
• Studi Ekologi
Pengertian
Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random,  pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-


hal yang sementara terjadi, dan hanya dapat mengukur apa yang ada
(exists). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada,
yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat  penelitian dilakukan.
(Arikunto,2010)
Tahap-tahap Penelitian Kuantitatif
Deksriptif
1. Pemaparan latar belakang
2. Perumusan masalah penelitian
3. Mengemukakan tujuan penelitian
4. Mengemukakan teori penelitian
5. Mengemukakan metodologi penelitian yang digunakan
6. Kumpulkan data
7. Susun laporan dengan cara menggambarkan karakteristik
atau perilaku suatu populasi dengan cara yang sistematis
dan akurat.
Jenis-jenis Penelitian
Deskriptif
Beberapa jenis penelitian deskriptif sebagai berikut:
1.Survei pendidikan
2.Studi kasus
3.Studi perkembangan
4.Studi Cross sectional
5.studi tindaklanjut
6.Korelasional/ekologi
7.kecenderungan
Studi Cross sectional
• Penelitian potong lintang (cross sectional study) adalah suatu
jenis observasi atau penelitian deskriptif yang didalamnya
peneliti tidak memiliki kendali atas paparan (faktor penelitian)
yang diamati
• Sebagai contoh: dalam bidan gizi, paparan diamati pada titik
waktu tertent dan dapat berupa asupan pangan saat yang lalu
dan saat sekarang. Data ini kemudian dapat dieksplorasi lebih
lanjut dalam kaitannya dengan hadirnya atau tidak hadirnya
penyakit atau outcome gizi lainnya.
Ciri-ciri studi cross sectional
1. Pengumpulan data dilakukan pada satusaat atau satuperiode
tertentu dan pengamatan subjek study hanya dilakukan satu kali
selama satu penelitian
2. Penelitain bertujun mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu
3. Tidak terdapat kelompok pembanding
4. Hubungan sebab-akibat hanya merupakanperkiraan saja
5. Penelitian dapat menghasilkan hipotesis
6. Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis
7. Pengukuran variabel (dependen dan independen) yang diteliti
dilakukan pada waktu yang sama
8. Tidak ada periode follow-up
Tujuan studi cross sectional
Untuk mengetahui masalah kesehatan
masyarakat disuatu wilayah

untuk mengetahui prevalensi penyakit


tertentu di suatu daerah
Tujuan
Untuk memperkirakan adanya hubungan
sebab akibat bila penyakit mengalami
perubahan yang jelas dan tetap

Untuk memperoleh hipotesis spesifik


yang akan diuji mealui penelitian analitis
Jenis Studi Cross Sectional
Skema rancangan penelitian
Langkah-langkah studi cross sectional
Kelebihan dan kekurangan studi cross sectional

Kelebihan Kekurangan
• Mudah dan murah (tidak • Tidak mungkin untuk
memerlukan followup) mengatakan yang mana
• Tidak memerlukan waktu penyebab dan akibat karena
lama penelitian dilakukan pada saat
• Dapat menjelaskan hubungan yang bersamaan
hubungan anatara fenomena • Kesimpulan korelasi paling
kesehatan yang diteliti dengan lemah dibanding case
faktor-faktor terkait (terutama controlatau chort
karakteristik yang menetap) • Tidak valid untuk
meramalkankecenderungan
Studi Ekologi
Studi ekologi atau disebut srudi korelasi adalah
epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis,
yang bertujuanmendeskripsikan hubungankorelasi
antara penyakit dan faktor faktor yang diminati.
Analisis ekologi dapat menyangkut sata insidensi,
prevalensi maupun data mortalitas.

Pengamatan ekologi dapat membandingkan data dari


sumber yang cukup besar (data sensus atau data statistik
vital) untuk mendapatkan informasi, baik informasi tentang
faktor yang diminati maupun tentang frekuensi penyakit
pada populasi yang sama
Ciri-ciri Studi Ekologi
Tujuan studi ekologi
Jenis Studi Ekologi
Kelebihan & Kekurangan Studi
Ekologi
Kelebihan Kekurangan
• Dapat menggunakan data • Tidak bisa dipakai untuk
insidensi, prevalensi, maupun menganalisis hubungan sebab
mortalitas akibat
• Rancangan initepat untuk • Dapat timbul bias dalam
penyelidikan awalhubungan mengambil kesimpulan
penyakit dengan faktor paparan, • Tidakdapat digunakan sebagai
sebab mudah dilakukan dan murah kesimpulan kausal
dengan memanfaatkan informasi • Studi ini hanya mempresentsikan
yang tersedia
tingkat rata-rata keterpaparan
• Dapat mengevaluasi program pada tngkat keterpaparan yang
kebijakan dan regulasi sesungguhnya terjadi pada individu
• Dapat dilakukancepat dan tidak
mahal
DAFTAR PUSTAKA
Maryani, Lidya, dan Rizki. 2010. Epidemiologi Kesehatan
Pendekaran Epidemiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoadmodjo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan
R&D.Bandung: Alfabeta.CV
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
THANK YOU ^^

Anda mungkin juga menyukai